Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

“EDUKASI DALAM KEPERAWATAN KOMPLEMENTER”

OLEH KELOMPOK : 4

I GEDE WAHYU SEPTIANA 17.321.2720


I MADE NILA WARDANA 17.321.2722
KADEK INDAH PRATIWI 17.321.2723
NI KADEK DEWI PERMANA SARI 17.321.2727
NI KOMANG MAEPIANI 17.321.2733
NI KOMANG ANGGI RATNA SARI 17.321.2734
NI LUH CINTYA ANGGRENI 17.321.2736
NI LUH RIA SUGIANTARI 17.321.2743
NI MADE DEVI WAHYUNI 17.321.2747
NI PUTU MITHA DIVAYANTI 17.321.2751
PUTU HARRY KRESNA PUTRA 17.321.2759
SILMA SAHARA PUTRI 17.321.2762

A11-B
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat, Taufik
dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam “Edukasi
Dalam Keperawatan Komplementer”dalam mata kuliah Keperawatan Komplementer.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bantuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulisan masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu Penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Denpasar, 9 Desember 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer ............................. 3
2.2 Tujuan Edukasi Dalam Keperawatan Komplemter ....................................... 3
2.3 Manfaat Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer ................................. 4
2.4 Metode Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer .................................. 4
2.5 Media Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer .................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ....................................................................................................... 8
3.2 Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smithet al.,
2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer.
Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif
dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya.
Perawat dapat berperan sebagai educator dalam keperawatan komplementer, perawat
dapat menjadi pendidik maupun member informasi kepada masyarakat agar masyarakat
dari yang tidak tahu mengenai komplementer menjadi tahu. Maka dari itu dibuat makalah
yang berjudul edukasi dalam keperawatan komplementer.

1.1 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan ini, yaitu:
1. Apa pengertian edukasi dalam keperawatan komplementer?
2. Apa tujuan edukasi dalam keperawatan komplementer?
3. Apa manfaat edukasi dalam keperawatan komplementer?
4. Bagaimana metode edukasi dalam keperawatan komplementer?
5. Apa media edukasi dalam keperawatan komplementer?

1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian edukasi dalam keperawatan komplementer
2. Untuk mengetahui tujuan edukasi dalam keperawatan komplementer
3. Untuk mengetahui manfaat edukasi dalam keperawatan komplementer
4. Untuk mengetahui metode edukasi dalam keperawatan komplementer
5. Untuk mengetahui media edukasi dalam keperawatan komplementer

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Edukasi dalam Keperawatan Komplementer
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi
nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction), aktif
memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha,
2002). Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang
lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku
hidup sehat (Setiawati, 2008).
Definisi di atas menunjukkan bahwa edukasi adalah suatu proses perubahan
perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Edukasi merupakan proses belajar dari tidak
tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu dan dari tidak mampu mengatasi kesehatan
sendiri menjadi mandiri (Suliha, 2002). Dalam keperawatan komplementer, edukasi
diterapkan dalam level pencegahan penyakit. Edukasi dalam terapi komplementer dapat
berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi.

2.2 Tujuan Edukasi dalam Keperawatan Komplementer


Menurut Notoatmodjo (1997) tujuan edukasi adalah:
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
2. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
Dalam keperawatan komplementer, tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan
status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran
pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah
kesehatan (Suliha, 2002).

2.3 Manfaat Edukasi dalam Keperawatan Komplementer

3
Beberapa manfaat edukasi dalam keperawatan komplementer, yaitu:
1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan untuk
tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik,
mental dan sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.
3. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial, sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
4. Untuk mengubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan.

2.4 Metode Edukasi dalam Keperawatan Komplementer


Beberapa metode edukasi dalam keperawatan komplementer tidak jauh
berbeda dengan edukasi pada umumnya. Metode bisa dilakukan dalam bentuk
individual, kelompok dan massa (Public):
1. Metode edukasi individual (Perorangan)
Dalam edukasi komplementer, metode yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan
individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-
beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas
kesehatan mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan
metode ini. Bentuk daripada pendekatan ini, antara lain:
1) Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut
akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

2) Interview (Wawancara)

4
Cara ini sebenarnya merupakan bagian daripada bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antarapetugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atu belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian da kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
2. Metode Edukasi Kelompok
Dalam memilih metode ini , harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta
tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya
akan lain degan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada
besarnya sasaran pendidikan.
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain:
1. Ceramah
Metode ini baik untuk beberapa sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah adalah persiapan ceramah yang berhasil apabila penceramah itu
sendiri menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri dengan mempelajari materi dengan
sistematika yang baik. Lebih baik lagi bila disusun dengan menggunakan
diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran,
misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem dan sebagainya.
2. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah sutau penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasnya
dianggap hangat di masyarakat.
2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-metode yang cocok
untuk kelompok kecil ini antara lain:
1. Diskusi kelompok

5
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan satu saling
memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran dan segi empat.
Untuk memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan
dengan topik yang dibahas.
2. Curah Pendapat (Brain strorming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya dimana
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian setiap
peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara/pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban teersebut ditampung dan ditulis di dalam
flipchart atau papan tulis.
3. Metode Edukasi Massa (Publik)
Metode (pendekatan) massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan
massa. Oleh karena sasaran berpendidikan bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya. Pendekata ini biasanya
biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi. Pada umumnya bentuk pendekatan
(cara) massa ini tidak langsung, biasanya dengan menggunakan atau melalui
media massa.

6
2.5 Media Edukasi dalam Keperawatan Komplementer
Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan, media AVA (Audio Visual
Aids) dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Media Cetak
1) Booklet
2) Leaflet
Isi informasi dapat dalam bentu kalimat maupun gambar atau kombinasi.
3) Flyer (selembaran)
4) Flif Chart (lembar balik)
Rubrik atau tulisan-tulisan yang terdapat pada koran atau majalah.
5) Poster
Foto yang mngungkapakan informasi-informasi kesehatan.
2. Media Elektronik
1) Televisi
2) Radio
3) Video
4) Slide
5) Film strip
3. Media Papan (Bill Board)
Papan (bill board) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan
pesan-pesan/informasi-informasi kesehatan. Media papan disini juga mencakup
pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-
kendaraan umum (bus dan taksi).

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau
kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self
direction), aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru. Beberapa manfaat
edukasi dalam keperawatan komplementer, yaitu tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya
kesehatan untuk tercapai perilaku kesehatan, terbentuknya perilaku sehat pada
individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat, untuk
mengubah perilaku seseorang dalam bidang kesehatan

3.2 Saran
Makalah ini dibuat agar pembaca mampu memahami edukasi dalam
keperawatan komplementer, dan mampu menerapkan nya dalam kehidupan nyata.
Untuk kekurangan dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak yang perlu
ditambahkan, jadi untuk kritik dan saran yang bersifat membangun bisa disampaikan
ke penulis sebagai masukan untuk mengembangkan makalah ini.

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Edukasi komplementer. 2016. Diakses pada tanggal 8 desember 2019.


(http://id.scrib.com/presentation/330507643/edukasi-komplementer)

Setiawati, A., Dermawan. 2008. Media pembelajaran pendidikan kesehatan. Yogyakarta


: Gala ilmu semesta

Suliha. 2002. Pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Jakarta : EGC

10

Anda mungkin juga menyukai