Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER DASAR

AKUPUNTUR

OLEH

Kelompok : 1

1. ALYA SHAFIRA (17.321.2713)


2. FIRA YASINTA (17.321.2714)
3. GUSTI AYU AGUNG YASINTA F.R (17.321.2717)
4. KOMANG MEGA ADI PRATIWI (17.321.2724)
5. NI KADEK ARI SANTI (17.321.2726)
6. NI KADEK YUNI PURNAMAYANTI (17.321.2730)
7. NI KADEK PON WIDIASTUTI (17.321.2729)
8. NI WAYAN PARMINI (17.321.2756)
9. NI MADE AYU FERA ANDINI (17.321.2745)
10. NI PUTU INTAN PUSPA SARI (17.321.2750)
11. NI PUTU RATIH ANDRIANI (17.321.2752)
12. SUPUTRA SIDARTA (17.321.2763)

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas
dari mata kuliah “Keperawatan Komplementer” dengan judul “Akupuntur”.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Sehingga
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 05 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMABAHASAN
2.1 Pengertian Akupuntur ............................................................................. 3
2.2 Konsep Akupuntur .................................................................................. 3
2.3 Biofisiologi Akupuntur ........................................................................... 7
2.4 Tehnik Refleksi ....................................................................................... 9
2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Akupuntur .................................................. 13
2.6 Evaluasi Refleksi ..................................................................................... 14

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ................................................................................................. 16
3.2 Saran ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akupunktur adalah suatu cara pengobatan yang sudah bersejarah lama.
Digunakan oleh para tabib di China sekitar 5000 tahun yang lalu menurut bukti-
bukti sejarah. Namun sampai sekarang cara pengobatan ini masih menjadi cara
alternatif yang paling dimintai oleh masyarakat untuk mencari kesembuhan dari
berbagai penyakit yang dideritanya. Akupunktur berasal dari Bahasa Latin, yaitu:
acus, “jarum” (kata benda), dan pungere, “tusuk” (kata kerja) atau dalam Bahasa
Mandarin disebut zhen jiu dimana zhen (tusuk) dan jiu (bakar), atau dikenal juga
sebagai terapi “moxibustion” yang merupakan suatu teknik terapi kesehatan
dengan cara memasukkan atau memanipulasi jarum ke dalam “titik akupunktur”
tubuh. Dengan cara ini diharapkan akan memulihkan kesehatan dan kebugaran,
dan khususnya sangat baik untuk mengobati rasa sakit yang diderita pasien.
Definisi serta karakterisasi titik-titik ini distandardisasikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Indikasi dari terapi akupunktur sendiri sangatlah
beragam. Teknik pengobatan tusuk jarum ini dapat mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang terdapat pada rongga mulut dan saluran napas atas, peradangan
pada saluran pencernaan, kelopak mata, sampai beberapa jenis penyakit yang
menyerang saraf, tulang dan otot. Akupunktur pun dapat dipakai sebagai terapi
pengurang rasa sakit dan pemulih fitalitas sehari-hari. Kesederhanaan teknik,
efektifitas, indikasi yang luas, hampir tak ada efek samping, dan murah menjadi
kelebihan dari cara pengobatan Akupunktur ini. Dikatakan sederhana karena
dalam pelaksanaannya peralatan yang digunakan tidak rumit dan banyak, hanya
menggunakan jarum khusus. Dan merupakan pengobatan yang efektif, karena
dapat menunjukan efek positif dalam waktu yang relatif singkat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Akupuntur ?
2. Bagaimanakah konsep dari Akupuntur ?
3. Bagaimanakah biofisiologi dari Akupuntur ?
4. Bagaimanakah tehnik refeksi dari Akupuntur ?
5. Bagaimanakah indikasi dan kontraindikasi dari Akupuntur ?
6. Bagaimanakah evaluasi refleksi dari Akupuntur ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Akupuntur
2. Untuk mengetahui konsep dari Akupuntur
3. Untuk mengetahui biofisiologi dari Akupuntur
4. Untuk mengetahui tehnik refeksi dari Akupuntur
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari Akupuntur
6. Untuk mengetahui evaluasi refleksi dari Akupuntur
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akupuntur


Kata akupuntur berasal dari bahasa yunani, yaitu acus yang berarti jarum
dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa inggris menjadi to puncture,
sedangkan kata asal dalam bahasa cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian
diadaptasikan ke dalam bahasa indonesia menjadi akupuntur atau tusuk jarum.
Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan dalam pengobatan
tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi
titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang
disebut "meridian". Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran
dan keseimbangan energi sepanjang meridian-meridian ini.
Akupuntur merupakan teknik pengobatan menggunakan tusukan jarum
yang menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh. Pengobatan ini dimaksudkan
untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energi sepanjang jalur-jalur energi
(meridian). Pengobatan tradisional akupuntur melihat tubuh manusia sebagai
suatu sistem aliran energi, ketika aliran energi seimbang, maka tubuh sehat.

2.2 Konsep Akupuntur


2.2.1 Teori Akupuntur
Teori akupuntur yang berasal dari pengobatan/obat-obatan tradisional
tiongkok tidak melalui penggunaan metode ilmiah, dan mendapat berbagai kritik
berdasarkan pemikiran ilmiah. tidak ada basis anatomis atau histologis yang
secara fisik bisa diverifikasi tentang keberadaan titik akupunktur atau meridian
(akupunktur).
2.2.2 Jenis Akupuntur
Terapi akupuntur atau tusuk jarum secara umum dibagi menjadi dua
kategori, yakni :
1. Akupuntur medis yang digunakan untuk mengobati penyakit umum seperti
gangguan pencernaan, rematik, arthritis, gangguan hormonal, migrain,
insomnia, keseleo, salah urat, sakit pinggang, stroke, asam urat, liver,
stroke, gangguan seksualitas dan lain-lain.
2. Akupuntur kecantikan atau kosmetik yang dikhususkan untuk menaikkan
atau menurunkan berat badan, menghilangkan jerawat dan flek hitam,
mengurangi kerutan di wajah, mengobati kebotakan atau kerontokan
rambut dan sebagainya.
2.2.3 Mekanisme Akupuntur
Mekanisme kerja akupunktur dalam penyembuhan diuraikan sebagai
berikut, titik akupunktur yang jumlahnya kurang lebih 720 titik, merupakan
daerah kulit yang banyak mengandung banyak serabut-serabut syaraf. stimulasi
pada titik akupunktur akan merangsang syaraf di titik tersebut dan akan
mempengaruhi berbagai neurotransmitter ( zat kimiawi otak ) serta perubahan
biofisika. zat kimiawi otak inilah yang di percaya mampu menjaga keseimbangan
fisiologik tubuh dalam keadaan sehat maupun stress serta meninggikan imunitas
dan resistensi (kekebalan dan perlawanan ) tubuh terhadap penyakit. efek
penusukan terjadi melalui hantaran saraf dan melalui humoral/endokrin. secara
umum efek penusukan jarum terbagi atas efek lokal, efek segmental dan efek
sentral :
1. Efek lokal.
Penusukan jarum akan menimbulkan perlukaan mikro pada jaringan. hal
ini menyebabkan pelepasan hormon jaringan (mediator) dan menimbulkan
reaksi rantai biokimiawi. efek yang terjadi secara lokal meliputi dilatasi
kapiler, peningkatan permeabilitas kapiler, perubahan lingkungan
interstisial, stimulasi nosiseptor, aktivasi respons imun nonspesifik, dan
penarikan leukosit dan sel langerhans. reaksi lokal ini dapat dilihat sebagai
kemerahan pada daerah penusukan.
2. Efek segmental / regional.
Tindakan akupunktur akan merangsang serabut saraf aδ dan rangsangan
itu akan diteruskan ke segmen medula spinalis bersangkutan dan ke sel
saraf lainnya, dengan demikian mempengaruhi segmen medula spinalis
yang berdekatan.
3. Efek sentral.
Rangsang yang sampai pada medula spinalis diteruskan pula ke susunan
saraf pusat melalui jalur batang otak, substansia grisea, hipotalamus,
talamus dan cerebrum. dengan demikian maka penusukan akupunktur
yang merupakan tindakan invasif mikro akan dapat menghilangkan gejala
nyeri yang ada, mengaktivasi mekanisme pertahanan tubuh, sehingga
memulihkan homeostasis.
2.2.4 Manfaat Akupuntur
1. Sesi akupunktur bekerja pada menghilangkan penyebab nyeri punggung
kronis rendah, arthritis dan nyeri lainnya. pasien oleh karena itu dapat
mengalami kesehatan fisik secara keseluruhan dan penyembuhan alami.
2. Manfaat akupunktur orang yang menderita gangguan insomnia dan tidur.
daripada minum obat yang sebagian besar memiliki efek samping negatif
pada sistem tubuh lainnya, cara terbaik untuk mengobati kondisi tersebut
adalah pengobatan akupunktur.
3. Akupunktur juga manfaat orang-orang yang di jalan melebihi kecanduan
tertentu seperti kecanduan alkohol, merokok kecanduan dan kecanduan
narkoba.
4. Salah satu manfaat terbaik dari terapi akupunktur adalah bahwa hal itu
memberikan sebuah metode holistik pengobatan. akupunktur menangani
semua masalah kesehatan dan gangguan. needling titik akupunktur
membantu dalam menghilangkan semua kemungkinan penyebab penyakit
tertentu dan menyembuhkan pasien secara efektif.
5. beberapa orang tidak menderita penyakit apapun tetapi sering mengalami
jatuh dalam tingkat energi karena ketegangan dan kecemasan. orang-orang
ini bisa mendapatkan keuntungan banyak dari terapi akupunktur.
akupunktur membuat pasien merasa bebas dari stres dan lega dari
kecemasan.
6. akupunktur memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
sirkulasi darah tubuh. oleh karena itu, membantu pasien dalam penyakit
mencegah.
7. pengobatan akupunktur benar-benar bermanfaat bagi orang yang
mengalami sakit kepala biasa dan migren. karena akupunktur tidak
memerlukan obat kuat sama sekali, itu akan menjadi yang terbaik bagi
pasien dalam mengurangi rasa sakit.
2.2.5 Efek samping
1. Efek positif
Secara umum, akupuntur atau tusuk jarum dipercaya sangat
berkhasiat bagi kesehatan atau penyembuhan penyakit. metode yang
digunakan adalah dengan menusukkan jarum-jarum halus pada titik-titik
tertentu di permukaan tubuh. dengan metode ini, pasien akan mendapatkan
beberapa efek samping akupuntur yang positif, sebagai contoh;
1) Rasa nyeri berkurang
2) Daya tahan tubuh meningkat
3) Produksi hormon dapat dikendalikan
4) Kulit dan selaput lendir menjadi peka
5) Sirkulasi darah meningkat
6) Otot yang kaku dapat terelaksasi sempurna
2. Efek negative
Pada umumya, terapi akupuntur atau tusuk jarum tidak memiliki
efek samping yang berbahaya. pada saat jarum ditusukkan ke kulit, rasa
nyeri yang ditimbulkan tidak terlalu mengganggu. rasa nyeri, ngilu atau
pegal yang ditimbulkan dikatakan sebagai tanda terangsangnya sistem
syaraf pasien. kecil sekali kemungkinan adanya pendarahan, terkecuali
bagi mereka yang memang mengalami kelainan pada hemoglobin darah.
Bahaya infeksi yang kemungkinan timbul, dapat diminimalisir dengan
penggunaan jarum sekali pakai. beberapa penelitian juga tidak
menemukan adanya bahaya yang dapat timbul berkenaan dengan
penggunaan jarum atau terapi ini. setidaknya, fakta ini menunjukkan
bahwa efek samping akupuntur yang berbahaya, yang selama ini
dpertanyakan, tidak terbukti.
2.3 Biofisiologi Akupuntur
Perangsangan pada titik-titik akupuntur akan dapat menghasilkan
senyawa-senyawa peptide epioid endogen dan kelenjar pituitary yang mempunyai
efek analgesi sebanding dengan pemberian morfin. Menurut ilmu Kedokteran
Cina, nyeri ditimbulkan oleh adanya energy (Chi) yang terhambat dan tidak dapat
mengalir dengan bebas sepanjang meridian. Ketukan,rangsangan atau tusukan
pada meridian di kulit akan dapat mengembalikan kelancaran aliran energy.
Pendekatan ini kemudian yang ditiru oleh Negara Barat untuk menginduksi efek
analgetesi yaitu dengan cara merangsang efek spinal dan otak tengah terhadap
nyeri (Sudirman,2005)
Mekanisme akupuntur dalam menghilangkan nyeri yang bersifat general
adalah opiodergik atau endorfinergik yaitu melalui pelepasan endorphin di jalur
analgesia endogen (jalur modulasi). Endorfin yang dilepaskan meliputi beta-
endorfin,dinorfinn dan metenkefalin. Met-enkefalin dilepaskan oleh saraf
interneuron di kornu posterior medulla spinalis. Sedangkan dinorfin dilepaskan di
medulla spinalis dari jaras yang berasal dari supra spinal yang turun ke kornus
posterior medulla spinalis. Endorphin terutama dilepaskan Periaquaductal Grey
Matter (PAG) dan sel-sel hipotalamus. Sebagian menuju ke hipofisis yang
kemudian mensekresikan endorphin ke pembuluh darah,sehingga memberikan
efek general. Disamping ke 3 substansi tersebut yang merupakan neurotransmitter
inhibitor, dilepaskan juga di jalur modulasi (jalur analgesia endogen ) substansi
lain yaitu serotonin yang berasal dari nucleus para gigantoselularis. Serotin dan
noradrenalin juga member efek menghambat impuls noksius (Sudirman,2009).
Mekanisme akupuntur analgesia secara segmental adalah dengan
pemahaman bahwa adanya segmentasi pada jaringan kulit, otot, visera yang
masing-masing dikenal sebagai dermatom,miotom,viserotom,memungkinkan
penggunaan akupuntur untuk menerapi organ visera. Memberikan rangsangan
dititik akupuntur yang berada di jaringan kulit dan otot dapat digunakan untuk
