Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN.

F DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SYNDROM NEFROTIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
UTAMA HIPERVOLEMIA DI RUANG MELATI
RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik


Profesi Ners Keperawatan Stase Anak

Disusun Oleh:
Endang Rini Astuti
2022030115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN.F DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SYNDROM NEFROTIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
UTAMA HIPERVOLEMIA DI RUANG MELATI
RSUD DR.SOEDIRMAN KEBUMEN

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh :

Endang Rini Astuti


2022030115

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal Desember 2022

Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,

(Lily Nurnaningsih, S.Kep., Ns) (Wuri Utami, M.Kep)


BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Kelebihan volume cairan atau hipervolemia adalah peningkatan
intravaskular, interstisial, dan intraselular. Penyebab kelebihan volume
cairan atau hipervolemia yaitu gangguaan mekanisme regulasi, kelebihan
asupan natrium, gangguan aliran balik vena, efek agen farmakologis
(SDKI, 2017). Sindrom Nefrotik adalah rusaknya membran kapiler
glomerulus yang menyebabkan peningkatan permeabilitas
glomerulus.Sindrom Nefrotik dalah merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh adanya injury glomerulus yang terjadi pada anak dengan
karakteristik: proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia,
hiperlipidemia dan edema (Suriadi & Rita Yuliant, 2017).

B. ETIOLOGI
Penyebab hipervolemia adalah :
1. Gangguan mekanisme regulasi
2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
4. gangguan aliran balik vena
5. Efek agen farmakologis (mis. kartikosteroid, chlorpropamide,
tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine)
Menurut Nurarif & Kusuma (2016). Penyebab sindrom nefrotik
yang pasti belum diketahui. Akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu
penyakit auto imun, yaitu suatu reaksi antigen anti body.
Umumnya etiologi dibagi menjadi:
1) Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autonom atau karena reaksi
maternofetal. Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema
pada masa neonatus. Pernah dicoba pencangkokan ginjal pada
neonates tetapi tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya pasien
meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya
2) Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
a. Malaria quartana atau parasit lainnya
b. Penyakit kolagen seperti SLE, purpura anafilaktoid
c. Glomerulo nefritis akut atau glomerulon efritis kronis,
thrombosis vena renalis
d. Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam
emas, sengatan lebah, racun otak, air raksa. Amiloidosis, penyakit
sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membrane proliferatif hipo
komplemen temik.
3) Sindrom nefrotik idiopatik
Sindrom nefrotik adalah Sindrom yang tidak diketahui
penyebabnya atau juga disebut sindrom nefrotik primer.
Berdasarkan histo patologis yang tampak pada biopsy ginjal
dengan pemeriksaan mikroskopi biasa dan mikroskopi electron
membagi dalam 4 golongan yaitu kelainan minimal,nefropati
membranosa, glomerulo nefritis proliferatif, glomerulo sklerosis
fokal segmental.

C. MANIFESTASI KLINIS

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif
1. Ortopnea
2. Dispenea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND)
 
Objektif
1. Ederma anasarka dan/atau ederma perifer
2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP)
meningkat
4. Refleks hepatojugular positif

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
(tidak tersedia)
 
Objektif
1. Ditensi vena jugularis
2. Terdengar suara nafas tembahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output (balans cairan positif)
7. Kongesti paru
  Menurut Hidayat (2016), Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah
sebagai berikut: terdapat adanya proteinuria, retensi cairan, edema, berat
badan meningkat, edema periorbital, edema fasial, asites, distensi
abdomen, penurunan jumlah urine, urine tampak berbusa dan gelap,
hematuria, nafsu makan menurun, dan kepucatan.

D. KONDISI KLINIS TERKAIT

Kondisi Klinis Terkait hipervolemia


1. Penyakit ginjal : gagal ginjal akut/kronis, sindrome nefrotik
2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormon
5. Penyakit hati (mis. sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (mis. varises vena, trombus vena, plebtis)
7. imobilitas
E. FOKUS PENGKAJIAN

Menurut Wong, (2016), Pengkajian kasus Sindrom nefrotik


sebagai berikut:
a. Lakukan pengkajian fisik, termasuk pengkajian luasnya edema.
b. Kaji riwayat kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan adanya
peningkatan berat badan dan kegagalan fungsi ginjal
c. Observasi adanya manifestasi dari sindrom nefrotik: kenaikan berat
badan,edema, bengkak pada wajah (khususnya disekitar mata yang timbul
pada saat bangun pagi, berkurang disiang hari), pembengkakan abdomen
(asites),kesulitan nafas (efusi pleura), pucat pada kulit, mudah lelah,
perubahan pada urine (peningkatan volume, urine berbusa).
d. Pengkajian diagnostic meliputi analisa urin untuk protein, dan sel darah
merah,analisa darah untuk serum protein (total albumin, kolesterol) jumlah
darah, serum sodium.

F. PATOFISIOLOGI
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi
proteinuria.Kelanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia.Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma
menurun sehingga cairan intravaskular berpindah ke dalam interstisial.
Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler
berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena
hipovolemia.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan
kompensasi dengan merangsang produksi renin angiotensin dan
peningkatan sekresi hormon ADH dan sekresi aldosteron yang kemudian
terjaddi retensi natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air, akan
menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari
peningkatan stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma
albumin atau penurunan onkotik plasma. Adanya hiperlipidemia juga
akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul oleh
karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam urin
atau lipiduria. Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan,
kemungkinan disebnabkan oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia
(Kharisma,2017)

G. PATHWAY KEPERAWATAN

terlampir

H. Diagnose Keperawatan
1. Hipervolemia (D.0022) b.d akumulasi cairan dalam jaringan
2. Defisit Nutrisi (D.0019) b.d mual,muntah dan anoreksia
3. Keletihan (D.0057) b.d kondisi fisiologis
4. Risiko Infeksi (D.0141) b.d menurunya respon imun
5. Defisit Pengetahuan (D.0110) b.d kurang informasi mengenai proses
penyakit

I. Intervensi Keperawatan

1. Hipervolemia (D.0022)

Luaran: Keseimbangan Cairan Meningkat (L.03020)


 Haluaran Urin meningkat
 Asupan Makanan meningkat
 Edema menurun
 Asites menurun
 Konfusi menurun
 Denyut nadi radial membaik
 Tekanan darah membaik
 Tekanan arteri rata-rata membaik
 Turgor kulit dan berat badan membaik

Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Hipervolemia (I.03114)
 Periksa tanda dan gejala hypervolemia
 Identifikasi penyebab hypervolemia
 Monitor status hemodinamik, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP,
CO jika tersedia
 Monitor intaje dan output cairan
 Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar Natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urine)
 Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
 Monitor kecepatan infus secara ketat
 Monitor efek samping diuretik
 Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
 Batasi asupan cairan dan garam
 Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
 Anjurkan melapor jika haluaran urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
 Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam sehari
 Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan
 Ajarkan cara membatasi cairan
 Kolaborasi pemberian diuritik
 Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretic
 Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy
b. Pemantauan Cairan (I.03121)
 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi nafas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor waktu pengisian kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
 Monitor kadar albumin dan protein total
 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urine meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
 Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
 Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

2. Defisit Nutrisi (D.0019)

Luaran: Status Nutrisi membaik (L.03030)


 Porsi makan yang dihabiskan meningkat
 Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi
 Pengetahuan tentang pilihan makanan dan minuman yang sehat meningkat
 Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat
 Perasaan cepat kenyang menurun
 Nyeri abdomen menurun
 Berat badan dan Indeks massa tubuh (IMT) membaik
 Frekuensi dan nafsu makan membaik
 Tebal lipatan kulit trisep dan membran mukosa membaik
Intervensi Keperawatan: Manajemen Nutrisi (I.03119)
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

4. Keletihan (D.0057)

Luaran: Tingkat Keletihan Membaik


 Verbalisasi kepulihan energi meningkat
 Tenaga meningkat
 Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
 Motivasi meningkat
 Verbalisasi lelah menurun
 Lesu menurun
 Gangguan konsentrasi menurun
 Sianosis menurun
 Selera makan membaik
 Pola napas dan pola istirahat membaik
Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Energi (I.05178)
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus seperti cahaya, suara,
dan kunjungan
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
b. Edukasi Aktivitas / Istirahat (I.12362)
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat
 Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
 Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
 Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya
 Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat
 Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat seperti kelelahan, sesak
nafas saat aktivitas.
 Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan

5. Risiko Infeksi (D.0141)

Luaran: Tingkat Infeksi Menurun (L.14137)


 Kebersihan tangan dan badan meningkat
 Demam, kemerahan, nyeri, dan bengkak menurun
 Periode malaise menurun
 Periode menggigil, letargi, dan ganggauan kognitif menurun
 Kadar sel darah putih membaik
Intervensi Keperawatan: Pencegahan Infeksi (I.14539)
 Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
 Batasi jumlah pengunjung
 Berikan perawatan kulit pada daerah edema
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
 Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

5. Defisit Pengetahuan (D.0110)


Luaran: Tingkat Pengetahuan Membaik (L.12111)
 Perilaku sesuai anjuran meningkat
 Verbalisasi minat dalam belajar meningkat
 Kemampuan menjelaskan tentang usatu topik meningkat
 Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai
dengan topik meningkat
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
 Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
 Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
 Perilaku membaik
Intervensi Keperawatan: 
Edukasi Kesehatan (I.12435)
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku perilaku hidup bersih dan sehat
 Sediaakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

J. Penatalaksanaan Medis
Menurut Wong (2016), Penatalaksanaan medis untuk Sindrom
nefrotik mencakup :
1. Pemberian kortikosteroid (prednison atau prednisolon) untuk
menginduksi remisi. Dosis akan diturunkan setelah 4 sampai 8 minggu
terapi. Kekambuhan diatasi dengan kortikosteroid dosis tinggi untuk
beberapa hari.
2. Penggantian protein (albumin dari makanan atau intravena)
3. Pengurangan edema
a. Terapi diuretic (diuretic hendaknya digunakaan secara cermat untuk
mencegah terjadinya penurunan volume intra vaskular, pembentukan
trombus, dan atau ketidakseimbangan elektrolit)
b. Pembatasan natrium (mengurangi edema)
4. Mempertahankan keseimbangan elektrolit
5. Pengobatan nyeri (untuk mengatasi ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan edema dan terapi invasif)
6. Pemberian antibiotik (penisilin oral profilaktik atau agenslain)
7. Terapi imunosupresif (siklofosfamid, klorambusil, atau siklosporin)
Untuk anak yang gagal berespons terhadap steroid

K. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Betz & Sowden (2017), pemeriksaan penunjang sebagai
berikut:
1.Uji urine
a.Urinalisis: proteinuria (dapat mencapai lebih dari 2g/m2/hari),bentuk
hialin dan granular, hematuria
b.Uji dipstick urine: hasilpositif untuk protein dan darah
c. Berat jenis urine: meningkat palsu karena proteinuria
d. Osmolalitas urine: meningkat
2.Uji darah
a. Kadar albumin serum: menurun (kurang dari 2 g/dl)
b. Kadar kolesterol serum: meningkat (dapat mencapai 450 sampai 1000
mg/dl)
c. Kadar trigliserid serum: meningkat
d. Kadar hemoglobin dan hematokrit : meningkat
e. Hitung trombosit: meningkat (mencapai 500.000 sampai 1.000.000/ul)
f. Kadar elektrolit serum: bervariasi sesuai dengan keadaan penyakit
perorangan
3.Uji diagnostik
Biopsi ginjal (tidak dilakukan secara rutin).
BAB II
TINJAUAN KASUS

No RM : 356xxx
Nama Pasien : An. F
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK
Jenis Kelamin : Laki-laki
(Dilengkapi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ruang
Berat Badan : 43,6 kg
rawat)
Tgl Lahir/usia : 09/01/2009
Mohon diisi/ditemper stiker jika ada

Tanggal Masuk RS Waktu Pemeriksaan


Ruangan : Melati
06 Desember 2022 06 Desember 2022
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh bengkak seluruh tubuh.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke Klini Anak RSDS dengan ibunya. Saat dilakukan pengkajian di ruang Melati pada
tanggal 06 Desember 2022 pukul 15.00 WIB pada An. F didapatkan data pasien nampak tenang,
conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Akral hangat, kemerahan, ibu pasien mengatakan
anaknya mengalami bengkak seluruh tubuh kurang lebih sejak 2 minggu yang lalu., BAK
sering.kelopak mata tampak bengkak. Suhu: 37,1°C, Respirasi 20x/menit, nadi: 80 x/menit.BB : 43,6
kg berat badan sebelumnya 35 kg.Ibu Pasien menanyakan mengapa penyakit anaknya bisa kambuh
lagi padahal sudah dinyatakan sembuh.
ALERGI / REAKSI

✓ Tidak ada alergi Ada alergi


Alergi Obat, sebutkan ✓ Tidak ada
Alergi makanan, sebutkan ✓ Tidak ada
Alergi lainnya, sebutkan ................. ✓ Tidak diketahui

B. RIWAYAT KELAHIRAN
Usia kehamilan : 38 minggu Berat badan lahir: 3,1 Kg Panjang badan lahir : 49 cm
Persalinan : ✓Spontan SC  Forcep  Vakum Ekstraksi
Menangis : ✓ Ya  Tidak Riwayat kuning :  Ya ✓ Tidak
C. RIWAYAT IMUNISASI DASAR
✓Lengkap : BCG, DPT-HB, Hepatitis B, Polio 1, PCV, Polio 2,campak  Tidak pernah
Tidak lengkap, sebutkan yang belum : -
D. RIWAYAT KELUARGA
Ibu : Ny. K Umur :35 Th Bangsa : Indonesia Kesehatan : Baik
Ayah : Sudah meninggal dunia
Ayah dan ibu tidak memiliki Riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, Diabetes.
Ada saudara dari pihak Ibu yang menderita penyakit ginjal.Di rumah tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti TB

Keterangan :

: Laki-laki M : Meninggal dunia

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

H&S : Hidup dan sehat


G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Status Psikologi:
 Cemas ✓ Takut  Marah  Sedih  Kecenderungan bunuh diri
 lain lain, Sebutkan .................
Status Sosial:
a. Hubungan pasien dengan anggota keluarga ✓ Baik  tidak baik
b. Tempat tinggal : ✓Rumah / Apartemen / Panti / Lainnya ................
H. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan Darah : - mmHg Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 20 x / menit Suhu : 37,1 °C
1. Neurologi
Kesadaran : ✓ kompos mentis □ apatis □ somnolen □ sopor □ coma
Gangguan neurologis : □ Tidak ada □ Ada, sebutkan ……………………
2. Pernapasan
Irama : ✓Regular □ Irregular
Retraksi dada : ✓Tidak ada □ Ada
Bentuk dada : ✓Normal □ Tidak normal, sebutkan ..................
Pola nafas : ✓Normal □Tidak normal, sebutkan
Suara nafas : ✓ Normal □Tidak normal, sebutkan
Nafas Cuping Hidung : ✓Tidak ada □ Ada
Sianosis : ✓Tidak ada □ Ada
Alat bantu nafas : ✓Spontan □ Kanul/RB Mask/NRB Mask (lingkari yang sesuai)
L/mnt □ Ventilator, setting
3. Sirkulasi
Sianosis : ✓Tidak ada □ Ada
Edema : ✓Tidak ada □ Ada
Pucat : Tidak ada ✓Ada
Akral : ✓Hangat □ Dingin
Intensitas nadi : ✓ Kuat □ Lemah □ Bounding
CRT : ✓ < 3detik □ > 3 detik
Irama nadi : ✓ Reguler □ Irreguler
Clubbing finger : ✓ Tidak ada □ Ada
4. Gastrointestinal
□ Labio / Palatoschizis □ Perdarahan gusi □ Lain-lain …
Muntah : □Ya ✓Tidak
Nyeri ulu hati : ✓Tidak ada □ Ada
Mual : □Ya ✓Tidak
Ascites : Tidak ada ✓□Ada
Peristaltik Usus : 20 x/m
Lingkar perut :-
5. Eliminasi Defekasi
Pengeluaran : ✓Anus □ Stoma, sebutkan................. Frekuensi : 1 kali
Konsistensi : lembek
Karakteristik Feses : Normal RCair □ Hijau □ Dempul □ Terdapat darah □ Lain lain............
6. Urin
Pengeluaran : ✓Spontan □ Kateter urine □ Cystostomy
Kelainan : ✓Tidak ada □ Ada, sebutkan ............................…
Diuresis : 1-2 ml/jam
7. Integumen
Warna kulit : Normal ✓ Pucat □ Kuning □ Mottled
Kelainan : ✓Tidak Ada □ Ada
Risiko dekubitus : ✓ Tidak Ada□ Ada
Luka : ✓ Tidak ada □ Ada
8. Muskuloskeletal
Kelainan Tulang : ✓ Tidak Ada □ Ada, sebutkan ……………
Gerakan anak : ✓ Bebas □Terbatas
9. Genetalia
✓ Normal □ Kelainan, sebutkan ........................

I. SKRINING NYERI
1. Adakah rasa nyeri : ✓Tidak □ Ya,
Lokasi : -
Frekuensi : -
Durasi :-
2. Skor nyeri : -
3. Tipe nyeri : □Terus menerus □hilang timbul
4. Karakteristik nyeri : □Tidak terkaji □ Terbakar □ Tertusuk □ Tumpul □Tertekan □ Berat □ Tajam
□ Kram
5. Nyeri mempengaruhi: Tidur □ Aktifitas fisik □ Konsentrasi □ Emosi □Nafsu Makan

J. SKRINING GIZI
Tinggi Badan : cm Berat Badan : 43,6 kg

SKRINING GIZI ANAK USIA 1 BULAN – 18 TAHUN (MODIFIKASI STRONG - KIDS)


No Pertanyaan Tidak (0) Ya
(1)
1 Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang atau buruk secara klinis? ✓
ak kurus/ sangat kurus, mata cekung, wajah tampak “tua”, edema,
rambut tipis dan jarang, otot lengan dan paha tipis, iga gambang, perut
kempes, bokong tipis dan kisut)
2 Apakah terdapat penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir? ✓
untuk bayi <1 tahun berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir?
3 ✓

4 ✓
Daftar Penyakit atau Keadaan yang Berisiko Mengakibatkan Malnutrisi
• Diare persisten (≥2 minggu)  Infeksi HIV  Wajah Dismorfik
• Penyakit Jantung  Kanker (aneh
Bawaan  Penyakit hati kronik  Penyakit metabolik
• Kelainan bawaan 1 atau lebih  Penyakit ginjal kronik  Retardasi metabolik
(Celah bibir&langit-labit, atresia  Penyakit paru kronik  Keterlambatan
ani, dll)  Terdapat stoma usus halus perkembangan
• Penyakit Akut Berat  Luka bakar
-Paru : Pneumonia, Asma, dll  Trauma  Rencana operasi mayor
Hati : Hepatitis, dll  Konstipasi berulang  Obesitas
Ginjal : GGA, GNA, dll  Gagal Tumbuh (Ukuran  Prematuritas
pendek & Mungil)
Skor 0 (risiko malnutrisi kecil)lapor ke DPJP, Skor: 1-3 (berisiko malnutrisi sedang) laporkan ke DPJP
dan disarankan, Jika skor : 4-5 (automatic policy) lapor ke dokter pemeriksa dan disarankan untuk
dirujuk ke Poliklinik Gizi

K. STATUS FUNGSIONAL
PENGKAJIAN RISIKO JATUH ANAK (SKALA HUMPTY DUMPTY)
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor
Dibawah 3 tahun 4
Umur 3-7 tahun 3
2
7-13 tahun 2
>13tahun 1
Jenis kelamin Laki-laki 2
2
Perempuan 1
Gangguan Neurologis 4
Perubahan dalam oksigenisasi 3
(masalah saluran nafas, dehidrasi,
Diagnosis
anemia,anorexia, sinkop, Sakit kepala 1
dll)
Kelainan psikis/ perilaku 2
Diagnosis lain 1
Tidak sadar terhadap keterbatasan 3
Gangguan Lupa keterbatasan 2 1
kognitif Mengetahui kemampuan diri 1
Riwayat jatuh dari tempat tidur saat
bayi/ anak 4
Faktor Pasien menggunakan alat bantu atau 3
2
lingkungan box/ mebel
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Dalam 24 jam 3
Respon terhadap Dalam 48 jam 2
operasi/’ obat
0
penenang/efek
anastesi
>48 jam 1
Penggunaan Penggunaan obat: sedative (kecuali 3 2
pasien ICU, yang menggunakan
sedasi dan paralisis) hipnotik,
barbiturat, fenotialin, antidepresan,
obat laksatif/ diuretika, narkotik
Salah satu dari pengobatan diatas 2
Pengobatan lain 1
10
TOTAL (resiko jatuh
rendah)
Skor : 7 – 11 (resiko jatuh rendah); ≥ 12 (resiko jatuh tinggi)

L. KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan Pembelajaran:
□ Tidak ada □ Pendengaran
□ Penglihatan ✓Kognitif
□ Budaya/kepercayaan □ Emosi
□ Bahasa □ Motivasi
□ Lain-lain
Edukasi yang diperlukan :
□ Stimulasi tumbuh kembang ✓Nutrisi
□ Perawatan Luka □ Perawatan stoma
□ Managemen nyeri □ Medikasi
□ Lain-lain, ............... □ Jaminan finansial

M. CATATAN
Rujukan :
□ Dietisien □ Fisioterapis
□ Terapi wicara □ Perawatan paliatif
□ Unit pelayanan jaminan □ Lain lain -

N. TERAPI OBAT
No Nama Obat Dosis
1 Infus Assering Asal netes
2 Injeksi ceftriaxone 2x1 gram
3 Injeksi furosemide 2x40 mg
4 Paracetamol 3x1 tablet
5 Ambroxol 3x1 tab
6 Transfusi albumin 100 ml premed dexa 4,5 jam

O. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LAB
Tanggal : 06 Desember 2022
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 15.8 g/dL 12.8-16.8
Leukosit 6.0 10^3/uL 4.5-13.0
Hematokrit 50 % 40-52
Eritrosit 6.1 10^6/uL 4.40-5.90
Trombosit 396 10^3/uL 156-408
MCV 81 fL 80-100
MCH 26 pg/cell 22-34
MCHC 32 % 32-36

HITUNG JENIS
Basofil 0.30 % 0-1
Eosinifil 1.00 % 1-5
Batang 1.2 % 3-6
Segmen 28.4 % 25-60
Limfosit 39.39 % 25-50
Monosit 3.70 % 1-6
Neutrofil 63.90 % 50-70

KIMIA KLINIK
Globulin 2.5 g/dL 1.3-3.2
Total Protein 3.47 g/dL 6.6-8.7
Albumin 1.0 g/dL 3.8-5.4

URINE LENGKAP
Darah Pos(2) - Negatif
Protein urine Pos(3+) - Negatif
Urobilinogen Negatif - 0.2-1
SEDIMEN
Eritrosit urine 5-7 /lpb 0-1
Leukosit 7-15 /lpb 0-5
Epitel squamosa 3-6 - Neg/pos
Bakteri urine Positif - Negatif

ANALISA DATA
Tanggal : 06 Desember 2022

Data Fokus Pathway Masalah Etiologi


Keperawatan
DS : Perubahan Hipervolemia Akumulasi
Pasien mengatakan bengkak permeabilitas cairan
seluruh tubuh. glomerulus dalam
jaringan
DO : Proteinuria
 KU : lemah, lemas
 GCS: E4M6V5, Hilangnya protein
 Nadi : 90 x/menit plasma
 RR : 20 x/menit,
 Suhu : 37,1ºC Hypoalbuminemia
 SpO2 : 99 % Penurunan tekanan
 Kelopak mata Pasien
osmotic plasma
tampak bengkak.
 BB sekarang :43,6 kg Cairan
 BBsebelumnya:35 kg intravaskuler
 kenaikan BB selama 2 berpindah ke
minggu :8.6 kg,
intersisials
 Lingkar perut 66
cm.Ascites(+) Edema
 Protein urine(+3)
 Albumin : 1.0 Ascites

Kelebihan volume
cairan

DS : Syndrome nefrotik Defisit Kurang


-Ibu Pasien relaps pengetahuan informasi
mengatakan
bingung dengan
penyakit Pengobatan dan
anaknya kenapa perawatan
bisa kambuh lagi syndrome nefrotik
-Pasien
mengatakan Kurang informasi
ingin pengobatan dan
mengetahui perawatan nefrotik
makanan apa
syndrome
saja yang boleh
dimakan dan
tidak boleh
dimakan
DO :
-Pasien dan ibu pasien selalu
bertanya tentang penyakitnya
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipervolemia (D.0022) b.d akumulasi cairan dalam jaringan


2. Defisit pengetahuan b.d kurang informasi pengobatan dan perawatan
penyakit

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. SLKI SIKI


DX

1 Setelah dilakukan Intervensi Keperawatan:


Tindakan keperawatan a. Manajemen Hipervolemia (I.03114)
3x24 jam  Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Keseimbangan Cairan  Identifikasi penyebab hypervolemia
Meningkat (L.03020)  Monitor status hemodinamik, tekanan
ditandai dengan: darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO
 Haluaran Urin jika tersedia
meningkat  Monitor intake dan output cairan
 Asupan  Monitor tanda hemokonsentrasi ( kadar
Makanan Natrium, BUN, hematocrit, berat jenis
meningkat urine)
 Edema  Monitor tanda peningkatan tekanan
menurun onkotik plasma
 Asites  Monitor kecepatan infus secara ketat
menurun  Monitor efek samping diuretik
 Konfusi  Timbang berat badan setiap hari pada
menurun waktu yang sama
 Denyut nadi  Batasi asupan cairan dan garam
radial  Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
membaik derajat
 Tekanan  Anjurkan melapor jika haluaran urine
darah <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
membaik  Anjurkan melapor jika BB bertambah >
 Tekanan arteri 1 kg dalam sehari
rata-rata  Ajarkan cara mengukur dan mencatat
membaik asupan dan haluaran cairan
 Turgor kulit  Ajarkan cara membatasi cairan
dan berat  Kolaborasi pemberian diuritik
badan  Kolaborasi penggantian kehilangan
membaik kalium akibat diuretic
 Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy
b. Pemantauan Cairan (I.03121)
 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
 Monitor frekuensi nafas
 Monitor tekanan darah
 Monitor berat badan
 Monitor waktu pengisian kapiler
 Monitor elastisitas atau turgor kulit
 Monitor jumlah, waktu dan berat jenis
urine
 Monitor kadar albumin dan protein
total
 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematocrit,
natrium, kalium, BUN)
 Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering,
volume urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah, konsentrasi
urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia
mis. Dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, JVP meningkat, CVP
meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
 Identifikasi factor resiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal,
peradangan pankreas, penyakit ginjal
dan kelenjar, disfungsi intestinal)
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasi hasil pemantauan
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12435)
Pendidikan Kesehatan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
1x30 menit menerima informasi
diharapkan Tingkat
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat
Pengetahuan
Membaik (L.12111) meningkatkan dan menurunkan
dengan kriteria hasil: motivasi perilaku hidup bersih dan
• Perilaku sesuai sehat
anjuran  Sediakan materi dan media pendidikan
meningkat
kesehatan
• Verbalisasi minat
dalam belajar  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
• Kemampuan  Berikan kesempatan untuk bertanya
menjelaskan  Jelaskan faktor risiko yang dapat
tentang usatu mempengaruhi kesehatan
topik meningkat  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
• Kemampuan
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan
menggambarkan
pengalaman untuk meningkatkan perilaku hidup
sebelumnya yang bersih dan sehat
sesuai dengan
topik meningkat
• Perilaku sesuai
dengan
pengetahuan
meningkat
• Pertanyaan
tentang masalah
yang dihadapi
menurun
• Persepsi yang
keliru terhadap
masalah menurun

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL/JAM No IMPLEMENTASI RESPON NAMA


Dx & TTD
06/12/2022 1 Periksa tanda dan gejala S: Endang
14.00 WIB hypervolemia Pasien dan ibunya
mengatkan tubuh
Pasien membengkak
O:
Kelopak mata Pasien
tampak bengkak
BB :43,6 Kg BB
sebelumnya 35 kg
06/12/2022 Identifikasi penyebab S: Endang
14.00 WIB hypervolemia Pasien mengatakan
tidak mengetahui
tentang pola diit
pada penyakitnya
O:
Pasien dan ibu
Pasien menanyakan
makanan apa saja
yang boelh atau
tidak boleh dimakan

14/11/2022 2 Identifikasi kesiapan dan S:- Endang


14.20 WIB kemampuan menerima Pasien dan ibunya
informasi ingin mendapatakan
penjelasan tentang
diit pada
penyakitnya
O:
Bersedia untuk
diberikan Pendidikan
Kesehaan pada hari
besok(abu,
07/12/2022)

14/11/2022 Memonitor ttv S: Endang


14.30 WIB Pasien mengatakan
mengigil
O:
S: 37,1 ℃
Akral hangat

14/11/2022 Memonitor ivfd S: Endang


17.00 WIB -
O:
Terpasang infus
assering asal
netes(+)

07/12/2022 Memberikan penkes ttg S : Endang


10.00 WIB penyakit Pasien (SN) Pasien dan ibunya
mengatakan sudah
paham ttg
penyakinya

O:
Pasien dan ibunya
aktif dalam proses
penkes
07/12/2022 Memonitor output dan S : Endang
10.30 WIB input cairan Ibu Pasien
mengatakan Pasien
sudah sering kening

O:
Urine tampung ±600
cc
Pasien masih tampak
sembab diarea
kelopak mata
Ascites (+)

07/12/2022 Memonitor ivfd S: Endang


11.00
-
O:
Terapsang ivfd
Assering asal netes

08/12/2022 Memonitor output dan S: Endang


14.30 input cairan Pasien dan ibunya
mengatakan BAK
sedikit
O:
Urine tampung
±100cc
Ascites (+)
Bengkak pada
kelopak mata (+)

15.00 WIB Memonitor IVFD S:- Endang


O:
Terpasang IVFD
Assering asal netes
(+)

16.00 WIB Memonitor TTV S:- Endang


O:
N:86x/menit
S: 36,5℃
RR: 18x/menit
EVALUASI KEPERAWATAN

TGL/JAM NO. EVALUASI NAMA


DX & TTD
06/12/2022 1 S: Endang
17.00 WIB Pasien dan ibunya mengatakan tubuh Pasien
membengkak

O:
Kelopak mata Pasien tampak bengkak
Ascites (-)
BB :43.6 kg, BB sebelumnya 35 kg

A:
Masalah keperawatan Hipervolemia belum teratasi.

P:
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Hipervolemia
Pemantauan Cairan
06/12/2022 2 S: Endang
17.00 WIB Pasien dan ibunya mengatakan belum mengetahui
tentang pola diit untuk penyakitnya

O:
Pasien dan ibunya bertanya tentang pola diit untuk
penyakitnya

A:
Masalah keperawatan Defisit pengetahuan belum
teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
 Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
 Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

07/12/2022 S: Endang
11.00 WIB Pasien mengatakan BAK lancer, sudah agak enakan

O:

Ascites (+)
Kelopak mata Pasien masih bengkak
Urine tampung ± 600cc

A:
Masalah Keperawatan Hipervolemia belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Monitor intake dan output cairan
Timbang BB

07/12/2022 S: Endang
11.00 WIB Pasien dan ibunya mengatkan sudah memahami
tentang pemyakitnya

O:
Pasien dan ibunya aktif bertanya pada saat diberikan
penkes

A:

Maslah keperawatan deficit pengetahuan teratasi

P:

Motivasi Pasien dan ibunya unruk menrapkan pola


hidup bersih dan sehat

08/12/2022 S: Endang
16.00 WIB Pasien mengatakan kencing sedikit-sedikit

O:
Urine tampung ± 100cc
Ascites (+)
Bengkak pada kelopak mata (+)
A:
Masalah keperawatan hypervolemia belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi
Monitor intake dan output cairan
Timbang BB

BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan data studi kasus didapatkan data mengenai An. F (13 tahun) yang menderita
NS dan dirawat di bangsal Melati C2 RSUD dr.Soedirman Kebumen. Dalam data ini
dijelaskanbahwa pasien sudah terdiagnosa NS sejak Maret 2021. Pasien mengeluhkan
BAK sedikit tapi sering, berat badan meningkat 8,6 kg, tampak wajah bengkak, edema
pada wajah dengan derajat 2 kedalaman 3 mm, hasil pemeriksaan urin terdapat protein
urin 3+, juga data nilai albumin 1,0 g/dL.Menurut penulis tanda dan gejala hipervolemia
pada pasien sudahsesuai dengan teori, diantaranya ada edema, peningkatan BB secara
spontan, hasil albumin yang kurang dari nilai normal, terdapat protein urin. Dedi (2013)
menyebutkan bahwa penyakit ini dapat terjadi pada usiapertama kehidupan, namun
biasanya bermula pada usia 2-7 tahun dengan rasio laki-laki : perempuan adalah 2 : 1,
namun SN bisa terjadi lebih awaldalam 0-3 bulan pertama kehidupan (sindrom nefrotik
kongenital tipe Finnish). Pemberian diuretik ditujukan agar membantu dalam
pertambahankecepatan pembentukan urin. Adapun data yang dikaji sudah sesuai dengan
teori dan didukung oleh Wati (2012) yang menyebutkan pengkajian hipervolemia
meliputi masukan yang relative terhadap keluaran secara akurat, berat badan setiap
hari, perubahan edema, masukan cairan, kortikosteroid sesuai ketentuan, dan diuretik bila
diresepkan. Peneliti terdahulu mengangkat diagnosa keperawatan utama hipervolemia dan
dibuktikan dengan disebutkannya edema pada palpebral dengan derajat 2 kedalaman 3
mm. Dalam jurnal Pandi (2018) dan Desi(2011) menyebutkan bahwa edema dibagi
menjadi 4 tingkatan (derajat).Pada edema derajat 1 kedalamannya 1-3 mm dengan waktu
kembali 3 detik, derajat 2 kedalaman 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik, derajat 3
kedalaman 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik, dan derajat 4 kedalaman >7 mm
dengan waktu kembali >7 detik. Pasien juga mengalami peningkatan berat badan dari
13,5 menjadi 14,5 kg. Tanda gejala tersebut sudah sesuai dengan tanda gejala kelebihan
volume cairan yang disebutkan dalam NANDA (2015). Dalam pengertiannya sendiri
NANDA (2015)menyebutkan bahwa hipervolemia (kelebihan volume cairan)
adalahpeningkatan retensi cairan isotonik, dengan batasan karakteristik yang
telahditentukan diantaranya ada edema dan adanya penambahan berat badan dalam waktu
sangat singkat. Adapun dalam SDKI (2017) disebutkan bahwahipervolemia adalah
peningkatan volume caran intravaskuler, interstisiel, dan/atau intraseluler dengan tanda
gejala mayor diantaranya edema anasarka dan/atau edema perifer, berat badan meningkat
dalam waktu singkat. Adapun perencanaan keperawatan yang dibuat peneliti terdahulu
sudah mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dan pasien sudah diperbolehkan pulang
pada hari kedua karena kondisi pasien sudah membaik. Perencanaan yang dituliskan
penetili terdahulu yaitu monitor intake dan output cairan, monitor kondisi edema,
menganjurkan untuk mengurangi asupan garam dan cairan, ukur BB perhari, kolaborasi
pemberian obat diuretik dan pemeriksaan laboratorium. Pelaksanaan tindakan
keperawatan yang dipilih peneliti terdahulu yang tidak dilakukan mengacu pada SIKI
yaitu elevasi kepala 30-40 derajat dan monitor ketat kecepatan infus. Peneliti terdahulu
tidak mengelevasi kepada 30-40 derajat karena pasien tidak mengalami sesak
nafas.namun pentingnya mengelevasi kepala 30-40 derajat sangat penting sebagaimana
dijelaskan oleh Rizky (2018) yang menyebutkan bahwa dalam penelitianMoaty,
Mokadem dan Elhy (2017) tentang efek posisi semifowler terhadap oksigenasi dan status
hemodinamik menunjukkan bahwa posisi semifowler dengan elevasi 30 derajat memiliki
dampak positif terhadap pernapasan dengan hasil terjadinya peningkatan PaO2, SaO2,
dan RR serta penurunan PaCO2. Peneliti terdahulu juga tidak memonitor kecepatan infus
secara ketat karena pasien tidak diberikan infus dan hanya dipasangi three way.
Pelaksanaan yang dilakukan peneliti terdahulu yaitu mengukur BB perhari, memonitor
balance cairan, observasi edema, menganjurkan keluargamembatasi asupan garam dan
cairan, kolaborasi pemberian obat diuretic dan pemeriksaan laboratorium. Peran keluarga
yang dapat didapat dalam data studi dokumentasi ini adalah keluarga sudah memenuhi
segala peran yang ada pada teori diantaranya keluarga sudah memahami penyakit pasien,
sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, memutuskan Tindakan kesehatan yang
tepat bagi pasien, juga memberi perawatan bagi anggotayang sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Marianne Belleza RN. Nephrotic Syndrome Nursing Care Management. Nurses


Labs. https://nurseslabs.com/nephrotic-syndrome/

PPNI, 2017.  Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) edisi 1 cetakan


II. DPP PPNI. Jakarta

PPNI, 2018.  Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) edisi 1 cetakan II.
DPP PPNI. Jakarta

PPNI, 2019.  Standart  Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) edisi 1 cetakan II.
DPP PPNI. Jakarta

Ramapriya Sinnakirouchenan MD. 2021. Nephrotic Syndrome. Med Scape


Emedicine. https://emedicine.medscape.com/article/244631-overview

Tapia C, Bashir K. 2021. Nephrotic Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls


Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/

Wang, C., & Greenbaum, L. A. 2019. Nephrotic Syndrome. Pediatric Clinics of


North America, 66(1), 73–85. doi:10.1016/j.pcl.2018.08.006

Anda mungkin juga menyukai