Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

TBC DENGAN COVID 19


Oleh :
SRI WAHYUNI
P07120119 176
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Hj.
HALIMATUSSAKDIAH, S.Kp. M.Kep, SP.Mat
PENGERTIAN

 Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah


suatu penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh bakteri
mikobakterium tuberkolosa. Bakteri
ini merupakan bakteri basil yang
sangat kuat sehingga memerlukan
waktu lama untuk mengobatinya.
Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibanding bagian
lain tubuh manusia.
ETIOLOGI

 Penyebab TB paru adalah Mycobacterium Tuberculosis sejenis


kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 mm, tebal
0,3-0,6 mm sebagian kuman terdiri dari asam lemak / lipid. Ini
membuat kuman lebih tahan terhadap asam. Sifat kuman ini
adalah aerob dan tidak tahan terhadap sinar matahari. Ada
beberapa jenis kuman ini yang patogenik. TBC adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium
tuberculosis). TBC lebih sering manyerang paru-paru namun juga
dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit,
tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya.
PATOFISIOLOGI
 Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman
dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi
droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini
dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet,
ventilasi yang buruk dan kelembaman. Dalam
suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG partikel
infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan
menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil,
kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag kewar dari cabang trakea bronchial
bersama gerakan silia dalam sekretnya.
MANIFESTASI KLINIS

TANDA GEJALA
 Kelelahan otot, nyeri dan sesak  Sesak napas dan nyeri dada,
 Batuk dengan intensitas tinggi  Kesulitan tidur pada malam,
 Bagi penderita yang sudah parah  Deman pada malam hari,
terdapat darah pada produksi air menggigil, berkeringat meskipun
liur, dan dahak tidak melakukan kegiatan,
 Sering ketakutan dan mudah  Kurang nafsu makan dan berat
terangsang badan menurun.
KETERKAITAN TBC DENGAN COVID
19
 Penyakit tuberkulosis menjadi penyakit yang umum
terjadi di negara berkembang. Namun disaat
bersamaan virus corona ( covid 19) muncul dan
menimbulkan korban jiwa yang semakin banyak
setiap harinya. Kedua pandemi tersebut merupakan
pandemi pernafasan yang rentan dialami oleh lajut
usia, anak-anak serta seseorang dengan masalah
kesehatan tertentu. Pada sejumlah faktor resiko
tertentu, gejala pada pasien tuberkulosis hampir
mirip dengan gejala yang timbul pada pasien dengan
covid 19.
LANJUTAN.....

 Mewabahnya covid 19 membuat penderita TBC harus


lebih waspada terhadap pandemi tersebut. Daya tahan
tubuh serta kondisi paru-paru pasien TBC lebih rentan
terinfeksi dengan covid 19. Pasien dengan tuberkulosis
harus menjalankan pengobatan hingg sembuh, hal ini
dikarenakan di situasi dengan pandemi seperti sekarang ini
sangat penting bagi pasien TBC untuk menerapkan etika
batuk yang benar serta pola hidup bersih dan sehat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LAB BAKTERIOLOGIK
 Kultur Sputum = positif
 Anemia bila penyakit berjalan mikrobakterium tuberculosis pada
menahun tahap aktif penyakit.
 Lekukosit ringan dengan
 Test mantox reaksi intradermal
predominasi limfosit antigen menunjukan infeksi masa
lalu ban adanya antibody tetapi tidak
 LED meningkat terutama pada secara klinik sakit berarti
fase umumnya nilai tersebut menunjukan penyakit aktif.
kembali normal pada tahap  Pemeriksaan histologik atau kultur
penyembuhan jaringan termaksud pembersihan
 GDA = normal tergantung lokasi. gaster, urin menurun, cairan
serebrospinal biosy kulit (+) untuk
bacterium tubersculosis.
KOMPLIKASI PENCEGAHAN

 Batuk darah  Vaksinasi BCG pada bayi dan


 Pneumothorax anak.
 Luluh paru  Terapi pencegahan
 Gagal nafas  Diagnosis dan pengobatan
 Gagal jantung tuberculosis pengobatan (+)
untuk mencegah penularan.
 Efusi pleura
PEMBAHASAN ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
IDENTITAS KELUHAN
KLIEN UTAMA Riwayat
penyakit
Nama Kebanyakan sebelumnya
Umur kasus klien Riwayat
masuk dengan
Jenis kelamin pengobatan
keluhan batuk
sebelumnya
agama lebih dari 3
minggu Riwayat sosial
ekonomi
DIAGNOSA