menerapi organ visera termasuk rahim dan perineum. Caranya adalah dengan
menusuk akupoin yang berada di segmen dermatom yang sama dengan organ
visera yang diterapi. Dasar pemikirannya sama dengan fenomena ilmu kedokteran
yang disebut proyeksi eksterna, dimana yang mengalami gangguan adalah organ
visera,tetapi yang merasakan nyeri adalahrah dae kulit yang inervasi atau
persarafannya berasal dari segmen medulla spinalis yang sebagai contoh adalah
iskemi otot jantung yang nyerinya sampai dirasakan sampai ke lengan kiri sebelah
medial dan menjalar ke kelingking. Dalam mekanisme segmental ini diperantarai
juga oleh berbagai neurotransmitter inhibitor yang bekerja di medulla spinalis
seperti met-enkefalin dan dinorfin, serta pada jalur modulasi (jalur analgesi
endogen turun) sisekresi serotonin.
Selain itu mekanisme akupuntur analgesia yang bersifat local berhubungan
dengan perangsangan serabut sensorik tipe AB besar yang berasal dari reseptor
taktil di perifer, yang dapat menekan penjalaran signal nyeri dari daerah tubuh
yang sama,hal ini terutama terjadi pada perangsangan titik local. Mekanisme ini
di duga merupakan akibat dari jenis inhibisi setempat di dalam medulla spenalis.
Contoh lain dari mekanisme ini adalah hilangnya rasa gatal ketika digaruk daerah
sekitarnya. (Guyton,2007). Selain itu pelepasan opioid endogen di perifer juga
akan menambah efek anti inflamatori. Diperkirakan tusukan jarum akupuntur
menyebabkan jejas kecil tetapi cukup untuk menginisiasi mekanisme pelepasan
opioid tersebut (Wignyomartono,2011).
Salah satu keunggulan akupuntur adalah untuk terapi miofasial. Nyeri
miofasial mempunyai gejala-gejala khas,nyeri yang terbatas tegas (trigger point)
yang biasa disebut ah-si poin serta otot yang mengeras . setelah penjaruman akan
dirasakan kontraksi karena rangsangan pada motor and plate,pengurangan perfusi
sementara yang akan diikutii dengan kenaikan perfusi di lokasi sekitar
penjaruman karena pengaruh substansi P dan calcitonin gene-related peptides.
Nampaknya mekanisme yang mendasarinya adalahrespon reflek area
segmental,mempengaruhi pengaturan perfusi regional dan peran modulor
terutama CGRP. Sehingga bisa disimpulkan mekanisme analgsi oleh akupuntur
yang bersumber dari berbagai penelitian adalah melalui efek local,segmental dan
sistemik,sehingga dalam praktek keseharian menggunakan kombinasi local
(dekat) dan titik distal (jauh) (Wignyomartono,2011).
Disamping itu penurunan rasa nyeri dengan akupuntur bisa juga karena
eksitasi psikogenik,karena secara psikologis, pengalaman dari sensasi penjaruman
sangat berhubungan dengan perbaikan nyeri yang dialami pasien.
2.4 Tehnik Refleksi
1. Peralatan
1) Jarum berbagai ukuran (misal: 1 cun, 2 cun, 3 cun)
2) Tempat jarum bekas
3) Kapas alkohol
2. Posisi pasien
Posisi pasien disesuaikan dengan lokasi penusukan. Pada pasien baru
sebaiknya dilakukan penusukan dalam posisi terlentang atau telungkup.
1) Posisi terlentang :

2) Posisi telungkup :

Dapat pula dilakukan penusukan dalam posisi berbaring miring dan


posisi duduk dengan lengan bawah bertumpu di meja.
3) Posisi duduk lengan bawah bertumpu di meja:
4) Posisi berbaring miring :

3. Persiapan penjaruman
Sebelum penjaruman, dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada kulit
yang akan ditusuk dan tangan terapis. Jarum yang dipakai harus steril dan
sekali pakai.
4. Penjaruman
1) Teknik penusukan
Penjaruman dilakukan dengan kedua tangan secara berkoordinasi.
Umumnya jarum dipegang dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri
berfungsi untuk membantu penjaruman dengan penekanan.
Teknik pertama, kuku ibu jari tangan kiri atau jari telunjuk menekan
kulit di samping titik akupunktur kemudian jarum dimasukkan pada
sisi kuku tersebut.
Teknik kedua, untuk jarum yang panjang ( lebih dari 3 cun) maka
ujung jarum dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri, lalu
tangan kanan menekan jarum dan memasukkan jarum.

Teknik ketiga, pada tempat yang kulitnya loose seperti kulit perut
maka kulit di tempat penusukan perlu diregang dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri.

Teknik keempat, pada tempat yang otot dan kulitnya tipis seperti
daerah muka maka kulit dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan kiri dan jarum ditusukkan dengan tangan kanan.
2) Sudut penusukan
Penusukan dengan sudut tegak lurus membentuk sudut 900 dengan
kulit, kebanyakan titik di tubuh dapat ditusuk dengan cara ini.
Penusukan oblique pada tempat-tempat yang berdekatan dengan
viscera atau bila ototnya tipis, jarum ditusukkan dengan sudut 450
terhadap permukaan kulit.
Penusukan horizontal atau transversal, umumnya untuk tempat dengan
otot yang tipis seperti titik-titik di kulit kepala, muka, di depan tulang
dada dan sebagainya.

3) Kedalaman penusukan
Dalamnya penusukan tergantung pada lokasi titik akupunktur. Selain
itu juga harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak melukai
viscera.
Penusukan jarum dan manipulasi dilakukan sampai timbul sensasi
penjaruman yang berupa: rasa baal, kesemutan, pegal, rasa menjalar
seperti terkena aliran listrik di tempat penusukan.
Setelah selesai, jarum dicabut dengan menekan kulit sekitar tempat
penusukan, lalu tempat penusukan ditekan dengan kapas alkohol untuk
menghindari perdarahan.
2.5 Indikasi dan KontraIndikasi Akupuntur
2.5.1 Indikasi Pemberian Pengobatan Akupuntur
Bahkan Badan Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO)
mengakui penggunaan akupuntur pada penanganan masalah kesehatan berikut ini:
1. Masalah mata : Konjungtivis akut, retinitis sentralis, miopia (rabun jauh)
pada anak, katarak yang tanpa komplikasi
2. Masalah mulut : Sakit gigi dan nyeri post ekstraksi gigi, ginggivitis,
pharingitis akut serta kronis.
3. Masalah pencernaan : Gastritis, maag, spasme usus besar, konstipasi atau
sembelit dan diare.
4. Masalah pernafasan : Sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, dan juga
asma.
5. Masalah syaraf dan otot : kepala sering pusing, nyeri leher, nyeri pada iga,
bahu kaku, nyeri pada siku, beragam peradangan otot, nyeri tulang
belakang / pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis.
6. Masalah urinasi dan kesehatan reproduksi.
7. Masalah kondisi emosional.
2.5.2 Kontraindikasi Pengobatan Akupuntur
Akupunktur sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih Hal ini
untuk mencegah terjadinya keluhan setelah diberikannya metode pengobatan ini.
Walau sangat minim efek samping, namun akupuntur juga memiliki pantangan
untuk diberikan pada suatu kondisi. Ada beberapa kondisi yang sangat tidak
disarankan untuk melakukan terapi menggunakan jarum. Kontra indikasi
pengobatan akupuntur antara lain:
1. Keadaan fisik lemah
2. Menusuk daerah tumor atau kanker.
3. Penderita yang memakai alat pacu jantung.
4. Kedaruratan medik.
5. Gangguan pembekuan darah.
6. Ibu hamil trimester 1 karena dapat menyebabkan abortus.
7. Menusuk kulit yang sedang mengalami radang / infeksi sistemik
2.6 Evaluasi Refleksi
1. Kemungkinan kerugian yang terjadi pada pengobatan akupuntur adalah :
1) Iritasi dan infeksi. Iritasi ataupun infeksi mungkin saja terjadi pada
penggunaan terapi akupuntur, apalagi jika proses sterilisasi jarum yang
digunakan kurang memenuhi standart. Belum lagi kemungkinan
penularan virus ataupun bakteri yang mungkin terjadi antar penderita.
2) Kerusakan syaraf atau jaringan. Terjadinya kerusakan syaraf ataupun
jaringan tubuh bisa saja disebabkan apabila proses penancapan jarum
akupuntur justru terlalu dalam.
2. Penyakit yang diobati dengan akupuntur
Pengobatan alternatif dijadikan pilihan untuk mendampingi
pengobatan konvensional sekaligus sebagai jalan keluar logis saat obat
reguler tidak lagi mempan.
Akupunktur bisa dijadikan pilihan untuk menghilangkan nyeri,
menyembuhkan penyakit kronis, untuk cedera akut, serta pendamping
selama pengobatan kanker. Dari semua hal di atas, akupunktur terutama
digunakan untuk menghilangkan nyeri. Berbagai nyeri dapat diobati
melalui akupunktur seperti sakit kepala berat, migrain, nyeri punggung
akut, nyeri bahu dan leher, nyeri kaki, saraf terjepit, cedera otot, nyeri
setelah operasi, carpal tunnel syndrome, cedera akibat olahraga, nyeri
haid, tennis elbow, sakit gigi, sakit perut, dan nyeri rematik.
Menurut Rischa dan Alicia (2014) Selain untuk menghilangkan nyeri,
akupunktur dapat digunakan untuk penyakit lain termasuk dibawah ini :
1) Gejala dan masalah menopause, endometriosis, infertilitas, dan
ketegangan pramenstruasi.
2) Masalah kandung kemih, kesulitan buang air kecil, infeksi saluran
kemih, dan cystitis.
3) Gangguan pencernaan, yang meliputi mual, mulas, dan diare.
4) Masalah pernapasan, termasuk asma, bronkhitis, pilek, batuk, masalah
sinus, penyakit selesema, dan tonsilitis.
5) Alergi dan masalah kulit seperti rinitis, hay fever, biang keringat, ruam
dan bisul, eksim, dermatitis, dan psoriasis.
6) Kondisi yang meliputi mata dan mulut seperti katarak, mata kering,
konjungtivitis, retinitis dan sakit gigi, faringitis, dan mulut kering
(xerostomia).
7) Masalah jantung seperti sirkulasi darah yang buruk, pemulihan stroke,
dan hipertensi.
8) Akupunktur juga membantu masalah seperti tersedak, gastritis, tukak
lambung, radang usus, sembelit, kekurangan energi dan kelelahan
kronis, insomnia, gelisah, depresi, serangan panik, perubahan suasana
hati, dan perawatan pasca operasi.
9) Akupunktur dapat membantu menghilangkan kecanduan merokok.
Kadang-kadang pengobatan akupunktur dilakukan bersamaan
dengan terapi lain seperti herbal, pijatan, moxibusion, dan lain-lain.
Umumnya, kebanyakan orang bereaksi positif setelah menjalani
akupunktur. Setelah terapi, tubuh menjadi santai dan mudah tidur
nyenyak. Karena akupunktur merupakan teknik alami, pasien jarang
menderita efek samping. Akupunktur bisa diterapkan untuk segala usia,
mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan dalam pengobatan
tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi
titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang
disebut "meridian". Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran
dan keseimbangan energi sepanjang meridian-meridian ini. Teori akupuntur yang
berasal dari pengobatan/obat-obatan tradisional tiongkok tidak melalui
penggunaan metode ilmiah, dan mendapat berbagai kritik berdasarkan pemikiran
ilmiah. tidak ada basis anatomis atau histologis yang secara fisik bisa diverifikasi
tentang keberadaan titik akupunktur atau meridian (akupunktur).

3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, kelompok berharap agar dapat menambah
ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis kepada
pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
DAFTAR PUSTAKA

Dharmojono, drh. 2011. Menghayati Teoridan Praktek Akupunktur dan Moksibasi


Jilid 1. Trubus Agriwidya: Depok

Gendo, Dr. Med. 2006. Teori Dasar Kedokteran Tradisional Cina. Kanisius:
Yogyakarta

Hadikusumo, B. U. 2008. Tusuk Jarum Upaya Penyembuhan Alternatif.


Kanisius:Yogyakarta

Hendrik Agus Winarso. 2009. Pedoman Lengkap Akupunktur dan Moksibasi.


Dahara Prize:Semarang

Anda mungkin juga menyukai