Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA RISIKO
PERDARAHAN DI BANGSAL CEMPAKA
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase
Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

ENDANG RINI ASTUTI

2022030115

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.S DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN UTAMA RESIKO
PERDARAHAN DI BANGSAL CEMPAKA
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh


ENDANG RINI ASTUTI
2022030115

Yang telah disetujui pada tanggal : November 2022

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Rasa Eny Pratiwi, S.Kep. Ns) (Ning Iswati, S.Kep. Ns, M.Kep)

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Pengertian.................................................................................................. 1
B. Faktor yang Berhubungan......................................................................... 1
C. Batasan Karakteristik................................................................................. 2
D. Fokus pengkajian....................................................................................... 3
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan................................................... 5
F. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul................................................. 7
G. Intervensi Keperawatan............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 9
A. Pengkajian................................................................................................. 9
B. Analisa Data.............................................................................................. 16
C. Intervensi................................................................................................... 16
D. Implementasi............................................................................................. 19
E. Evaluasi .................................................................................................... 25
BAB III PEMBAHASAN............................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Risiko perdarahan adalah diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai
berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh)
maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh).Diagnosis ini diberi kode
D.0012, masuk dalam kategori fisiologis, subkategori sirkulasi dalam Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI,2018)
B. Faktor yang Berhubungan (Etiologi)

Faktor Risiko :
1. Aneurisma.

2. Gangguan gastrointestinal (misal ulkus, polip, varises).

3. Gangguan fungsi hati (misal sirosis hepatitis).

4. Komplikasi kehamilan (misal ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta

previa/abrupsio, kehamilan kembar).

5. Komplikasi pasca partum (misal atoni uterus, retensi plasenta).

6. Gangguan koagulasi (misal trombositopenia),

7. Efek agen farmakologis.

8. Tindakan pembedahan.

9. Trauma.

10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pencegahan perdarahan.

11. Proses keganasan.

Kondisi Klinis Terkait.

1. Aneurisma.

1
2. Koagulasi intravaskuler diseminata.

3. Gangguan fungsi hati (misal sirosis hepatitis).

4. Komplikasi kehamilan (misal ketuban pecah sebelum waktunya,

plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar).

5. Komplikasi pasca partum (misal atoni uterus, retensi plasenta).

6. Gangguan koagulasi (misal trombositopenia).

7. Efek agen farmakologis.

8. Tindakan Pembedahan.

9. Trauma.

10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan.

11. Proses Keganasan

C. Fokus Pengkajian
1)Sistem Pernafasan

Dapat terjadi peningkatan permeabilitas kapiler yang mengakibatkan

kebocoran plasma kemudian terjadi efusi pleura.

2) Sistem Pencernaaan

Ditemukan mual, muntah, perdarahan gusi, hematemesis, nyeri abdomen,

nyeri ulu hati, hepatomegali, asites, konstipasi, diare, melena dan

pembesaran limpa.

3) Sistem Kardiovaskuler

2
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler akibat pengeluaran

histamin, perdarahan, akibat trombositopenia dan gangguan faktor

pembekuan dan bila terjadi renjatan akan ditemukan penurunan tekanan

nadi (< 20 mmHg), nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, CRT > 2

detik, akral dingin, hipotensi sampai terjadi DIC.

4) Sistem Integumen

Manifestasi perdarahan dibawah kulit seperti ptekia, ekimosis, hematoma

dan purpura akibat dari penurunan trombosi

5)Sistem Muskuluskeletal

Nyeri otot dan tendon terutama dirasakan bila tendon dan otot perut

ditekan.

6) Sistem Perkemihan

Status homeostatis yang buruk akibat penurunan volume cairan tubuh oleh

kebocoran plasma dan tidak tertanggulangi maka akan menyebabkan

gangguan fungsi ginjal.

7) Sistem Neurologi

Ditemukan nyeri kepala yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh dan

klien gelisah saat terjadi renjatan5

D. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan


1. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah
kompleks vrius antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem

3
komplement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator
kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya
trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor
koagulasi (protombin, faktor V, VII, IX dan X) yang merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume
plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik.
Renjatan terjadi secara akut.

4
2. Pathway Keperawatan

E. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul


Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan
suhu tubuh diatas nilai normal

5
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai
dengan pasien mengeluh nyeri
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan)
e. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler
ditandai dengan kebocoran plasma darah
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
g.Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
h. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
i. Risiko perdarahan ditandai dengan koagulasi (trombositopenia)
j. Risiko syok ditandai dengan kekurangan volume cairan

F. Fokus Intervensi Keperawatan


Fokus intervensi keperawatan risiko perdarahan berdasarkan Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia adalah sebagai berikut :

SDKI SLKI SIKI


Resiko Perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 Observasi :
gangguaan koagulasi x 24 jam diharapkan - Monitor tanda dan
(penurunan trombosit) tidak ada perdarahan . gejala perdarahan
ditandai dengan Kriteria Hasil:Tingkat -Monitor nilai
trombositopenia Perdarahan hematocrit / hemoglobin
 Kelembapan membran sebelum dan sesudah
mukosa kehilangan darah
 Suhu tubuh meningkat - Monitor tanda dan
 Hematokrit membaik gejala ortostatik
- Monitor koagulasi
( mis. Prothrombin time
(PT), Partial
thromboplastin time

6
(PTT), fibrinogen,
deradasi fibrin dan/atau
platelet )
Terapeutik :
- Pertahankan bedrest
selama perdarahan
-Batasi tindakan
invasive, jika perlu
-Gunakan kasur
pencegah decubitus
-Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi :
-Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
- Anjurkan
menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
-Anjurkan
meningkatkan asupan
untuk menghindari
konstipasi
- Anjurkan menghindari
aspirin atau antikoagulan
-Anjurkan meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
-Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan

7
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
pelunak tinja

8
BAB II

TINJAUAN KASUS

Tanggal Masuk : 04 November 2022

Tanggal Pengkajian : 08 November 2022

Ruang : Cempaka

Pengkaji : Endang Rini Astuti

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kaliputih, ½ Kutowinangun
Diagnosa Medis : Colic Abdomen
b. Keluhan Utama (yang paling dirasakan)
Pasien mengatakan mengatakan lemas.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Saat ini
Pasien mengatakan masih merasakan lemas.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah sakit seperti ini.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi.

9
d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1) Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan masih bisa bernafas secara
spontan.
Saat dikaji : Pasien tidak menggunakan oksigen tambahan
RR : 22 x/menit.
2) Pola Nutrisi
Sebelum sakit :pasien mengatakan makan teratur dan lahap.
Saat dikaji :pasien mengatakan mkan sedikit sedikit karena
agak mual.
3) Pola Eliminasi
Sebelum sakit :pasien mengatakan bisa BAB dan BAK secara
mandiri.
Saat dikaji :pasien mengatakan BAK dan BAB dibantu
sebagian.
4) Pola Aktivitas
Sebelum sakit :pasien mengatakan aktif mengikuti berita di media
sosial
Saat dikaji : Pasien tidak bisa bergerak bebas karena terpasang
infus di tangan sebelah kanan.
5) Pola Istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur dengan nyenyak tanpa
ada gangguan.
Saat dikaji : pasien mengatakan dapat beristirahat tidur.
6) Pola Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien mampu menggunakan pakaian secara
mandiri.
Saat dikaji : Pasien menmakai pakaian dengan bantuan
ibunya.

10
7) Pola Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum sakit : pasien mengatakan suhu badan panas sebelum
dibawa ke RS.
Saat dikaji : Suhu pasien 36,5◦ C.
8) Pola Kebersihan Tubuh
Sebelum sakit : Pasien mampu membersihkan tubuhnya (mandi)
secara mandiri.
Saat dikaji : Pasien membersihkan tubuhnya hanya diseka
yang dibantu oleh istrinya
9) Pola Menghindari Bahaya
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat menjaga diri snediri
dari kemungkinan jatuh.
Saat dikaji : Retrain bed pasien terpasang untuk mencegah
jatuh, dan pasienditemani oleh istrinya
10) Pola Komunikasi
Sebelum sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Saat sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
11) Pola Bermain
Sebelum sakit : Pasien bercengkrama dengan istrinya
Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat tidur ditemani
istrinya
12) Pola Spiritual
Sebelum sakit : pasien mengatakan beragama Islam dan mampu
menjalankan sholat 5 waktu.
Saat dikaji : pasien mengatakan mengerjakan ibadah sholat
dengan duduk dan berbaring.
13) Pola Belajar
Sebelum sakit : Pasien mengatakan saling berbagi informasi
dengan tetangganya

11
Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi Kesehatan dari
tenaga Kesehatan di rumah sakit
14) Pola Rekreaksi
Sebelum sakit : pasien mengatakan mengisi waktu rekreasi ke
tempat wisata Bersama istrinya.
Saat dikaji : Pasien hanya berbaring di tempat tidur.

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum (KU) : Sadar penuh
2) Kesadaran : Komposmetis
3) TD : 122/75
4) N : 78 x/menit
5) S : 36,1◦ C
6) RR : 20 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk mechochepal, rambut berwarna hitam.
2) Muka : Tidak ada lessi.
3) Mata : Konjungtiva ananemis, sclera ikterik, penglihatan baik.
4) Hidung : Tidak ada secret.
5) Mulut : Tidak ada sariawan.
6) Telinga : Tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik.
7) Teher : tidak ada nyeri telan.
8) Dada :
a) Jantung
I : Ictus cordis tak tampak
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Pekak
A : Tidak terdapat suara jantung tambahan
b) Paru-paru

12
I : Bentuk simetris, tidak menggunakan otot bantu nafas.
P : Tidak ada nyeri tekan.
P : Sonor.
A : Bunyi paru vesikuler.

9) Abdomen

I : Tidak terdapat lessi


A : Bising usus 12x/menit
P : Adanya nyeri tekan pada perut bagian atas
P : Timpani
9) Ekstremitas : Tidak ada kelemahan gerak pada ekstremitas.
10) Kulit : Turgor kulit baik.
11) Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter.
12)
Laboratorium
(08/11/2022)

Pemeriksaan Hematologi
Darah Hasil Nilai Satuan Metode
Lengkap Rujukan
Leukosit 6.4 3,6-11 rb/ul Flowcytometri
Eritrosit 5.5 3,8-5,2 Juta/L Flowcytometri
Haemoglobin 15.03 11,7-15,5 gr/dl Flowcytometri
Hematrokit 46 35-47 % Flowcytometri
MCV 85 80-100 Fl Flowcytometri
MCH 28 26-34 Pg Flowcytometri
MCHC 33 32-36 g/dl Flowcytometri
Trombosit 26(L) 150-440 g/dl Flowcytometri
Hitung Jenis
Basofil 0,60 0,0-1,0 % Flowcytometri
Eosinofil 2,00 2,0-4,0 % Flowcytometri

13
Neutrofil 20,30 (L) 50,0-70,0 % Flowcytometri
Limfosit 71,20 (H) 25,0-40,0 % Flowcytometri
Monosit 5,90 2,0-8,0 % Flowcytometri

Terapi Obat

NO Jenis Obat Dosis


1 Infus asering 20 TPM
2 Injeksi ondancentron 3x1ampul
3 Injeksi ceftriaxone 2x1 gram
4 systenol tablet 3x 500mg
5 Sucralfate syrup 3x CTH 2
6 curcuma 3x1 tablet
7 New diatabs k/p

3. ANALISA DATA

NO Data Fokus Masalah Penyebab Diagnosa


Keperawatan
1 DS Risiko perdarahan gangguaan Resiko
Pasien mengatakan lemes. (D.0012) koagulasi Perdarahan
(penurunan berhubungan
DO : trombosit) dengan
Pasien tampak lemah ditandai dengan gangguaan
Trombosit :26.000 trombositopenia koagulasi
Petechie(-) (penurunan
trombosit)

14
ditandai dengan
trombositopenia
2 DS : Defisit Kurang Deficit
Pasien dan keluarga pengetahuan(d.0111) terpapar pengetahuan
bertanya mengapa nilai informasi berhubungan
laboratnya turun padahal dengan kurang
sudah tidak demam terpapar
informasi
DO : ditandai dengan
Pasien dan keluraga sering bertanya
tampak bingung tentang
penyakitnya

4. PERENCANAAN

NO Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


1. Resiko Perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
berhubungan dengan intervensi keperawatan (I.02067)
gangguaan koagulasi selama 3 x 24 jam, maka Observasi
(penurunan trombosit) tingkat perdarahan  Monitor tanda dan
ditandai dengan menurun, dengan kriteria gejala perdarahan
trombositopenia hasil:  Monitor nilai
1. Kognitif trombosit/hemoglobin
meningkat sebelum dan setelah
2. Hemoglobin kehilangan darah
membaik  Monitor tanda-tanda
3. Trombosit vital ortostatik
membaik  Monitor koagulasi
(mis: prothrombin
time (PT), partial
thromboplastin time

15
(PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin
dan/atau platelet
Terapeutik
 Pertahankan bed rest
selama perdarahan
 Batasi tindakan
invasive, jika perlu
 Gunakan kasur
pencegah decubitus
 Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi
 Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
 Anjurkan
menggunakan kaus
kaki saat ambulasi
 Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan untuk
menghindari
konstipasi
 Anjurkan
menghindari aspirin
atau antikoagulan
 Anjurkan
meningkatkan asupan
makanan dan vitamin
K

16
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
produk darah, jika
perlu
 Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika
perlu
 Anjurkan segera
melapor jika terjadi
perdarahan
2. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan (I.12383)
berhubungan dengan intervensi keperawatan Observasi
kurang terpapar selama 3 x 24 jam, maka  Identifikasi kesiapan
informasi ditandai status tingkat dan kemampuan
dengan sering bertanya pengetahuanmeningkat, menerima informasi
tentang penakitnya dengan kriteria hasil:  Identifikasi faktor-
1. Perilaku sesuai faktor yang dapat
anjuran meningkat meningkatkan dan
2. Verbalisasi minat menurunkan motivasi
dalam belajar perilaku hidup bersih
meningkat dan sehat
3. Kemampuan Terapeutik
menjelaskan  Sediakan materi dan
pengetahuan media Pendidikan
tentang suatu Kesehatan
topik meningkat  Jadwalkan

17
4. Kemampuan Pendidikan
menggambarkan Kesehatan sesuai
pengalaman kesepakatan
sebelumnya yang  Berikan kesempatan
sesuai dengan untuk bertanya
topik meningkat Edukasi
5. Perilaku sesuai  Jelaskan faktor risiko
dengan yang dapat
pengetahuan mempengaruhi
meningkat Kesehatan
6. Pertanyaan  Ajarkan perilaku
tentang masalah hidup bersih dan
yang dihadapi sehat
menurun  Ajarkan strategi yang
7. Persepsi yang dapat digunakan
keliru terhadap untuk meningkatkan
masalah menurun perilaku hidup bersih
dan sehat

5. IMPLEMENTASI

Hari/tgl/jam No.D Implementasi Respon TTD


x
Selasa 1,2 Memonitor nilai lab Trombosit 26.000 Endang
08/11/22 trombosit Pasien
14.30 WIB Mengobservasi adanya Petechie(-) Endang
tanda-tanda perdarahan Perdarahan spontan pada
gusi(-)
Hematuria(-)
Melaena(-)

18
16.00 WIB Memonitor TTV TD : 122/75 Endang
N : 78 x/menit
S : 36,1◦ C
RR : 20 x/menit
16.10 WIB Memberikan terapi sore Injeksi ondancentron (+) Endang

Sistenol tablet,sucralfate
syrup 2cth dan curcuma
1 tablet
16.15 WIB Mengkaji tingkat Endang
Pasien dan keluarga
pengetahuan Pasien dan
mengatakan bingung
keluarga
dengan proses
penyakitnya mengapa
nilai laboratnya turun
sedangkan demamnya
16.20 WIB Membuat kontrak waktu sudah tidak ada Endang

untuk edukasi Kesehatan Pasien dan keluarga


dengan Pasien dan sepakat untuk diberikan
keluarga edukasi tentang
penyakitnya besok pada
hari Rabu, 09 November
2022 sekitar pukul 10.00
WIB

Rabu
09/11/2022

19
6. EVALUASI

20
NO Hari/Tgl /Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
1 Selasa S: Endang
08/11/22 Pasien mengatakan lemes
16.20 WIB O:
Pasin tampak lemah
Trombosit :26.000
Petechie(-),tanda-tanda perdarahan spontan (-)
A:
Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan
koagulasi (penurunan trombosit) ditandai dengan
trombositopenia belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1) Monitor tanda dan gejala perdarahan
2) Monitor nilai trombosit/hemoglobin sebelum dan
setelah kehilangan darah
3) Monitor tanda-tanda vital ortostatik
4) Pertahankan bedrest
5) Batasi tindakan invasive, jika perlu
6) pengukuran suhu rektal

08/11/22 S: Endang
16.20 WIB Pasien dan keluarga bertanya mengapa nilai laboratnya turun
padahal sudah tidak demam
O:
Pasien dan keluraga tampak bingung
A:
Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan sering bertanya tentang
peynakitnya belum teratasi

21
P:
Lanjutkan intervensi
1) Kontrak waktu dilakukan edukasi Kesehatan tentang
proses penyakit dhf
2) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan

2 Rabu S: Endang
09/11/22 Pasien mengatakan lemes
O:
Pasin tampak lemah
Trombosit :57.000
Petechie(-),tanda-tanda perdarahan spontan (-)
A:
Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan
koagulasi (penurunan trombosit) ditandai dengan
trombositopenia belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1) Monitor tanda dan gejala perdarahan
2) Monitor nilai trombosit/hemoglobin sebelum dan
setelah kehilangan darah
3) Monitor tanda-tanda vital ortostatik
4) Pertahankan bedrest
5) Batasi tindakan invasive, jika perlu
6) pengukuran suhu rektal
S:
Pasien dan keluarga mengatakan sudah lega karen sudah
mendapat penjelasan tentang penyakitnya
O:
Pasien dan keluarga dapat memahami penkes yang diberikan

22
A:
Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi ditandai dengan sering bertanya tentang
penyakitnya sudah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1) anjurkan Pasien untuk menyampaikan informasi ttg
prses penyakit DHF kepada lingkungan disekitarnya

Kamis S: Endang
10/11/2022 Pasien mengatakan sudah tidak lemas
16.30 WIB O:
Pasin tampak lebih segar
Trombosit :138.000
Pasien sudah diperbolhkan pulang
Petechie(-),tanda-tanda perdarahan spontan (-)
A:
Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan
koagulasi (penurunan trombosit) ditandai dengan
trombositopenia tiadk terjadi
P:
Lanjutkan intervensi
1) lakukan discharge planning

23
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather., & Kamitsuru, Shigemi (2015). Diagnosis Keperawatan:


Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC.

Mubarak, I.W., et al., (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar (Buku 1).
Salemba Medika : Jakarta.

PPNI (2016). Standard Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2018). Standard Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1: Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

Zakiyah, A (2015). Nyeri Konsep dan Penatalaksanaan Dalam Praktik


Keperawatan Berbasis Bukti. (P. P. Lestari, Ed.). Jakarta: Salemba
Medika.

Yehuda, R (2010). Functional Dispepsia. Chapel Hill UNC Center for functional
GI and motility disorder.

Anda mungkin juga menyukai