PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah di atas sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari keperawatan keluarga.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan keluarga.
3. Untuk mengetahui sasaran dari keperawatan keluarga.
4. Untuk mengetahui peran perawat dalam keperawatan keluarga.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup dari keperawatan keluarga.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa
anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan
untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke
pelayanan kesehatan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing
manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum obat antidiabetik,
mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta
perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga
kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota
keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit
4
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit
terminal.
5
pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja
sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah
kesehatan di keluarga.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang penting
dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup
sehat.
2. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini terjadinya
penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya
pencegahan sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan
dari pencegahan sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit
dan mencegah kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk
semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan
mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan mengurangi
luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara
fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi
pemulihan terhadap individu yang cacat akibat penyakit dan luka,
sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi secara
fisik, sosial, emosional.
6
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien
sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Berbagai
bentuk upaya pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, maupun resosialitatif.
1. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga
dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan
pendidikan seks.
2. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit
atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,
perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah
sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah
dada, ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat
dirumah atau keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti
TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi
pada penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
5. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita
(anggota keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan
oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di
masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan
yang tersedia di keluarga dan sumbersumber dari profesi lain, termasuk pemberi
pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010). Tujuan
keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah
keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
mampu menangani masalah kesehatannya. Untuk membuat keluarga menjadi
mandiri diperlukan peran perawat yaitu sebagai pelaksana, pendidik, konselor,
kolaborator.
3.2 Saran
Sebagai perawat professional dengan mempelajari mengenai keperawatan
keluarga dapat menambah pengetahuan mengenai perawatan keluarga sehingga
kedepannya bisa melakukan asuhan keperawatan dengan tepat dan sesuai. Kami
menyadari makalah kami kurang sempurna sehingga perlu masukkan dari pihak
lain.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. “Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga”. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta:
EGC.
Friedman, M.M, Bowden, V.R. & Jones, E.G. 2003. Family nursing: Research,
Theory & Practice. (5th ed.), New Jersey: Prentice Hall.
Kemenkes RI. (2012). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.
Kemenkes RI. (2012). Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.
Widagdo, Wahyu. 2016. “Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan
Keluarga dan Komunitas”. Jakarta: Kementrian RI.