Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE

THERESIA ICHI YOHANA SITEPU / 181101134

ichisitepu@gmail.com

ABSTRAK
Pelaksanaan keperawatan pada Stroke dikembangkan untuk memantau tanda-tanda vital,
melakukan latihan rentang pergerakan sendi aktif dan pasif, meminta klien untuk mengikuti perintah
sederhana, memberikan stimulus terhadap sentuhan, membantu klien dalam personal hygiene, dan
menjelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan stroke.

Tindakan keperawatan (implementasi) adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana


tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan
kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan perawatan untuk tujuan yang berpusat
pada klien. Pelaksanaan keperawatan merupakan tahapan pemberian tindakan keperawatan untuk
mengatasi permasalahan penderita secara terarah dan komprehensif, berdasarkan rencana tindakan
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kata Kunci : Pelaksanaan Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Pasien

LATAR BELAKANG Stroke atau serangan otak(brain


attack) adalah defisit neurologis mendadak
susunan saraf pusat yang di sebabkan oleh
Stroke adalah kehilangan fungsi
peristiwa iskhemik atau hemorargik.
otak yang di akibatkan oleh berhentinya
Stroke juga sebagai penyebab utama
suplay darah kebagian otak ( Baughman, C
kecacatan fisik atau mental pada usia
Diane.dkk, 2000). Otak merupakan organ
lanjut maupun usia produktif, dan dengan
yang membutuhkan banyak oksigen dan
sifat-sifatnya tersebut, menempatkan
glukosa. Zat ini diperolehnya dari
stroke sebagai masalah serius di dunia.
darah.apabila di otak hampir tidak ada
Penyakit jantung dan stroke merupakan
cadangan oksigen, sehingga dapat merusak
sosok penyakit yang sangat menakutkan.
daerah-daerah yang ada di otak yang dapat
Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit
menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi
jantung menempati urutan pertama sebagai
jaringan otak sangat bergantung kepada
penyebab kematian. Penyakit jantung dan
keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa
stroke sering dianggap sebagai penyakit
detik saja aliran darah terhenti maka fungsi
monopoli orang tua. Dulu memang
otak akan bisa
penyakitpenyakit di derita oleh orang tua
berakibat fatal,dan apabila aliran darah
terutama yang berusia 60 tahun ke
kesuatu daerah otak terhenti selama kira-
atas, karena usia juga merupakan salah
kira 3 menit maka jaringan otak akan mati
satu faktor risiko terkena penyakit jantung
(infark).
dan stroke. Namun sekarang ini ada
kecenderungan juga diderita oleh pasien di 2) Kriteria hasil tingkat kesadaran
bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi
membaik, tanda-tanda vital stabil
karena adanya perubahan gaya hidup,
terutama pada orang muda perkotaan tidak ada tanda-tanda peningkatan
modern.
tekanan intrakranial.
Pelaksanaan merupakan suatu
proses penyusunan berbagai intervensi 3) Intervensi;
keperawatan yang dibutuhkan untuk
mencegah, menurunkan atau mengurangi a) Pantau/catat status neurologis
masalah-masalah klien. Pelaksanaan
secara teratur dengan skala koma
merupakan langkah keempat dalam
membuat suatu proses keperawatan. glascow
Pelaksanaan merupakan suatu petunjuk
tertulis yang menggambarkan secara tepat Rasional: Mengkaji adanya
rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kecenderungan pada tingkat
kebutuhannya berdasarkan diagnosis kesadaran.
keperawatan.
b) Pantau tanda-tanda vital
TUJUAN terutama tekanan darah.
Untuk mengetahui pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien stroke. Rasional: autoregulasi
mempertahankan aliran darah otak
METODE yang konstan.
Penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif dengan jenis peneliti c) Pertahankan keadaan tirah
surver analitik, dan menggunakan baring.
pendekatan cross sectional dimana
pngumpulan data, baik variabel Rasional: aktivitas/ stimulasi
independen dan variabel dependen
yang kontinu dapat
dilakukan secara bersama-sama.
meningkatkan Tekanan Intra
Kranial (TIK).
HASIL DAN PEMBAHASAN
d) Letakkan kepala dengan posisi
a. Diagnosa keperawatan pertama: agak ditinggikkan dan dalam
perubahan perfusi jaringan serebral posisi anatomis (netral).
berhubungan dengan oedema serebral.
Rasional: menurunkan
1) Tujuan; kesadaran penuh, tidak tekanan arteri dengan
gelisah meningkatkan drainase dan
meningkatkan sirkulasi/ perfusi Rasional: menurunkan resiko
serebral. terjadinya trauma/ iskemia
jaringan.
e) Berikan obat sesuai indikasi:
contohnya antikoagulan (heparin) c) Mulailah melakukan latihan
rentang gerak aktif dan pasif
Rasional: meningkatkan/
pada semua ekstremitas
memperbaiki aliran darah
serebral dan selanjutnya dapat Rasional: meminimalkan
mencegah pembekuan. atrofi otot, meningkatkan
sirkulasi, membantu mencegah
kontraktur.
b. Diagnosa keperawatan kedua:
d) Anjurkan pasien untuk
kerusakan mobilitas fisik berhubungan
membantu pergerakan dan
dengan kelemahan.
latihan dengan menggunakan
1) Tujuan; dapat melakukan aktivitas ekstremitas yang tidak sakit.
secara minimum
Rasional: dapat berespons
2) Kriteria hasil mempertahankan dengan baik jika daerah yang
posisi yang optimal, meningkatkan sakit tidak menjadi lebih
kekuatan dan fungsi bagian tubuh terganggu.
yang terkena, mendemonstrasikan
e) Konsultasikan dengan ahli
perilaku yang memungkinkan
fisioterapi secara aktif, latihan
aktivitas.
resistif, dan ambulasi pasien.
3) Intervensi;
Rasional program khusus
a) Kaji kemampuan klien dalam dapat dikembangkan untuk
melakukan aktifitas menemukan kebutuhan yang
berarti/ menjaga kekurangan
Rasional: mengidentifikasi
tersebut dalam keseimbangan,
kelemahan/ kekuatan dan dapat
koordinasi, dan kekuatan.
memberikan informasi bagi
pemulihan

b) Ubah posisi minimal setiap 2 c. Diagnosa keperawatan ketiga:


jam (telentang, miring) kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan kerusakan d) Ajarkan klien tekhnik
neuromuskuler. berkomunikasi non verbal
(bahasa isyarat)
1) Tujuan; dapat berkomunikasi
sesuai dengan keadaannya. Rasional: bahasa isyarat
dapat membantu untuk
2) Kriteria hasil; Klien dapat
menyampaikan isi pesan yang
mengemukakan bahasa isyarat
dimaksud
dengan tepat, terjadi kesalah
pahaman bahasa antara klien, e) Konsultasikan dengan/ rujuk
perawat dan keluarga kepada ahli terapi wicara.

3) Intervensi; Rasional: untuk


mengidentifikasi kekurangan/
a) Kaji tingkat kemampuan klien
kebutuhan terapi.
dalam berkomunikasi

Rasional: Perubahan dalam isi


kognitif dan bicara merupakan d. Diagnosa keperawatan keempat:
indikator dari derajat gangguan perubahan sensori persepsi
serebral berhubungan dengan stress psikologis.

b) Minta klien untuk mengikuti 1) Tujuan; tidak ada perubahan


perintah sederhana perubahan persepsi.

Rasional: melakukan 2) Kriteria hasil mempertahankan


penilaian terhadap adanya tingkat kesadarann dan fungsi
kerusakan sensorik perseptual, mengakui perubahan
dalam kemampuan.
c) Tunjukkan objek dan minta
pasien menyebutkan nama 3) Intervensi;
benda tersebut
a) Kaji kesadaran sensorik seperti
Rasional: Melakukan membedakan panas/ dingin,
penilaian terhadap adanya tajam/ tumpul, rasa persendian.
kerusakan motorik
Rasional: penurunan
kesadaran terhadap sensorik
dan kerusakan perasaan kinetic
berpengaruh buruk terhadap Rasional: pasien mungkin
keseimbangan. mengalami keterbatasan dalam
rentang perhatian atau masalah
b) Catat terhadap tidak adanya
pemahaman.
perhatian pada bagian tubuh

Rasional: adanya agnosia


(kehilangan pemahaman
terhadap pendengaran,
penglihatan, atau sensasi yang
lain)

c) Berikan stimulasi terhadap rasa Diagnosa keperawatan kelima: kurang


sentuhan seperti berikan pasien perawatan diri berhubungan dengan
suatu benda untuk menyentuh kerusakan neuromuskuler, penurunan
dan meraba. kekuatan dan ketahanan, kehilangan
kontrol/ koordinasi otot
Rasional: membantu melatih
kembali jaras sensorik untuk 1) Tujuan; kebutuhan perawatan diri klien
mengintegrasikan persepsi dan terpenuhi
interprestasi stimulasi.
2) Kriteria hasil klien bersih dan klien
d) Anjurkan pasien untuk dapat melakukan kegiatan personal
mengamati kakinya bila perlu hygiene secara minimal
dan menyadari posisi bagian
3) Intervensi;
tubuh tertentu.
a) Kaji kemampuan klien dan
Rasional: penggunaan
keluarga dalam perawatan diri.
stimulasi penglihatan dan
sentuhan membantu dalam Rasional: Jika klien tidak mampu
mengintergrasikan kembali sisi perawatan diri perawat dan
yang sakit. keluarga membantu dalam
perawatan diri
e) Bicara dengan tenang dan
perlahan dengan menggunakan b) Bantu klien dalam personal
kalimat yang pendek. hygiene.
Rasional: Klien terlihat bersih dan mengungkapkan penerimaan pada diri
rapi dan memberi rasa nyaman sendiri dalam situasi.
pada klien
3) Intervensi;
c) Rapikan klien jika klien terlihat
a) Kaji luasnya gangguan persepsi
berantakan dan ganti pakaian klien
dan hubungkan dengan derajat
setiap hari
ketidakmampuannya.
Rasional: Memberi kesan yang
Rasional: penentuan faktor-faktor
indah dan klien tetap terlihat rapi
secara individu membantu dalam
d) Libatkan keluarga dalam mengembankan perencanaan
melakukan personal hygiene asuhan/ pilihan intervensi.

Rasional: ukungan keluarga sangat b) Bantu dan dorong kebiasaan


dibutuhkan dalam program berpakaian dan berdandan yang
peningkatan aktivitas klien baik.

e) Konsultasikan dengan ahli Rasional: membantu peningkatan


fisioterapi/ ahli terapi okupasi rasa harga diri dan kontrol atas
salah satu bagian kehidupan.
Rasional: memberikan bantuan
yang mantap untuk c) Berikan dukungan terhadap
mengembangkan rencana terapi perilaku/ usaha seperti peningkatan
minat/ partisipasi dalam kegiatan
rehabilitasi.
Diagnosa keperawatan keenam:
Rasional: mengisyaratkan
gangguan harga diri berhubungan dengan
kemampuan adaptasi untuk
perubahan biofisik, psikososial, perseptual
mengubah dan memahami tentang
kognitif.
peran diri sendiri dalam kehidupan
1) Tujuan; tidak terjadi gangguan harga selanjutnya.
diri
d) Dorong orang terdekat agar
2) Kriteria hasil mau berkomunikasi member kesempatan pada
dengan orang terdekat tentang situasi melakukan sebanyak mungkin
dan perubahan yang terjadi, untuk dirinya sendiri.
Rasional: membangun kembali rasa b) Letakkan pasien pada posisi duduk/
kemandirian dan menerima tegak selama dan setelah makan
kebanggan diri dan meningkatkan
Rasional: menggunakan gravitasi
proses rehabilitasi.
untuk memudahkan proses
e) Rujuk pada evaluasi menelan dan menurunkan resiko
neuropsikologis dan/ atau terjadinya aspirasi.
konseling sesuai kebutuhan.
c) Anjurkan pasien menggunakan
Rasional: dapat memudahkan sedotan untuk meminum cairan.
adaptasi terhadap perubahan peran
Rasional: menguatkan otot fasiel
yang perlu untuk perasaan/ merasa
dan otot menelan dan menurunkan
menjadi orang yang produktif.
resiko terjadinya aspirasi.

d) Anjurkan untuk berpartisipasi


Diagnosa keperawatan ketujuh: resiko dalam program latihan/ kegiatan.
tinggi kerusakan menelan berhubungan
Rasional: meningkatkan
dengan kerusakan neuromuskuler/
pelepasan endorphin dalam otak
perseptual.
yang meningkatkan perasaan
1) Tujuan; kerusakan dalam menelan senang dan meningkatkan nafsu
tidak terjadi. makan.

2) Kriteria hasil mendemonstrasikan e) Berikan cairan melalui intra vena


metode makan tepat untuk situasi dan/ atau makanan melalui selang.
individual dengan aspirasi tercegah,
Rasional : memberikan cairan
mempertahankan berat badan yang
pengganti dan juga makanan jika
diinginkan.
pasien tidak mampu untuk
3) Intervensi; memasukkan segala sesuatu
melalui mulut.
a) Tinjau ulang patologi/ kemampuan
menelan pasien secara individual. Diagnosa keperawatan kedelapan:
kurang pengetahuan tentang kondisi dan
Rasional: intervensi nutrisi/
pengobatan berhubungan dengan
pilihan rute makan ditentukan oleh
Keterbatasan kognitif, kesalahan
faktor-faktor ini.
interprestasi informasi, kurang mengingat
1) Tujuan; klien mengerti dan paham e) Sarankan pasien menurunkan/
tentang penyakitnya membatasi stimulasi lingkungan
terutama selama kegiatan berfikir
2) Kriteria hasil berpartisipasi dalam
proses belajar Rasional: stimulasi yang beragam
dapat memperbesar gangguan
3) Intervensi;
proses berfikir.
a) Kaji tingkat pengetahuan keluarga
PENUTUP
klien
Pelaksanaan asuhan keperawatan
Rasional: untuk mengetahui tingkat dapat dilakukan dengan baik bila terjadi
pengetahuan klien kerjasama yang baik antara perawat
dengan pasien, perawat dengan dokter dan
b) Berikan informasi terhadap perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
pencegahan, faktor penyebab, serta
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Rasional: untuk mendorong
- Andra Saferi & Yessie Mariza.
kepatuhan terhadap program
2013. Keperawatan Medikal Bedah
teraupetik dan meningkatkan
II, Keperawatan Dewasa Teori dan
pengetahuan keluarga klien
Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha
c) Beri kesempatan kepada klien dan Medika
keluarga untuk menanyakan hal- - Carpenito, L.J & Moyet. (2017).
hal yang belum jelas. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
edisi 10. Jakarta: EGC.
Rasional: memberi kesempatan
- Dharma, KL. 2011. Metodologi
kepada orang tua dalam perawatan Penelitian Keperawatan: Panduan
anaknya Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian, Depok, TIM
d) Beri feed back/ umpan balik
- Lahudin. 2016. Asuhan
terhadap pertanyaan yang diajukan Keperawatan Lansia Pasca Stroke
dengan Hambatan Mobilitas Fisik
oleh keluarga atau klien.
di Panti Werdha Majapahit
Mojokerto
Rasional: mengetahui tingkat
pengetahuan dan pemahaman klien - Muttaqin, A. 2012. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
atau keluarga Gangguan System Persyarafan.
Jakarta : Salemba Medika
- Pinzon & Asanti. 2010. Awas
Stroke Pengertian, Gejala,
Tindakan, Perawatan dan
Pencegahan. Yogyakarta : Andi
- Rasyid, Al & Soertidewi, Lyna.
2011. Manajemen Stroke Secara
Komprehensif. Jakarta : FKUI
- Riskedas. Penyakit Tidak Menular.
2018
- Rizaldy & Laksmi. 2010. Awas
Stroke ( pengertian, gejala,
tindakan, perawatan dan
pencegahan) .Yogyakarta : Andi
Offset
- Simamora, R.H. 2008. Peran
Manajer Dalam Pembinaan Etika
Perawat Pelaksana Dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Asuhan Keperawatan. Jurnal :
IKESMA
- Simamora, R.H. 2009.
Dokumentasi Proses Keperawatan.
Jember : University Press
- Simamora, R. H. 2010.
Komunikasi Dalam Keperawatan.
Jember : University Press
- SDKI, DPP & PPNI. 2016.
Standart Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Defenisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta :
DPPPPNI
- Smeltzer & Bare, B.G. 2010. Buku
Ajar : Keperawatan Medikal
Bedah, Vol 3. Jakarta: EGC
- Tarwoto & Wartonah. 2010.
Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta : Sagung Seto
- Tarwoto & Wartonah. 2011.
Kebutuhan Dasar Manusia dan
Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
- World Health Organization. 2016.
Tobacco & Stroke. Geneva : World
Health Organization

Anda mungkin juga menyukai