 Bersihan jalan nafas tidak efektif


 Gangguan pertukaran gas
 Resiko tinggi infeksi
INTERVENSI

 Kaji fungsi pernafasan : bunyi


 DX 1
nafas, kecepatan, irama,
TUJUAN : kedalaman dan penggunaan otot
aksesori
 Mempertahankan jalan nafas
pasien
 Catat kemampuan untuk
mengeluarkan sekret
 Mengeluarkan sekret  Berikan pasien posisi semi fowler
 Menunjukkan perilaku untuk  Ajarkan batuk efektif
membersihkan jalan nafas
 Bersihkan sekretdari mulut dan
 Berpartisipasi dalam program trakea, suction bila perlu
pengobatan
 DX 2  Intervensi
1. Kaji dispnea,takipnea, bunyi pernafasan
TUJUAN : abnormal serta keterbatasan ekspansi dada
dan kelemahan
1. Melaporkan tidak terjadi dispnea
2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran,
2. Menunjukkan perbaikan ventilasi tanda-tanda sianosis dan perubahan
dan oksigenasi membran mukosa
3. Anjurkan bernafas dengan bibir disiutkan,
3. Adekuat dengan GDA dalam terutama pada pasien dengan
rentang normal fibrosis/kerusakan paru
4. Bebas dari gejala distress 4. Anjurkan bedrest, batasi dan bantu aktivitas
sesuai kebutuhan
pernafasan
5. Monitor GDA
 DX 3 1. Kaji penyebaran infeksi melalui
bronkus pada jaringan sekitarnya
TUJUAN :
2. Identifikasi orang-orang yang
1. Mengidentifikasi intervensi beresiko terkena infeksi
untuk mencegah / menurunkan 3. Anjurkan pasien menutup mulut dan
resiko infeksi membuang dahak ditempat
2. Menunjukkan perubahan perilaku penampungan yang tertutup jka batuk
dan pola hidup untuk 4. Anjurkan menggunakan masker
meningkatkan lingkungan yang setiap melakukan tindakan
aman 5. Tekankan untuk tidak menghentikan
terap yang sedang dijalani
IMPLEMENTASI

 DX 1  DX 2

1. Mengkaji fungsi pernafasan : bunyi 1. Mengkaji dispnea,takipnea, bunyi


pernafasan abnormal serta keterbatasan
nafas, keceppatan, irama, kedalaman
ekspansi dada dan kelemahan
dan penggunaan otot aksesori
2. Mengevaluasi perubahan tingkat kesadaran,
2. Mencatat kemampuan untuk tanda-tanda sianosis dan perubahan
mengeluarkan sekret membran mukosa

3. Memberikan pasien posisi semi 3. Menganjurkan bernafas dengan bibir


fowler disiutkan, terutama pada pasien dengan
fibrosis/kerusakan paru
4. Mengajarkan batuk efektif 4. Menganjurkan bedrest, batasi dan bantu
5. Memersihkan sekretdari mulut dan aktivitas sesuai kebutuhan
trakea, suction bila perlu 5. Memonitor GDA
 DX 3
1. Mengkaji penyebaran infeksi melalui
bronkus pada jaringan sekitarnya
2. Mengidentifikasi orang-orang yang
beresiko terkena infeksi
3. Menganjurkan pasien menutup mulut
dan membuang dahak ditempat
penampungan yang tertutup jka batuk
4. Menganjurkan menggunakan masker
setiap melakukan tindakan
5. Menekankan untuk tidak menghentikan
terap yang sedang dijalani
EVALUASI

1. Pasien bebas dari resiko infeksi covid 19


2. Pasien tidak menunjukkan gejala terinfeksi covid
19
3. Pengobatan yang dijalani terkontrol
4. Bebas dari pola hidup tidak sehat
5. Pasien menerapkan pola hidup sehat dan
pengobatan yang efektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai