Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat,
Taufik dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam “KONSEP DRY CUP” dalam mata kuliah Keperawatan
Komplementer Dasar.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulisan masih banyak kekurangan karena pengalaman yang


penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu Penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini

Denpasar, 03 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUA .....................................................................................

1.1 Latar belakang ...................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................

1.3 Tujuan penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................

2.1 Konsep dry cup ..............................................................................

2.1.1 . Pengertian dry cup.................................................................

2.2.1 Manfaat terapi dry cup ..........................................................

2.3.1 . Titik terapi dry cup ................................................................

2.2 Tehnik dry cup ...............................................................................

2.3 Indikasi dan kontra indikasi dry cup ..........................................

2.3.1 Indikasi dry cup .....................................................................

2.3.2 Kontra indikasi dry cup .........................................................

2.4 Evaluasi dry cup ............................................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

3.1 Simpulan .......................................................................................

3.2 Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terapi komplementer saat ini berkembang sangat pesat dan banyak


diminati oleh masyarakat. Di Amerika Serikat pengguna terapi alternatif
berjumlah 627 juta orang dan terapi konvensional 386 juta orang. Data lain
didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengguna terapi komplementer dari
33% pada tahun 1991 dan 42% ditahun 1997. Peningkatan penggunaan terapi
komplementer ini didasarkan pada efek samping yang minim yang dirasakan
oleh klien dan klien ingin terlibat langsung dalam peningkatan kesehatannya.
Di Indonesia, minat masyarakat dalam penggunaan terapi alternatif atau terapi
komplementer juga meningkat.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang mengunjungi


tempat-tempat pengobatan alternatif. Kebutuhan masyarakat yang meningkat
dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang
perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat
berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu
dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar
dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik. Terapi
komplementer ini terdiri dari berbagai jenis terapi diantaranya yaitu
manipulative and body-based therapy seperti cupping therapy.

Cupping therapy adalah metode pengobatan yang banyak digunakan dan


diklasifikasikan mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Beberapa negara
yang sudah mempraktikkan cupping therapy diantaranya Mesir, India, China,
Arab Saudi, Jerman, Norwegia, dan Denmark. Orang-orang Jerman, dan
Denmark dan Norwegia sudah akrab dengan cupping therapy. Hal ini terjadi
karena adanya perubahan pandangan terhadap sistem perawatan kesehatan
konvensional dan pengobatan kontemporer. Terapi ini diklaim berhasil
mengobati berbagai gangguan, penyakit pada sistem musculoskeletal seperti
fibromyalgia dan fibrositis, nyeri pada tulang belakang, nyeri pada leher dan
bahu, penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, atherosclerosis, hipotensi,
penyakit gastrointestinal seperti diare, irritable bowel syndrome, intoksikasi
obat dan makanan, penyakit auto imun seperti theumatoid artritis, dan vilitigo.
Cupping therapy atau lebih dikenal di Indonesia dengan terapi bekam,
menempati kedudukan populer di jajaran berbagai metode terapi lain yang ada
di berbagai negara, karena banyak ahli pengobatan yang mengetahui khasiat
cupping therapy dalam mengobati berbagai macam penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari dry cup ?

2. Apa definisi dari dry cup ?

3. Bagaimana tehnik melakukan dry cup ?

4. Apa saja indikasi dan kontra indikasi dari dry cup ?

5. Bagaimana evaluasi dari dry cup ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep dari dry cup

2. Untuk mengetahui definisi dari dry cup

3. Untuk mengetahui tehnik melakukan dry cup

4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari dry cup

5. Untuk mengetahui evaluasi dari dry cup


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dry Cupping

2.1.1 Pengertian dry cupping

Dry cupping atau bekam kering adalah perlakuan bekam yang paling
umum digunakan pada pengobatan cina. Pada jenis bekam ini tidak ada
darah yang keluar atau tidak dilakukan perlukaan pada kulit. Bekam kering
dilakukan dengan menghisap permukaan kulit dan memijat tempat
sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang
yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang
dibekam akan tampak merah kehitaman selama 3 hari. Untuk
menghilangkan tanda lebam pada kulit yang selesai dibekam dapat
digunakan minyak jinten hitam.

Bekam kering adalah pengembangan dari bekam basah. Bekam


kering bermanfaat untuk membuang angin serta melegakan sakit secara
emergensi tanpa melukai kulit. Dapat melemaskan otot-otot yang kaku.
Disini pengkopan hanya dilakukan satu kali selama 15-20 menit. Setelah
selesai baru dioleskan lagi minyak untuk mempercepat menghilangkan
lebam bekas bekam tersebut.

Bekam kering adalah pengekopan dengan pompa tanpa


mengeluarkan darah. Bekam kering akan mengeluarkan patogen angin,
panas dan api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom panas
defisien/Yin Xu. Meskipun prinsip sindrom yin xu terapi utamanya adalah
Yin bukan bekam kering. Tetapi bkam kering akan membantu
megeluarkan patogen angin dan menurunkan panas pada orang dengan
kondid Yin xu. Bekam kering tidak mengeluarkan darah tetapi juga
mengeluarkan energi. Maka diperlukan kehati-hatian bagi orang dengan
kondisi energi yang lemah.
2.1.2 Manfaat dry cup (bekam kering) :

1) Menghilangkan pegal-pegal dan linu-linu pada sendi dan otot karena


masuk angin.

2) Mengurangi rasa sakit kepala, migrain, kaku leher, nyeri punggung,


dan kaku pundak karena angin.

3) Meningkatkan kekebalan tubuh

4) Pelepasan neurotransmiter (rasa nyeri)

5) Melenturkan otot-otot yang tegang

6) Mengurangi penumpukkan darah

2.1.3 Titik Dry Cup Therapy

1) Di bagian atas kepala (ummu mughits), caranya dengan mencukur


rambut pada bagian yang akan dibekam. Bekam di kepala sangat
efektif untuk terapi penakit migrain, vertigo, sakit kepala
menahun, darah tinggi, stroke, suka mengantuk, sakit gigi, sakit mata,
melancarkan peredaran darah, perbaikan sistem kekebalan tubuh, dan
lain-lain.

2) Di sekitar urat leher (al akhda’iin), titik ini untuk mengobati penyakit
seperti: sakit kepala, wajah, kedua telinga, mata, polip (hidung) dan
tenggorokan, gigi seri lidah, kanker darah, melancarkan peredaran
darah.

3) Di bawah kepala (An Naqrah), sekitar empat jari di bawah (tulang


tengkorak paling bawah), bermanfaat menyembuhkan radang mata
(pada anak-anak), tumor pada telinga, berat kepala,
bintik-bintik di wajah, jerawat.

4) Daerah antara dua pundak (al kaahil), merupakan titik paling sentral
untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

5) Daerah sekitar pundak kiri dan kanan (Naa ‘is), yaitu daging lembut di
pundak yang tegang ketika merasa takut. Bekam pada titik ini dapat
bermanfaaat untuk menetralisir keracunan dan penyakit liver.

6) Daerah punggung (di bawah tulang belikat), bekam di daerah ini


banyak memiliki keistimewaan dan kahsiatnya.

7) Daerah punggung bagian bawah dan tulang ekor untuk penyakit


pegal/nyeri di pinggang dan wasir.

8) Pangkal telapak kaki (iltiwa’ – di bawah mata kaki) untuk penyakit


nyeri di kaki, asam urat, kaku, dan pegal-pegal.

9) Di tempat-tempat yang dirasakan sakit.

2.2 Tehnik Dry Cup

1) Pilih titik bekam berdasarkan kondisi pasien.

2) Pilih gelas bekam (cup) berdasarkan tingkat penyakit pasien dan postur
tubuh. Semakin besar gelas yang digunakan maka tingkat rasa sakit akan
semakin besar namun efeknya akan semakin baik.
3) Pijat bagian yang akan dibekam dengan dilumuri minyak zaitun atau
minyak jinten hitam selama lebih kurang 5 menit.

4) Pompa gelas bekam dengan piston pada pasien yang dikehendaki


sebanyak 2-3 kali tarikan, atau sampai piston tidak dapat ditarik lagi.

5) Biarkan selama 10 menit (bagi pria), 7 menit (bagi wanita), atau 3 menit
(bagi anak-anak).

6) Lepas gelas bekam dan pijat kembali dengan minyak zaitun atau minyak
jinten hitam selama 2-3 menit untuk menghilangkan bercak-bercak hitam

7) Lakukan selama 7 hari bagi orang dewasa dan 5 hari bagi anak-anak.
Kemudian diselingi masa interval selama 3 hari, lalu dilanjutkan lagi
pembekaman.

2.3 Indikasi dan kontra indikasi dry cup

2.3.1 Indikasi

Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang
penting pasien bisa koperatif. Pada orang tua yang sudah rentang, ibu
hamil dan ank-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan
sayatan yang tipis, tekanan yang kop yang ringan dan titik bekam yang
terbatas.

2.3.2 Kontra indikasi

Terapi bekam ini dilarang digunakan pada penderita tekanan darah


rendah, penderita sakit kudis, penderita diabetes mellius, wanita hamil,
wanita yang sedang haid. Orang yang sedang minum obat pengencer
darah, penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit serius, orang yang
sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang sedang gugup.
Adapun anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata,
telinga, hidung, mulut, putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang
banyak simpul limpa. Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian
tubuh yang ada varises, tumor, retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan
untuk tidak makan selama 2- 3 jam sebelumnya.

2.4 Evaluasi dry cup

Dalam penerapan evaluasi pembelajaran kerap kali ditemukan kekurangan


dan kelemahan, mulai dari tahap perencanaan, penyusunan sampai tahap
pelaksanaan. Namun semakin banyak kesalahan yang didapat seseorang,
semakin sedikit kesalahan yang didapatkan dikemudian harinya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dry cupping atau bekam kering adalah perlakuan bekam yang paling
umum digunakan pada pengobatan cina. Pada jenis bekam ini tidak ada darah
yang keluar atau tidak dilakukan perlukaan pada kulit. Bekam kering
dilakukan dengan menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya
tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering baik bagi orang yang tidak
tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan
tampak merah kehitaman selama 3 hari. Untuk menghilangkan tanda lebam
pada kulit yang selesai dibekam dapat digunakan minyak jinten hitam.

Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang
penting pasien bisa koperatif.. Terapi bekam ini dilarang digunakan pada
penderita tekanan darah rendah, penderita sakit kudis, penderita diabetes
mellius, wanita hamil, wanita yang sedang haid. Orang yang sedang minum
obat pengencer darah, penderita leukemia, thrombosit, alergi kulit serius,
orang yang sangat letih, kelaparan, kenyang, kehausan dan orang yang sedang
gugup. Adapun anggota bagian tubuh yang tidak boleh di-bekam yaitu mata,
telinga, hidung, mulut, putting susu, alat kelamin, dubur. Area tubuh yang
banyak simpul limpa. Area tubuh yang dekat pembuluh besar. Bagian tubuh
yang ada varises, tumor, retak tulang, jaringan luka, dan dianjurkan untuk
tidak makan selama 2- 3 jam sebelumny

3.2 Saran

Bagi Mahasiswa Keperawatan, setelah membaca makalah ini hendaklah


dapat benar-benar memahami konsep umum dari terapi Dry Cupping. Serta
terus memperbaharui pengetahuan keperawatan khususnya pada terapi Dry
Cup. Jadi seorang perawat harus benar-benar dapat memenuhi peranan
perawat untuk dapat memberikan alternatif pengobatan yang sesuai dengan
keluhan pasien serta halal untuk dilakukan dari pandangan religi.
DAFTAR PUSTAKA

Wong, M. (2010). 9 Terapi Pengobatan Terdahsyat. Jakarta: Penebar Plus.

Yasin, A. B. (2011). Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat Medis. Jakarta: Al.Qowam.

Ziyin, S. & Zelin, C. (2014). Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy (3rd
ed.). Elsevier Ltd.

Anda mungkin juga menyukai