Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN

PLASENTA PREVIA DI RSUD PRINGSEWU

Vida Wira U1, Wina A. Wahab2

ABSTRAK

Salah satu penyebab perdarahan adalah plasenta previa. Angka kejadian


plasenta previa berkisar 1,7% sampai 2,9%. Angka kejadian plasenta previa di Povinsi
Lampung 2013 mencapai 2,4% dan 2014 mencapai 2,6%. Angka kejadian plasenta
previa tertinggi terdapat di Kabupaten Pringsewu yaitu sebanyak 3,1%. Kejadian
plasenta previa di RSUD Pringsewu 2014 adalah 35 kasus (4,04%). Sedangkan 2015
meningkat menjadi 47 kasus (4,92%). Tujuan penelitian ini diketahui faktor risiko yang
mempengaruhi kejadian plasenta previa di RSUD Pringsewu 2015.
Jenis penelitian analitik, dengan rancangan case control. Populasi adalah seluruh
ibu bersalin yang dirawat di Ruang Kebidanan RSUD Pringsewu pada Januari s.d
Desember 2015, sebanyak 955 orang. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua
kelompok, yakni kelompok kasus dan kelompok control masing-masing sebanyak 47
orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Untuk mengetahui
faktor resiko menggunakan uji chi-square.
Hasil analisis univariat diperoleh responden yang mengalami riwayat abortus
sebanyak 12 orang (12,8%), yang mengalami riwayat sectio caesaria sebanyak 15
orang (16%) dan yang mengalami riwayat retensio plasenta sebanyak 11 orang
(11,7%). Hasil uji Chi square diperoleh terdapat hubungan antara riwayat abortus (p-
value = 0,005 dan OR= 14,056), riwayat sectio caesaria (p-value = 0,005 dan OR) =
8,603), dan riwayat retensio plasenta (p-value = 0,01 dan OR) = 12,432) dengan
kejadian plasenta previa. Untuk itu perlu lebih ditingkatkannya pengetahuan ibu hamil
tentang plasenta previa terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kata Kunci : Riwayat Abortus, Riwayat Sectio Caesaria, Riwayat Rentensio Plasenta,
Plasenta Previa

PENDAHULUAN dengan kehamilan, persalinan, dan


Pembangunan kesehatan pada nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hakekatnya adalah upaya yang hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika
dilaksanakan oleh semua komponen dibandingkan dengan negara– negara
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk tetangga di Kawasan ASEAN. AKI di
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan Singapura hanya 6 per 100.000
kemampuan hidup sehat bagi setiap kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000
orang agar terwujud derajat kesehatan kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000
masyarakat yang setinggitingginya, kelahiran hidup, serta Malaysia dan
sebagai investasi bagi pembangunan Vietnam sama-sama mencapai 160
sumber daya manusia yang produktif per kelahiran hidup (Kemenkes RI,
secara sosial dan ekonomis (Kemenkes 2015).
RI, 2015). Lima penyebab kematian ibu
Terdapat beberapa indikator terbesar yaitu perdarahan,
yang digunakan untuk mengukur hipertensi dalam kehamilan (HDK),
status kesehatan pada suatu infeksi, partus lama/macet, dan abortus.
wilayah, salah satunya yaitu angka Kematian ibu di Indonesia masih
kematian ibu (AKI). AKI merupakan didominasi oleh tiga penyebab utama
salah satu indikator yang peka terhadap kematian yaitu perdarahan (30,3%),
kualitas dan aksesibilitas fasilitas hipertensi dalam kehamilan (HDK)
pelayanan kesehatan. Berdasarkan (27,1%), dan infeksi (7,3%)
Survei Demografi dan Kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Indonesia (SDKI), AKI (yang berkaitan

1,2)
Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017 79


Kasus perdarahan sebagai 867. persalinan, dimana jumlah
penyebab utama kematian ibu dapat kejadian plasenta previa adalah 35
terjadi pada masa kehamilan, persalinan kasus (4,04%). Sedangkan pada tahun
dan masa nifas. Salah satu penyebab 2015 jumlah persalinan pada tahun
perdarahan tersebut adalah plasenta 2015 adalah 955, dimana jumlah
previa yaitu plasenta yang kejadian plasenta previa meningkat
berimplementasi pada segmen bawah menjadi sebanyak 47 kasus (4,92%).
rahim (SBR) sedemikian rupa sehingga Dari uraian diatas maka
menutupi seluruh atau sebagian dari peneliti tertarik untuk
ostium uteri internum (OUI). melakukan penelitian
Pada beberapa Rumah Sakit Umum tentang faktor risiko yang
Pemerintah di Indonesia, angka kejadian mempengaruhi kejadian plasenta previa
plasenta previa berkisar 1,7% sampai di RSUD Pringsewu 2015.
2,9%, sedangkan di negara maju
kejadiannya lebih rendah yaitu < 1% METODOLOGI PENELITIAN
(Prawirohardjo, 2010). Jenis penelitian kuantitatif
Menurut data Dinas Kesehatan dengan disain penelitian analitik dengan
Povinsi Lampung 2014, angka kejadian pendekatan case control, yang
plasenta previa semakin meningkat, menggunakan subjek penelitian pasien
pada tahun 2013 angka kejadian di Ruang Kebidanan Pringsewu Tahun
plasenta previa mencapai 2,4% dan 2016, populasi sebanyak 955 pasien dan
pada tahun 2014 mencapai hingga sampelnya 94 pasien, sedangkan objek
2,6%. Angka kejadian plasenta previa penelitiannya adalah faktor risiko yang
tertinggi terdapat di kabupaten mempengaruhi kejadian plasenta previa,
Pringsewu yaitu sebanyak 3,1% (Profil Alat pengumpulan lembar observasi.
Dinkes Provinsi Lampung, 2012). Analisa data menggunakan unuvariat-
Dampak yang terjadi pada ibu bivariat dengan bantuan program
hamil akibat plasenta previa, computer.
yaitu komplikasi pada ibu antara lain
dapat terjadi anemi bahkan syok, dapat HASIL PENELITIAN DAN
terjadi robekan pada serviks dan PEMBAHASAN
segmen bawah rahim yang rapuh serta Analisis Univariat
infeksi pada perdarahan yang Tabel 1.
banyak. Sedangkan komplikasi pada Distribusi Variabel Penyabab Plasenta
janin antara lain dapat menyebabkan Previa di RSUD Pringsewu 2015
kelainan letak janin, prematuritas,
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, Variabel Jumlah %
asfiksia intauterine sampai dengan Kejadian Plasenta Previa
kematian (Manuaba, 2008). Bukan plasenta previa 47 50
Plasenta previa 47 50
Faktor penyebab plasenta
Riwayat Abortus
previa belum di ketahui secara pasti, Tidak ada riwayat abortus 82 87,2
namun beberapa faktor yang Ada riwayat abortus 12 12,8
meningkatatkan kemungkinan Riwayat sectio caesaria
terjadinya plasenta previa yaitu umur, Tidak ada riwayat 79 84
paritas, hipoplasia endometrium, Ada riwata 15 16
korpus luteum bereaksi lambat, tumor Riwayat retensio plasenta
(seperti mioma uteri, polip Tidak Ada Riwayat 83 88,3
Ada riwayat 11 11,7
endometrium), endometrium cacat,
sectio cesarea, kuretase dan manual
plasenta, kehamilan kembar serta Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat
riwayat plasentaprevia sebelumnya bahwa responden yang mengalami
(Fauziyah, 2012). plasenta previa (kasus) dan yang tidak
Berdasarkan hasil pra-survey mengalami plasenta previa (kontrol),
yang dilakukan pada bulan Febuari yaitu masing-masing sebanyak 47 orang
2016 diperoleh data di Ruang (50%). Sementara responden yang
Kebidanan RSUD Pringsewu, jumlah memiliki riwayat abortus hanya 12,8%,
persalinan pada tahun 2014 sebanyak selebihnya 87,2% tidak mengalami.

80 Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017


Responden yang memiliki riwayat sectio yang mengalami riwayat abortus
caesaria hanya 16%, selebihnya 84% sebanyak 11,7%, 88,3% tidak ada
tidak mengalami. Terakhir responden riwayat).

Analisa Bivariat

Tabel 2.
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Plasenta Previa di RSUD Pringsewu Tahun
2015

Kejadian Plasenta Previa OR


p-
Variabel Tidak Plasenta Previa n % 95%
value
n % n % CI
Riwayat abortus
Tidak Riwayat 46 56,1 36 43,9 82 100 0,005 14,056
Ada Riwayat 1 8,3 11 91,7 12 100
Riwayat Sectio
Caesaria
Tidak ada riwayat 45 56,1 36 43,9 82 100 0,005 8,603
Ada riwayat 2 13,3 13 86,7 15 100
Riwayat Retensio
Plasenta
Tdk ada riwayat 46 55,4 37 44,6 83 100 0,001 12,432
Ada riwayat 1 9,1 10 90,9 11 100

