Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
(Keperawatan B)
A.Kurniawan 70300117046
Fauziah ayu pratiwi 70300117047
Sri wahyuningsih 70300117076
Nuraeni. A 70300117069
Rosdiana 70300117083
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ”Stigma Pada
ODHA dan Perilaku Berisiko” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Makalah ini kami buat untuk membantu memahami materi tersebut. Mudah-
mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar,
direncanakan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan penyakit HIV dan AIDS adalah angka kejadian dan kematian yang
masih tinggi. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.
HIV/AIDS. Menurut data dan statistik WHO (2017) sebanyak 36,9 juta
tertinggi dengan 25.7 juta kasus, diikuti Asia dengan 3.5 juta kasus, Amerika
dengan 3.4 juta kasus, kemudian eropa dengan 2.3 juta kasus.
HIV sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes
HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti
Jawa Timur (24.104 kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus),
Jawa Tengah (12.267 kasus), dan Sulawesi Selatan (6.629 kasus). Sementara
kasus AIDS sampai September 2015 sejumlah 68.917 kasus. Sampai September
2015 kasus AIDS terbesar di 381 (77 persen) dari 498 kabupaten/kota di
kenaikan setiap tahunnya. Dan pada tahun 2015 mencapai 1.738 kasus.
(Kemenkes, 2015)
masalah baik secara fisik maupun psikologis antara lain: muncul stress,
kecenderungan untuk bunuh diri (Djoerban, 2015). Hal tersebut muncul akibat
seseorang yang terinfeksi HIV dengan nilai-nilai negatif yang diberikan oleh
dengan orang lain. Diskriminasi terkait HIV adalah suatu tindakan yang tidak
adil pada seseorang yang secara nyata atau diduga mengidap HIV.
Kehadiran stigma ini dapat dipengaruhi oleh interaksi sosial, sebagai hasil dari
2018).
B. Rumusan masalah
2
2. Menjelaskan factor-faktor terbentuknya stigma ODHA
C. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stigma adalah suatu proses dinamis yang terbangun dari suatu persepsi
stigma merujuk pada keadaan suatu kelompok sosial yang membuat identitas
tersebut.
dalam Paryati (2016) membuat konsep tentang stigma yaitu suatu atribut yang
Stigma terhadap ODHA menurut Zahroh 2014 adalah sikap dan perilaku
tidak tahunya masyarakat tentang informasi HIV yang benar dan lengkap,
4
tertular HIV dan cara pencegahannya termasuk penggunaan kondom. (Zahro s,
dkk, 2014).
Yanhai (2009) dalam Paryati dkk (2015) juga menyatakan bahwa orang-
orang dengan infeksi HIV (HIV positif) menerima perlakuan yang tidak adil
(diskriminasi) dan stigma karena penyakit yang dideritanya. Stigma pada ODHA
melekat kuat karena masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai moral, agama
dan budaya atau adat istiadat bangsa timur (Indonesia) di mana masyarakatnya
belum/ tidak membenarkan adanya hubungan di luar nikah dan seks dengan
sendiri.
1. Pengetahuan,
yang berlebihan melalui kontak biasa dan sikap negatif terhadap kelompok
sosial yang tidak proporsional yang dipengaruhi oleh epidemi HIV/AIDS ini.
Chase, Aggleton (2001) dalam jurnal paryati dkk (2015) mengatakan bahwa
2. Persepsi
5
Herek dkk (2005) dalam jurnal Paryati dkk (2015) mengungkapkan hasil
percaya bahwa HIV dapat ditularkan melalui percikan bersin atau batuk,
minum dari gelas yang sama, dan pemakaian toilet umum, sedangkan 20%
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Mahendra et al (2006) dalam
jurnal Paryati dkk (2015) yang menyatakan bahwa jenis tenaga kesehatan
cenderung mempunyai wawasan yang lebih luas dan pengalaman yang lebih
penularan HIV. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diaz (2012) dalam
konsep tentang sehat dan sakit serta terkait dengan adanya stigma
sama yang dilakukan oleh Aisha Andrewin tahun 2008 (dalam jurnal aristo
6
2016) bahwa kepatuhan beragama petugas kesehatan berpengaruh terhadap
5. Dukungan Institusi
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Li li (2009) di
6. Umur
7. Pelatihan
7
tetapi juga peningkatan sikap yang lebih baik terhadap ODHA (Paryati dkk,
2015).
8. Jenis Kelamin
Gibson (2001) dalam jurnal Paryati dkk (2015) menyatakan bahwa jenis
lebih sedikit dari dokter pria. Dokter wanita menghabiskan total waktu
C. Tipe-Tipe Stigma
keluarga atau teman yang sakit fisik ataupun mental. Salah satu contoh kata-
katanya adalah “saya tidak mau tinggal bersama dengan orang HIV”.
pekerja HIV.
8
3. Self-stigma, dimana menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang yang
menjauhi dirinya.
4. Felt or perceived stigma, dimana orang dapat merasakan bahwa ada stigma
seorang wanita tidak ingin mencari pekerjaan dikarenakan takut status HIV
tenaga kesehatan.
di lingkungan kerjanya lebih tinggi daripada perawat yang berusia lebih tua dan
memiliki pengalamaan kerja lebih lama. Perawat yang lebih berumur, lebih
Hasil riset ini didukung oleh penelitian sebelumnya di Amerika tengah, Belize
yang menunjukkan bahwa perawat yang lebih senior itu lebih berpengalaman
9
dalam merawat Odha. (Andrewin & Chien,2008). Penelitian di China juga
beradaptasi dengan ODHA dan lebih mampu untuk merawat pasien ODHA. ( Li
et al, 2007).
menganggap bahwa orang HIV adalah orang yang berperilaku tidak baik dan
tidak boleh punya anak. Petugas kesehatan juga mengakui sebelum mendapat
pelatihan tentang HIV mereka menganggap penyakit HIV sebagai monster dan
masih merasa cemas ketika merawat pasien HIV. Hal ini membuat pasien
dengan status HIV merasa dilecehkan oleh petugas kesehatan dan diperlakukan
ODHA telah dilakukan oleh berbagai pihak terutama oleh Pemerintah Kota
Bandung bekerja sama dengan berbagai instansi dan LSM. Program yang telah
10
2. Warga Peduli AIDS, yaitu sosialisasi HIV/AIDS kepada tokoh masyarakat
3. KIE HIV/AIDS oleh berbagai pihak, baik oleh berbagai Dinas maupun oleh
4. Pelatihan tenaga kesehatan dimana salah satu materi yang diberikan adalah
Bandung dapat menurun terus dan tercapai “Zero Stigma and Discrimination”.
1. Penyalahgunaan NAPSA
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) pada tahun (2014)
tidak sesuai dengan resep dari tenaga medis, obat-obatan tersebut dapat
11
bahwa penyalahgunaan NAPZA berakibat kerusakan fungsi fisik (lever,
otak, paru, janin, pangkreas, pencernaan, otot dan libido, dan merusak
perilaku
norma masyarakat, salah satu contoh perilaku berisiko yang sering dilakukan
2. Sex bebas
orang lain bila dia sendiri mengidap HIV/AIDS, karena perilakunya. Mereka
seperti hubungan seksual melalui dubur (anal) dan mulut (oral), misalnya
12
Perilaku seks berisiko tidak hanya perilaku seks dengan banyak pasangan
seks saja, namun juga meliputi hubungan seks di usia dini, tidak konsisten
dengan orang asing, atau orang yang baru dikenal, serta tidak diketahui
Kumalasari (2013).
a. Faktor pengetahuan
b. Sikap
13
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang
c. Pekerjaan
d. Faktor pemungkin
merupakan bentuk media massa yang saat ini digemari dengan sajian
e. Faktor penguat
1) Teman sebaya
tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama. Piaget dan Sullivan
dan remaja mulai belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik
14
dan setara dengan melalui interaksi dengan teman sebaya. Mereka
seksual.
2) Orang tua
tentang seks.
f. Faktor demokrasi
1) Jenis kelamin
15
antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Dalam hal
2) Pendidikan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sikap negatif terhadap ODHA memiliki kemungkinan empat kali lebih besar
terhadap ODHA memiliki kemungkinan dua kali lebih besar dalam memberikan
mengembangkan respon atau koping yang efektif untuk beradaptasi dengan baik
sosial. Support system yang baik akan meningkatkan kualitas hidup ODHA
B. Saran
Selain itu, juga diperlukan upaya penurunan stigma terhadap ODHA melalui
penyuluhan oleh tenaga kesehatan, sebagai contoh untuk meluruskan mitos dan
17
penularan HIV/AIDS agar tidak terjadi kekhawatiran dan ketakutan masyarakat
terhadap ODHA.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina. Dkk, 2012, Bahan ajar AIDS pada asuhan kebidanan, CV Budi
Utama, Yogyakarta.
Bouway, DY, 2010, Faktor risiko yang mempengaruhi perilaku dan pelayanan
Epidemiologi, UNDIP.
Positif. 2013
Diponegoro.
HIV/AIDS. 2014