Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER DASAR

EDUKASI DALAM KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

OLEH KELOMPOK 2:

1. AGUSTINHA DE ALMEIDA (17.321.2711)


2. ALLDO WIJAYA KUSUMA (17.321.2712)
3. NI KADEK DWI NITA PURNAMAYANTI (17.321.2728)
4. NI KETUT NOPIA ANATARI (17.321.2731)
5. NI KOMANG LINDA RAHMAYANTI (17.321.2732)
6. NI LUH JULIANTARI (17.321.2740)
7. NI NYOMAN DESI CANDRA SARI (17.321.2748)
8. NI PUTU HEPINA TRESNAYANTI (17.321.2749)
9. NI WAYAN DESRI ARSARINI (17.321.2754)
10. NI WAYAN JUNIASIH (17.321.2755)
11. PUTU BAGUS WARSA WARDANA (17.321.2758)
12. PUTU YUDI PRADNYANA (17.321.2761)
13. NI WAYAN WENA WARDANI (17.321.2757)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah “Keperawatan
Komplementer Dasar” dengan judul “Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer”. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Sehingga masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 5 Desember 2019

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan moderan. Komplementer adalah penggunaaan terapi tradisional kedalam
pengobatan moderan. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan.
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak
Negara. pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagaian penting dalam
pelayanan kesehatan di amerika serikat dan Negara lainnya. Estimasi di Amerika Serikat
627 juta orang adalah pengguna terapi alternative dan 386 juta orang yang mengunjungi
praktik konvensional. data lain menyebutkan terjadinya peningkatan jumlah penggunaan
terapi komplementer di Amerika Serikat dari 33% pada tahin 1991 menjadi 42% di tahun
1997.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tida sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternative.
Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya,
sehingga apabila keinginannya terpenuhi akan berdampak pada keputusan klien. Hal ini
dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan edukasi terkait
keperawatan komplementer.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian edukasi?


2. Apakah tujuan edukasi?
3. Apakah pengertian dan contoh edukasi dalam keperawatan komplementer?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian edukasi

1
2. Untuk mengetahui tujuan edukasi
3. Untuk mengetahui pengertian dan contoh edukasi dalam keperawatan komplementer

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Edukasi

Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik


praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta dengan cara memberi
dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru.

Edukasi merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain,
mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup
sehat.

Dalam keperawatan, edukasi merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang


mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan
sebagai perawat pendidik.

Pelaksanaan edukasi dalam keperawatan merupakan kegiatan pembelajaran dengan


langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian kebutuhan belajar klien, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan edukasi, implementasi edukasi, evaluasi edukasi, dan dokumentasi
edukasi

2.2 Tujuan Edukasi

Tujuan edukasi adalah:

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.


b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.

3
Dalam keperawatan, tujuan edukasi adalah untuk meningkatkan status kesehatan,
mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan, mempertahankan
derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit,
serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha, 2002).

2.3 Definisi Keperawatan Komplementer


Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari
pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi,
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistic Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

2.4 Jenis Terapi Komplementer


Menurut Hitchcock et al Terapi komplementer ada yang invasif dan noninvasive.
National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat klasifikasi
dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. Menurut Smith et al meliputi
gaya hidup, botanikal, manipulatif, mind-body.

2.5 Peran Perawat dalam Terapi Komplementer


a. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi
terapi.
b. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara
holistik dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara
ekonomi kepada pasien.

2.6 Teknik Terapi Komplementer

3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu:
1. Akupuntur, yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat
dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda
nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang

4
berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan
udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%).
Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma
pada telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medic, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka.
Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan
coba, baik terhadap keamanan maupun efektifitasnya.

2.7 Persyaratan Dalam Terapi Komplementer


1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki
kompetensi
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan harus telah mendapat izin dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus – menerus.

2.8 Edukasi Dalam Keperawatan Komplementer

Edukasi dalam terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan


penyakit ataupun rehabilitasi. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan
primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok. Peran
perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya
sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, coordinator dan
sebagai advokat.

Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya kegiatan


pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi terulang dan memelihara stabilitas
kesehatan. Upaya pendidikan kesehatan di tingkat komunitas penting dilakukan dengan

5
beberapa alasan, yaitu: individu akan mudah mengadopsi perilaku sehat apabila mendapatkan
dukungan sosial dari lingkungannya terutama dukungan keluarga, intervensi di tingkat
komunitas dapat mengubah struktur sosial yang kondusif terhadap program promosi
kesehatan, unsur-

unsur di dalam komunitas dapat membentuk sinergi dalam upaya promosi

2.9 Contoh Edukasi dalam Keperawatan Komplementer

Edukasi dalam keperawatan komplementer dapat berupaa penyuluhan kepada


masyarakat. Contohnya kita memberikan edukasi

1. Pijat Bayi
misalnya: kita memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat bayi terhadap praktik
pijat bayi. Masih banyak ibu bayi yang belum mengetahui manfaat lebih jauh dari pijat
bayi dan belum memahami bagaimana memijat bayi yang benar sehingga tidak bisa
melakukan pemijatan secara mandiri. Maka dari itu kita sebagai perawat harus
mengedukasi ibu bayi agar memahami bagaimana memijat bayinya dengan benar dan
memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi.
2. Obat Herbal
3. Pengobatan Tradisional Cina

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk didalamnya orang
yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis
selain dokter umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat
meningkatkanperkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat
memfasilitasiterapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi untuk
memberikan edukasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-
peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk
meningkatkan memberikan edukasi terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa
terapi keperawatan yang berkembang, diawali dari alternatif atau tradisional terapi.

3.2 Saran

Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam dunia
memberikan edukasi dalam keperawatan komplementer. Bagi masyarakat, meningkatkan
status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien
selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced skills.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in nursing. 4th ed.


New York: Springer.

Suliha. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai