A. DEFINISI CheIalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan Iisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & Suddart). B. ANATOMI FISIOLOGI 1. ANATOMI Otak merupakan satu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat komputer dari semua alat tubuh. Otak terdapat dalam rongga tengkorak yang melindungi otak dari cedera. Berdasarkan daerah atau lobusnya otak terbagi menjadi 4 lobus yaitu : Irontalis (untuk berpikir) temporalis (menerima sensasi yang datang dari telinga), parietalis (sensasi perabaan, perubahan temperatur) oksipitalis (menerima sensasi dari mata). Otak selain dilindungi oleh tengkorak juga dilindungi selaput yang disebut munigen berupa jaringan serabut penghubung yang melindungi, mendukung dan memelihara otak. Munigen terdiri dari 3 lapisan yaitu: a. Durameter Membran luar yang liat, tebal, tidak elastis.Dura melekat erat dengan permukaan dalam tengkorak oleh karena bila dura robek dan tidak segera diperbaiki dengan sempurna maka akan timbul berbagai masalah. Dura mempunyai aliran darah yang kaya. Bagian tengah dan posterior di suplay oleh arteri munigen yang bercabang dari arteria karotis interna dan menyuplay Iasa arterior arteria munigen yaitu cabang dari arteria oksipitalis menyuplay darah ke Iasa posterior. b. Araknoid Merupakan bagian membran tengah bersiIat tipis, halus, elastis dan menyerupai sarang laba-laba. Membran ini berwarna putih karena tidak dialiri darah. Pada dinding araknoid terdapat pleksus khoroid yng bertanggung jawab memproduksi cairan serebrospinal (CSS). Terdapat juga membran araknoid villi yang mengabsorbsi CSS. Pada orang dewasa normal CSS yang diproduksi 500 ml perhari, tetapi 150 ml diabsorbsi oleh villi. c. Piamater Membran yang paling dalam, berupa dinding yang tipis, transparan yang menutupi otak dan meluas ke setiap lapisan daerah otak dan sangat kaya dengan pembuluh darah. Otak merupakan organ kompleks yang dominasi cerebrum. Otak merupakan struktur kembar yaitu lateral simetris dan terdiri dari 2 bagian yang disebut hemisIerium. Belahan kiri dari cerebrum berkaitan dengan sisi kanan tubuh dan belahan kanan cerebrum berkaitan dengan sisi kiri tubuh. Otak terbagi menjadi 3 bagian besar : a. Cerebrum (otak besar) Serebrum terdiri dari dua hemisIer dan empat lobus. Substansia grisea terdapat pada bagian luar dinding serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam. Pada prinsipnya komposisi substansia grisea yang terbentuk dari badan-badan sel saraI memenuhi kortex serebri, nukleus dan basal gangglia. Substansia alba terdiri dari sel-sel syaraI yang menghubungkan bagian bagian otak yang lain. Sebagian besar hemisIer serebri (teleseIalon) tensi jaringan SSP. Area inilah yang mengontrol Iungsi motorik tertinggi yaitu terhadap Iungsi individu dan intelegensia. b. Batang otak (trunkus serebri), terdiri dari : 1) DienseIalon, bagian batang otak paling atas terdapat di antara serebelum dan mesensepalon. Diensepalon berIungsi untuk vasokontruktor (mengecilkan pembuluh darah), respiratory (membantu proses pernapasan), mengontrol kegiatan reIlek dan membantu pekerjaan jantung. 2) MesenseIalon, berIungsi sebagai membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata, memutar mata dan pusat pergerakan mata. 3) Pons varoli, sebagai penghubung antara kedua bagian serebellum dan juga medula oblongata dengan serebellum pusat saraI nervus trigeminus. 4) Medula oblongata, bagian batang otak yang paling bawah yang berIungsi untuk mengontrol pekerjaan jantung, mengecilkan pembuluh darah, pusat pernapasan dan mengontrol kegiatan reIleks. 5) Serebelum Terletak dalam Iosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentoreum yang memisahkan dari bagian posterior serebrum. Semua aktivitas serebrum berada dibawah kesadaran Iungsi utamanya adalah sebagai pusat reIleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tenus-tenus kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh. 6) DienseIalon Istilah yang digunakan untuk menyatakan struktur-struktur disekitar vertikel dan membentuk inti bagian dalam serebrum. DienseIalon memproses rangsang sensorik dan membantu memulai atau memodiIikasi reaksi tubuh terhadap rangsang-rangsang tersebut. DienseIalon dibagi menjadi 4 wilayah yaitu : a) Talamus BerIungsi sebagai pusat sensorik primitiI (dapat merasakan nyeri, tekanan, rabaan getar dan suhu yang ekstrim secara samar-samar). Berperan penting dalam integrasi ekspresi motorik oleh karena hubungan Iungsinya terhadap pusat motorik utama dalam korteks motorik serebri, serebelum dan gangglia basalis. b) Hipotalamus Letak dibawah talamus Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraI otonom periIer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi. Berperan penting dalam pengaturan hormon (hormon anti diuretik dan okstoksin disintesis dalam nukleus yang terletak dalam hipotalamus). Pengaturan cairan tubuh dan susunan elektrolit, suhu tubuh, Iungsi endokrin dari tingkah laku seksual dn reproduksi normal dan ekspresi ketenangan atau kemarahan, lapar dan haus. c) Subtalamus Merupakan nukleus ekstrapiramidal dienseIalon yang penting Iungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus. d) Epitalamus Berupa pita sempit jaringan saraI yang membentuk atap dienseIalon. Epitalamus berhubungan dengan sistem limbik dan agaknya berperan pada beberapa dorongan emosi dasar dan ingarasi inIormasi olIaktorius 2. FISIOLOGI Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan Irontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri- arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri. Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa: a. InIeksi selaput otak : meningitis, enseIalitis. b. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras enseIalograIi. c. Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali. d. Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada inIeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insuIisiensi serebrovasculer akut). e. Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis) I. Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada spondiloartrosis deIormans servikalis. g. Penjalaran nyeri (reIIererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol kranii ( ca. NasoIaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deIorman servikalis. h. Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai maniIestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala.
C. PATOFLOW DIAGRAM
Obat obatan, Stess Insomnia Obesitas, CaIIeine, Penyakit inIeksi
CHEPALGIA
Peningkatan TIK Perubahan status kesehatan
Pelepasan meditor kimia kurang inIormasi (Bradikinin ,histamine, prostaglandin) Mekanisme koping tdk eIektiI Menyentuh ujung saraI aIIerent
Proses tranduksi salah interprestasi prognosis & kondisi Transmisi
Nyeri Cemas
Merangsang RAS
Klien sering terjaga
AktiIitas tidur terganggu
Gangguan pola tidur Atropi pembulu darah
Suplai O2 berkurang
G3 perfusi jaringan sistemik
1. ETIOLOGI Sakit kepala kronis sering berkembang dari sejumlah Iaktor risiko yang umum: a. Penggunaan obat yang berlebihan. Hampir semua obat sakit kepala, termasuk dan penghilang migrain seperti acetaminophen dan triptans, bisa membuat sakit kepala parah bila terlalu sering dipakai untuk jangka waktu lama. Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan kondisi yang disebut rebound sakit kepala b. Stres. Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, termasuk sakit kepala kronis. Selain itu, itu terkait dengan kecemasan dan depresi, yang juga Iaktor risiko untuk berkembang menjadi sakit kepala kronis. c. Masalah tidur Kesulitan tidur merupakan Iaktor risiko umum untuk sakit kepala kronis. Mendengkur, yang dapat mengganggu pernapasan di malam hari dan mencegah tidur nyenyak, juga merupakan Iaktor risiko. d. Obesitas. Dokter tidak yakin persis mengapa, menjaga berat badan yang sehat tampaknya dapat dihubungkan dengan penurunan risiko untuk sakit kepala kronis. e. KaIein. Sementara kaIein telah ditunjukkan untuk meningkatkan eIektivitas ketika ditambahkan ke beberapa obat sakit kepala, terlalu banyak kaIein dapat memiliki eIek yang berlawanan. Sama seperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburuk gejala sakit kepala, kaIein yang berlebihan dapat menciptakan eIek rebound. I. Penyakit atau inIeksi, Seperti meningitis, saraI terjepit di leher, atau bahkan tumor.
2. MANIFESTASI KLINIK a. igren Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga Iase, yaitu: 1) ase aura. Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing. Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan Iisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO 2 . ase sakit kepala Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan dengan IotoIobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari. 3 ase pemulihan Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang. -. Cluster Headache Cluster Headache adalah beentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun kekuatannya. Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin. c. %ension Headache Stress Iisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot- otot leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar sebagai 'beban berat yang menutupi kepala. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot. 3. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraI pusat. b. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh. c. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF 4. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan sakit kepala kronis meliputi depresi, cemas, gangguan tidur, dan masalah Iisik dan psikologis lainnya. 5. DIAGNOSA PEMBANDING a. InIluenza b. Hipertensi c. ISPA d. Sinusitis e. Tumor otak
6. PENATA LAKSANAAN Penatalaksanaannya dapat dilakukan secara Iarmakologis maupun non Iarmakologis (Wikipedia, 2010) : a. Secara Farmakologis 1) Penggunaan obat analgesic Metode pengobatan yang paling umum kronis adalah penggunaan obat. Banyak orang mencoba untuk mencari bantuan dari obat-obatan analgesik nyeri seperti aspirin, asetaminoIen, senyawa aspirin, ibuproIen, dan narkotika. Namun demikian ada beberapa jenis obat seperti Ergotamin (CaIergot), triptans (Imitrex), dan prednisone (Deltasone) bila digunakan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan sakit kepala. Obat penghilang rasa sakit tersebut hanya membantu sementara, tetapi sakit kepala menjadi lebih re-aktiI dan tumbuh dalam intensitas bila digunakan terus-menerus (sakit kepala rebound). Ini benar-benar dapat membuat tubuh kurang responsiI terhadap pengobatan pencegahan. Oleh karena itu, obat analgesik sering disarankan untuk sakit kepala yang tidak kronis di alami. 2) ProIilaksis (pencegahan) obat Obat-obatan yang umum yang paling sering digunakan untuk mengobati chepalgia kronis disebut obat-obatan proIilaksis, yang digunakan untuk mencegah sakit kepala. Obat-obatan proIilaksis direkomendasikan untuk pasien sakit kepala kronis karena percobaan bervariasi membuktikan bahwa obat mengurangi Irekuensi, keparahan, dan kecacatan yang berhubungan dengan sakit kepala kronis. Mayoritas obat proIilaksis bekerja dengan menghambat atau meningkat neurotransmissions di otak, sering mencegah otak dari menaIsirkan sinyal rasa sakit. Pencegahan obat-obatan termasuk gabapentin (gabapentin), Tizanidine (ZanaIlex), Iluoxetine (Prozac), amitriptyline (Elavil), dan topiramate (Topamax). Dalam pengujian, gabapentin ditemukan untuk mengurangi jumlah hari sakit kepala per bulan sebesar 9,1 . Tizanidine ditemukan untuk mengurangi Irekuensi sakit kepala rata-rata per minggu, intensitas sakit kepala, dan durasi sakit kepala berarti. Melalui penelitian, Fluoxetine menghasilkan peringkat suasana hati lebih baik dan 'peningkatan yang signiIikan dalam-bebas hari sakit kepala. Satu studi menemukan bahwa Irekuensi sakit kepala selama jangka waktu 28 hari menurunkan untuk pasien sakit kepala kronis pada penggunaan topiramate. Obat lain untuk mencegah sakit kepala adalah toksin botulinum tipe A (BoNTA atau BOTOX), yang diberikan melalui suntikan. b. Secara Non Iarmakologis 1) Terapi Fisik Dalam terapi Iisik, pasien bekerja sama dengan ahli terapi untuk membantu mengidentiIikasi dan mengubah kebiasaan Iisik atau kondisi yang mempengaruhi sakit kepala kronis. Terapi Iisik untuk sakit kepala harian kronis berIokus pada tubuh bagian atas, termasuk punggung atas, leher, dan wajah. Therapist menilai dan meningkatkan tubuh postur pasien, yang dapat memperburuk sakit kepala. Selama sesi latihan, terapis menggunakan terapi manual, seperti pijat, peregangan, atau gerakan bersama untuk melepaskan ketegangan otot. Metode lain untuk mengendurkan otot termasuk penggunaan rangsangan panas, kantong es, dan 'rangsangan listrik. Terapis juga mengajarkan penderita sakit kepala kronis-latihan di rumah untuk memperkuat dan peregangan otot- otot yang dapat memicu sakit kepala. Dalam terapi Iisik, pasien harus mengambil peran aktiI untuk berlatih latihan dan melakukan perubahan atau dia gaya hidupnya untuk itu menjadi perbaikan. 2) Akupunktur Studi akupunktur di Jerman menemukan bahwa 52,6 pasien melaporkan penurunan Irekuensi sakit kepala. 3) Relaksasi Relaksasi membantu untuk mengurangi ketegangan internal, yang memungkinkan seseorang untuk mengendalikan sakit kepala yang dipicu oleh stres.Latihan relaksasi mencakup 2 metode yaitu : a) Metode Fisik Relaksasi otot progresiI dan teknik pernapasan dalam. b) Metode Mental Meditasi, relaksasi membantu tubuh untuk melepas lelah, mencegah pembentukan sakit kepala. 4) BioIeedback BioIeedback sering digunakan untuk mengevaluasi eIektivitas pelatihan relaksasi. Salah satu bioIeedback tes paling umum adalah electromyograph (EMG), yang mengevaluasi aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot. BioIeedback juga dapat mengukur aktivitas otak listrik melalui uji yang disebut electroencephalograph (EEG). Tes lain, yang disebut termograI, mengukur suhu kulit, karena ketika seseorang santai mereka telah meningkatkan aliran darah dan temperatur yang lebih tinggi. Cara lain adalah BVP bioIeedback, yang mengajar pasien bagaimana mengatur dan mengurangi amplitudo nadi dengan membatasi arteri. Ketika tegang, seseorang meningkatkan aktivitas kelenjar keringat, yang diukur dengan pengujian electrodermograph tangan. Metode BioIeedback telah terbukti dapat digunakan. Sebuah penelitian yang melibatkan lima belas sesi perawatan ditemukan bahwa bioIeedback berhasil dalam mengurangi baik Irekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala di debit dan dari waktu ke waktu. BioIeedback memungkinkan penderita sakit kepala untuk mengidentiIikasi masalah dan kemudian berusaha untuk menguranginya. 5) Perubahan dalam diet Banyak penderita sakit kepala kronis gagal untuk mengenali makanan atau minuman sebagai Iaktor sakit kepala, karena konsumsi mungkin tidak konsisten menyebabkan sakit kepala atau sakit kepala bisa tertunda. Banyak bahan kimia dalam makanan tertentu dapat menyebabkan sakit kepala kronis, termasuk kaIein, monosodium glutamat ( MSG), nitrit, nitrat, tyramine, dan alkohol. Beberapa makanan dan minuman yang penderita sakit kepala kronis disarankan untuk menghindari termasuk minuman berkaIein, coklat, daging olahan, keju dan produk susu Iermentasi, kacang, dan alkohol. 6) Terapi perilaku dan terapi psikologis Psikologi dan terapi perilaku mengidentiIikasi situasi stress dan mengajarkan pasien dengan sakit kepala kronis bereaksi berbeda, mengubah perilaku mereka, atau menyesuaikan sikap untuk mengurangi ketegangan yang mengarah ke sakit kepala. Perlakuan terutama berIokus pada 'emosional, mental, perilaku, dan Iaktor-Iaktor sosial sebagai dampak sakit kepala mereka. Pasien hanya disarankan untuk menghindari stres ketika mereka berbagi beban atau masuk akal dengan orang lain. D. DISCHARGE PLANING 1. Istirahat yang cukup 2. Diet MSG ( penyedap rasa), caIIein dan garam 3. Banyak makan sayur dan buah 4. Rajin berolahraga 5. Minum obat sesuai dosis 6. Control sesuai jadwal II. KONSEP KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Identitas klien b. Keluhan utama ( sakit kepala hebat ) c. Riwayat penyakit dahulu ( Hipertensi ringan ) d. Riwaya keluarga ( anggot keluarga ada yang mengidap penyakit hipertensi ) e. Riwayat sosial ( klien dapat berinteraksi dgn baik kepada orang lain ) Data subyektiI dan obyektiI sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan siIat dari sakit kepala. ata Su-yektif a. Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya. b. Sadar tentang adanya Iaktor pencetus, seperti stress. c. Langkah langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan. d. Tempat, Irekwensi, pola dan siIat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan interval diantara sakit kepala. e. Awal serangan sakit kepala. I. Ada gejala prodomal atau tidak g. Ada gejala yang menyertai. h. Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren). i. Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah. j. Ada alergi atau tidak.
ata O-yektif a. Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri. b. Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktiIitas sehari hari. c. Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian Iisik sistem saraI cranial. d. Suhu badan e. Drainase dari sinus. Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu dipertimbangkan. Diantaranya ialah: a. Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain atau gangguan organik. b. Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau terjadi peningkatan tekanan intrakranial. c. Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain. d. Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut membengunkan pasien dari tidur. e. Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih buruk. I. Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress. g. Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi pada sakit kepala yang psikogenis. h. Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan siIatnya bertambah terus. i. Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian juga alkohol. j. Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam limngkungan kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala. k. Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain. l. Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman: sakit kepala b.d. peningkatan vaskuler serebral. HYD: - Sakit kepala berkurang - Ekspresi wajah rileks - Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg). Intervensi: 1) Kaji tanda verbal dan non verbal pasien, tanyakan keluhan sakit kepala. R/ Mengetahui tingkat berat ringannya nyeri. 2) Monitor TD, S, N, P tiap 4 jam. R/ Peningkatan TD, S, N, P menunjukan peningkatan tekanan pembuluh darah otak. 3) Kaji Iaktor-Iaktor yang dapat memperberat dan meringankan sakit kepala. R/ Mencari alternatiI lain untuk mengurangi sakit kepala. 4) Meminimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat menyebabkan sakit kepala misalnya batuk yang panjang, mengejan waktu bab. R/ Aktivitas yang meningkatkan vasokonstriksi menyebabkan sakit kepala dengan adanya peningkatan vaskuler serebral. 5) Beri lingkungan yang nyaman. R/ Membantu untuk mengurangi rangsang simpatis dan meningkatkan relaksasi. 6) Beri obat analgetik sesuai program medik. R/ Menurunkan/mengontrol nyeri.
b. Gangguan perIusi jaringan sistemik b.d. peningkatan tahanan pembuluh darah periIer. HYD: - Tekanan darah berkurang sampai batas normal (120/80 mmHg). - Kapilary reIill kembali dalam 2 detik. - Nadi periIer teraba. - Kulit hangat dan tidak pucat. Intervensi: 1) Monitor dan catat tanda dan gejala perIusi jaringan sistemik yang berkurang, seperti kulit pucat, suhu dingin, capillary reIill lama. R/ Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan capillary reIill lama berkaitan dengan vasokonstriksi mencerminkan penurunan curah jantung. 2) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok. R/ Merokok bisa meningkatkan CO 2 dalam tubuh dan mengurangi O 2 . 3) Kaji Iaktor-Iaktor yang dapat memperberat dan meringankan sakit kepala. R/ Memonitor adanya peningkatan tahanan periIer. 4) Bila penglihatan pasien terganggu orientasikan pasien pada lingkungan, benda-benda, dekatkan bel, pasang pengaman hek tempat tidur. R/ Membantu mengorientasikan pada lingkungan dan mencegah cidera.
c. Gangguan pola tidur b/d sakit kepala HYD : kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi Intervensi : 1) Kaji pola tidur R/ untuk mengetahui sejauh mana gangguan istirahat klien 2) Batasi pengunjung R/ memberikan kesempatan klien untuk beristirahat 3) Ciptakan lingkungan yang nyaman R/ memberikan ketenangan pada klien 4) Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat tidur R/ untuk mengatasi gangguan tidur klien
d. Kecemasan b.d gejala yang ada, kemungkinan cacat berat, meninggal dunia, lingkungan baru. HYD: Pasien mengalami penurunan kecemasan yang ditandai dengan: O Pergerakan tubuh dan ekspresi wajah rileks. O Pernyataan rasa takut berkurang. Rencana tindakan: 1) Kaji tingkat kecemasan dari tanda Iisik dan ungkapan verbal. R/ Tingkat kecemasan setiap orang berbeda. 2) Kaji TTV. R/ Mengetahui perubahan tanda vital dengan tepat. 3) Bina hubungan saling percaya antara pasien dan keluarga. R/ Memberi support pada pasien. 4) Anjurkan keluarga memberi dukungan pada pasien. R/ Memberi support pada pasien. 5) Dengarkan dan beri kesempatan bagi pasien untuk mengungkapkan perasaan. R/ Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap perawat. 6) InIormasikan kepada pasien bahwa tanda dan gejala yang dialami seperti sakit kepala, pusing akan teratasi bila tekanan darah terkontrol. R/ Tingkat kecemasan pasien berkurang. A%AR PUS%AKA
Brunner dan Suddarth 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Gaya Baru.
Dr. SyaiIuddin BAC 1992. Anatomi Fisiologi. EGC. Jakarta.
Doengoes Moorhouse Geissler, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan EGC. Jakarta.
Soeparman Sarwono W. 1994. Ilmu Penyakit Dalam Gaya Baru. Jakarta.