Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Memamhami Peran dalam Tim Paliatif” dengan baik dan tepat waktu. Adapun
pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Selain itu, pembuatan makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan manfaat yang berguna bagi pengetahuan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik
dan lancer. Selain itu, penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun terhadap kekurangan dalam makalah agar selanjutnya penulis dapat
memberikan karya yang lebih baik dan sempurna. Semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi pengetahuan para pembaca.
Kelompok 6 Kelas B
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
PEMBAHASAN
a. Dokter
b. Perawat
d. Konselor spiritual
e. Fisioterapis
f. Relawan
g. Apoteker
h. Dukun
a. Dokter
Dokter memainkan peran penting dalam pelayanan paliatif
interdisipliner, dokter tersebut harus memiliki pengetahuanserta harus
kompeten di kedokteran umum, kompeten dalam pengendalian rasa sakit
dan gejala lain, dan juga harus akrab dengan prinsip-prinsip pengelolaan
penyakit pasien. Dokter yang bekerja di pelayanan paliatif mungkin
bertanggung jawab untuk penilaian, pengawasan dan pengelolaan dari
banyak dilema pengobatan sulit.
Selain itu dokter umum juga memiliki peran penting terutama pada
perawatan pasien terminal di tingkat layanan primer (dipuskesmas dan
dirumah pasien). Adapun peran dokter umum ialah
1) Mengkoordinir tim paliatif di tingkat layanan primer
2) Mengantisipasi dan mencegah timbulnya gejala dengan obat dan
modalitas lain
3) Mengatur penggunaan obat sehingga kepatuhan pasien dapat
terjaga
4) Menyusun program paliatif
5) Membangun hubungan kerja dengan tim paliatif di tingkat
sekunder dan mengkonsulkan pasien
6) Membangun kerja sama dan menggunakan sumber daya yang
tersedia di wilayah layanan primer untuk mengembangkan
program paliatif
Adapun untuk Dokter Paliatif di tingkat sekunder dan tersier
memiliki peran sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan pasien paliatif
2) Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila terapi
kausatif belum atau tidak dilakukan
3) Mengkoordinasikan dengan tim penatalaksanaan nyeri dan gejala
lain yang memerlukan keahlian spesialis lain
4) Melakukan tatalaksana gejala pada pasien stadium terminal fase
menjelang akhir kehidupan
5) Mengkoordinasikan kasus dengan dokter primer
6) Memberikan konsultasi dari layanan primer
b. Perawat
Merupakan anggota tim yang biasanya akan memiliki kontak
terlama dengan pasien sehingga memberikan kesempatan unik untuk
mengetahui pasien dan pengasuh, menilai secara mendalam apa yang
terjadi dan apa yang penting bagi pasien, dan untuk membantu pasien
mengatasi dampak kemajuan penyakit. Perawat dapat bekerja sama dengan
pasien dan keluarganya dalam membuat rujukan sesuai dengan disiplin
ilmu lain dan pelayanan kesehatan.
Selain itu juga ada Beberapa bentuk peran perawat di erea
perawatan paliatif yang didefinisikan sebagai satu dukungan untuk
berbagai hal menurut Davies dan Obrie yaitu:
1) Valuing, memiliki kemampuan untuk menghargai terhadap nilai
dan keyakinan sesorang.
2) Connecting, menunujukan kemampuan untuk selalu dapat
berinteraksi dengan pasien dan keluarga, dan mencoba
memahami pengalaman yang dialami oleh mereka.
3) Empowering, memberdayakan pasien dan keluarga untuk dapat
melakukan sesuatu sesuai dengan harapan yang mereka
ingginkan.
4) Doing for, selain memberikan pelayanana kebutuhan pasien
secara fisik, perawat juga harus memaksilmalkan kemampuan
pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah atau keluhan yang
dialami oleh pasien, seperti bagaimana pasien mampu mengatasi
nyeri yang dirasakan dengan mengelola nyeri secara mandiri
melalui teknik relaksasi.
5) Finding meaning, dalam pelayanan perawatan paliatif mendorong
pasien untuk menemukan makna dari kondisi sakitnya atau
kondisi kekiniannya merupakan hal yang penting dalam
membantu menemukan tata kelola keluhan yang dirasakan oleh
paisen. Sehingga dengan menemukan makna dari suatu
penderitaan atau sakit dapat memberikan kakuatan. Sebagai
contoh dalam perspektif islam. Sakit dapat dimaknai sebagai
salah satu jalan allah untuk mengingatkan manusia akan
pentingnya menjaga kesehatan atau sakit dapat pula menjadi
jalan untuk menggugurkan dosa-dosa.
6) Preserving own integrity, menjaga dan memperthankan integritas
diri merupakan hal yang terpenting untuk memperthankan
hargadiri, keyakinan diri serta semangat atau spirit sehingga
mampu menjalankan peran dan fungsi sebagai anggota tim secara
selektif
f. Relawan
Peran relawan dalam tim perawatan paliatif akan bervariasi sesuai dengan
pengaturan. Di negara sumber daya rendah atau menengah, relawan dapat
menyediakan sebagian besar pelayanan untuk pasien. Relawan yang
termasuk dalam rumah sakit dan tim pelayanan paliatif membantu
profesional kesehatan untuk memberikan kualitas hidup yang optimal bagi
pasien dan keluarga. Relawan datang dari semua sektor masyarakat, dan
sering menyediakan link antara institusi layanan kesehatan dan pasien.
Memasukkan relawan dalam tim pelayanan paliatif membawa dimensi
dukungan masyarakat dan keahlian masyarakat. Dengan pelatihan dan
dukungan tepat, relawan dapat memberikan pelayanan langsung kepada
pasien dan keluarga, membantu tugas-tugas administratif, atau bahkan
bekerja sebagai konselor. Selain itu, dapat berperan membantu
meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan kesehatan,
menghasilkan dana, membantu rehabilitasi, atau bahkan memberikan
beberapa jenis perawatan medis.
g. Apoteker
Terapi obat merupakan komponen utama dari manajemen gejala
dalam pelayan paliatif, sehingga apoteker memainkan peranan penting.
Apoteker memastikan bahwa pasien dan keluarga memiliki akses penting
ke obat-obatan untuk pelayanan paliatif. Keahlian apoteker juga
dibutuhkan untuk mendukung tim kesehatan dengan memberikan
informasi mengenai dosis obat, interaksi obat, formulasi yang tepat, rute
administrasi, dan alternatif pendekatan.
Morfin dan obat-obatan lain yang sesuai diperlukan untuk
pelayanan paliatif. Banyak negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah, akses terhadap obat-obatan tidak hanya dibatasi oleh
kurangnya apoteker untuk mengeluarkan obat-obatan, tetapi juga oleh
biaya obat-obatan yang relatif tinggi sehingga sulit dijangkau bagi banyak
pasien kanker. Untuk itu, apoteker, bahkan mereka dengan keterampilan
dasar yang cukup dan pelatihan yang terbatas sangat penting untuk
pelayanan paliatif.
Selain itu menurut Walker, Scarpaci & Mcpherson (2010)
mengelompokan peran apoteker di area perawatan paliatif dalam lima
kelompok. Secara detail setiap kelompok dari peran apoteker akan
dijelaskan berikut ini.
1) Penyediaan layanan obat-obatan
a) Penyimpanan dan distribusi obat-obatan untuk kelompok
pasien paliatif
b) Menyediakan obat-obatan generic sesui dosis dan
kebutuhan pasien paliatif
c) Mengatur obat-obatan yang akan diberikan sesui dengan
rute pemberianya, seperti obat-obatan yang akan diberikan
melalui NGT.
2) Mengoptimalkan pemberian obat
a) Mengevaluasi gejala atau keluhan pasien sebagai akibat
dari efek samping obat, dan memberikan rekomendasi
mengenai obat yang cocok dan sesuai dengan kondisi
pasien
b) Memberikan infomasi detail menegenai konversi obat-
obatan seperti obat golongan opioid
c) Membuat rekomendasi mengenai seberapa cepat obat
opioid diberikan ulang, dosis dinaikan atau dosis
diturunkan
d) Merekomendasikan strategi penetapan adosis yang tepat
ketika mengganti obat dengan obat yang dimiliki fungsi
yang sama.
3) Pendidikan dan informasi tentang obat-obatan
a) Mengajarkan kepada tim perawatan paliatif mengenai
prinsip farmakoterapi pada pasien paliatif
b) Memberikan informasi kepada pasien dan penjaga pasien
mengenai penggunaan mengenai risiko dan keuntungan
penggunaan terapi tersebut terhadap pasien.
c) Mengjarkan pasien, keluarga, dan penjaga pasien mengenai
cara pemberian dan penggunaan obat yang tepat, seperti
obat kategori inhalasi dan nebulizer
4) Keselamatan pasien
a) Melakukan investasi tehadap kejadian atau kesalahan dalam
penggobatan seperti cara pemberian, dosis dan
kontraindikasi serta interaksi obat
b) Melakukan analisis trend untuk merencankan program
pencegahan, pembenahan dan pedoman pengobatan
c) Menggembngkan strategi pendeteksian dini terhadap
potensi kesalahan yang berkenaan dengan pengobatan
pasien
5) Manajemen dan administrasi pelayanan obat
a) Menggembangkan formula pengobatan sesui dengan
standard praktik dan pembiayaan yang lebih efektif
b) Menggembangkan protocol manajemen nyeri dan keluhan
fisik lainnya untuk mengoptimalkan pengunaan obat-obatan
h. Dukun
Peran obat tradisional dan dukun juga diakui. Di seluruh dunia, sekitar dua
pertiga dari pasien kanker meminta pertolongan berobat pada terapi
komplementer atau alternatif. Dalam banyak hal, dukun biasanya tidak
menjadi anggota tim perawatan paliatif. Namun demikian, harus ada ruang
untuk sebuah wacana terbuka antara penyedia layanan kesehatan dan
dukun dengan maksud untuk mengkoordinasikan upaya-upaya mereka
dalam mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga mereka, yang sensitif dan
menghormati, dengan mempertimbangkan beragam budaya masyarakat
dan individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rasjidi, I. (2010). Perawatan Paliatif Suportif dan Bebas Nyeri pada Kanker.
Jakarta: Sagung Seto.