Berdasarkan Tabel 2. dapat pula nilai odds ratio (OR) = 8,603, dapat
dijelaskan bahwa dari 82 responden disimpulkan bahwa ibu yang memiliki
yang tidak memiliki riwayat abortus, riwayat sectio caesaria mempunyai risiko
sebanyak 46 orang (56,1%) tidak 8 kali lebih besar mengalami plasenta
mengalami plasenta previa, sedangkan previa jika dibandingkan dengan Ibu
sebanyak 36 orang (43,9%) mengalami yang tidak memiliki riwayat sectio
plasenta previa. Hasil analisa chi- caesaria.
square, didapatkan p-value = 0,005, Terakhir, hubungan riwayat
sehingga dapat disimpulkan terdapat retensio plasenta dengan kejadian
hubungan antara riwayat abortus plasenta previa, dapat dijelaskan bahwa
dengan kejadian plasenta previa di RSUD dari 83 responden yang tidak memiliki
Pringsewu Tahun 2015. Selain itu, dari riwayat retensio plasenta, sebanyak 46
perhitungan didapatkan pula nilai odds orang (55,4%) tidak mengalami plasenta
ratio (OR) = 14,056 dapat disimpulkan previa, sedangkan sebanyak 11 orang
bahwa ibu yang memiliki riwayat abortus (90,9%) mengalami plasenta previa.
mempunyai risiko 14 kali lebih besar Hasil analisa chi-square, didapatkan
mengalami plasenta previa jika p-value = 0,001, sehingga dapat
dibandingkan dengan ibu yang tidak disimpulkan terdapat hubungan antara
memiliki riwayat abortus. riwayat retensio plasenta dengan
Sementara responden yang kejadian plasenta previa di RSUD
memiliki riwayat section caesaria, dari Pringsewu Tahun 2015. Selain itu, dari
82 yang idak memiliki riwayat section perhitungan didapatkan pula nilai odds
caesaria, sebanyak 45 orang (56,1%) ratio (OR) = 12,432, dapat disimpulkan
tidak mengalami plasenta previa, bahwa ibu yang memiliki riwayat
sedangkan sebanyak 15 responden, 86% retensio plasenta mempunyai risiko 12
mengalami plasenta previa. Hasil analisa kali lebih besar mengalami plasenta
chi- square, didapatkan p-value = 0,005, previa jika dibandingkan dengan Ibu
sehingga dapat disimpulkan terdapat yang tidak memiliki riwayat retensio
hubungan antara riwayat sectio plasenta.
caesaria dengan kejadian plasenta
previa di RSUD Pringsewu Tahun 2015. PEMBAHASAN
Selain itu, dari perhitungan didapatkan Hubungan riwayat abortus engan

Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017 81


kejadian plasenta previa bisa disebabkan karna abortus yang
Berdasarkan hasil penelitian dialami oleh responden merupakan
diperoleh bahwa terdapat hubungan abortus kompletus, yaitu abortus yang
antara riwayat abortus dengan kejadian tidak menyisakan jaringan dalam uterus
plasenta previa di RSUD Pringsewu sehingga tidak diperlukan tindakan
Tahun 2015 (p-value = 0,005). Menurut kuretase yang dapat menyebabkan
Fauziyah (2012), bahwa abortus perlukaan pada dinding endometrium.
merupakan kehamilan yang berahir Selain itu juga dapat disebabkan ibu
secara spontan sebelum janin dapat memiliki umur dan paritas yang tidak
bertahan yaitu pada saat embrio atau beresiko untuk terjadinya plasenta
janin seberat 500 gram atau kurang, previa.
yang biasanya sesuai dengan usia
janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22 Hubungan Riwayat Sectio Caesaria
minggu atau kurang. Menurut Manuaba dengan Kejadian Plasenta Previa
(2008) faktor-faktor yang dapat Berdasarkan hasil penelitian
meningkatkan angka kejadian plasenta diperoleh bahwa terdapat hubungan
previa antara lain adalah endometrium antara riwayat sectio caesaria dengan
yang cacat. Endometrium yang kejadian plasenta previa di RSUD
cacat dapat disebabkan karena Pringsewu Tahun 2015 (p-value =
adanya bekas operasi, bekas kuretase 0,005). Menurut Manuaba (2008),
dan plasenta manual. Hal ini bahwa sectio caesaria merupakan suatu
manyebabkan plasenta mencari tempat persalinan buatan dimana janin
implantasi yang lebih subur. Penelitian dilahirkan melalui insisi pada dinding
ini sejalan dengan yang dilakukan oleh perut dan dinding rahim dengan syarat
Rizkiyani (2011), tentang faktor risiko rahim dalam keadaan utuh serta berat
plasenta previa di RS Bhayangkara janin diatas 500 gram. Endometrium
Sartika Asih. Hasil penelitian yang cacat dapat disebabkan karena
menyebutkan bahwa terdapat hubungan adanya bekas operasi. Plasenta akan
antara riwayat abortus dengan plasenta mencari tempat implantasi yang lebih
previa (p value= 0,001, OR=3,4) subur.
Berdasarkan hasil penelitian Menurut Fauziyah (2012),
diperoleh kecenderungan antara lain penyebab plasenta previa itu belum di
responden yang tidak memiliki riwayat ketahui secara pasti, namun di sini di
abortus lebih cenderung tidak temukan beberapa faktor yang
mengalami plasenta previa yaitu meningkatatkan kemungkinan terjadinya
sebanyak 46 orang (56,1%), sedangkan plasenta previa yaitu endometrium cacat
responden yang memiliki riwayat abortus yang disebabkan karena bekas sectio
lebih cenderung mengalami plasenta cesarea. Penelitian ini sejalan dengan
previa yaitu sebanyak 11 orang yang dilakukan oleh Rizkiyani (2011),
(91,7%). Menurut peneliti, hal tersebut tentang faktor risiko plasenta previa di
disebabkan karena riwayat abortus RS Bhayangkara Sartika Asih. Hasil
merupakan salah satu faktor yang penelitian menyebutkan bahwa terdapat
mempengaruhi terjadinya plasenta hubungan antara riwayat sectio caesaria
previa. Responden yang tidak memiliki dengan plasenta previa (p value=
riwayat abortus akan memiliki dinding 0,001).
endometrium yang lebih baik sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
responden yang memiliki riwayat abortus diperoleh kecenderungan antara lain
memiliki dinding endometrium yang responden yang tidak memiliki riwayat
cacat akibat terjadinya perlukaan karena sectio caesaria lebih cenderung tidak
mengalami abortus. Hal tersebut yang mengalami plasenta previa yaitu
menyebabkan plasenta mencari tempat sebanyak 45 orang (57%),
yang lebih subur dan berimplantasi sedangkan responden yang memiliki
disegmen bawah uterus yang riwayat sectio caesaria lebih cenderung
menyebabkan plasenta previa. Selain itu mengalami plasenta previa, yaitu
juga terdapat responden yang memiliki sebanyak 13 orang (86,7%). Menurut
riwayat abortus tetapi tidak mengalami peneliti, hal tersebut disebabkan karena
plasenta previa. Menurut peneliti hal ini riwayat sectio caesaria merupakan salah

82 Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017


satu faktor yang mempengaruhi sebanyak 10 orang (90,9%). Menurut
terjadinya plasenta previa. Responden peneliti, hal tersebut disebabkan karena
yang tidak memiliki riwayat sectio riwayat retensio plasenta merupakan
caesaria akan memiliki dinding salah satu faktor yang mempengaruhi
endometrium yang lebih baik sedangkan terjadinya plasenta previa. Responden
responden yang memiliki riwayat yang tidak memiliki riwayat retensio
sectio caesaria memiliki dinding plasenta akan memiliki dinding
endometrium yang cacat akibat insisi endometrium yang lebih baik
pada dinding uterus. Hal tersebut yang sedangkan responden yang memiliki
menyebabkan plasenta mencari tempat riwayat retensio plasenta memiliki
yang lebih subur dan berimplantasi dinding endometrium yang cacat akibat
disegmen bawah uterus yang tindakan manual plasenta yang harus
menyebabkan plasenta previa. dilakukan pada ibu yang mengalami
retensio plasenta. Hal tersebut yang
Hubungan Riwayat Retensio menyebabkan perlukaan pada
Plasenta dengan Kejadian Plasenta endometrium, kemudian pada kehamilan
Previa selanjutnya plasenta akan mencari
Berdasarkan hasil penelitian tempat yang lebih subur dan
diperoleh bahwa terdapat hubungan berimplantasi disegmen bawah uterus
antara riwayat retensio plasenta dengan yang menyebabkan plasenta previa.
kejadian plasenta previa di RSUD
Pringsewu Tahun 2015 (p-value = 0,01). KESIMPULAN
Menurut Manuaba (2008), bahwa Responden yang mengalami
retensio plasenta yakni belum lepasnya plasenta previa (kasus) dan yang tidak
plasenta dengan melebihi waktu mengalami plasenta previa (kontrol),
setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti yaitu masing-masing sebanyak 47 orang
perdarahan yang banyak , artinya hanya (50%).
sebagian plasenta yang telah lepas Sebagian besar responden di
sehingga memerlukan tindakan plasenta RSUD Pringsewu Tahun 2016 tidak
manual dengan segera. mengalami riwayat abortus, yaitu
Menurut Manuaba (2008) faktor- sebanyak 82 orang (87,2%). Sedangkan
faktor yang dapat meningkatkan angka responden yang mengalami riwayat
kejadian plasenta previa antara lain abortus, yaitu sebanyak 12 orang
adalah endometrium yang cacat. (12,8%).
Endometrium yang cacat dapat Sebagian besar responden di
disebabkan karena adanya bekas RSUD Pringsewu Tahun 2016 tidak
operasi, bekas kuretase dan plasenta mengalami riwayat sectio caesaria, yaitu
manual. Hal ini manyebabkan plasenta sebanyak 79 orang (84%). Sedangkan
mencari tempat implantasi yang lebih responden yang mengalami riwayat
subur. sectio caesaria, yaitu sebanyak 15 orang
Penelitian ini sejalan dengan yang (16%).
dilakukan oleh Eniola (2002), tentang Sebagian besar responden di
faktor risiko plasenta previa di Nigeria RSUD Pringsewu Tahun 2016 tidak
Selatan. Hasil penelitian menyebutkan mengalami riwayat retensio plasenta,
bahwa terdapat hubungan antara yaitu sebanyak 83 orang (88,3%).
riwayat retensio plasenta dengan Sedangkan responden yang mengalami
plasenta previa (p value= 0,02, riwayat retensio plasenta, yaitu
OR=6,7). sebanyak 11 orang (11,7%).
Berdasarkan hasil penelitian Terdapat hubungan antara
diperoleh kecenderungan antara lain riwayat abortus dengan kejadian
responden yang tidak emiliki riwayat plasenta previa di RSUD Pringsewu
retensio plasenta lebih cenderung tidak Tahun 2016 (p-value = 0,005 dan
mengalami plasenta previa yaitu OR= 14,056)
sebanyak 46 orang (55,4%), sedangkan Terdapat hubungan antara
responden yang memiliki riwayat riwayat sectio caesaria dengan kejadian
retensio plasenta lebih cenderung plasenta previa di RSUD Pringsewu
mengalami plasenta previa yaitu Tahun 2016 (p-value = 0,005 dan OR) =

Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017 83


8,603). Rineka Cipta
Terdapat hubungan antara Nugroho, Taufan, 2011, Buku Ajar
riwayat retensio plasenta dengan Obstetri untuk Mahasiswa
kejadian plasenta previa di RSUD Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
Pringsewu Tahun 2016 (p-value = Medika.
0,01 dan OR) = 12,432). Oxorn, Harry, 2010, Ilmu Kebidanan
Patologi & Fisiologi Persalinan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Yayasan Essentia
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Medica
2012, Profil Dinas Kesehatan Prawiroharjo, 2010, Ilmu Kebidanan.
Provinsi Lampung Tahun 2012, Jakarta: PT. Bina Pustaka
Lampung Runiari, Nengah, 2013,
Fauziah, Yulia, 2012, Obstetri Patologi, Hubungan Usia Dan Paritas
Yogyakarta: Nuha Medika FK Dengan Plasenta Previa Pada Ibu
Unpad. 2008. Obstretri Patologi. Bersalin.
Bandung: Elstar Offset http://poltekkesdenpasar.ac.id/f
Hidayat A.A, 2009, Metode Penelitian iles/jurnalgema keperawatan/Juni
Kesehatan Paradigma Kuantitatif. 2014/Nengah Runiari, dkk.pdf .
Jakarta: Salemba Medika Diakses pada tanggal 2 Maret
Kemenkes RI, 2015, Rencana Strategi 2016
Kementrian Kesehatan 2015, Setiyaninhrum, Erna, 2013. Asuhan
Jakarta, Kegawatdaruratan Maternitas.
Kemenkes RI, 2014, Profil Kesehatan Jakarta: In Media
Indonesia Tahun 2014, Jakarta Wiknjosastro, H, 2005, Ilmu Kebidanan.
Manuaba, 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Penyakit Kandungan Dan KB. Sarwono Prawirohardjo
Jakarta: EGC Zena Fatresi, 2012, Hubungan Umur Dan
Mochtar, Rustam, 2011, Sinopsis Paritas Ibu Bersalin Dengan
Obstetri. Jakarta: EGC Kejadian Plasenta Previa di RSUD
Notoatmodjo,S, 2012, Metode Penelitian Prof. dr. MA Hanafiah SM
Kesehatan Kesehatan. Jakarta: Batusangkar Tahun 2012.

84 Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 2. April 2017

Anda mungkin juga menyukai