Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN SURVEI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

“PROGRAM KESEHATAN LANSIA (POSYANDU LANSIA)”

OLEH:
KELOMPOK 6
NURFARAH FATIHAH J1A120337
PRETY HABIBA FAEDA J1A120343
RABIATUL ADAWIAH J1A120346
RAHMA FANTI J1A120347
RAHMI ARNILA J1A120349
TRI WANTI OKTAVIA J1A120369
WAODE PUTRI DEWI MASAMBA SYAM J1A120373
WAODE SITI AISYAH NUR CAHYANI J1A120374
WAODE RAFINDRA KASTRIANA J1A120377
NURDIMAN J1A120389

KELAS F
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKA T
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 9
2.1 Definisi Lansia .......................................................................................................... 9
2.2 Definisi Program Nasional Kesehatan Lansia........................................................ 10
BAB III............................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 11
3.1 Kebijakan Terkait Lansia ........................................................................................ 11
3.2 kegiatan-kegiatan dalam pembinaan lansia............................................................. 12
3.3 Program Nasional Kesehatan Lansia ...................................................................... 16
a. Posyandu Lansia.................................................................................................... 16
b. Puskesmas Lansia ................................................................................................. 17
c. Terapi lansia .......................................................................................................... 18
3.4 Posyandu Lansia Desa Kaloloa ............................................................................... 18
3.5 Kelompok Sasaran .................................................................................................. 19
3.6 Kegiatan Posyandu Lansia Desa Kaloloa ............................................................... 20
3.7 Srategi Intervensi Posyandu Lansia Desa Kaloloa.................................................. 21
1. Posyandu lansia diadakan sebulan sekali melalui lima meja kegiatan.............. 21
2. Posyandu digerakkan oleh tenaga kesehatan dan kader.................................... 21
3. Penyuluhan kepada lansia dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran lansia
ke Posyandu. ............................................................................................................. 21
4. Evaluasi sabulan sekali untuk memantau kunjungan dan kondisi kesehatan
lansia di Posyandu..................................................................................................... 22
5. Kesadaran masih minim untuk melakukan kunjungan ke Posyandu. ............... 22
3. 8 Pihak Yang Terlibat Dalam Program Posyandu Lansia Desa Kaloloa .................. 22
3. 9 Argumentasi ........................................................................................................... 22
BAB IV ............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 24

2
4.2 Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26
LAMPIRAN..................................................................................................................... 27

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor
yang sangat menentukan kualitas sumbar daya manusia. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah merencakana visi Indonesia sehat 2010yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang pendudukanya hidup dalam lingkungan
dan prilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bemutu, adil, merata
serta memiliki dejata kesehatan setinggi-tingginya.

Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025


dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan
sebesar 414% dan hal ini merupakan persentase kenaikan paling tinggi
diseluruh dunia. Sebagai perbandingan pada periode waktu yang sama
kenaikan di beberapa Negara sebagai berikut : Kenya 34%, Brazil 255%,
India 242%, China 220%, Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33%
(Depkes,2003).

Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan


penduduk lansianya cepat. Sejak tahun 2000, Indonesia sudah memiliki
lansia sebesar 14,4 juta penduduk (7,18% dari jumlah penduduk) dan pada
tahun 2020 diperkirakan akan berjumlah 28,8 juta (11,34%). Hasil pendataan
yang dilakukan pada tahun 2007 ditemukan penduduk Lansia berjumlah
18,96 juta (8,42% dari total penduduk) dengan komposisi perempuan 9,04%
dan 7,80% laki laki (Badan Pusat Statistik, 2013).

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini menimbulkan berbagai


masalah sosial, ekonomi dan kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang
sering terjadi pada usia lanjut antara lain gangguan fungsi kognitif dan
keseimbangan (Hesti dkk. 2008). Berdasarkan studi literatur Wilson et all
(2001) angka lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif meningkat
seiring dengan angka peningkatan orang usia lanjut. Organisasi kesehatan

4
dunia (WHO) pada tahun 2012 melaporkan bahwa kejadian penurunan
fungsi kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia, dengan komposisi
5,8% laki laki dan 9,5% perempuan.

