Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MIGRAIN

OLEH :

KELOMPOK 2 B11-A

1. I Gusti Ayu Yustiana (183222912)


2. I Kadek Apriana (183222913)
3. I Made Dwi Satwika Wiraputra (183222914)
4. I Putu Aditya Wardana (183222915)
5. Kadek Ayu Dwi Cesiarini (183222916)
6. Luh Ayu Arini (183222917)
7. Ni Luh Putu Eva Budiantini (183222918)
8. Luh Putu Ratih Artasari (183222919)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah tentang Keperawatan
Komplementer Dasar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Denpasar, 15Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Pendahuluan Ashan Keperawatan Pada Pasien Migrain ...................................3
2.2 Asuhan Keperawatan Komplementer Pada Pasien Migrain ............................................25
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .......................................................................................................................... 36
3.2 Saran ................................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................37

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak di


negara. Pengobatan komplemeter atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya termasuk di Indonesia (Synder &
Lindquis, 2002). Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al., 1999. Data di Amerika Serikat penggunaan terapi
alternative sebanyak 627 juta orang dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik
konvensional (Smith et al., 2004). Dari data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah
penggunaan terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42%
ditahun 1997 (Synder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya
pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori
dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di
masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative medicine/CAM
Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain
diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Salah satu terapi komplementer yang kini
populer dimasyarakat adalah terapi akupresur. Terapi akupresur adalah perkembangan terapi
pijat yang berlangsung seiring dengan perkembangan ilmu akupuntur karena tekhnik pijat
akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur. Tekhnik dalam terapi ini menggunakan jari
tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan pada titik-titik yang sama seperti yang
digunakan pada terapi akupuntur. Terapi akupresure bisa digunakan untuk mengurangi nyeri
pada migrain. Penyebab utama migrain hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Para
ahli memperkirakan migrain terjadi akibat adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang
meningkatkan aliran darah di otak, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta
proses inflamasi. Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang
lain, misalnya mual. Semakin berat inflamasinya maka semakin berat juga migrain yang
diderita.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimanakah konsep dasar penyakit pada migrain ?


1.2.2 Bagaimanakah asuhan keperawaatan komplementer pada pasien migrain?

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui konsep dasar penyakit migrain dan asuhan keperawatan
komplementer pada pasien migrain.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit pada migrain.
2. Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan komplementer pada
pasien migrain.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
konsep dasar penyakit migrain dan asuhan keperawatan komplementer pada pasien
migrain.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN MIGRAIN

A. PENGERTIAN
Migrain adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari serangan
sakit kepala berat yang berulang-ulang. Migrain merupakan salah satu bentuk sakit kepala yang
disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,) Price &Wilson,
2007.
Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-27 jam, biasanya sesisi,sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-berat, di
perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea,fotofoia dan fonofobia. Migern dapat
terjadi pada anak-anak dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal. Migrain merupakan suatu
kondisi yang kronis dan kumat-kumatan. (Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015)

B. ETIOLOGI

Lokasi nyeri kebanyakan sesisi, tetapi dapat pula seluruh kepala, dan yang paling sering
didaerah pelipis, temporal, dapat pula di frontal dan oksipital. Dapat pula nyeri dimulai dari
temporal atau oksipital kemudian menjalar ke daerah lain atau seluruh kepala.
Penyebab utama migrain hingga saat ini belum diketahui dengan jelas. Para ahli
memperkirakan migrain terjadi akibat adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang
meningkatkan aliran darah di otak, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses
inflamasi.
Pelebaran dan inflamasi ini menyebabkan timbulnya nyeri dan gejala yang lain, misalnya
mual. Semakin berat inflamasinya maka semakin berat juga migrain yang diderita.
Secara garis besar, migrain terjadi akibat :
1. Kekurangan nutrisi dan kurang tidur
2. Terkena cahaya yang terlalu terang atau suara yang terlalu bising
3. Berubahnya hormon saat menstruasi

3
4. Stress
5. Perubahan cuaca yang drastis
6. Banyak mengkonsumsi minuman berkafein, dan beralkohol
7. Memakan makanan yang mengandung MSG atau nitrat
8. Merokok

Lebih dari separuh penderita memiliki keluarga dekat yang juga menderita migrain,
sehingga diduga ada kecenderungan bahwa penyakit ini diturunkan secara genetik.

Migrain terjadi jika arteri yang menuju ke otak menjadi sempit (konstriksi, mengkerut)
dan kemudian melebar (dilatasi), yang akan mengaktifkan reseptor nyeri di dekatnya.

Apa yang menyebabkan pembuluh darah tersebut mengkerut dan melebar, tidak
diketahui. Tetapi kadar serotonin (bahan kimia yang berperan dalam komunikasi sel
saraf/neurotransmiter) abnormal rendah bisa memicu terjadinya konstriksi pembuluh darah.
Kadang migrain disebabkan oleh kelainan pembentukan pembuluh darah; pada kasus seperti ini,
sakit kepala hampir selalu dirasakan pada sisi kepala yang sama.

C. PATOFISIOLOGI

Tanda dan gejala adanya migrain pada serebral merupakan hasil dari derajat iskemia
kortikal yang bervariasi. Serangan yang khas di mulai dengan vasokontriksi arteri kulit kepala
dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan
intracranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Penelitian
menyatakan bahwa dilatasi arteri menyebabkan hiperpermeabel dan yang mensterilkan radang
local,yang menyebabkab nyeri di sekitarnya dan dilatasi arteri. Keadaan ini bertujuan untuk
mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah (histamine,serotin,plasmokinin) yang
berpartisipasi dalam membersihkan reaksi inflamasi.

