Anda di halaman 1dari 39

Presentasi Kasus:

Cerebral Infarction
Indah Sri Muti’ah Lubis (221306099)

Program Studi Profesi Fisioterapi


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Definisi
Stroke menurut World Health Organization adalah suatu
sindrome klinis yang di tandai dengan hilangnya fungsi
otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian.
Stroke terjadi akibat pembuluh darah yang membawa
oksigen dan darah ke otak mengalami penyumbatan dan
rupture, kekurangan oksigen menyebabkan fungsi
kontrol gerakan tubuh yang dikendalikan otak tidak
berfungsi.

Stroke merupakan gangguan fungsional otak akut lokal


maupun globab karena terhambatnya aliran darah ke
otak akibat pendarahan ataupun sumbatan dengan gejala
sesuai dengan bagian otak yang terkena, yang sembuh
sempurna, cacat atau kematian

Source: World Health Organization, 2016.


Infarction

Stroke Iskemik adalah stroke yang


disebabkan karena penyumbatan
pembuluh darah di otak sehingga
oksigen ke otak berkurang dan
terjadinya kematian sel atau jaringan
otak. Angka kejadian stroke meningkat
seiring dengan bertambahnya usia,
semakin tinggi usia seseorang semakin
tinggi kemungkinan terjadi stroke
PREVALENSI
Stroke menjadi penyebab kematian sebanyak ketiga di dunia. Di rumah
sakit, penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia
setelah penyakit jantung koroner. Kasus stroke dsiseluruh dunia
diperkirakan mencapai 50 juta jiwa dan 9 juta diantaranya mengalami
kecacatan yang berat. Stroke juga menjadi penyebab utama terjadinya
kecacatan dalam jangka panjang dan berisiko mengalami gangguan
kognitif yang lebih tinggi
FAKTOR RESIKO STROKE
Faktor yang tidak dapat diubah:

Umur

Jenis Kelamin

Ras
Faktor yang dapat di modifikasi:

Diabetes Melitus

Hipertensi

Penyakit Jantung
Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab

Penumpukan plak pada pembuluh


darah

Suplai aliran darah dan O2 ke otak


terganggu

Jaringan otak kekurangan oksigen


dan glukosa
Penyempitan pada arteri

Kematian neuron, sel Kemampuan otak


Infark serebral pada area dalam mengontrol
otak ganglia pada struktur
otak fungsi neurologis
menurun.
Klasifikasi/tahapan klinis stroke
iskemik
● Serangan iskemia sepintas/ Transient iskemia attack (TIA)

● Defisit neurologik iskemik sepintas/ Reversible ischemic neurolog


deficit (RIND)

● Stroke progresif (Progresif stroke/ stroke in evolution

● Stroke komplit (Complete stroke/permanent stroke


Etiologi
Stroke iskemik disebabkan karena obstruksi atau
penghalang dalam pembuluh darah yang memasok darah
ke otak tersumbat oleh gumpalan lemak (plak).

Emboli:
Disebabkan adanya gumpalan darah atau Trombosis:
materi lain yang mengalir melalui aliran Disebabkan adanya bekuan darah yang
darah menuju ke otak. Ketika memasuki berkembang di dalam pembuluh darah,
pembuluh darah yang terlalu kecil, gumpalan sehingga menghambat aliran darah yang
darah tersebut tidak bisa lewat dan akan menuju ke otak.
menyumbat jalannya aliran darah.
FASE STROKE
● Fase akut
Kondisi hemodinamik pasien belum stabil, umumnya
dilakukan saat perawatan di rumah sakit yaitu di ruang
gawat biasa ataupun di unit stroke. Rehabilitasi fase ● Fase subakut
akut dilakukan pada 2 minggu pertama pasca serangan Kondisi hemodinamik pasien pada fase subakut umumnya
stroke (Wirawan, 2009). Program pada fase ini sudah stabil dan diperbolehkan untuk kembali ke rumah,
dijalankan oleh tim, biasanya dimulai aktif sesudah kecuali pasien yang memerlukan penangan rehabilitatif
prosesnya stabil yaitu sesudah 24-72 jam sesudah yang intensif. Pada fase ini rehabilitasi dilakukan antara 2
serangan, kecuali terjadi perdarahan (Purwanti & Arina, minggu sampai dengan 6 bulan pada pasca stroke
2008). Tujuan rehabilitasi fase akut ini yaitu untuk (Wirawan, 2009). Tim rehabilitasi disini berusaha
mempertahankan integritas kulit, mencegah pola mencegah timbulnya hemiplegic posture dengan cara
postur, mencegah pemendekan otot dan kekakuan pengaturan posisi dan stimulasi sesuai kondisi klien
sendi, mengatasi gangguan fungsi menelan dan
gangguan komunikasi, mencegah gangguan
kardiorespirasi, mengatasi gangguan fungsi miksi dan
defikasi, dan stimulasi multisensoris.
Lanjutan...
● Fase kronis
Program latihan atau rehabilitasi untuk fase kronis
berlangsung diatas 6 bulan pasca stroke. Latihan yang
dilakukan yaitu latihan endurans dan penguatan otot yang
dilakukan bertahap dan terus ditingkatkan sampai pasien
dapat mencapai aktivitas aktif yang optimal (Wirawan,
2009). Tujuan dari program latihan fase kronis ini yaitu
untuk mengoptimalkan kemampuan fungsional pasien,
mempertahankan kemampuan fungsional yang telah
dicapai, mengoptimalkan kualitas hidup pasien, dan
mencegah komplikasi.
STRUKTUR ANATOMI

Kapsula
Kapsula Basal
Interna Thalamus
Eksterna Ganglia
• Kapsula interna merupakan
bagianyang sangat penting dalam
• Basal ganglia memegang peranan • Thalamus berada di bagian batang
susunan saraf pusat karena dilalui • Kapsula eksterna merupakan
utama dalam fungsi persiapan yang otak (diencephalon) berfungsi
oleh berbagai macam serabut saraf serangkaian saluran saraf materi
memungkinkan badan dan untuk menyalurkan informasi yang
motorik dan sensorik atau dilewati putih yang mengandung serat
ekstremitas berada dalam posisi masuk otak ke bagian-bagian lain
oleh susunan piramidal dan asosiasi crotical yang berfungsi
yang sesuai sebelum bagian di otak. Fungsinya analisis sensorik
ekstrapiramidal, sehingga menjamin untuk menghubungkan korteks
motorik primer korteks serebri (tempat persimpangan saraf-saraf
integrasi yang baik antar bagian dari cerebri kortikal lainnya,berperan
mengaktifkan gerakan tertentu pada sensoris yang menuju otak) pusat
susunan saraf. Kapsula interna dalam aktivitas otot, kognitif dan
tangan dan kaki rasa lapar, kenyang, prilaku,
menjaga korelasi antara implus- memori
mengatur keseimbangan tubuh.
implus saraf aferen agar sampai pada
area tertentu di korteks serebri dan
menjaga korelasi sistem motorik
sehingga implus saraf eferen sampai
pada tujuannya
Status Klinis
Keterangan Umum Pasien
Keterangan Umum Pasien

Nama: Tn. M
Usia: 64 tahun
No RM: 0000-09-83
Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat: JL. Raya Pondok Gede Gang. Gaber No. 37 RT. 03/08
Jenis Kelamin: Laki-laki

Diagnosa: Cerebral Infarction


Tanggal Serangan: 02 Desember 2023
Tanggal Masuk RS: 02 Desember 2023
Tanggal Pemeriksaan: 04 Desember 2023

Pemeriksaan penunjang:
[24-11-23] CT Scan Kepala/Neck
Kesan: Infrak lama basal ganglia kanan-kiri, kapsula ekterna-interna kanan dan thalamus kiri. Leukoaraiosis. Brain atrophy
Medika Mentosa

 Folic Acid Tablet 1 MG


 Vitamin B6 Tablet 10 MG
 Miniaspi Tablet 80 MG
Pemeriksaan Subyektif

• Keluhan Utama: Pasien mengeluhkan sulit untuk menggerakkan bagian tubuh sebelah kiri

• Riwayat Penyakit Sekarang: 2 hari yang lalu (02 November 2023, pukul 16.00) saat hendak
berjalan tiba-tiba pasien merasakan lemas pada anggota gerak sebelah kiri kemudian pasien
terjatuh dan kepala terbentur lantai dan sempat terkena pinggir meja, dan adanya luka
dikepala keluarga pasien lakukan penutupan dengan kassa. Dengan keluhan tersebut keluarga
pasien langsung membawa ke IGD RS PON (02 November 2023, pukul 16.40) Dan saat ini
pasien telah mendapatkan perawatan dilantai 7 kamar 709D dan fisioterapi 1x dengan head up
60
Lanjutan...

• Riwayat Penyakit Penyerta: Hipertensi (Terkontrol), CVD SI berulang 3x


• Riwayat Penyakit Keluarga & sosial: Pasien tinggal bersama istri dan anaknya
• Kemampuan Sosial: Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
Pemeriksaan
Pemeriksaan Objektif
Obyektif
 Vital sign
TD: 150/80 mmHg
HR: 70x /menit
RR: 17x /menit

 GCS: 15
E4M6V5 (Composmentis)

 Inspeksi statis:
Pasien berbaring dengan posisi bed head up 60°

 Inspeksi dinamis
Pasien tampak kesulitan menggerakkan upper & lower extremity sinistra

 Palpasi
Suhu afebris
Pemeriksaan Spesifik
Pemeriksaan Lengan Tungkai
sensorik
Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Tajam – tumpul 2 2 2 2

Kasar – halus 2 2 2 2

MMT Two point 1 1 1 1

Propioceptive 2 2 2 2

Pemeriksaan koordinasi Lengan


4444/3333 Dextra Sinistra
4444/3333 Finger to finger 1 1

Finger to nose 1 1

Oposisi 1 1

Heel to knee 1 1
General Postural Allignment
GPA Head Up 60º Dextra Sinistra
Head Netral
Shoulder Netral Netral
Elbow Netral Netral
Wrist Netral Netral
Finger Netral Netral
Trunk Netral
Hip Netral Netral
Knee Netral Netral
Ankle Netral Netral
Toes Netral Netral
NIHS
Barthel Index
S
1a Derajat kesadaran 0 Skor: 4 1 Makan 2 Skor: 8
1b Menjawab pertanyaan 0 (Defisit neurologis (Ketergantungan Berat)
ringan) 2 Mandi 0
1c Melaksanakan perintah 0
2 Gaze 0 3 Penampilan 0
3 Visual 0
4 Berpakaian 0
4 Kelumpuhan wajah 0
5 M. Lengan kanan 0 5 BAB 2

5 M. Lengan kiri 2
6 BAK 2
6 M. Tungkai kanan 0
6 M. Tungkai kiri 2 7 Toiletting 0

7 Ataksia 0
8 Transfer 0
8 Sensorik 0
9 Afasia 0 9 Mobilitas 2

10 Disatria 0 10 Naik – turun tangga 0


11 Neglect 0
Mini Mental State Examination
Interpretasi:
24 - 30 =Tidak ada gangguan kognitif
18 - 23 =Gangguan kognitif ringan
1 0 - 17 =Gangguan kognitif berat
4

2
0
0
0
0
0

12
Motor Assesment Scale
1 Berbaring ke sisi sehat 0

2 Berbaring ke duduk juntai 0

3 Duduk seimbang 0

4 Duduk ke berdiri 0

5 Walking 0

6 Upper Arm Function 0

7 Gerakan tangan 0

8 Aktivitas keterampilan tangan 0

9 General tonus 3
Underlying Process
Hipertensi Penyakit jantung Diabetes

Sumbatan pembuluh darah

Suplai darah dan keotak


menurun

Cerebral Infarction

basal ganglia kapsula ekterna-interna thalamus

Infrak lama basal ganglia kanan-kiri, kapsula eksterna-interna kanan dan thalamus kiri. Leukoaraiosis. Brain
Atrophy

Movement
Kognitif Fungsional
Belum mampu
MMSE Meningkatkan fungsional motoric duduk
upper & lower extremity sinistra.
Gangguan kognitif berat Postural Control

• Stimulus motorik
Core Stability
• Aproksimasi
Sitting ballance
• Fasilitasi gerak
Problematika FT

Fungsional Participation
Impairment
Limitation Restriction
Pasien mengalami kelemahan pada upper
dan lower extremity sinistra dan adanya Pasien belum mampu duduk secara Pasien belum dapat bersosialisasi dengan
gangguan kognitif mandiri keluarga

ICF Code:
ICF Code:
ICF Code: D4103-Sitting
D930-Religion and spirituality
S110 Structure Brain D4153-Maintaining a sitting position
DIAGNOSA FT

Pasien belum mampu duduk secara mandiri yang


disebabkan adanya kelemahan pada upper dan lower
extremity sinistra disertai gangguan kognitif
sehingga pasien tidak dapat bersosialisasi dengan
keluarga et causa stroke iskemic
Tujuan

Tujuan Jangka Tujuan Jangka


Pendek Panjang
 Meningkatkan fungsional  Duduk stabil
motoric upper & lower extremity
sinistra.
Program Fisioterapi

 Stimulasi & aproksimasi


Intervensi  Fasilitasi gerak
 Elevasi trunk 45-60˚

 Posisikan mika-miki setiap 2 jam sekali


Edukasi  Posisikan head up 45-60˚ sesering mungkin
untuk persiapan latihan duduk juntai
Evaluasi
Selasa, 05 Desember 2023
S: Pasien masih merasakan lemas pada anggota gerak sebelah kiri

O:
Vital sign
TD= 130/80 mmHgMMT: 4444/3333
HR= 80x /menit 4444/3333
RR= 19x /menit
General Postural Allignment
GPA Head Up 90° Dextra Sinistra
Head Netral
Shoulder Netral Netral
Elbow Netral Netral
Wrist Netral Netral
Finger Netral Netral
Trunk Netral
Hip Netral Netral
Knee Netral Netral
Ankle Netral Netral
Toes Netral Netral
NIHS Barthel
S Index
1a Derajat kesadaran 0 Skor: 4 1 Makan 2 Skor: 8
(Defisit neurologis sedang) (Ketergantungan Berat)
1b Menjawab pertanyaan 0
2 Mandi 0
1c Melaksanakan perintah 0 MASIH
MASIH
3 Penampilan 0 SAMA
2 Gaze 0 SAMA
3 Visual 0
4 Berpakaian 0
4 Kelumpuhan wajah 0
5 M. Lengan kanan 0 5 BAB 2

5 M. Lengan kiri 2 6 BAK 2


6 M. Tungkai kanan 0
7 Toiletting 0
6 M. Tungkai kiri 2
7 Ataksia 0 8 Transfer 0
8 Sensorik 0
9 Mobilitas 2
9 Afasia 0
10 Disatria 0 10 Naik – turun tangga 0

11 Neglect 0
Motor Assesment Scale
1 Berbaring ke sisi sehat 0

2 Berbaring ke duduk juntai 0

3 Duduk seimbang 0

4 Duduk ke berdiri 0

5 Walking ˚ 0

6 Upper Arm Function 0

7 Gerakan tangan 0

8 Aktivitas keterampilan tangan 0

9 General tonus 3
Masih sama
A : Pasien belum mampu duduk secara mandiri yang
disebabkan adanya kelemahan pada upper dan lower
extremity sinistra disertai gangguan kognitif sehingga
pasien tidak dapat bersosialisasi dengan keluarga et causa
stroke iskemic

P : Stimulasi & aproksimasi


Fasilitasi gerak
Elevasi 60-90˚

E : Posisikan mika-miki setiap 2 jam sekali


Posisikan head up 60-90˚ sesering mungkin untuk persiapan
latihan duduk juntai
Evaluasi
Rabu, 06 November 2023
S: Pasien masih mengeluhkan sulit untuk menggerakkan bagian tubuh
sebelah kirinya

O:
Vital sign
TD= 150/90 mmHg MMT: Masih sama
HR= 54x /menit NIHSS: Masih sama
RR= 18x /menit Bhartel Index: Masih sama
T= 36˚C TIS: Pasien dapat
mempertahankan posisi duduk
juntai selama 10 detik
General Postural Allignment
GPA Duduk Juntai Dextra Sinistra
Head Netral
Shoulder Netral Netral
Elbow Netral Semifleksi
Wrist Netral Netral
Finger Netral Netral
Trunk Netral
Hip Netral Endorotasi
Knee Netral Semifleksi
Ankle Netral Eversi
Toes Netral Netral
Motor Assesment Scale
1 Berbaring ke sisi sehat 1

2 Berbaring ke duduk juntai 1

3 Duduk seimbang 1

4 Duduk ke berdiri 0

5 Walking 0

6 Upper Arm Function 0

7 Gerakan tangan 1

8 Aktivitas keterampilan tangan 1

9 General tonus 3
A : Pasien belum mampu duduk secara mandiri yang
disebabkan adanya kelemahan pada upper dan lower
extremity dextra dan sinistra disertai gangguan kognitif
sehingga pasien tidak dapat bersosialisasi dengan keluarga
et causa

P : Stimulasi & aproksimasi


Fasilitasi gerak
Duduk juntai
Koreksi posture

E : Positioning
Keluarga pasien diminta untuk melatih kaki dan tangan
untuk digerakkan seperti latihan menggenggam, menekuk
kaki dan pasien diminta untuk tidak mengedan.
TERIMA
KASIH!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai