NY K DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA IKTERIK NEONATUS PADA BBLR
DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran Praktek Profesi Ners B
Stase Keperawatan Anak
Disusun Oleh:
Endang Rini Astuti
NIM : 2022030115
A. Pengertian ........................................................................................
B. Etiologi ............................................................................................
C. Batasan Karakteristik ........................................................................
D. Fokus Pengkajian .............................................................................
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan ...........................................
F. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul .........................................
G. Intevensi Keperawatan .....................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS ......................................................................
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Ikterik neonatus adalah keadaan dimana bilirubin terbentuk lebih cepat
daripada kemampuan hati bayi yang baru lahir (neonatus) untuk dapat
memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik adalah warna kuning
yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain akibat
penumpukan bilirubin (Marni & Rahardjo, 2015)
Ikterik neonatus adalah kulit dan membran mukosa neonatus menguning
setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam
sirkulasi (Tim Pokja SDKI, 2017).
Ikterik neonatus atau penyakit kuning adaalah kondisi umum pada
neonatus yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera yang
disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah (Mendri & Prayogi,
2017)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ikterik
neonatorum adalah keadaan warna kuning yang dapat terlihat pada sklera,
selaput lender, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.
B. ETIOLOGI
Menurut SDKI (2017) penyebab dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ektra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut SDKI (2017) tanda dan gejala dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Tanda dan gejala mayor
a. Subjektif
(-)
b. Objektif
1) Profil darah abnormal (hemlisis, bilirubin serum total >2mg/dL,
bilirubin serum total pada rentang resiko tinggi menurut usia pada
normogram spesifik waktu)
2) Membran mukosa kuning
3) Kulit kuning
4) Sklera kuning
2. Tanda dan gejala minor
a. Subjektif
(-)
b. Objektif
(-)
D. FOKUS PENGKAJIAN
Fokus pengkajian pada pasien ikterik neonates adalah
1. Keluhan utama
Secara umum, bayi dengan ikterik akan terlihat kuning pada kulit, sklera
dan membran mukosa, letargi, refleks hisap kurang, tampak lemah, dan
bab berwarna pucat.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan juga dapat mempengaruhi terjadinya ikterik neonatus,
seperti ibu dengan riwayat hemolisis, antenalat care yang kurang baik,
kelahiran prematur yang dapat menyebabkan maturitas pada organ dan
salah satunya hepar, neonatus dengan berat badan lahir rendah, neonatus
dengan APGAR skor rendah yang dapat memungkinkan terjadinya
hipoksia serta asidosis yang akan menghambat konjugasi bilirubin.
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik meliputi mengobservasi adanya bukti ikterik dengan
interval. Ikterik dapat dikaji secara reliable dengan mengobservasi kulit
bayi dari kepala ke kaki dan warna sklera dan membran mukosa. Secara
klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau setelah
beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan pencahayaan yang
baik. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang. Salah satu cara memeriksa
derajat ikterik pada neonatus secara klinis, mudah dan sederhana adalah
dengan penilaian menurut Kramer. Caranya dengan jari telunjuk
ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang
hidung, dada, lutut, dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat
atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut
disesuaikan dengan angka rata-rata (Prawirohardjo, 2009)
Derajat Ikterus dengan Rumus Kramer
Derajat Daerah Ikterus Kadar Bilirubin
Ikterus (mg%)
I Kepala dan leher 5
II Daerah 1 (+) sampai badan bagian atas (di 9
atas umbilicus)
III Daerah 1,2 (+) sampai badan bagian bawah 11
hingga tungkai (di atas lutut)
IV Daerah 1,2,3 (+) lengan hingga tungkai di 12
bawah lutut
V Daerah 1,2,3,4 (+) telapak tangan dan kaki 16
Sumber: Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2009.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total), normalnya < 2 mg/dl.
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY KEPERAWATAN
1. Patofisiologi
Bilirubin diproduksi dalam system retikuloendotelial sebagai
produk akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi
oksidasi reduksi. Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tidak
terkonjugasi diangkut dalam plasma, terikat erat pada albumin.
Ketika mencapai hati, bilirubin diangkut ke dalam hepatosit, terikat
dengan ligandin. Setelah dieksresikan ke dalam usus melalui empedu,
bilirubin direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di
usus besar. Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diserap kembali ke
dalam sirkulasi, sehingga meningkatkan bilirubin plasma total
(Mathindas, dkk, 2013).
Bilirubin mengalami peningkatan pada beberapa keadaan,
Kondisi yang sering ditemukan ialah meningkatnya beban berlebih
pada sel hepar, yang mana sering ditemukan bahwa sel hepar tersebut
belum berfungsi sempurna. Hal ini dapat ditemukan apabila terdapat
peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, pendeknya umur
eritrosit pada janin atau bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain
dan atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik (Manggiasih
& Jaya, 2016)
Bilirubin di produksi sebagian besar (70-80%) dari eritrosit yang
telah rusak. Kemudian bilirubin indirek (tak terkonjugasi) dibawa ke
hepar dengan cara berikatan dengan albumin. Bilirubin direk
(terkonjugasi) kemudian diekskresikan melalui traktus
gastrointestinal. Bayi memiliki usus yang belum sempurna, karena
belum terdapat bakteri pemecah, sehingga pemecahan bilirubin tidak
berhasil dan menjadi bilirubin indirek yang kemudian ikut masuk
dalam aliran darah, sehinggabilirubin terus bersirkulasi (Manggiasih
& Jaya, 2016)
2. Pathway
Bayi baru lahir
Hiperbilirubinemia
MK.Ikterik
Neonatus Resiko injuri internal
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
b) Pahami situasi yang membuat ansietas
c) Dengarkan dengan penuh perhatian
d) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
Edukasi
e) Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
3. Resiko gangguan integritas kulit b.d suhu lingkungan yang
ekstrem (D.0139)
Tujuan dan Kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
integritas kulit dan jaringan meningkat (L.14125) dengan kriteria hasil:
a) Kemerahan menurun
b) Suhu kulit membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI)
Perawatan integritas kulit (I.11353)
Observasi
Terapeutik
Edukasi
PENGKAJIAN NEONATUS
A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : By Ny K
Tanggal Lahir : 09 November 2022 Jam : 20.15 WIB
Jenis : Laki – Laki / Perempuan
Umur : 8 hari
Berat Badan : 2850 gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : tunggal/kembar, hidup/mati
Tanggal MRS : 17-11-2022 Jam : 13.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 17-11-2022 Jam: 14.00 WIB
Diagnosa medis : Neonatal Jaundice
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny.K Nama Ayah : Tn N
Umur Ibu : 31 th Umur Ayah : 33 th
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah: Tani
Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ayah: SMP
Agama : Islam
Alamat : Tanggulangin ¼ Klirong, Kebumen
Dikirim Oleh : Klinik Neonatologi
2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara spontan pada Jum’at, 09 November 2022 pada umur
kehamilan 37+2mggu dengan berat badan 2880 gram dan panjang 49 cm.
D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama :
Bayi, kuning
b. Riwayat penyakit Sekarang :
Pada saat dikaji kulit bayi tampak kuning sampai ke lutut dan sklera
tampak kuning, bayi minum ASI 15 cc/ 2 jam, tidak muntah
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Bayi lahir dengan partus spontan pervaginam pada tanggal 09
November 2022 lahir tidak langsung menangis, pada umur kehamilan
37+2 minggu dengan berat badan lahir 2880 gram, dan panjang badan
50 cm, BB sekarang 2850 gram.
b. Imunisasi : Hb0
Injeksi vit. K (1 kali)
3. Riwayat Keluarga
Genogram :
Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: garis keturunan
: garis serumah
: pasien
5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 148 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 44 x/menit
CRT :< 2 detik
Tekanan Darah: - mmHg
b. Pemeriksaan Fisik
Tonus / aktivitas
a. Aktif (✓) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras (✓) Lemah ( ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak (✓) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat (✓) Terpisah ( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris (✓) Asimetris ( )
d. Molding (✓) Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih (✓) Sekresi ( )
Jarak interkanus : normal, Sklera : ikterik
THT
a. Telinga : Normal (✓) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris (✓) Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing (-)
b. Sumbing langit-langit / palatum (-)
Abdomen
a. Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( √ )
b. Lingkar perut 32 cm
c. Liver : teraba (✓) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris (✓) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ✓ ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal (✓) Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (✓) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (✓): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( )
vesikuler ( )
c. Respirasi : spontan (✓) Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator
Konsentrasi O2 : -
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR) (✓)
Frekuensi :
b. Murmur (-) Lokasi _____________
c. Waktu pengisian kapiler : <2 detik
d. Denyut nadi : 132 x/menit
Ekstremitas
Gerakan bebas (✓) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Ekstremita atas Normal (✓) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Ekstremitas bawah Normal (✓) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Panggul Normal (✓) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )
Umbilikus
Normal (✓) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )
Genital
Perempuan normal (✓ ) Laki-laki normal ( )
Abnormal ( )
Sebutkan : ________________
Kulit
Warna Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice (✓)
Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral ( )
Periorbital (- ) Seluruh tubuh ( )
Kemerahan (rash) ( )
Tanda lahir : ( - ); sebutkan ______________
Turgor kulit : elastis (✓ ) tidak elastis ( ) edema ( )
Lanugo (- )
Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Penmgaturan suhu ( )
Inkubator (✓) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,7oC
Nilai Apgar
1 menit 5 menit 10 menit
Frekuensi Jantung 2 2 2
Usaha bernafas 2 2 2
Tonus otot 1 1 1
Iritabilitas reflek 1 1 2
Warna kulit 1 2 2
Jumlah 7 8 9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan laboratorium, tanggal : 17 November 2022
KIMIA KLINIK
Bill total 20,8 < 12.0 mg/dl
Bill direct 0.6 0 – 0.2 mg/dl
Bill indirect 20,20 0.2 - 0.8 mg/dl
F. TERAPI:
Billy sphere 18 jam
ANALISA DATA
Tanggal/Jam : Kamis , 17 November 2022 / 15.00 WIB
Masalah
Data Klien Pathway Etiologi
Keperawatan
Ds : - BBL P spontan Ikterik neonatus akibat bilirubin
Do : (D.0024) tidak
- Kulit tampak Organ-organ vital terkonjugasi
belum berfungsi
kuning sampai
maksimal
perut
- Sclera tampak
Bilirubun tidak
ikterik
terkonjugasi dengan
- Bilirrubin efektif
Indirek 15.80
- Usia bayi 5 hari Penumpukan bilirubin
dibawah kulit
Ikterik neonatus
-
Ds : Ikterik neonatus Resiko gannguan Suhu lingkungan
integritas kulit
- yang ekstrim
dan jaringan
Do : Prosedur Fototerapi
- Terpasang lampu (D.0139)
Resiko gangguan
integritas kulit
INTERVENSI
Tanggal/Jam : Rabu, 12 Mei 2021 / 15.00 WIB
NO DX SLKI SIKI RASIONAL
1 Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
intervensi selama 2x24 (I.03091)
jam diharapkan adaptasi 1. Monitor ikterik pada 1. Memantau keadaan/ batas
neonatus (L.10098) mata dan kulit bayi ikterik bayi
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi kebutuhan 2. Menjaga kebutuhan cairan
hasil: cairan sesuai dengan bayi tetap terpenuhi
1. Kulit kuning menurun usia gestasi dan berat
2. Sklera kuning badan
menurun 3. Monitor suhu dan
3. Memantau terjadinya
tanda vital tiap 4 jam
hipertermi karena
sekali
pelaksanaan fototherapi
4. Monitor efek samping
4. Memantau efek samping
fototherapi
yang mungkin terjadi karena
5. Siapkan lampu
fototherapi
fototherapi dan
5. Persiapan pelaksanaan
inkubator
fototherapi
6. Lepaskan baju bayi
6. Memaksimalkan
kecuali popok
pelaksanaan fototherapi
7. Berikan penutup mata
7. Mencegah radiasi pada mata
8. Ukur jarak antara
karena proses fototherapi
lampu dan permukaan
8. Mencegah kerusakan
kulit bayi
jaringan kulit
9. Biarkan tubuh bayi
9. Memberikan efek maksimal
terpapar sinar
fototherapi
fototherapi secara
10. Mencegah terjadinya ruam
berkelanjutan
popok dan hipotermi
10. Ganti segera alas dan
popok bayi jika
BAK/BAB
11. Menjaga kebutuhan nutrisi
11. Berikan susu tiap 3
bayi
jam sekali
2 Setelah dilakukan Perawatan Integritas
tindakan keperawatan Kulit (I. 11353)
selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi penyebab 1. Memantau kondisi yang
diharapkan integritas gangguan integritas kulit menyebabkan gangguan
kulit dan jaringan (suhu lingkungan yang integitas kulit
meningkat dengan meningkat)
kriteria hasil: 2. Bersihkan perineal 2. Menjaga kebersihan kulit
1. Kemerahan dengan air hangat
menurun 3. Gunakan produk 3. Menjaga kelembaban kulit
NO DX IMPLEMENTASI TTD
1,2
Tanggal/Jam :
NO DX IMPLEMENTAS
1,2
EVALUASI
NO HARI/TAN EVALUASI
DX GGAL/JAM
1 Kamis, 17 S:-
November O:
2022 - Keadaan umum cukup
- Ikterik menurun
- Sklera tidak ikterik
- Nutrisi melalui spin 25 cc/3 jam
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus teratasi
P : Beri kecukupan diet
2 Jum’at, 18 S:-
November O:
2022
BAB III
PEMBAHASAN
Tujuan dan kriteria hasil yang dharapkan adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam adaptasi neonatus membaik dengan kriteria kulit
kuning menurun, sclera kuning menurun.
Manggiasih, & Jaya. (2016). Buku Ajar : Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah. Trans Info Media.
Marni, & Rahardjo. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Pustaka Belajar.
Mendri, & Prayogi. (2017). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dan Bayi
Resiko Tinggi. Pustaka Baru Press.
Tim Pokja SLKI, D. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). DPP
PPNI.