Serangan migrain umumnya akan mengaktifkan saraf simpatis. Yang dimaksud dengan
saraf simpatis adalah saraf yang menjadi bagian dari sistem saraf manusia yang bertugas untuk
mengendalikan respon tubuh terhadap stress dan nyeri. Peningkatan aktifitas saraf simpatis pada
usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan diare. Aktifitas simpatis juga akan menyebabkan
lambatnya pengosongan lambung yang mengakibatkan penyaluran obat ke usus halus untuk
diserap juga akan terhambat. Hambatan penyerapan obat inilah yang menjadi masalah bagi

4
penderita migrain bila diberikan obat secara oral. Peningkatan aktifitas simpatis juga akan
menurunkan aliran darah sehingga kulit akan tampak pucat dan dingin. Peningkatan aktifitas
saraf ini juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara.

Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migrain. Teori vaskular, adanya
gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak berkonstriksi sehingga terjadi
hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan. Penyebaran frontal
berlanjutan dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai. Teori cortical spread depression,
dimana pada orang migrain nilai ambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron
lalu berlaku shortlastingwave depolarizationol eh pottasium-liberating depression(penurunan
pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yang memanjang.
Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekan aktivitas neuron ketika
melewati korteks serebri. Teori Neovaskular (trigeminovascular), adanya vasodilatasi akibat
aktivitas NOS dan produksi NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darah
sehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di
sel mast meningens dan akan merangsang pengeluaran mediator inflamasi sehingga
menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja pada arteri serebral dan otot polos yang akan
mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site
second order neuron yang bertindak sebagai transmisi impuls nyeri.

5
D. PATHWAY

Kekurangan nutrisi, kurang tidur, stress, banyak


mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol, memakan
makanan yang mengandung MSG atau nitrat, Merokok

Migraine

Kerusakan vaskuler Perubahan


pembuluh darah situasi

Perubahan struktur
Informasi yang
minim
Vasokonstriksi

Defisiensi
Gangguan Pengetahuan
sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh darah


otak

Peningkatan
intra cranial

Nyeri kepala Nyeri Akut

(NANDA, 2015-2017)
Gangguan Pola
Tidur
6
E. MANIFESTASI KLINIS
Migrain merupakan suatu kondisi yang kronis dan kumat kumatan. Sebagian besar
serangan migrain juga disertai dengan sakit kepala yang lain. Sakit kepala migrain sering
digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu
sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang kepala sehingga
mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain. Walau sebagian besar migrain menyerang
pada satu sisi kepala, namun sering juga dijumpai gejala migrain pada kedua sisi kepala. Sisi
kepala yang terserang migrain pun sering bergantian pada setiap kali serangan. Hati hati bila sisi
kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain adalah terjadinya suatu tumor otak.
Penderita migrain sering tersiksa dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan
terjadi. Gejala lain yang menyertai migrain antara lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki
tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Akibat terjadinya
peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara maka penderita migrain harus berbaring di
ruangan yang sepi dan gelap. Serangan migrain biasanya akan mereda dalam 4 sampai 72 jam.
Hampir 70% memiliki riwayat migrain dalam keluarga. Sebagian besar wanita. Serangan
pertama migrain biasanya di mulai saat remaja dan dewasa muda, kemudian cenderung
berkurang pada usia decade ke 5 dan 6. Biasanya terdapat factor memicu. Umumnya pasien
memiliki kepribadian yang perfeksionis,kaku,dan impulsive.
Gambaran klinis migrain biasanya berupa nyeri kepala berdenyut yang bersifat unilateral
tetapi dan bilateral atau berganti sisi. Serangan migrain umumnya 2-8 kali per bulan, lamanya
sekali serangan antara 4-24 jam atau isa lebih lama, intensitas nyeri sedang-berat, gejala penyerta
antara lain,: mual, muntah, fotofobia, dan / atau fonofobia,wajah pucat, vertigo, tinnitus, iritabel.
Pada migrain dengan aura, gejala prodromalnya adalah skotomata.teikopsia(spekta fortifikasi),
fotofobia (kilatan cahaya) parestesia serta halusinasi visual kehabisan tenaga, rasa lelah, sangat
lapar dan rasa gugup / gelisah. Sakit kepala sering muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat
terjadi sewaktu-waktu.

7
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan untuk menghilangkan penyakit lain( jika ada indikasi) adalah pencitraan (
CT scan dan MRI ) dan punksi lumbal.

G. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN

1. Non Farmakologi
Pengobatan tanpa obat biasanya dilakukan untuk meringankan gejala migrain dan
untuk pencegahan. Relaksasi dipercaya mampu mencegah timbulnya serangan migrain
bila dilakukan saat gejala pendahuluan. Jika memungkinkan, tidur merupakan obat yang
paling mujarab. Untuk mencegah timbulnya migrain, pasien dapat dimotivasi untuk
mengubah pola hidup yang selama ini dicurigai dapat mencetuskan timbulnya migrain.
Hal ini termasuk menghentikan kebiasaan merokok, menghindari makanan yang banyak
mengandung tiramin seperti keju, hindari pula makanan yang mengandung nitrat tinggi
seperti kacang kacangan. Selain itu harus segera melakukan apa yang disebut pola hidup
sehat seperti makan makanan yang bergizi, minum yang cukup, tidur yang cukup, dan
olah raga yang teratur.
2. Farmakologi
Penderita migrain yang ketika serangan terjadi tidak terlalu mempengaruhi aktifitasnya
sehari hari cukup diberikan obat penghilang nyeri (analgetik) yang banyak dijual di
warung warung. Walaupun demikian, penggunaan obat ini harus selalu
memperhatikan aturan pakai yang tertera di bungkus obat tersebut guna mencegah hal
hal yang tidak diingini.
Terdapat dua golongan obat analgetik yang umum digunakan yaitu Acetaminophen
(Paracetamol) dan NSAID atau Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs. Obat NSAID
dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu aspirin dan non-aspirin. Yang termasuk ke dalam
golongan NSAID non-aspirin antara lain ibuprofen dan naproxen. Beberapa jenis dari
obat NSAID ini dapat diperoleh dengan menggunakan resep dokter. Selain untuk
migrain, obat NSAID juga digunakan untuk mengobati radang sendi, radang tendon
dan lain lain..
Acetaminophen atau paracetamol bekerja di pusat nyeri otak untuk mengurangi rasa
nyeri dan demam. Acetaminophen mempunyai efek samping yang sangat minim

8
terutama pada lambung bila dibandingkan dengan obat NSAID. Meskipun demikian,
bila digunakan secara serampangan dan melebihi dosis yang dianjurkan,
acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati yang lumayan berat. Pada pasien
yang suka minum alkohol, acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati walau
diberikan pada dosis yang rendah. Kesimpulannya, selalulah membaca aturan pakai
obat yang tertera di label obat untuk mencegah keracunan atau kelebihan dosis.
Obat NSAID mengurangi nyeri dengan cara mengobati reaksi inflamasi yang
menyebabkan terjadinya nyeri. Obat ini disebut non steroid karena memang berbeda
dari obat steroid walaupun sama sama mempunyai efek mencegah terjadinya reaksi
inflamasi. Obat obat yang termasuk ke dalam golongan steroid (kortikosteroid) tidak
dipergunakan karena mempunyai efek samping yang kurang bagus bila digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Efek samping ini tidak ditemukan pada obat NSAID.
Untuk mengobati sakit kepala, beberapa dokter menggunakan kombinasi antara
aspirin, acetaminophen, dan kafein. Ketiga obat ini mempunyai efek sinergis untuk
meringankan gejala sakit kepala.

H. KOMPLIKASI
Sakit kepala sebelah (migrain) juga mungkin menderita sebagian kerusakan otak
karena sel-sel otak menggembung dan menjadi haus akan oksigen .Temuan yang
membantu menjelaskan mengapa penderita migrain memiliki resiko lebih tinggi untuk
terserang stroke, menurut beberapa peneliti Ahad. Kerusakan otak serupa dapat terjadi
akibat gegar otak dan kondisi pasca-stroke, menurut peneliti tersebut dalam jurnal
Nature Neuroscience.

9
I. ACUPOINT UNTUK MIGRAIN
1. TE/SJ 5 Waiguan (Gerbang Luar/Outer Gat)

TE/SJ 5 Waiguan (Gerbang Luar/Outer Gat) adalah titik akupuntur di meridian


bernama Shaoyang Sanjiao Meridian of Hand. Ini adalah Luo-Connecting Point dari
Sanjiao
Berarti :
Wai, lateral ; Guan, lulus intinya adalah di situs vital pada aspek lateral lengan
bawah, seperti celah
Lokasi :
2 cun proksimal dari lipat lipatan pergelangan tangan bagian dorsal antara os radius
dan os ulna, pada sisi radial tendon m.ekstensor digitorum kolumnis.
Cara Tusuk / Metode :
Perpendicularly 0,8 – 1 cum
Indikasi :
1) Sakit kepala Shaoyang ( migraine)
2) Dingin dan demam
3) Kemerahan dan pembengkakan mata, tinnitus dan tuli

10
4) Mati rasa pada ekstremitas atas

2. TE 10 Tianjing (He-Sea, Earth / Heavenly Well)

Tianjin adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Sanjiao Meridian of


Hand. Ini adalah titik He-Sea and earth dari Sanjiao
Lokasi :
Pada depresi, akan di proksimalkan ke olecranon saat siku dilipat
Indikasi
1) Deafness
2) Epilepsy
3) Scrofula, gondok
4) Migraine, nyeri pada hypochondrium dan costa, leher, bahu, dan sakit punggung

11
3. GB4 Hanyan ( Forehead Fullness)

Hanyan adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Gall Bladder


Meridian of Foot
Lokasi :
Didalam bait suci, di persimpangan ¼ bagian atas dan bawah ¾ jarak antara Touwel
(ST8) dan Qubin (GB7)
Indikasi
1. Migraine, vertigo
2. Epilepsi
3. Tinnitus, nyeri canthus luar, sakit gigi

12
4. GB5 Xuanlu ( Hanging Skull)

Xuanlu adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang gall Bladder


Meridian of Foot
Lokasi :
Didalam candi, titik tengah antara Dua (ST8) dan Kuba (GB7)
Indikasi :
1) Migraine
2) Redness dengan rasa sakit dan pembengkakan mata
3) Sakit gigi

13
5. GB6 Xuanli ( Suspended Hair)

Xuanli adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Gall Bladder


Meridian of Foot
Lokasi :
Di dalam kuil, di persimpangan ¾ atas dan bawah ¼ jarak jauh antara Touwei
(ST8) dan Qubin (GB7)
Indikasi :
1) Migraine
2) Redness dengan rasa sakit dan pembengkakan mata
3) Tinnitus

14
6. GB34 Yanglingquan (Yang Hill Spring)

Yang lingquan adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Gall Bladder
Meridian of Foot
Berarti :
Yang, Yang dari Yin – Yang ; Ling, gundukan ; Quan, musim semi bagian luarnya
adalah Yang. Kepala fibula pada aspek lateral lutut menonjol seperti gundukan,
dibawahnya di titik depresi terletak, seperti mata air
Lokasi : pada depresi anterior dan inferior terhadap kepala fibula
Indikasi :
1) Migraine, nyeri di area hypochondrium dan costal, neuralgiaatikatik
2) Hepatitis, choldcystits, cholelithiasis (cholecyslolithiasis), ascariasis dari
kantong empedu
3) Kejang, kelumpuhan, nyeri pada sendi lutut dan nyeri local
Metode :
Perpendicularly 1 – 1,5 cun

15
7. GB37 Guangming (Bright Light)

Guangming adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Gall Bladder


Meridian of Foot
Berarti :
Guangming, kecerahan. Ini adalah Luo – Connencting Point of the Gallbladder
Meridian, dan ditunjukan pada penyakit mata untuk mendapatkan kembali
kecerahan
Lokasi :
5 cun di atas ujung malleolus eksternal, di batas anterior fibula
Indikasi :
Penglihatan pende, rabun senja, atrofi optic, migraine, kelumpuhan tungkai bawah
Metode :
Perpendicularly 0,8 – 1,2 cun

16
8. GB41 Zulinqi ( shu-stream, wood / Foot Falling Tears)

Zulinqi adalah titik akupuntur di meridian bernama Shaoyang Gall Bladder


Meridian of Foot. Ini adalah aliran Shu dan titik kayu, titik konfluen bejana sabuk
Lokasi :
Pada dorsum kaki, pada distal distal ke persimpangan dasar metatarsal ke 4 dan ke
5, pada sisi lateral tendon ekstensor digitorum Longus
Indikasi :
1) Migraine, nyeri di canthus luar, nyeri di daerah hypochondriac, nyeri di dorsum
kak
2) Menstruasi tidak teratur, mastitis akut
3) scrofula

17
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian Pasien
1) Identitas Pasien
2) Riwayat Pekerjaan & Status Ekonomi
3) Riwayat Keluarga
b. Aktivitas / Istirahat
Letih, lelah, malaise, ketegangan mata, insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri
kepala, aktivitas kerja.
c. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, hipertensi, denyutan vaskuler (misal di daerah temporal), pucat,
wajah tampak kemerahan.
d. Integritas Ego
Factor-faktor stress emosional, ansietas, perasaan ketidak mampuan.
e. Makanan/Cairan
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan.
f. Neurosensori
Pening, tidak mampu konsentrasi, riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, epistaksis, parestesia, perubahan dalam pola bicara, papiledema.
g. Nyeri/Kenyamanan
Nyeri yang dirasakan mungkin menyeluruh atau unilateral, kedutan kuat, mungkin
dimulai pada sekeliling mata dan/atau menyebar kedua mata, pucat pada daerah wajah,
gelisah.
h. Keamanan
i. Riwayat alergi, demam, gangguan cara berjalan, parastesia,paralisis, drainase nasal
purulen.
j. Interaksi sosial
k. Perubahan dalam tanggung jawab peran
l. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
TTV, BB, GCS
2) Keadaan Umum : lemah

18
3) Integumen
Kulit lansia keriput ( kerena proses penuaan yang terjadi), kelenturan dan
kelembaban kurang.
4) Kepala
Normal cephali, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam keadaan
bersih, tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut, wajah simetris, nyeri tekan
negatif.
5) Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.
6) Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran .
7) Hidung dan sinus
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
8) Mulut dan tenggorokan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
9) Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
10) Dada
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
11) Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
12) Kardiovaskular
TD= 120/80 mmHg, Nadi = 88x/menit (nadi teraba cukup kuat). Lansia biasanya
mengeluh dadanya berdebar – debar. Terkadang terasa nyeri dada.
13) Gastrointestinal
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
14) Sistem saraf pusat
Lansia biasanya mengalami sedikit penurunan daya ingat, tidak ada disorientasi,
emisi tenang, siklus tidur memendek.
15) Sistem endokrin
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan

19
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan stres dan ketegangan, peningkatan intracranial
2. Gangguang pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala
3. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan
pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan,
komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup.
(NANDA, 2015-2017)

L. RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut NOC NIC


Definisi : Pengalaman Pain Management
sensori dan emosional yang - Pain Level,
tidak menyenangkan yang - Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul akibat kerusakan - Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
jaringan yang aktual atau karakteristik, durasi frekuensi,
potensial atau digambarkan kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil :
dalam hal kerusakan - Observasi reaksi nonverbal dan
sedemikian rupa ketidaknyamanan
Mampu mengontrol nyeri
-
(International Association - Gunakan teknik komunikasi
(tahu penyebab nyeri,
for the study of Pain): terapeutik untuk mengetahui
mampu menggunakan
awitan yang tiba-tiba atau pengalaman nyeri pasien
lambat dan intensitas ringan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, - Kaji kultur yang mempengaruhi
hingga berat dengan akhir
mencari bantuan) respon nyeri
yang dapat diantisipasi atau
- Melaporkan bahwa nyeri - Evaluasi pengalaman nyeri masa
diprediksi dan berlangsung
<6 bulan. berkurang dengan lampau
menggunakan manajemen - Evaluasi bersama pasien dan tim
Batasan Karakteristik : nyeri kesehatan lain tentang
- Mampu mengenali nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri
- Perubahan selera makan masa Iampau
(skala, intensitas,
- Perubahan tekanan darah - Bantu pasierl dan keluarga untuk
frekuensi dan tanda nyeri)
- Perubahan frekwensi - Menyatakan rasa nyaman mencari dan menemukan
jantung setelah nyeri berkurang dukungan
- Perubahan frekwensi - Kontrol lingkungan yang dapat
pernapasan mempengaruhi nyeri seperti suhu

20
- Laporan isyarat ruangan, pencahayaan dan
- Diaforesis kebisingan
- Perilaku distraksi - Kurangi faktor presipitasi nyeri
(mis,berjaIan mondar- - Pilih dan lakukan penanganan
mandir mencari orang nyeri (farmakologi, non
lain dan atau aktivitas farmakologi dan inter personal)
lain, aktivitas yang - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
berulang) menentukan intervensi
- Mengekspresikan - Ajarkan tentang teknik non
perilaku (mis, gelisah, farmakologi
merengek, menangis) - Berikan anaIgetik untuk
- Masker wajah (mis, mata mengurangi nyeri
kurang bercahaya, - Evaluasi keefektifan kontrol
tampak kacau, gerakan nyeri
mata berpencar atau - Tingkatkan istirahat
tetap pada satu fokus - Kolaborasikan dengan dokter jika
meringis) ada keluhan dan tindakan nyeri
- Sikap melindungi area tidak berhasil
nyeri - Monitor penerimaan pasien
- Fokus menyempit (mis, tentang manajemen nyeri
gangguan persepsi nyeri,
hambatan proses berfikir, Analgesic Administration
penurunan interaksi
dengan orang dan - Tentukan lokasi, karakteristik,
lingkungan) kualitas, dan derajat nyeri
- Indikasi nyeri yang dapat sebelum pemberian obat
diamati - Cek instruksi dokter tentang jenis
- Perubahan posisi untuk obat, dosis, dan frekuensi
menghindari nyeri - Cek riwayat alergi
- Sikap tubuh melindungi - Pilih analgesik yang diperlukan
- Dilatasi pupil atau kombinasi dari analgesik
- Melaporkan nyeri secara ketika pemberian lebih dari satu
verbal - Tentukan pilihan analgesik
- Gangguan tidur tergantung tipe dan beratnya
nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute
Faktor Yang pemberian, dan dosis optimal
Berhubungan : - Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
- Agen cedera (mis, secara teratur

21
biologis, zat kimia, fisik, - Monitor vital sign sebelum dan
psikologis) sesudah pemberian analgesik
pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala

2. Gangguan pola tdur

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan pola tidur NOC NIC


Definisi : Gangguan kualitas dan Sleep Enhancement
kuantitas waktu tidur akibat faktor  Anxiety reduction
eksternal  Comfort level  Determinasi efek-efek
 Pain level medikasi terhadap pola
Batasan Karakteristik :  Rest : Extent and tidur
Pattern  Jelaskan pentingnya
 Perubahan pola tidur normal  Sleep : Extent an tidur yang adekuat
 Penurunan kemampuan Pattern  Fasilitas untuk
berfungsi mempertahankan
 Ketidakpuasan tidur aktivitas sebelum tidur
 Menyatakan sering terjaga Kriteria Hasil : (membaca)
 Meyatakan tidak mengalami  Ciptakan lingkungan
kesulitan tidur  Jumlah jam tidur dalam yang nyaman
 Menyatakan tidak merasa batas normal 6-8  Kolaborasikan
cukup istirahat jam/hari pemberian obat tidur
 Pola tidur, kualitas  Diskusikan dengan
dalam batas normal pasien dan keluarga
Faktor Yang Berhubungan  Perasaan segar sesudah tentang teknik tidur
tidur atau istirahat pasien
 Kelembaban lingkungan  Mampu  Instruksikan untuk
sekitar mengidentifikasikan memonitor tidur pasien
 Suhu lingkungan sekitar hal-hal yang  Monitor waktu makan
 Tanggung jawab memberi meningkatkan tidur dan minum dengan
asuhan
waktu tidur
 Perubahan pejanan terhadap
 Monitor/catat
cahaya gelap

22
 Gangguan(mis.,untuk tujuan kebutuhan tidur pasien
terapeutik, pemantauan, setiap hari dan jam
pemeriksaan laboratorium)
 Kurang kontrol tidur
 Kurang privasi, Pencahayaan
 Bising, Bau gas
 Restrain fisik, Teman tidur
 Tidak familier dengan prabot
tidur

3. Defisiensi Pengetahuan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisiensi pengetahuan NOC NIC


Definisi : Ketiadaan atau Teaching : disease Process
defisiensi informasi kognitif  Knowledge : disease
yang berkaitan dengan topik process  Berikan penilaian tentang
tertentu.  Knowledge : health tingkat pengetahuan pasien
Behavior tentang proses penyakit yang
spesifik
Batasan Karakteristik :  Jelaskan patofisiologi dari
Kriteria Hasil : penyakit dan bagaimana hal
 Perilaku hiperbola
ini berhubungan dengan
 Ketidakakuratan  Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi, dengan
mengikuti perintah menyatakan cara yang tepat.
 Ketidakakuratan pemahaman tentang  Gambarkan tanda dan gejala
melakukan tes penyakit, kondisi, yang biasa muncul pada
 Perilaku tidak tepat prognosis dan program penyakit, dengan cara yang
(mis., histeria, pengobatan tepat
bermusuhan, agitasi,  Pasien dan keluarga
 Gambarkan proses penyakit,
apatis) mampu melaksanakan dengan cara yang tepat
 Pengungkapan masalah prosedur yang  Identifikasi kemungkinan
dijelaskan secara benar penyebab, dengan cara yang
 Pasien dan keluarga tepat
Faktor Yang Berhubungan mampu menjelaskan  Sediakan informasi pada
: kembali apa yang pasien tentang kondisi,
dijelaskan perawat/tim dengan cara yang tepat

23
kesehatan lainnya  Hindari jaminan yang kosong
 Keterbatasan kognitif  Sediakan bagi keluarga atau
 Salah intepretasi SO informasi tentang
informasi kemajuan pasien dengah cara
 Kurang pajanan yang tepat
 Kurang minat dalam  Diskusikan perubahan gaya
belajar hidup yang mungkin
 Kurang dapat mengingat diperlukan untuk mencegah
 Tidak familier dengan kompIikasi di masa yang
sumber akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
 Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
 Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
 Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat.

(NANDA, 2015 – 2017, NIC, NOC)

24
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA TN.X DENGAN
MIGRAINTANGGAL 29 NOVEMBER 2018

I. PENGKAJIAN
A. Data Biografi
Nama Pasien : Tn P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Golongan Darah :O
Tempat & Tanggal Lahir : Denpasar, 23 Mei 1980
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 165/60 kg
Penampilan : Bersih
Alamat : Jl. Gunung Payung, 11 X
Diagnosa Medis : Migrain
Penanggung Jawab
Nama : Ny. I
Hubungan Dengan Pasien : Istri Pasien
Alamat & Telepon : Jl. Gunung Payung, 11 X
B. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri kepala sebelah sejak 2 hari yang lalu.
C. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan nyeri kepala seperti berdenyut disertai dengan keluhan mual dan
muntah.
D. Riwayat Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan nyeri kepala sebelah, mual dan muntah sehingga pasien merasa tidak
nyaman, pasien mengatakan pertama kali merasakan sakitnya ini sudah 2 tahun yang lalu
namun sakit yang dirasakan pasien hilang timbul. Rasa nyeri yang dirasakan pasien
bertambah berat sejak 2 hari yang lalu. Nyeri yang pasien rasakan bertambah berat saat
beraktifitas. Sebelumnya pasien hanya memeriksakan sakitnya ini ke Puskesmas, namun

25
karena sakitnya tidak kunjung sembuh kemudian pasien memutuskan untuk pergi ke
klinik perawatan komplementer. Pasien tiba diklinik pukul 11.00 wita dengan keluhan
sakit kepala sebelah

E. Riwayat Perawatan dan Pengobatan Sebelumnya (Konventional dan


Komplementer)
1. Konvensional
Pasien mengatakan pelayanan kesehatan konvensional yang dipilih saat pasien sakit
adalah berobat ke Puskesmas yang berada di dekat rumah pasien.
2. Komplementer
Pasien mengatakan baru pertamakali berobat ke klinik komplementer.

F. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi (baik obat, makanan, minuman ataupun
lingkungan).
G. Data Masalah Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan hanya mendapat informasi dari dokter yang menanganinya di
puskesmas bahwa penyebab dari penyakitnya adalah adanya peningkatan aliran darah
diotak yang sering disebut mirai atau sakit kepala sebelah. Namun pasien mengatakan
kurang mengetahui tentang cara mencegah sakit yang dirasakan saat ini dan
komplikasi dari sakitnya ini, pasien tampak kebingungan ketika ditanya mengenai
cara mengatasi rasa nyeri pada kepala.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Pasien mengatakan semenjak sakit pasien hanya mampu menghabiskan 5 sendok nasi
karena merasa mual dan ingin muntah ketika makan makanannya,pasien mengatakan
biasanya minum 4-5 gelas perhari (1200 cc -1500 cc). Pasien mengatakan saat sakit
hanya makan bubur. Pasien mengatakan nafsu makannya menurun.

26
3. Pola Eliminasi
BAB : Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam beraknya, biasanya pasien
berak 1x sehari pada pagi hari dengan konsistensi lembek dan berwarna kuning
kecoklatan.
BAK : Pasien mengatakan tidak ada kesulitan untuk kencing, biasanya pasien
kencing 3-4x sehari dengan kencing berwarna kuning.
4. Pola Aktivitas-Latihan
Pasien mengatakan jika rasa nyaeri kepala sebelahnya muncul biasanya pasien
mengurangi aktifitasnya. Pasien mengatakan mampu melakukan gerak dan aktivitas
secara mandiri. Skor ADL = 20 (mandiri)
ADL 0 1 2 3 4 KET

Makan dan minum √ 0 = Mandiri

Toileting √ 1 = Dengan alat bantu

Mobilisasi dari TT √ 2 = dibantu orang lain

Berpakaian √ 3 = dibantu orang lain dan alat

Berpindah √ 4= Tergantung total

5. Pola Istirahat dan Tidur


Pasien mengatakan biasanya tidur pukul 22.00 dan bangun di pagi hari pukul 06.00.
Pasien juga mengatakan saat nyeri kepalanya muncul kadang pasien terbangun dan
sulit memulai tidur
6. Pola Kognitif Perseptual
Pasien mengatakan sudah sedikit tahu mengenai penyakitnya karena pernah terjadi
sebelumnya dan beberapa temannya juga mempunyai penyakit yang sama dengan
pasien jadi pasien sering mendengar cerita dari teman-temannya, penanganan awal
yang biasa dilakukan oleh pasien adalah istirahat dengan posisi tubuh terlentang dan
melakukan senam-senam ringan di rumah.
7. Rasa aman nyaman
Pasien mengatakan terganggu dengan sakit kepala sebelah yang dirasakannya.

27
P : Nyeri kepala sebelah tiba-tiba muncul dan bertambah parah saat akan
beraktifitas
Q : Seperti berdenyut
R : kepala sebelah kanan
S : Skala 6 (0-10)
T : nyeri muncul sejak 2 hari yang lalu.
8. Pola peran hubungan
Pasien mengatakan seorang ayah dan kepala keluarga.
9. Pola seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam hal yang berkaitan dengan seksualnya,
hubungan pasien dengan istrinya harmonis.
10. Pola koping
Mengalami stress yang tidak terlalu berat baik emosional maupun fisik.
11. Pola nilai kepercayaan
Pasien mengatakan sumber kekuatan bagi dirinya adalah Tuhan dan keluarganya,
pasien juga mengatakan rutin sembahyang dirumah maupun di pura.

H. Data Fokus Pemeriksaan Fisik Termasuk Vital Sign


1. Vital Sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit

2. Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15


Eye :4
Verbal :5
Motorik : 6
3. Keadaan umum : pasien tampak sedikit lemas

28
4. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala
Inspeksi : pasien tampak meringis, penglihatan sedikit kabur, bentuk
kepala normal, tidak ada lesi
Palpasi : Ada nyeri dikepala sebelah kanan
I. Data Penunjang (Lab, X-Ray, MRI, Scan, USG)
J. Data Pemeriksaan Komplementer
1. Nama Titik Yang Bermasalah dan lokasi
a. Temukan titik mata ketiga (Third Eye). Titik ini terletak di atas bagian
tengah hidung, di antara kedua alis. [6] Menekan titik ini dapat meredakan
sakit kepala, termasuk tegangan pada mata dan ulcer
b. Cari titik-titik di sekitar pelipis. Ada beberapa titik yang membentuk kurva
melewati telinga di kedua sisi kepala. Titik-titik ini harus diaktifkan
bersamaan agar efektif. Permulaannya terletak di bagian atas telinga, pada
jarak sekitar selebar satu jari. Beberapa contohnya:
(1) Hairline Curve
(2) Valley Lead
(3) Celestial Hub
(4) Floating White
(5) Head Portal Yin
c. Cari lokasi titik Wind Pool di leher. Di belakang setiap tulang telinga, ada
sebuah lokasi tempat pertemuan otot-otot leher dengan tengkorak. Menekan
titik-titik ini dapat meredakan migrain, selain mengatasi masalah energi
rendah, kelelahan mata, serta gejala flu dan batuk-pilek. Cari titik pada kaki
untuk meredakan sakit di area temporal (di sepanjang sisi atau pelipis
kepala). Titik ini, yang dapat menekan rasa nyeri, terletak di antara jempol
dan telunjuk, pada bagian dalam ibu jari kaki. Jika kepala Anda sebelah
kanan yang sakit, gunakan titik ini pada kaki kiri. Begitu juga sebaliknya,
gunakan titik di kaki kanan untuk mengatasi sakit kepala di bagian kiri.

29
d. Temukan titik-titik Four Gates pada tangan dan kaki. Titik-titik ini, yang
mencakupTai Chong di kaki dan He Gu di tangan, sering digunakan untuk
mengatasi sakit kepala. [9]
Tai Chong: titik ini terletak di atas kaki. Cari area di antara jempol dan
telunjuknya, kemudian ikuti alur tulang kedua jari ini di sepanjang bagian atas
kaki. Cari titik pertemuan kedua tulang tersebut, lalu mundurlah ke arah jari-
jarinya dengan jarak sekitar selebar jempol tangan. Anda akan menemukan
lekukan, dan inilah yang disebut dengan titik Tai Chong.
He Gu: titik ini terletak di bagian atas tangan. Cari area antara jempol dan
telunjuk. Tempelkan kedua ujungnya dan tekan bersamaan agar otot-otot di
sela kedua jari tersebut menonjol. Titik ini terletak di bagian atas tonjolan
ototnya.
e. Cari titik Zu Ling Qi di bagian atas kaki. Rasakan tulang-tulang jari
kelingking dan manisnya. Tulang-tulang ini akan bertemu di bagian atas kaki.
Titik Zu Ling Qi berada tepat di atas lokasi pertemuan kedua tulang. Anda
akan menemukan lekukan di sini.

II. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. Analisa Data
NO DATA STANDAR NORMAL MASALAH

DS : DS : Nyeri akut
1 - Pasien mengeluh nyeri kepala - Pasien tidak mengeluh nyeri
sebelah kepala sebelah
- Pasien mengatakan terganggu - Pasien mengatakan merasa
dengan sakit kepala sebelah nyaman dengan keadaan
yang dirasakannya. tubuhnya
a. P : Nyeri kepala sebelah DO :
tiba-tiba muncul dan
- Pasien tampak tidak meringis
bertambah parah saat akan
Pasien tidak lagi menahan nyeri
beraktifitas

30
b. Q : Seperti berdenyut
c. R : kepala sebelah
kanan
d. S : Skala 6 (0-10)
e. T : nyeri muncul sejak 2
hari yang lalu
DO :

- Pasien tampak meringis dan


lemah
- Pasien tampak menahan rasa
nyeri

B. Diagosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan kekurangan nutrisi, kurang tidur, stress, banyak
mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol, makan makanan yang mengandung
MSG atau nitrat, merokok ditandai dengan pasien mengeluh nyeri kepala sebelah, pasien
mengatakan terganggu dengan sakit kepala sebelah yang dirasakannya, nyeri kepala
sebelah tiba-tiba muncul dan bertambah parah saat akan beraktifitas, nyeriberdenyut
pada bagian kepala sebelah kanan, Skalanyeri 6 (0-10), nyeri, muncul sejak 2 hari yang
lalu, pasien tampak meringis dan lemah,pasien tampak menahan rasa nyeri

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Nyeri akut Setelah diberikan asuhan 1. Kaji tigkat nyeri yang 1. Untuk
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x dirasakan pasien mengetahui
kekurangan nutrisi, 30 menit diharapkan tingkatan nyeri
kurang tidur, stress, nyeri berkurang dengan yang dirasakan
banyak mengonsumsi kriteria hasil :
minuman berkafein NOC : Pain level 2. Untuk

31
dan beralkohol, 1. Mampu mengontrol 2. Latih teknik non memberikan
makan makanan yang nyeri (mengetahui farmakologis berupa ketenangan dan
mengandung MSG penyebab nyeri, teknik nafas dalam kenyamanan
atau nitrat, merokok mampu menggunakan serta rasa rileks
ditandai dengan teknik non bagi klien
pasien mengeluh farmakologis untuk
nyeri kepala sebelah, mengurangi nyeri,
pasien mengatakan mencari bantuan) 3. Untuk

terganggu dengan 2. Mampu mengenali meringankan

sakit kepala sebelah nyeri (skala, nyeri yang

yang dirasakannya, intensitas, frekuensi, 3. Lakukan teknik dirasakan klien

nyeri kepala sebelah dan tanda nyeri) akupressure pada tepat pada

tiba-tiba muncul dan 3. Menyatakan rasa bagian titik third eye, sasaran

bertambah parah saat nyaman setelah nyeri titik-titik disekitar


akan beraktifitas, berkurang pelipis, titik wind pool,
nyeriberdenyut pada titik Tai Chong , titik
bagian kepala sebelah He Gu , dan titik Zu
kanan, Skalanyeri 6 Ling Qi dengan
(0-10), nyeri, muncul melakukan penekanan
sejak 2 hari yang lalu, selama 30 kali.
pasien tampak
meringis dan 4. Memberikan
lemah,pasien tampak 4. Berikan HE tentang pengetahuan
menahan rasa nyeri pengertian, penyebab, kepada klien
cara untuk mengurangi tentang nyeri
nyeri dana pa yang yang dirasakan
harus dilakukan ketika
nyeri datang

32
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

HARI,
NO.
NO TGL, IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DX
WAKTU

1 Kamis, 29 1 - Mengkaji tingkat nyeri klien DS:


November
- Pasien mengeluh nyeri kepala
2018
sebelah
Pukul - Pasien mengatakan terganggu
11.00 wita dengan sakit kepala sebelah
yang dirasakannya.
P : Nyeri kepala sebelah tiba-
tiba muncul dan bertambah
parah saat akan beraktifitas

Q : Seperti berdenyut

R : kepala sebelah kanan

S : Skala 6 (0-10)

T : nyeri muncul sejak 2 hari


yang lalu

DO :

- Pasien tampak meringis


dan lemah
- Pasien tampak menahan
rasa nyeri

33
DS: -

DO : Klien menirukan apa yang


didemonstrasikan oleh perawat

DS: -

DO : klien tampak meringis saat


Latih klien teknik nafas dalam
terapi acupressure diberikan

Melakukan teknik acupressure


pada titik third eye, titik-titik
disekitar pelipis, titik wind pool,
titik Tai Chong , titik He Gu ,
DS: klien mengatakan nyeri
dan titik Zu Ling Qi dengan
berkurang sedikit, klien
melakukan penekanan selama
mengatakan skala nyeri 3. Klien
30 kali.
mengetakan memahami cara
menangani nyeri bila timbul dan
kemungkinan penyebab nyeri yang
Edukasi klien tentang
dirasakan klien
pengertian, penyebab, cara
untuk mengurangi nyeri dan apa DO : klien tampak puas dan
yang harus dilakukan ketika tampak lebih rileks dibandingkan
nyeri datang saat pertama kali masuk klinik

34
V. EVALUASI KEPERAWATAN

NO TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI PARAF

1 Kamis, 29 Nyeri akut berhubungan dengan S: klien mengatakan nyeri


November kekurangan nutrisi, kurang tidur, stress, berkurang sedikit, klien
2018 banyak mengonsumsi minuman mengatakan skala nyeri 3.
berkafein dan beralkohol, makan Klien mengetakan
Pukul 11.00
makanan yang mengandung MSG atau memahami cara menangani
wita
nitrat, merokok ditandai dengan pasien nyeri bila timbul dan
mengeluh nyeri kepala sebelah, pasien kemungkinan penyebab
mengatakan terganggu dengan sakit nyeri yang dirasakan klien
kepala sebelah yang dirasakannya,
O : klien tampak puas dan
nyeri kepala sebelah tiba-tiba muncul
tampak lebih rileks
dan bertambah parah saat akan
dibandingkan saat pertama
beraktifitas, nyeriberdenyut pada
kali masuk klinik
bagian kepala sebelah kanan,
Skalanyeri 6 (0-10), nyeri, muncul A: masalah teratasi sebagian

sejak 2 hari yang lalu, pasien tampak P : ajarkan teknik


meringis dan lemah,pasien tampak acupressure untuk
menahan rasa nyeri penerapan di rumah bila
nyeri timbul lagi

35
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam


pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan

Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan menekan, memijit, mengurut


bagian dari tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi vital atau Ci.Akupresur juga disebut
akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, sebab teori akupunturlah yang menjadi dasar
praktik akupresur. Akupuntur menggunakan jarum sebagai alat bantu praktik, sedangkan
akupresur menggunakan jari, tangan, bagian tubuh lainnya atau alat tumpul sebagai
pengganti jarum (Sukanta, 2003).

Migrain adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu dari
serangan sakit kepala berat yang berulang-ulang. Migrain merupakan salah satu bentuk sakit
kepala yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. (Keperawatan Medikal Bedah,)
Price &Wilson, 2007.

3.2 Saran

Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa


keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komplementer.

36
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek,G.M. Butcher,H.K. Docterman,J.M. Wagner,C.M. 2016. Nursing Interventions


Classifications (NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Herman,T.H.2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi &
Klasifikasi 2015 – 2017. Jakarta : EGC.

Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swason,E. 2016. Nursing Outcomes Classification


(NOC). Singapore : Elsevier Global Rights.

Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnose Medis Dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 2. Media Action :
Yogjakarta.

Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, Volume1.
EGC: Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai