Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.

NY K DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA IKTERIK NEONATUS PADA BBLR
DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran Praktek Profesi Ners B
Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
Endang Rini Astuti
NIM : 2022030115

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA IKTERIK NEONATUS PADA BBL
DI RUANG PERISTI RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan pada:


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

( Wuri Utami,M.Kep ) ( Sri Abdi Lestari,S.Kep.Ners )


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN .......................................................

A. Pengertian ........................................................................................
B. Etiologi ............................................................................................
C. Batasan Karakteristik ........................................................................
D. Fokus Pengkajian .............................................................................
E. Patofisiologi dan Pathway Keperawatan ...........................................
F. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul .........................................
G. Intevensi Keperawatan .....................................................................
BAB II TINJAUAN KASUS ......................................................................
BAB III PEMBAHASAN ...........................................................................
BAB IV KESIMPULAN ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Ikterik neonatus adalah keadaan dimana bilirubin terbentuk lebih cepat
daripada kemampuan hati bayi yang baru lahir (neonatus) untuk dapat
memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik adalah warna kuning
yang dapat terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain akibat
penumpukan bilirubin (Marni & Rahardjo, 2015)
Ikterik neonatus adalah kulit dan membran mukosa neonatus menguning
setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam
sirkulasi (Tim Pokja SDKI, 2017).
Ikterik neonatus atau penyakit kuning adaalah kondisi umum pada
neonatus yang mengacu pada warna kuning pada kulit dan sklera yang
disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah (Mendri & Prayogi,
2017)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ikterik
neonatorum adalah keadaan warna kuning yang dapat terlihat pada sklera,
selaput lender, kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.

B. ETIOLOGI
Menurut SDKI (2017) penyebab dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang
menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ektra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)

C. BATASAN KARAKTERISTIK
Menurut SDKI (2017) tanda dan gejala dari ikterik neonatus diantaranya:
1. Tanda dan gejala mayor
a. Subjektif
(-)
b. Objektif
1) Profil darah abnormal (hemlisis, bilirubin serum total >2mg/dL,
bilirubin serum total pada rentang resiko tinggi menurut usia pada
normogram spesifik waktu)
2) Membran mukosa kuning
3) Kulit kuning
4) Sklera kuning
2. Tanda dan gejala minor
a. Subjektif
(-)
b. Objektif
(-)

D. FOKUS PENGKAJIAN
Fokus pengkajian pada pasien ikterik neonates adalah
1. Keluhan utama
Secara umum, bayi dengan ikterik akan terlihat kuning pada kulit, sklera
dan membran mukosa, letargi, refleks hisap kurang, tampak lemah, dan
bab berwarna pucat.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan juga dapat mempengaruhi terjadinya ikterik neonatus,
seperti ibu dengan riwayat hemolisis, antenalat care yang kurang baik,
kelahiran prematur yang dapat menyebabkan maturitas pada organ dan
salah satunya hepar, neonatus dengan berat badan lahir rendah, neonatus
dengan APGAR skor rendah yang dapat memungkinkan terjadinya
hipoksia serta asidosis yang akan menghambat konjugasi bilirubin.
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik meliputi mengobservasi adanya bukti ikterik dengan
interval. Ikterik dapat dikaji secara reliable dengan mengobservasi kulit
bayi dari kepala ke kaki dan warna sklera dan membran mukosa. Secara
klinis, ikterus pada neonatus dapat dilihat segera setelah lahir atau setelah
beberapa hari. Amati ikterus pada siang hari dengan pencahayaan yang
baik. Ikterus akan terlihat lebih jelas dengan sinar lampu dan bisa tidak
terlihat dengan penerangan yang kurang. Salah satu cara memeriksa
derajat ikterik pada neonatus secara klinis, mudah dan sederhana adalah
dengan penilaian menurut Kramer. Caranya dengan jari telunjuk
ditekankan pada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti tulang
hidung, dada, lutut, dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat
atau kuning. Penilaian kadar bilirubin pada masing-masing tempat tersebut
disesuaikan dengan angka rata-rata (Prawirohardjo, 2009)
Derajat Ikterus dengan Rumus Kramer
Derajat Daerah Ikterus Kadar Bilirubin
Ikterus (mg%)
I Kepala dan leher 5
II Daerah 1 (+) sampai badan bagian atas (di 9
atas umbilicus)
III Daerah 1,2 (+) sampai badan bagian bawah 11
hingga tungkai (di atas lutut)
IV Daerah 1,2,3 (+) lengan hingga tungkai di 12
bawah lutut
V Daerah 1,2,3,4 (+) telapak tangan dan kaki 16
Sumber: Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2009.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan kadar bilirubin serum (total), normalnya < 2 mg/dl.
E. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY KEPERAWATAN
1. Patofisiologi
Bilirubin diproduksi dalam system retikuloendotelial sebagai
produk akhir dari katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi
oksidasi reduksi. Karena sifat hidrofobiknya, bilirubin tidak
terkonjugasi diangkut dalam plasma, terikat erat pada albumin.
Ketika mencapai hati, bilirubin diangkut ke dalam hepatosit, terikat
dengan ligandin. Setelah dieksresikan ke dalam usus melalui empedu,
bilirubin direduksi menjadi tetrapirol tak berwarna oleh mikroba di
usus besar. Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diserap kembali ke
dalam sirkulasi, sehingga meningkatkan bilirubin plasma total
(Mathindas, dkk, 2013).
Bilirubin mengalami peningkatan pada beberapa keadaan,
Kondisi yang sering ditemukan ialah meningkatnya beban berlebih
pada sel hepar, yang mana sering ditemukan bahwa sel hepar tersebut
belum berfungsi sempurna. Hal ini dapat ditemukan apabila terdapat
peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, pendeknya umur
eritrosit pada janin atau bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain
dan atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik (Manggiasih
& Jaya, 2016)
Bilirubin di produksi sebagian besar (70-80%) dari eritrosit yang
telah rusak. Kemudian bilirubin indirek (tak terkonjugasi) dibawa ke
hepar dengan cara berikatan dengan albumin. Bilirubin direk
(terkonjugasi) kemudian diekskresikan melalui traktus
gastrointestinal. Bayi memiliki usus yang belum sempurna, karena
belum terdapat bakteri pemecah, sehingga pemecahan bilirubin tidak
berhasil dan menjadi bilirubin indirek yang kemudian ikut masuk
dalam aliran darah, sehinggabilirubin terus bersirkulasi (Manggiasih
& Jaya, 2016)
2. Pathway
Bayi baru lahir

• Pembentukkan bilirubin bertambah


• Jumlah bilirubin yang diangkut ke hati berkurang
• Konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk menjadi rendah

Bilirubin indirek meningkat

Hiperbilirubinemia

Dalam jaringan ekstravaskuler Otak


(kulit, konjungtiva, mukosa dan
Alat tubuh lain) Kern Ikterus

MK.Ikterik
Neonatus Resiko injuri internal

kurang informasi ke orangtua Fototherapi Kejang/penurunan kesadaran

Persepsi yang salah


MK.Resiko gangguan
integritas kulit
MK.Ansietas (Orang
MK.Resiko perfusi
tua/keluarga
serebral tidak efektif
F. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ikterik neonatus ( D.0024) b.d bilirubin tidak terkonjugasi
2. Ansietas (D.0080) b.d krisis situasional
3. Resiko gangguan integritas kulit (D.0139) b.d suhu lingkungan yang
ekstrem
4. Resiko perfusi serebral tidak efektif (D.0017)
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ikterik neonatus ( D.0024) b.d usia kurang dari 7 hari
Tujuan dan kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24jam diharapkan
adaptasi neonatus (L.10098) membaik dengan kriteria hasil :
a) Kulit kuning menurun
b) Sklera kuning menurun

Intervensi Keperawatan (SIKI)

Fototerapi Neonatus (I.03091)

Observasi

a) Monitor ikterik pada sklera dan kulit bayi


b) Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan berat
badan
c) Monitor suhu dan tanda vital tiap 4 jam sekali
d) Monitor efek samping fototerapi

Terapeutik

a) Siapkan lampu fototerapi dan inkubator


b) Lepas pakaian bayi
c) Berikan penutup mata
d) Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
e) Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan
f) Ganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK
g) Gunakan linen warna putih agar memantulkan cahaya sebanyak
mungkin

Edukasi

a) Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan indirek

2. Ansietas (D.0080) b.d krisis situasional


Tujuan dan Kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit
diharapkan tingkat ansietas menurun (L.09093) dengan kriteria hasil :
a) Verbalisasi kebingungan menurun
b) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
c) Perilaku gelisah menurun
d) Perasaan keberdayaan meningkat.
Intervensi Keperawatan (SIKI)
Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi

a) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

Terapeutik
b) Pahami situasi yang membuat ansietas
c) Dengarkan dengan penuh perhatian
d) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
Edukasi
e) Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
3. Resiko gangguan integritas kulit b.d suhu lingkungan yang
ekstrem (D.0139)
Tujuan dan Kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
integritas kulit dan jaringan meningkat (L.14125) dengan kriteria hasil:
a) Kemerahan menurun
b) Suhu kulit membaik
Intervensi Keperawatan (SIKI)
Perawatan integritas kulit (I.11353)

Observasi

a) Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

Terapeutik

b) Ubah posisi tiap 2 jam


c) Bersihkan perineal dengan air hangat
d) Hindari penggunaan produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering

Edukasi

e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi


4. Resiko perfusi serebral tidak efektif (D.0017)
Tujuan dan kriteria hasil (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
perfusi serebral membaik (L.02014) dengan kriteria hasil :
a) Tingkat kesadaran meningkat
b) Gelisah menurun
Intervensi Keperawatan (SIKI)
Pemantauan neurologis (I.06197)
Observasi
a) Monitor tingkat kesadaran
b) Monitor tanda-tanda vital
c) Monitor status pernafasan
Terapeutik
d) Atur interval waktu pemantauan aeauai kondisi pasien
e) Dokumentasikan hasil pemantauan
BAB II
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN NEONATUS
A. IDENTITAS NEONATUS
Nama Bayi : By Ny K
Tanggal Lahir : 09 November 2022 Jam : 20.15 WIB
Jenis : Laki – Laki / Perempuan
Umur : 8 hari
Berat Badan : 2850 gr
Ruang : Peristi
Kelahiran : tunggal/kembar, hidup/mati
Tanggal MRS : 17-11-2022 Jam : 13.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 17-11-2022 Jam: 14.00 WIB
Diagnosa medis : Neonatal Jaundice
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ny.K Nama Ayah : Tn N
Umur Ibu : 31 th Umur Ayah : 33 th
Pekerjaan Ibu : IRT Pekerjaan Ayah: Tani
Pendidikan Ibu : SMP Pendidikan Ayah: SMP
Agama : Islam
Alamat : Tanggulangin ¼ Klirong, Kebumen
Dikirim Oleh : Klinik Neonatologi

C. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :


1. Riwayat Kehamilan
Ibu P3A0
BB : kg , Umur Kehamilan Aterm
TB : cm
Pemeriksaan antenatal 8 kali di bidan
Teratur/tidak teratur, sejak kehamilan 6 minggu
Penyakit/komplikasi kehamilan : tidak ada

Kebiasaan makanan : nasi, sayur, lauk dan buah-buahan


Merokok : tidak
Jamu : tidak
Kebiasaan minum obat : tidak
Periksa terakhir :
Hb : 12 gr%
Golongan darah : -
Pernah mendapat terapi : Tidak ada
Alergi obat : tidak ada

2. Riwayat Persalinan
Bayi lahir secara spontan pada Jum’at, 09 November 2022 pada umur
kehamilan 37+2mggu dengan berat badan 2880 gram dan panjang 49 cm.

D. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang :
a. Keluhan utama :
Bayi, kuning
b. Riwayat penyakit Sekarang :
Pada saat dikaji kulit bayi tampak kuning sampai ke lutut dan sklera
tampak kuning, bayi minum ASI 15 cc/ 2 jam, tidak muntah
2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :
a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Bayi lahir dengan partus spontan pervaginam pada tanggal 09
November 2022 lahir tidak langsung menangis, pada umur kehamilan
37+2 minggu dengan berat badan lahir 2880 gram, dan panjang badan
50 cm, BB sekarang 2850 gram.
b. Imunisasi : Hb0
Injeksi vit. K (1 kali)

3. Riwayat Keluarga
Genogram :

Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: garis keturunan
: garis serumah
: pasien

4. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan


Tahap Pertumbuhan
a. Berat badan lahir : 2880 gr
Berat badan sekarang : 2850 gr
b. Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 30 cm
Lingkar Abdomen : 27 cm
Lingkar Lengan Atas : 10 cm
c. Panjang Badan : 49 cm
Tahap Perkembangan
a. Psikososial : bayi Ny.K tinggal bersama ibu dan ayahnya
b. Psikoseksual : bayi Ny.K berjenis kelamin perempuan
c. Kognitif : bayi Ny.K memiliki kognitif yang baik

5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 148 x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 44 x/menit
CRT :< 2 detik
Tekanan Darah: - mmHg
b. Pemeriksaan Fisik

➢ Refleks ; (Beri tanda √ pada hasil pemeriksaan)


Sucking (menghisap) : Ada (✓) Tidak ( )

Palmar Grasping (menggenggam) : Ada (✓) Tidak ( )

Tonic Neck (leher) : Ada (✓) Tidak ( )

Rooting (mencari) : Ada (✓) Tidak ( )

Moro (kejut): Ada (✓) Tidak ( )

Babinsky : Ada (✓) Tidak ( )

Gallant (punggung) : Ada (✓) Tidak ( )


Swallowing (menelan) : Ada (✓) Tidak ( )

Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada (✓) Tidak ( )

Tonus / aktivitas
a. Aktif (✓) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
b. Menangis Keras (✓) Lemah ( ) Melengking ( )
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak (✓) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )
Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat (✓) Terpisah ( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris (✓) Asimetris ( )
d. Molding (✓) Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih (✓) Sekresi ( )
Jarak interkanus : normal, Sklera : ikterik
THT
a. Telinga : Normal (✓) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris (✓) Asimetris ( )
Wajah
a. Bibir sumbing (-)
b. Sumbing langit-langit / palatum (-)
Abdomen
a. Lunak ( ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( √ )
b. Lingkar perut 32 cm
c. Liver : teraba (✓) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm ( )
Toraks
a. Simetris (✓) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ✓ ) derajat 1 ( ) derajat 2 ( )
c. Klavikula normal (✓) Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama (✓) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih (✓): ronchi ( ) sekresi ( ): wheezing ( )
vesikuler ( )
c. Respirasi : spontan (✓) Tidak spontan ( )
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) Nasal kanul: ( ) O2 /
incubator
Konsentrasi O2 : -
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR) (✓)
Frekuensi :
b. Murmur (-) Lokasi _____________
c. Waktu pengisian kapiler : <2 detik
d. Denyut nadi : 132 x/menit

Nadi Perifer Keras (✓) Lemah Tidak ada


Brakial kanan (✓)
Brakial kiri (✓)
Femoral kanan (✓)
Femoral kiri (✓)

Ekstremitas
Gerakan bebas (✓) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
Ekstremita atas Normal (✓) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Ekstremitas bawah Normal (✓) Abnormal ( )
Sebutkan : ___________
Panggul Normal (✓) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )

Umbilikus
Normal (✓) Abnormal ( )
Inflamasi ( ) Drainase ( )

Genital
Perempuan normal (✓ ) Laki-laki normal ( )
Abnormal ( )
Sebutkan : ________________

Anus Paten (✓) Imperforata ( )

Kulit
Warna Pink ( ) Pucat ( ) Jaundice (✓)
Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral ( )
Periorbital (- ) Seluruh tubuh ( )
Kemerahan (rash) ( )
Tanda lahir : ( - ); sebutkan ______________
Turgor kulit : elastis (✓ ) tidak elastis ( ) edema ( )
Lanugo (- )

Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian ( ) Penmgaturan suhu ( )
Inkubator (✓) Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )
b. Suhu kulit : 36,7oC

Nilai Apgar
1 menit 5 menit 10 menit
Frekuensi Jantung 2 2 2
Usaha bernafas 2 2 2
Tonus otot 1 1 1
Iritabilitas reflek 1 1 2
Warna kulit 1 2 2
Jumlah 7 8 9

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan laboratorium, tanggal : 17 November 2022

KIMIA KLINIK
Bill total 20,8 < 12.0 mg/dl
Bill direct 0.6 0 – 0.2 mg/dl
Bill indirect 20,20 0.2 - 0.8 mg/dl
F. TERAPI:
Billy sphere 18 jam

ANALISA DATA
Tanggal/Jam : Kamis , 17 November 2022 / 15.00 WIB
Masalah
Data Klien Pathway Etiologi
Keperawatan
Ds : - BBL P spontan Ikterik neonatus akibat bilirubin
Do : (D.0024) tidak
- Kulit tampak Organ-organ vital terkonjugasi
belum berfungsi
kuning sampai
maksimal
perut
- Sclera tampak
Bilirubun tidak
ikterik
terkonjugasi dengan
- Bilirrubin efektif
Indirek 15.80
- Usia bayi 5 hari Penumpukan bilirubin
dibawah kulit

Ikterik neonatus
-
Ds : Ikterik neonatus Resiko gannguan Suhu lingkungan
integritas kulit
- yang ekstrim
dan jaringan
Do : Prosedur Fototerapi
- Terpasang lampu (D.0139)

fototerapi Suhu lingkungan


meningkat

Resiko gangguan
integritas kulit

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ikterik neonatus b.d bilirubin tidak terkonjugasi (D.0024)
2. Resiko gangguan integritas kulit dan jaringan (D.0139)

INTERVENSI
Tanggal/Jam : Rabu, 12 Mei 2021 / 15.00 WIB
NO DX SLKI SIKI RASIONAL
1 Setelah dilakukan Fototerapi Neonatus
intervensi selama 2x24 (I.03091)
jam diharapkan adaptasi 1. Monitor ikterik pada 1. Memantau keadaan/ batas
neonatus (L.10098) mata dan kulit bayi ikterik bayi
membaik dengan kriteria 2. Identifikasi kebutuhan 2. Menjaga kebutuhan cairan
hasil: cairan sesuai dengan bayi tetap terpenuhi
1. Kulit kuning menurun usia gestasi dan berat
2. Sklera kuning badan
menurun 3. Monitor suhu dan
3. Memantau terjadinya
tanda vital tiap 4 jam
hipertermi karena
sekali
pelaksanaan fototherapi
4. Monitor efek samping
4. Memantau efek samping
fototherapi
yang mungkin terjadi karena
5. Siapkan lampu
fototherapi
fototherapi dan
5. Persiapan pelaksanaan
inkubator
fototherapi
6. Lepaskan baju bayi
6. Memaksimalkan
kecuali popok
pelaksanaan fototherapi
7. Berikan penutup mata
7. Mencegah radiasi pada mata
8. Ukur jarak antara
karena proses fototherapi
lampu dan permukaan
8. Mencegah kerusakan
kulit bayi
jaringan kulit
9. Biarkan tubuh bayi
9. Memberikan efek maksimal
terpapar sinar
fototherapi
fototherapi secara
10. Mencegah terjadinya ruam
berkelanjutan
popok dan hipotermi
10. Ganti segera alas dan
popok bayi jika
BAK/BAB
11. Menjaga kebutuhan nutrisi
11. Berikan susu tiap 3
bayi
jam sekali
2 Setelah dilakukan Perawatan Integritas
tindakan keperawatan Kulit (I. 11353)
selama 2 x 24 jam 1. Identifikasi penyebab 1. Memantau kondisi yang
diharapkan integritas gangguan integritas kulit menyebabkan gangguan
kulit dan jaringan (suhu lingkungan yang integitas kulit
meningkat dengan meningkat)
kriteria hasil: 2. Bersihkan perineal 2. Menjaga kebersihan kulit
1. Kemerahan dengan air hangat
menurun 3. Gunakan produk 3. Menjaga kelembaban kulit

2. Suhu kulit membaik berbahan petroliun/minyak


pada kulit kering
4. Hindari produk berbahan 4. Mencegah iritasi kulit
dasar alcohol pada kulit
kering

5. Anjurkan meningkatkan 5. Untuk mencukupi


asupan nutrisi kebutuhan cairan bayi
IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam : Kamis, 17 November 2022 / 15.00 WIB
NO DX IMPLEMENTASI TTD
1,2 Endang
15.30 - Mengukur ttv :S 37,3ºc, N : 138x/mnt, RR:
48x/mnt
- Memantau pelaksanaan fototeraphi
17.30 - Memberikan minum 15cc
- Mengubah posisi bayi miring ke kanan
Do :
-
Ds :
- Terpasang lampu fototherapi, jarak dengan bayi
± 50cm, kedua mata tertutup, bay tidak memakai
baju hanya memakai popok
- Diet masuk 15 cc
- BAK/BAB(+), popok bersih
- S : 37.3ºc N: 138x/mnt Rr: 48 x/mnt
- Kulit bayi masih terlihat ikterik, kulit lembab

NO DX IMPLEMENTASI TTD
1,2
Tanggal/Jam :

NO DX IMPLEMENTAS
1,2

EVALUASI

NO HARI/TAN EVALUASI
DX GGAL/JAM
1 Kamis, 17 S:-
November O:
2022 - Keadaan umum cukup
- Ikterik menurun
- Sklera tidak ikterik
- Nutrisi melalui spin 25 cc/3 jam
A : Masalah keperawatan ikterik neonatus teratasi
P : Beri kecukupan diet
2 Jum’at, 18 S:-
November O:
2022
BAB III
PEMBAHASAN

Pada makalah asuhan keperawatan pada By.Ny.K dengan masalah


keperawatan utama ikterik neonatus. By.Ny.M dengan riwayat post partus
spontan pada tanggal 09 November 2022, dengan asfiksia,bayi lahir tidak
langsung menangis, diet yang tidak adekuat menrupakan penyebab dari ikterik
neonates. Kulit bayi terlihat kuning, sclera tampak kuning, hasil laboratorium
bilirubin indirek 20.20 sesuai dengan SDKI 2017 diagnosa keperawatan adalah
ikterik neonatus

Tujuan dan kriteria hasil yang dharapkan adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam adaptasi neonatus membaik dengan kriteria kulit
kuning menurun, sclera kuning menurun.

Salah satu intervensi yang dilakukan adalah Tindakan billy sphere


fototherapi selama 18 jam, kondisi pasien, ikterik berkurang, bayi sudah tidak
terlihat kuning. Pada jurnal yang di tuliskan oleh Wahyuningsih dkk (2020)
dengan judul “Penerapan Fototerapi Terhadap Hiperbilirubin pada Bayi Ny. D
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) “ di jelaskan bahwa derajat ikterik
sebelum dilakukan fototerapi termasuk dalam derajat II dalam teori kremer,
dengan Bilirubin total 10, 2 mg/dl yang meliputi pada daerah mata/seklera mata,
pipi, leher, dan dada. Derajat ikterik setelah dilakukan fototerapi pada jam ke 24
adalah masih dalam derajat yang sama yaitu derajat 2 yaitu masih terlihat samar-
samar pada daerah mata, pipi, leher, dan dada dan tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, setelah ke 36 jam dilakukan fototerapi derajat ikterik turun menjadi
derajat I, dimana hanya terlihat sedikit kekuningan pada daeran mata, pipi, dan
leher.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Widya Wikanthiningtyas dan Sri


Mulyanti (2018) pada Jurnal Keperawatan Global dengan judul “Pengaruh Alih
Baring Selama Fototerapi Terhadap Perubahan Kadar Bilirubin Pada Ikterus
Neonatorum di Ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi” didapatkan hasil
penelitian diperoleh dari 25 responden diketahui rata-rata umur pasien
adalah 4 hari sebanyak 28,6% dan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
dengan prosentase 52%. Ada pengaruh alih baring selama fototerapi terhadap
kadar bilirubin pada ikterus neonatorum di ruang HCU Neonatus RSUD Dr.
Moewardi dengan P = 0.00 Berdasarkan analisa data maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh alih baring selama fototerapi terhadap kadar bilirubin
pada ikterus neonatorum di ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi

Sehingga berdasarkan pemaparan yang ada di jurnal tersebut, penulis


menyimpulkan bahwa masalah ikterik neonatorum harus segera ditangani dengan
tepat, salah satunya adalah dengan tindakan fototherapi dan ini bisa di lakukan di
ruang peristi Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen dengan dukungan dari tenaga
keperawatan yang professional dan kompeten dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Manggiasih, & Jaya. (2016). Buku Ajar : Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah. Trans Info Media.

Marni, & Rahardjo. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Pustaka Belajar.

Mathindas, Wilar, & Wahani. (2013). Hiperbilirubinemia pada Neonatus. Jurnal


Biomedik, 5. https://doi.org/https://doi.org/10.35790/jbm.5.1.2013.2599

Mendri, & Prayogi. (2017). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dan Bayi
Resiko Tinggi. Pustaka Baru Press.

Saifudin, A. B. (2009). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
http://66.96.240.35/slims/index.php?p=show_detail&id=1046

Tim Pokja SDKI, D. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Definisi dan Indikator Diagnosis (I). Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI, D. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (I). DPP
PPNI.

Tim Pokja SIKI, D. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi


dan Tindakan Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

Wahyuningsih, T., Astuti, W. T., & Siswanto. (2020). Penerapan Fototerapi


Terhadap Hiperbilirubin pada Bayi Ny. D dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Jurnal Keperawatan Karya Bhakti, 6, 8–14.

Wikanthiningtyas, N. W., & Mulyanti, S. (2018). Pengaruh Alih Baring Selama


Fototerapi Terhadap Perubahan Kadar Bilirubin Pada Ikterus Neonatorum di
Ruang HCU Neonatus RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Keperawatan Global, 1.
https://doi.org/https://doi.org/10.37341/jkg.v1i1.17

Anda mungkin juga menyukai