Proses menua adalah suatu proses degenerasi yang terjadi pada setiap
orang dan tidak bisa dihindari, namun proses tersebut bisa diperlambat..
Dalam konsep AntiAging Medicine banyak menemukan fakta tentang
penyebab proses penuaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rudman
(1990) telah memberikan hormon pertumbuhan HGH (Human Growth
Hormone) yang disuntikkan selama 2 bulan pada 21 pria dan wanita usia
antara 61-81 tahun. Hasilnya adalah kondisi tubuh, nilai laboratorium, massa
lemak, massa otot, kekebalan kulit dan densitas tulang sangat membaik
seperti kondisi pada anak usia 10 tahun. Otak merupakan pusat pengaturan
sistem tubuh dan juga sebagai pusat kognitif.

Dengan bertambahnya umur nampaknya faktor resiko menderita


demensia juga akan meningkat. Orang berumur 65 tahun ke atas
mempunyai resiko 11 % dan umur 85 tahun keatas resiko semakin besar
yaitu 25%-47%. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1998 menyatakan
bahwa Alzheimer menyerang mereka yang berusia diatas 50 tahun,
sementara di Indonesia usia termuda yang mengalami penyakit ini berusia
56 tahun. Diperkirakan sebesar 5 % lansia yang berumur 65–70 tahun
menderita dimensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahunnya hingga
mencapai lebih 45% pada lansia usia diatas 85 tahun (Wibowo, 2007).
Prevalensi gangguan kognitif meningkat sejalan dengan bertambahnya usia,
kurang dari 3% terjadi pada kelompok usioa 65-70 tahun dan lebih dari 25%
terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas ( WHO, 1998).

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia dapat mempengaruhi


keseimbangan tubuh. Kemampuan keseimbangan berkurang seiring
penambahan usia karena perubahan pada sistem saraf pusat atau neorologis,
sistem sensori seperti sistem visual, vestibuler dan propiosepsi serta sistem
muskuloskeletal (Miller, 2004). Keseimbangan merupakan kemampuan yang

5
dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan stabilitas baik saat kondisi statis
maupun dinamis atau ketika bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain
seperti saat berdiri, duduk, transit dan berjalan (Delitto, 2003).

Di kalangan para lansia penurunan fungsi kognitif merupakan


penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas
normal sehari- hari, dan juga merupakan alasan tersering yang menyebabkan
terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri
(care dependence) pada lansia (Reuser et all., 2011). Tanpa adanya upaya
pencegahan yang efektif, peningkatan jumlah populasi lansia akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dengan demensia
(Ferri et al., 2005).

Berbagai studi ilmiah telah membuktikan bahwa proses penuaan otak


dapat diperlambat dengan berbagai cara yaitu antara lain aktivitas fisik,
stimulasi mental dan aktifitas sosial. Penelitian menunjukkan bahwa
kelompok lansia yang mendapatkan berbagai program kegiatan stimulasi otak
yang menyenangkan, memiliki fungsi kognitif jauh lebih baik dibandingkan
dengan kelompok yang tidak mendapatkan stimulasi apapun atau dengan
obat-obatan saja (Howe et al., 2008).

Dalam hal ini perlu sekiranya diketahui informasi mengenai tingkat


kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat. Salah satu pelayanan
kesehatan dimasyarakat adalah posyandu lansia.

Posyandu adalah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan


di desa kecil yang tidak terjangkau oleh rumah sakit atau klinik. Tujuan posyandu
lansia adalah memperdayakan kelompok lansia sehingga mampu untuk menolong
dirinya sendiridalam mengatasi masalahkeehatannya serta dapat menyumbangkan
tenaga dan kemauannya untuk kepentingan keluarganya dan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansia akan dikembangkan lebih bersifat
mempertahankan derajat kesehatan, meningkatkan daya ingat, menngkatkan rasa
percaya diri dan kebugaran lansia.

6
Di Desa Kaloloa, telah dibentuk kelompok kelompok posyandu lansia
yang dibina oleh pemegang program lansia Puskesmas, kader posyandu lansia
dan PKK. Jumlah sasaran baik pra lansia dan lansia meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah sasaran lansia (usia > 60 tahun) Program
kesehatan lansia adalah Upaya Kesehatan Wajib yang dilakukan oleh Desa
Kaloloa dengan kegiatan di dalam dan di luar gedung. Kegiatan didalam
gedung berupa pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, sedangkan kegiatan
diluar gedung dilakukan pada posyandu lansia.

Desa Kaloloa adalah salah satu desa yang ada di wilayah kecamatan
Samaturu dengan jumlah lansia sebanyak 53 orang. Desa Kaloloa dipilih
sebagai tempat penelitian dikarenakan di desa tersebut frekuensi kegiatannya
lebih aktif dibanding desa lainnya.

Kegiatan program lansia yang dilakukan pada posyandu lansia adalah


senam lansia , pemeriksaan kesehatan dan pemberian makanan tambahan.
Jenis senam yang diberikan berupa jenis Senam Kesegaran Jasmani (SKJ)
lansia. Rendahnya kunjungan lansia di posyandu disebabkan lansia belum
memahami pentingnya posyandu terutama manfaat senam lansia dalam
mencegah gangguan fungsi kognitif. Hasil wawancara yang dilakukan
terhadap kader ditemukan beberapa lansia yang sudah mengalami pikun dan
gangguan mengingat, serta beberpa lansia mengalami jatuh. Selama ini
belum pernah dilakukan evaluasi pengaruh SKJ lansia tersebut terhadap
peningkatan stimulasi otak ( fungsi kognitif) dan keseimbangan tubuh lansia

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan program nasional kesehatan lansia ?
2. Apa saja kebijakan lansia ?
3. Apa saja kegiatan-kegiatan pembinaan lansia ?
4. Apa saja program nasional lansia ?
5. Bagaimana posyandu lansia di Desa Kaloloa ?
6. Siapa saja kelompok sasaran program psoyandu lansia ?
7. Apa saja kegiatan dalam program posyandu lansia Desa Kaloloa ?

7
8. Siapa saja pihak yang terlibat dalam posyandu lansia Desa Kaloloa ?

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang program nasional kesehatan
lansia ?
2. Untuk memahami dan mengetahi tantang kebijakan lansia ?
3. Untuk memahami dan mengetahi apa saja kegiatan-kegiatan pembinaan
lansia ?
4. Untuk memahami dan mengetahi apa saja program nasional lansia ?
5. Untuk memahami dan mengetahi bagaimana posyandu lansia di Desa
Kaloloa ?
6. Untuk mengetahi siapa saja kelompok sasaran program psoyandu lansia ?
7. Untuk memahami dan mengetahi apa saja kegiatan dalam program
posyandu lansia Desa Kaloloa ?
8. Untuk mengetahi Siapa saja pihak yang terlibat dalam posyandu lansia
Desa Kaloloa ?

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lansia


Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologi. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai
dengan adanya beberapa perubahan dalm hidup. Sebagai mana diketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati
(Darmojo, 2004).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 55 tahun, tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000)

Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60
tahun (Depsos,1999).

Lanjut usia dalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyetaan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (hutapea, 2005).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan Batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek social (BKKBN, 1998).

Lansia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (UU No.
13 Tahun 1998)

9
Lansia merupakan pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun
(WHO).

2.2 Definisi Program Nasional Kesehatan Lansia


Program kementrian kesehatan di Indonesia dalam upaya untuk
meningkatkan status kesehatan para lansia, diantaranya :

1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan


kesehatan dasar, khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui
konsep puskesmas santun lanjut usia
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit
3. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi
bagi lansia
4. Sosialisasi program kesehatan lansia, serta pemberdayaan mayarakat
melalui pengembangan dan pembinaan kelompok usia lanjut/posyandu
lansia di masyarakat
[CITATION IinI3 /I 1033].

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kebijakan Terkait Lansia


 Pembinaan lansia di Indonesia
Dilaksanakan berdasarkan peraturan undang-undang RI No. 13
tahun 1998 tentang kesejahteran lansia yang menyebutkan bahwa
pelayanan kesehatann dimaksudkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta kemampuan lansiaa, upaya
penyuluhan, dan pengembangan lembaga [CITATION Sunn16/I
1033].
 Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembnaan lansia

Kebijakan kementerian Kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan bagian


dari pembinaan keluarga, pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada
upaya penumbuhan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan
keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan
oleh tenaga profesional, menuju terwujudnya keluarga yang sehat.

Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan kesehatan usia lanjut yaitu:

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khusus Bab VII ;


kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, pasal
138:
a. Ayat 1 : usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukkan kan
untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomi sesuai dengan martabat manusia.
b. Ayat 2 : pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk
tetap dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi.
2. Peraturan Presiden RI 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional
3. Keputusan menteri Kesehatan nomor 374 tahun 2012 tentang berlakunya
sistem kesehatan nasional

11
4. Keputusan menteri koordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990
tentang pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut
5. Surat keputusan menteri Kesehatan nomor 134 tahun 1990 tentang
pembentukan tim kerja geatrik.

3.2 kegiatan-kegiatan dalam pembinaan lansia


Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya, antara lain:

1. Upaya promotif
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik dirinya sendiri, keluarga,
maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa penyuluhan, dimana
penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai
penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain
adalah:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksa kondisi kesehatannya ke Puskesmas dan instansi
pelayanan kesehatan lainnya.
b. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
c. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
yang maha Esa.
e. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran
atau hobi nya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
g. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok
minum alkohol, kopi, kelelahan fisik, dan mental.
h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.

12
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses
ketuaan, upaya preventif dapat berupa kegiatan:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menentukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kegiatan jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya
kacamata, alat pendengaran agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
yang maha Esa.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut titik bertumbuhnya
umur pada lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun
psikologis. Kegiatan dapat berupa pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan.
4. Upaya rehabilitative
upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang
telah menurun. Kegiatan dapat berupa memberikan informasi,
pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat
pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan
tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan mengembalikan
kepercayaan diri sendiri dan memperkuat mental penderita, pembinaan
usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas di dalam
maupun di luar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit
yang diderita serta perawatan fisioterapi.

13
5. Upaya penyuluhan kesehatan
upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral
dari setiap program kesehatan. Adapun tujuan khusus program penyuluhan
kesehatan masyarakat usia lanjut ditujukan kepada usia lanjut itu sendiri,
kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut, kelompok masyarakat
lingkungan usia lanjut, penyelenggaraan kesehatan, dan lintas sektoral
(pemerintah dan swasta). Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat
pada usia lanjut terdiri dari:
a. Mengembangkan, memproduksi, menyebarluaskan bahan-bahan
penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut.
b. Meningkatkan sikap kemampuan dan motivasi petugas.
c. Puskesmas dan rujukan serta masyarakat di bidang kesehatan.
d. Masyarakat usia lanjut.
e. Melengkapi Puskesmas dan rujukannya dengan sarana dan
penyuluhan.
f. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media
massa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi agen
integral.
g. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum dan
kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi dan lain-
lain.
h. Melakukan pengkajian dan pengembangan serta pelaksanaan
teknologi tepat guna di bidang penyebarluasan informasi.
i. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak
serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.
j. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat
seperti wabah, bencana alam, dan kecelakaan.

Kedua, komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di


bidang kesehatan dengan kegiatan antara lain:

14
a. Mengembangkan sikap kemampuan dan motivasi petugas
Puskesmas dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi
swadaya masyarakat di bidang kesehatan.
b. Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok
masyarakat termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan
potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan usia lanjut secara
sistematis dan berkesinambungan.
c. Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pedoman
penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggara
penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta.

Ketiga, komponen pengembangan penyelenggaraan penyuluhan


dengan kegiatan:

a. Penyempurnaan kurikulum penyuluhan kesehatan usia lanjut di


sekolah-sekolah kesehatan.
b. Melengkapi masukkan penyuluhan pada usia lanjut.
c. Menyusun modul pelatihan khusus usia lanjut untuk aparat di
berbagai tingkat.

adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan


adalah:

a. Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut, dimana


masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut, dan wilayahnya jelas
sudah diketahui.
b. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus
berdayaguna serta berhasil guna.
c. Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang yang harus jelas, realistis, dan bisa diukur.
d. Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan, dan
dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya.
e. Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.

15
f. Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan
penyelenggaraan benar-benar tepat guna untuk dipergunakan.
g. Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta
masyarakat dan kemampuan penyelenggaraan.

3.3 Program Nasional Kesehatan Lansia


a. Posyandu Lansia
1. Pengertian

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia


lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah
melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial. [CITATION Dial3 /I 1033].

2. Mekanisme pelayanan posyandu lansia

Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan


yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme
dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun
kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem
5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem
pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Meja 1 : pendaftaran lansia


b. Meja 2 : pengukuran dan penimbangan berat badan dan tinggi badan
c. Meja 3 : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT) pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana
dan rujukan khusus juga dilakukan di meja 3 ini
d. Meja 4 : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling

16
3. Jenis pelayanan posyandu lansia

a. Pemeriksaan aktivitas atau kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar


dalam kehidupan, seperti makan/minum, mandi, berjalan, berpakaian, naik
turun tempat tidur, buang air besar/kecil, dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit .
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan yang dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT).
d. pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
perhitungan denyut nadi selama 1 menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes melitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
i. Penyuluhan kesehatan.

b. Puskesmas Lansia
1. Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program lanjut adalah:

a. penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan


melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut. Usaha ini
dilakukan terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri,
keluarga, dan masyarakat.
b. Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala
usia lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan
psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
c. Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan, perawatan dan pelayanan
rehabilitatif kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk

17
mengenai tindakan kuratif atau rehabilitatif yang harus dijalani, baik
kepada usia lanjut maupun keluarganya.
d. Melaksanakan rujukan medis ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitatif bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.

2. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

 Pemeriksaan tekanan darah


 Pengobatan secara umum
 Penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face)
 Mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun
 Senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medis ke
rumah sakit.

c. Terapi lansia
1. Terapi modalitas : untuk mengisi waktu luang bagi lansia
2. Terapi aktivitas kelompok : untuk meningkatkan kebersamaan, bertukar
pengalaman
3. Terapi musik : untuk meningkatkan gaurah hidup
4. Terapi berkebun : untuk melatih kesehatan
5. Terapi dengan binatang : untuk meningkatkan kasih sayang dan
mengisi waktu luang
6. Terapi kognitif : agar daya ingat tidak menurun
7. Life review terapi : meningkatkan gairah hidup dan harga diri
8. Terapi keagamaan : meningkatkan rasa nyaman menjelang
kematian

3.4 Posyandu Lansia Desa Kaloloa


Berdasarkan dari informasi yang kami dapatkan dari kader atau pengurus
program kesehatan lansia di Desa Kaloloa, posyandu lansia diadakan satu bulan
satu kali.

18
Para lansia datang di pustu untuk memeriksakan kesehatan mereka.
Kemudian melakukan kegiatan lain berupa terapi-terapi khusus dan juga
melakukan kegiatan out dor yaitu SKJ (seman kebugaran jasmani).

Kegitan ini rutin dilakukan agar dapat terus memantau derajat kesehatan
lansia yang ada di desa Kaloloa. Para kader lansia atau pengurus program
kesehatan lansia ini memberikan edukasi dan juga praktik-praktik kegiatan yang
dapat membuat tubuh lansia merasa lebih bugar.

Berdasarkan data kader lansia desa Kaloloa, lansia antusias memeriksakan


kesehatannya, tapi masih memiliki kendala-kendala seperti minim kesadaran.
Mereka lebih memilih datang ke acara atau mengerjakan rutinitas sehari-hari,
seperti berkebun, membuat kerajinan dari kayu, dan berternak. Tapi ada juga yang
lebih memilih untuk tidak melakukan kegiatan apapun dan hanya berdiam di
rumah.

Oleh karena itu para pengurus program kesehatan lansia di Desa Kaloloa
berinisiatif untuk terus melakukan penyuluhan dan memberikan motivasi kepada
lansia untuk datang dan berkontribusi dalam program kesehatan lansia ini.

3.5 Kelompok Sasaran


 Sasaran langsung
Meliputi pri dan wanita pra lansia (usia 45-59 tahun), lansia (usia 60-69
tahun) dan lansia resiko tinggi (usia >70 tahun) di Desa Kaloloa
 Sasaran tidak langsung
Adapu sasarn tidak langsung dari program kesehatan lansia di Desa
Kaloloa yaitu:
1. Keluarga lansia
2. Masyarakat di lingkunagn lansia
3. Organisasai yang peduli terhadap pembinaa kesehatan lansia
4. Petugas yang menangani kelompok lansia, dan;
5. Masyarakat luas

19
3.6 Kegiatan Posyandu Lansia Desa Kaloloa
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau
kecil dan sebagainya;
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit. Pemeriksaan
status mental dilakukan karena proses mental lansia sudah mulai dan
sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan
dalam menerima hal baru, juga merasa tidak tahan dengan tekanan,
perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur dengan
keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu
sehingga mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan;
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT);
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta perhitungan denyut nadi selama satu menit;
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat;
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal;
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 sampai 7;
9. Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok lansia;
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).

20
3.7 Srategi Intervensi Posyandu Lansia Desa Kaloloa
1. Posyandu lansia diadakan sebulan sekali melalui lima meja kegiatan.
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa posyandu lansia diadakan
sebulan sekali untuk memantau kondisi kesehatan lansia. Berikut
ungkapan dari petugas :
“sebulan sekali..,di posyandu sendiri kita lakukan lima meja kegiatan.
Meja yang pertama itu ada pendaftaran, meja kedua kita lakukan
wawancara kepada lansia keluhan-keluhannya apa, meja ketiga kita
lakukan pemeriksaan : pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
lengan, meja keempat dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kolestrol,
gula darah, tapi kalua kolestrol dan gula darah terus yang berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium dilakukan tiga bulan sekali, meja kelima
biasanya kita berikan edukasi kepada lansia. Setelah kegiatan 5 meja
selesai, kita juga memberikan penyuluhan dan juga terapi” (P1).

2. Posyandu digerakkan oleh tenaga kesehatan dan kader.


Survey ini menemukan bahwa posyandu dibantu oleh tenaga medis dari
puskesmas dan petugas non-medis yang diutus oleh masyarakat yaitu
kader. Berikut ungkapan petuas :
“dari lansia full lima (kader), tapi biasanya dibantu peetugas dari
Puskesmas” (P3)

3. Penyuluhan kepada lansia dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran


lansia ke Posyandu.
Survey mengungkapkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kunjungan lansia ke Posyandu adalah penyuluhan
(motivasi) kepada lansia dan keluarga lansia. Berikut ungkapan petuas :
“...kalau untuk kesadarannya biasanya kita melakuka penyuluhan motivasi
ke lansia dan juga keluarganya..” (P5)
“..penyuluhan tiada henti-hentinya kami lakukan dan juga mengajak,
jangan menyuruh tapi menggandeng “ayo ke Posyandu lansia” itu kita ajak
melali keluarganya” (P8)

21
4. Evaluasi sabulan sekali untuk memantau kunjungan dan kondisi kesehatan
lansia di Posyandu.
Survey ini menungkapkan bahwa untuk memantau kunjungandan kondisi
kesehatan lansia di Posyandu, dilakukan evaluasi sebulan sekali. Berikut
ungkapan petuas :
“..evaluasinya sebulan sekali, yang biasaya dievaluasi itu yah palingan
kondisi kesehatan lansia, penyakit apa yang tertinggi, contohnya seperti
tensi atau kolestrol dan kunjungan lansianya apaka meningkat atau tidak”
(P4).

5. Kesadaran masih minim untuk melakukan kunjungan ke Posyandu.


Survey mengungkapkan lansia antusias terhadap kegiatan namun masih
terdapat hambatan kesadaran pada lansia yang masih minim. Berikut
ungkapan petuas :
“…hambatannya yaitu keaktifan para lansia, kadang kalua ada acara
mereka jarang yang datang jadi kan cakupannya manurun..” (P2)
“hambatan-hambatannya yaitu karena jam 10 ini pagi hari kan yah,, kalua
untuk masyarakat sini kebanyakan masih melakukan aktivitas di lading,
jadi yang datang biasanya sedikit..”

3. 8 Pihak Yang Terlibat Dalam Program Posyandu Lansia Desa Kaloloa


 Penanggu jawab oprasional : Suprianto
 Sekretaris : Lela
 Penaggung jawab umum : Suryani
 Ketua pelaksana : Jusnianti
 Pelaksana :
 Nahda
 Hasriani
 Hasnawati
 Samsong
 Ilham
 Yudi
 Petugas/tenaga kesehatan dari Puskesmas
3. 9 Argumentasi
1. Program kesehatan lansia dengan posyandu lansia adalah program yang
sangat baik, karena program ini sangat memperhatikan aspek kesehatan

22
pada lansia sebagai bentuk kepedulian negara terhadap kelompok pra-
lansia, lansia, dan lansia resiko tinggi. Program ini berdampak positif
terhadap lansia dan juga masyarakat di lingkungan lansia karena program
ini sangat memperhatikan kelangsungan hidup lansia khususnya pada
aspek kesehatannya. Mulai dari memeriksa, memberikan edukasi dan
motivasi serta memberikan terapi dan pelayanan khusus guna membantu
lansia untuk hidup lebih sejahtera lahir dan batin.
2. Agar program kesehatan lansia atau posyandu lansia ini dapat efektif dan
berjalan jangka panjang diharapkan kepada kader sebagai petugas dalam
program ini agar terus melakukan penyuluhan berupa pemberian motivasi
kepada lansia,keluarga lansia dan juga msyarakat umum agar mereka tau
pentingnya program ini dan mau berkontribusi dalam program ini.
3. Sebagai stakeholder yang mempunyai andil dalam program kesehtan
lansia ini, tentunya kita harus terus memberikan dukungan dan kontribusi
sebagai bentuk kepedulian dan dukungan penuh pada program ini.
Kontribusi ini dapat berupa sumbangan penunjang program dan perbaikan
fasilitas pelayanan yang digunakan dan dibutuhkan.

23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program nasional kesehatan lansia adalah program kementerian Kesehatan di
Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-
upaya dalam meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi, upaya promotif,
upaya preventif, upaya kuratif, upaya rehabilitatif, dan upaya penyuluhan
kesehatan.

Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan kesehatan usia lanjut yaitu:

1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khusus Bab VII ;


kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, pasal
138:
a. Ayat 1 : usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukkan kan
untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
maupun ekonomi sesuai dengan martabat manusia.
b. Ayat 2 : pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk
tetap dapat hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi.
2. Peraturan Presiden RI 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional
3. Keputusan menteri Kesehatan nomor 374 tahun 2012 tentang berlakunya
sistem kesehatan nasional
4. Keputusan menteri koordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990
tentang pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut
5. Surat keputusan menteri Kesehatan nomor 134 tahun 1990 tentang
pembentukan tim kerja geatrik.

Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap merasa dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarganya, maupun masyarakat. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang
disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya rehabilitatif yaitu upaya

24
mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah menurun. Upaya penyuluhan
kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral dari setiap program
kesehatan. Program nasional kesehatan lansia meliputi posyandu lansia,
Puskesmas lansia, dan terapi lansia.

4.2 Saran
Setiap manusia pasti mengeluhkan berbagai penyakit, untuk itu lansia
diharapkan mengikuti program-program pemerintah untuk mengetahui perubahan
dan perkembangan kesehatannya dan keluarga juga harus mendukung program
ini. Diharapkan lansia melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

25
DAFTAR PUSTAKA

Iin Cintami Pangabean, d. (2013). Kebijakan dan program Kesehatan Lansia.


Retrieved April 11, 2019, from Scribd: https://www.scribd.com
Sunaryo, d. (2016). Asuhan Keperawatan Gonorik. Yogyakarta: ANDI
Utami, D. Y. (2013). Program Nasional Lansia. Retrieved April 24, 2019 from
scibd: https://www.scribd.com

26
LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai