Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman yang semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Mengharuskan calon tenaga kerja memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
lingkungan kerjanya. Hal ini berhubungan dengan tingkat kepedulian dan
profesionalisme yang dapat ditunjukan dengan pemahaman kecil mengenai
lingkungan tempat ia bekerja. Begitupun dengan calon tenaga kesehatan yang selalu
dituntut untuk professional. Jumlah penduduk yang meningkat juga mempengaruhi
rasa profesionalisme yang dimiliki oleh calon tenaga kerja. Banyaknya jumlah calon
tenaga kesehatan mengharuskan mereka bersaing untuk menjadi yang terbaik. Belum
lagi kini banyak tenaga kesehatan dari luar negeri datang ke Indonesia untuk
menawarkan jasanya. Tidak bisa dipungkiri kualitas sumber daya manusia memang
memiliki nilai tertinggi di bidang ini. Maka dari itu selain memiliki hard skill dan soft
skill yang bagus tenaga kesehatan juga diwajibkan memahami lingkungan rumah sakit
tempat ia bekerja, Peran dan fungsi profesinya guna untuk mengetahui batasan-
batasan pekerjaannya.
Begitu pun calon tenaga keperawatan. Profesi yang menawarkan jasa ini
sangat menuntut tenaganya untuk bersikap professional karena pekerjaan yang
diambil berhubungan dengan nyawa manusia. Maka dari itu calon perawat perlu
melakukan orientasi ke rumah sakit untuk mengetahui fungsi dan jenis dari masing-
masing ruangan. Oleh karena itu kami sebagai calon tenaga keperawatan
melaksanakan orientasi ke RSUD Wangaya pada hari Senin, 20 januari 2020 untuk
mengetahui gambaran umum lingkungan rumah sakit khususnya ruang cendrawasih.
Dengan adanya program orientasi ini diharapkan Mahasiswa dapat memahami
fungsi ruangan yang ada di lingkungan rumah sakit khususnya ruang cendrawasih
karena untuk kedepannya mahasiswa akan melakukan praktik asuhan keperawatan di
rumah sakit tersebut pada semester yang lebih tinggi, sehingga pada saat waktu
praktik tiba para mahasiswa tidak bingung lagi mengenai tempat dan fungsi ruangan
di tempat mereka melakukan praktik asuhan keperawatan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah gambaran umum ruang cendrawasih?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran umum ruangan cendrawasih di RSUD Wangaya Denpasar dan
memahami peran dan fungsi perawat di lapangan klinik.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum
b. Mengetahui aturan dan tata tertib umum yang berlaku bagi petugas,m
pengunjung dan klien
c. Mengetahui sistem Universal Precaution (UP) ysng diberlakukan
d. Mengenal ruangan atau tempat-tempat pelayanan keperawatan
e. Mengetahui struktur pengorganisasian ruangan perawatan
f. Mengetahui sistem atau model pelayanan keperawatan yang diberlakukan
g. Mengetahui peran perawat dalam pelayanan
h. Memahami fungsi perawat dalam pelayanan

D. Manfaat
1. Memudahkan mahasiswa untuk beradaptasi di rumah sakit
2. Mendapatkan informasi mengenai fasilitas,SDM dan struktur organisasi di ruang
cendrawasih
BAB II

OBSERVASI ORIENTASI

A. Gambaran umum ruang cendrawasih


1. Identitas ruangan

Ruangan cendrawasih merupakan ruang rawat inap kelas III khusus untuk penyakit
dalam. Dipimpin oleh seorang kepala ruangan yang bernama Ns. Ni Sayu Kade
Seridamayanti, S.Kep dan seorang wakil kepala ruangan yang bernama Ns. I.A.KT. Adi
Setiawati, S.Kep. Terdiri dari 6 ruang rawat inap,1 ruang tindakan keperawatan,1 ruang alat
medis, 1 ruang spolhook,1 ruang perawat, 1 ruang CS dan kebersihan, 1 ruang kepala
ruangan dan wakil kepala ruangan,1 dapur dan 1 ruang diskusi,1 kamar mandi. Ruang
cendrawasih memiliki kapasitas 36 orang, 48 tempat tidur dan masing-masing ruangan
terdapat 8 tempat tidur.

2. Jenis dan Fungsi ruangan cendrawasih

Pasien yang dirawat di ruang cendrawasih umumnya menderita penyakit dalam,paru,


neuro, dan bedah. Fungsi dari ruangan cendrawasih yaitu ruangan intensif dengan peralatan
khusus untuk menanggulangi pasien gawat karena penyakit trauma atau komplikasi lain, serta
rawat inap pasien dalam keadaan sakit kritis pada layanan penyakit dalam.

3. Aturan dan Tata tertib umum yang berlaku bagi petugas-pengunjung dan klien.
A. Peraturan Jam Kunjung Pasien
SENIN-MINGGU             
1. Pagi Jam 11.00-13.00 WIB

2. Sore Jam 16.00-18.00 WIB

B. Tata Tertib Pengunjung


1. Semua pengunjung mengikuti jam kunjung yang sudah ditentukan.
2. Anak-anak di bawah umur 12 tahun tidak diperkenankan masuk area ruang
perawatan/ berkunjung.
3. Setiap pengunjung pasien yang datang diluar jam kunjung  wajib melewati skrening
dari petugas keamanan Rumah Sakit.
4. Setiap pengunjung pasien diluar jam kunjung, diperbolehkan masuk setelah mendapat
ijin dari petugas keamanan dan mengisi buku kunjungan.
5. Setiap pengunjung di luar jam kunjung, wajib menggunakan tanda pengenal atau
kartu pengunjung di luar jam kunjung, yang diberikan oleh petugas keamanan dan
diserahkan kembali setelah selesai kunjungan.
6. Pengunjung bagi pasien meninggal diperbolehkan masuk jika mendapat ijin dari
petugas keamanan Rumah Sakit maksimal tiga orang.
7. Kartu pasien jika hilang/rusak mengganti sebesar Rp. 5000,-
8. Tanpa kartu penunggu pasien, maka tidak diperbolehkan menunggu pasien di rawat
inap.
9. Pengunjung/pasien tidak diperkenankan membawa peralatan elektronik di Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar
10. Pengunjung tidak diperkenankan membawa senjata tajam, membawa dan
mengkonsumsi minum-minuman beralkohol di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Denpasar
C. Tata tertib Ruangan Rawat Inap
1. Pasien/penunggu tidak dibenarkan membawa :
a. Perhiasan, uang, dan barang berharga secara berlebihan.
b. Tikar/peralatan tempat tidur, dan bantal.
c.  Ember, rak handuk, dan sebagainya.
d.  Barang lain yang tidak dapat dimasukkan ke dalam almari yang tersedia di
ruang rawat.
2. Bila terjadi kehilangan barang milik pasien/ keluarga yang tidak dalam perlindungan
Rumah Sakit maka bukan menjadi tanggung jawab Rumah Sakit.
3. Pasien/ keluarga dilarang mencuci dan menjemur pakaian di lingkungan Rumah Sakit.
pasien/ keluarga dilarang :
a. Merokok di lingkungan RSUD Wangaya Denpasar
b. Duduk dan tiduran di tempat tidur pasien
4. Penunggu dan pengunjung wajib menjaga ketenagan di ruang rawat. Jagalah
kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang disediakan
5. Penunggu pasien membawa bukti kartu tunggu, sesuai ketentuan (penunggu maksimal
2 orang).
6. Pasien pulang maksimal 2 jam setelah menyelesaikan proses administrasi, dimohon
segera berkemas meninggalkan ruang rawat inap.
4. Inventaris ruangan

a. Alat Tenun

Ketersediaan linen sesuai dengan kebutuhan pasien diruangan.

b. Alat Medis

ALAT MEDIS
N NAMA JIMLAH N NAMA JUMLAH
O O
1 Tensi meter 4 9 EKG 1
2 Termometer digital 5 10 Ambubag 1
3 Reflex hammer 2 11 Suction 6
4 Tongue spatol 3 12 Troli medicine 5
5 Syringe pump 3 13 Pulse oxymeter 1
6 Lampu baca film 1 14 Stetoskop 5
7 Kursi Roda 4 15 Bed side monitor 1
8 Nebulizer 1 16 Troli emergency 1

c. Alat Medis Keperawatan

ALAT MEDIS KEPERAWATAN


N NAMA JUMLAH NO NAMA JUMLAH
O
1 Gunting lancip Sesuai 7 Urinal 6
kebutuhan
2 Pinset anatomi Sesuai 8 Pispot 6
kebutuhan
3 Kom 5 9 Selang O2 Sesuai
kebutuhan
4 Kupet 5 10 Standar infuse 48
5 TimbanganBB Dewasa 1 11 Regulator O2 48
6 Bengkok 5 12

3. Model yang digunakan dalam pembagian tugas perawat

Menurut Marquis dan Huston (1998), Model yang digunakan dalam pembagian tugas perawat
adalah :

a. Model tim

Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat. Kelompok


ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan
dalam bidangnya. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda - beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien perawat ruangan dibagi
menjadi 2 - 3 tim atau grup yang terdiri atas tenaga profesional teknikal dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu

1) Kelebihan metode tim

a) Saling memberi pengalaman antar sesama tim

b) Pasien dilayani secara komprehensif

c) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

d) Tercipta kerja sama yang baik

2) Kekurangan metode tim

a) Perawat yang belum berpengalaman selalu tergantung pada anggota tim yang
mampu

b) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya

c) Tanggung jawab dalam tim kurang

b. Metode Perawatan Primer

Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
mengkoordinasikan askep selama pasien dirawat.

1) Kelebihan dari metode perawat primer:

a) Mendorong kemandirian perawat

b) Ada keterikatan pasien dan perawat

c) Model keperawatan professional dapat diterapkan

d) Memberikan kepuasan bagi perawat

2) Kekurangan dari metode perawat primer


a) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga keperawatan

b) Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional

c) Biaya relative lebih tinggi dibandingkan metode lain

B. Fasilitas di ruangan cendrawasih

Di ruangan cendrawasih terdapat enam ruangan rawat inap dengan kapasitas 36 bed.
Masing-masing ruangan terdapat fasilitas yaitu :

1.Pada ruang cendrawasih no 1,2,3,4,5, dan 6

Fungsi : Merawat dan memberi asuhan keperawatan kepada pasien.

Fasilitas : - 48 buah tempat tidur

-48 buah meja

- 48 buah kursi

- 48 buah standar infuse

- 48 oksigen central

- 1 buah kamar mandi di masing-masing ruangan

2. Ruang Tindakan

Fungsi : Tempat melakukan operan shift.

Fasilitas :-1 buah tempat tidur

-3 buah kursi

- 1 buah rak linen

- 1 buah meja

- 1 Lampu baca film

3. Ruang Peralatan Medis


Fungsi : Tempat penyimpanan alat medis keperawatan.

Fasilitas : -5 buah troli

- 2 buah lemari kaca

-2 buah meja

- 1 buah kamar mandi

-1 buah wastafel

- 3 tempat sampah

4.Dapur

Fungsi : Tempat makan dan menyimpan makanan,

Fasilitas : - Kompor dan perlengkapan dapur lainnya.

5.Ruang spolhook

Fungsi : Tempat laken kotor.

Fasilitas : - Ember untuk laken kotor.

6 .Kamar mandi

Fungsi : Keperluan MCK bagi tenaga medis

Fasilitas : - Bak mandi, closet

- Gayung

7. Ruang kepala ruangan

Fungsi : Tempat kepala ruangan

Fasilitas :- 3 buah kursi

-3 buah meja

-1 buah lemari

8. Ruang jaga perawat


Fungsi : Tempat konsultasi tenaga kesehatan dengan pasien

Fasilitas :- Meja

-Kursi

-Rak buku

-AC

-File-file pasien

-Telepon

9. Meja Informasi

Fungsi :Tempat memperoleh infprmasi mengenai ruang cendrawasih

Fasilitas :-Meja

-Kursi

-File-file

- Telepon

10. Ruang Diskusi

Fungsi : Tempat diskusi.

Fasilitas : - Meja

- Kursi
- Lemari

C.SDM Keperawatan

1. Jumlah dan kategori pendidikan

 Jumlah : 27 Perawat Primer

1 Kepala Ruangan

1 Wakil Kepala Ruangan


Jadi total perawat keseluruhan berjumlah 29 perawat

 Kategori pendidikan

- S-1 Keperawatan + ners : 11

- D III Keperawatan : 17

- D IV :1

STRUKTUR PENGORGANISASIAN DI RUANGAN CENDRAWASIH

(BAGAN)

2. Daftar kepala ruangan dan wakil kepala ruangan di ruang cendrawasih

No Nama Golongan Pendidikan


Kepala Ruangan
1 Ni Sayu Kade Seridamayanti IV A S I Kep + Ners
Wakil Kepala Ruangan
2 I.A.KT. Adi Setiawati III C S I Kep + Ners
Perawat Primer I
3 Ni Nyoman Murniasih III C S I Kep + Ners
4 I.A.Gede Sintia Swandewi HNR S I Kep + Ners
5 Ngakan Putu Arisudana HNR D III Kep
6 Ni Luh Gede Susilawati HNR D III Kep
7 Putu Diah Purnama Dewi HNR S I Kep + Ners
Perawat Primer II
8 Ni Gede Ayu Rosoasih III C D IV
9 IG.A.A.Fera Aryanti III B D III Kep
10 Dewi Intan Pramayuni HNR S I Kep + Ners
11 Eka Wahyudi Wangsa HNR D III Kep
12 Pt. Agus Wira Susila III A D III Kep
Perawat Primer III
13 Putu Eka Ari Redani III B D III Kep
14 Ni Made Hedi Purwani HNR D III Kep
15 Ni Kadek Indrayanti HNR S I Kep + Ners
16 IGA MD Made Indrayani HNR D III Kep
17 Komang Edy Wardana HNR D III Kep
Perawat Primer IV
18 Ni Putu Rupiyani HNR S I Kep + Ners
19 Ni Made Titah Riyindrika HNR D III Kep
20 I Made Oka Ari Sanjaya HNR D III Kep
21 I Wy Semara Jayak HNR D III Kep
22 Ni Luh Ade Pariani HNR D III Kep
Perawat Primer V
23 Ni Luh Pt. Eka Rasnuari III B D III Kep
24 Ni Nyoman Trisanti III A S I Kep + Ners
25 Kdk. Inaya Priyanti HNR S I Kep + Ners
26 Weda Mahantari HNR D III Kep
27 Prema Vidhya HNR D III Kep
28 Ni Wyn Sri Utami III D D III Kep
29 Ni Made Dwi Kusumayanti HNR S I Kep + Ners

3. Jadwal rotasi dan shift

Pembagian shif di ruang cendrawasih dibagi menjadi tiga, yaitu :

 Pagi : jam 07.30 – 13.30 dengan jumlah perawat jaga sebanyak 5-6 perawat.

 Sore : jam 13.30 – 19.30 dengan jumlah perawat jaga sebanyak 5 perawat.

 Malam : jam 19.30 – 07.30 dengan jumlah perawat jaga sebanyak 5 perawat.

D. Peran dan fungsi perawat

a. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 :

1. Pemberi asuhan keperawatan

Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui


pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.

2. Advokat

Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain


khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada
pasien- mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Edukator

Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit


bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Koordinator

Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim


kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.

5. Kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan
yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya.

6. Konsultan

Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peneliti

Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. Hampir semua peran perawat sudah
dijalankan di ruang cendrawasih namun, peran perawat sebagai peneliti masih kurang
maksimal.

b. Fungsi Perawat

Menurut Kozier (1991) terdapat tiga fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu:

1. Fungsi Independen
Adalah fungsi yang mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara tim satu dengan lainya fungsi ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan. Semua fungsi perawat sudah berjalan dengan baik di ruang
cendrawasih.

 Hasil observasi mengenai peran dan fungsi perawat


a. Peran Perawat
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Mahasiswa sudah melihat peran perawat yaitu pemberian asuhan keperawatan
seperti melakukan pengecekan tanda-tanda vital.
2. Advokat
Mahasiswa sudah melihat peran perawat yaitu sebagai advokat, dimana peran
perawat meminta persetujuan kepada keluarga pasien mengenai perawatan
jenazah kepada salah satu anggota kluarganya yang meninggal.
3. Educator
Mahasiswa sudah melihat peran perawat yaitu sebagai educator dimana perawat
mengajarkan pasien untuk cuci tangan sehingga terhindar dari virus.
4. Koordinator
Mahasiswa sudah melihat peran perawat yaitu sebagai koordinator dimana
perawat melakukan operan shift, sehingga perawat mengetahui perkembangan
pasien.
5. Kolaborator
Mahasiswa sudah melihat peran perawat yaiutu sebagai kolaborator seperti
perawat melakukan kolaborator dengan dokter untuk mengetahui tindakan
selanjutnya, seperti perawat dengan tim laboratorium untuk mengetahui penyakit
pasien.
6. Konsultan
Mahasiswa sudah melihat peran perawat sebagai konsultan dimana perawat
menanyakan hal yang harus dilakukan kepada dokter.
7. Penelitian
Mahasiswa tidak melihat peran perawat sebagai peneliti karena diruang
cendrawasih peran perawat sebagai peneliti masih kurang maksimal.
b. Fungsi perawat
1. Fungsi independen
Mahasiswa sudah melihat fungsi perawat sebagai independen seperti pengaturan
posisi pada pasien.
2. Fungsi dependen
Mahasiswa sudah melihat fungsi perawat sebagai dependen seperti perawat senior
mengintruksikan kepada perawat junior untuk melakukan pengecekan tanda-tanda
vital.
3. Fungsi interdependen
Mahasiswa sudah melihat fungsi perawat sebagai interdependen seperti perawat
bekerjasama dengan tim laboratorium untuk mengetahui penyakit pasien.

E.Hasil wawancara antar perawat dan pasien mengenai masalah kesehatan pasien

Nama Px : TN. Kembar Kusuma Yadnya

Umur : 17 th
Asal : Buleleng

Dx : Ganglion

Pada tanggal 19 januari 2020 Tn. Kembar datang ke RSUD wangaya dengan keluhan
kesemutan pada pergelangan tangan dan terdapat benjolan pada pergelangan tangan, di UGD
diperiksa oleh perawat dan dokter, dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium, setelah dilakukan pemeriksaaan laboratorium dokter menyarankan untuk
operasi serta rawat inap lalu dipindahkan keruang cendrawasih. Beberapa hari setelah
dilakukan operasi Tn. Kembar mengatakan keadaannya sudah membaik dan tidak ada
keluhan. Ia mengatakan pelayanan yang diberikan oleh perawat yang merawatnya sudah
bagus. Tidak ada pembedaan kedudukan. Semua sama rata. Fasilitas di ruangannya pun
lengkap layaknya ruang kelas tiga lainnya.

F. Pesan dan kesan kepala ruangan terhadap mahasiswa

 Pesan :
a. Jangan ragu bertanya
b. Tingkatkan rasa percaya diri
c. Murah senyum
d. Disiplin dan etika
e. Mempunyai inisiatif
 Kesan :
a. Mahasiswa masih malu untuk bertanya mengenai tugas yang diberikan
b. Mahasiswa masih terkesan takut berbicara dengan tenaga kesehatan

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Jadi simpulan dari laporan hasil observasi orientasi kami adalah ruang cendrawasih
adalah ruangan kelas tiga untuk pasien yang menderita penyakit dalam yang terdiri dari enam
ruang rawat inap dengan kapasitas pasien tiga puluh enam orang dengan satu kepala ruangan,
satu wakil kepala ruangan, dan dua puluh tujuh perawat primer. Model yang digunakan
dalam pembagian tugas di ruangan cendrawasih yaitu model tim serta metode perawatan
primer. Peran dan fungsi perawat yang terlihat diruangan cendrawasih yaitu peran pemberi
asuhan keperawatan, advokat, educator, koordinator, kolaborator serta peran konsultan.

B. Saran

Sebaiknya mahasiswa lebih aktif bertanya untuk memudahkannya beradaptasi di rumah


sakit dan dapat mengetahui fasilitas, SDM dan struktur organisasi apa saja yang ada di
ruangan agar nantinya dapat memahami tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.

LAPORAN ORIENTASI RSUD WANGAYA


RUANG CENDRAWASIH
PADA TANGGAL 22 JANUARI 2020
GELOMBANG 2
Oleh : Kelompok 8

1. Ni Putu Dewi Murdani (193213039)

2. Ni Putu Eka Cintya Parwita (193213040)

3. Ni Putu Indah Ulandari (193213041)

4. Ni Putu Rahayu Kurnianingsih (193213042)

5. Ni Putu Yulia Ari Santini (193213043)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai