OLEH:
KELOMPOK 6
NURFARAH FATIHAH J1A120337
PRETY HABIBA FAEDA J1A120343
RABIATUL ADAWIAH J1A120346
RAHMA FANTI J1A120347
RAHMI ARNILA J1A120349
TRI WANTI OKTAVIA J1A120369
WAODE PUTRI DEWI MASAMBA SYAM J1A120373
WAODE SITI AISYAH NUR CAHYANI J1A120374
WAODE RAFINDRA KASTRIANA J1A120377
NURDIMAN J1A120389
KELAS F
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKA T
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 8
BAB II ................................................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 9
2.1 Definisi Lansia .......................................................................................................... 9
2.2 Definisi Program Nasional Kesehatan Lansia........................................................ 10
BAB III............................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 11
3.1 Kebijakan Terkait Lansia ........................................................................................ 11
3.2 kegiatan-kegiatan dalam pembinaan lansia............................................................. 12
3.3 Program Nasional Kesehatan Lansia ...................................................................... 16
a. Posyandu Lansia.................................................................................................... 16
b. Puskesmas Lansia ................................................................................................. 17
c. Terapi lansia .......................................................................................................... 18
3.4 Posyandu Lansia Desa Kaloloa ............................................................................... 18
3.5 Kelompok Sasaran .................................................................................................. 19
3.6 Kegiatan Posyandu Lansia Desa Kaloloa ............................................................... 20
3.7 Srategi Intervensi Posyandu Lansia Desa Kaloloa.................................................. 21
1. Posyandu lansia diadakan sebulan sekali melalui lima meja kegiatan.............. 21
2. Posyandu digerakkan oleh tenaga kesehatan dan kader.................................... 21
3. Penyuluhan kepada lansia dan keluarga untuk meningkatkan kesadaran lansia
ke Posyandu. ............................................................................................................. 21
4. Evaluasi sabulan sekali untuk memantau kunjungan dan kondisi kesehatan
lansia di Posyandu..................................................................................................... 22
5. Kesadaran masih minim untuk melakukan kunjungan ke Posyandu. ............... 22
3. 8 Pihak Yang Terlibat Dalam Program Posyandu Lansia Desa Kaloloa .................. 22
3. 9 Argumentasi ........................................................................................................... 22
BAB IV ............................................................................................................................. 24
PENUTUP........................................................................................................................ 24
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 24
2
4.2 Saran ....................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26
LAMPIRAN..................................................................................................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor
yang sangat menentukan kualitas sumbar daya manusia. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah merencakana visi Indonesia sehat 2010yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang pendudukanya hidup dalam lingkungan
dan prilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bemutu, adil, merata
serta memiliki dejata kesehatan setinggi-tingginya.
4
dunia (WHO) pada tahun 2012 melaporkan bahwa kejadian penurunan
fungsi kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia, dengan komposisi
5,8% laki laki dan 9,5% perempuan.
Proses menua adalah suatu proses degenerasi yang terjadi pada setiap
orang dan tidak bisa dihindari, namun proses tersebut bisa diperlambat..
Dalam konsep AntiAging Medicine banyak menemukan fakta tentang
penyebab proses penuaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rudman
(1990) telah memberikan hormon pertumbuhan HGH (Human Growth
Hormone) yang disuntikkan selama 2 bulan pada 21 pria dan wanita usia
antara 61-81 tahun. Hasilnya adalah kondisi tubuh, nilai laboratorium, massa
lemak, massa otot, kekebalan kulit dan densitas tulang sangat membaik
seperti kondisi pada anak usia 10 tahun. Otak merupakan pusat pengaturan
sistem tubuh dan juga sebagai pusat kognitif.
5
dibutuhkan untuk mempertahankan posisi dan stabilitas baik saat kondisi statis
maupun dinamis atau ketika bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain
seperti saat berdiri, duduk, transit dan berjalan (Delitto, 2003).
6
Di Desa Kaloloa, telah dibentuk kelompok kelompok posyandu lansia
yang dibina oleh pemegang program lansia Puskesmas, kader posyandu lansia
dan PKK. Jumlah sasaran baik pra lansia dan lansia meningkat setiap
tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah sasaran lansia (usia > 60 tahun) Program
kesehatan lansia adalah Upaya Kesehatan Wajib yang dilakukan oleh Desa
Kaloloa dengan kegiatan di dalam dan di luar gedung. Kegiatan didalam
gedung berupa pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, sedangkan kegiatan
diluar gedung dilakukan pada posyandu lansia.
Desa Kaloloa adalah salah satu desa yang ada di wilayah kecamatan
Samaturu dengan jumlah lansia sebanyak 53 orang. Desa Kaloloa dipilih
sebagai tempat penelitian dikarenakan di desa tersebut frekuensi kegiatannya
lebih aktif dibanding desa lainnya.
7
8. Siapa saja pihak yang terlibat dalam posyandu lansia Desa Kaloloa ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang program nasional kesehatan
lansia ?
2. Untuk memahami dan mengetahi tantang kebijakan lansia ?
3. Untuk memahami dan mengetahi apa saja kegiatan-kegiatan pembinaan
lansia ?
4. Untuk memahami dan mengetahi apa saja program nasional lansia ?
5. Untuk memahami dan mengetahi bagaimana posyandu lansia di Desa
Kaloloa ?
6. Untuk mengetahi siapa saja kelompok sasaran program psoyandu lansia ?
7. Untuk memahami dan mengetahi apa saja kegiatan dalam program
posyandu lansia Desa Kaloloa ?
8. Untuk mengetahi Siapa saja pihak yang terlibat dalam posyandu lansia
Desa Kaloloa ?
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai
dengan adanya beberapa perubahan dalm hidup. Sebagai mana diketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas
dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati
(Darmojo, 2004).
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 55 tahun, tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000)
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60
tahun (Depsos,1999).
Lanjut usia dalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyetaan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
berakhir dengan kematian (hutapea, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan Batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek social (BKKBN, 1998).
Lansia merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (UU No.
13 Tahun 1998)
9
Lansia merupakan pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun
(WHO).
10
BAB III
PEMBAHASAN
Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan kesehatan usia lanjut yaitu:
11
4. Keputusan menteri koordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990
tentang pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut
5. Surat keputusan menteri Kesehatan nomor 134 tahun 1990 tentang
pembentukan tim kerja geatrik.
1. Upaya promotif
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik dirinya sendiri, keluarga,
maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa penyuluhan, dimana
penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai
penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain
adalah:
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksa kondisi kesehatannya ke Puskesmas dan instansi
pelayanan kesehatan lainnya.
b. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
c. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
yang maha Esa.
e. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran
atau hobi nya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
g. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok
minum alkohol, kopi, kelelahan fisik, dan mental.
h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.
12
2. Upaya preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses
ketuaan, upaya preventif dapat berupa kegiatan:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
menentukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kegiatan jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya
kacamata, alat pendengaran agar usia lanjut tetap dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan
yang maha Esa.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut titik bertumbuhnya
umur pada lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun
psikologis. Kegiatan dapat berupa pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan.
4. Upaya rehabilitative
upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang
telah menurun. Kegiatan dapat berupa memberikan informasi,
pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat
pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan
tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan mengembalikan
kepercayaan diri sendiri dan memperkuat mental penderita, pembinaan
usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas di dalam
maupun di luar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit
yang diderita serta perawatan fisioterapi.
13
5. Upaya penyuluhan kesehatan
upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral
dari setiap program kesehatan. Adapun tujuan khusus program penyuluhan
kesehatan masyarakat usia lanjut ditujukan kepada usia lanjut itu sendiri,
kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut, kelompok masyarakat
lingkungan usia lanjut, penyelenggaraan kesehatan, dan lintas sektoral
(pemerintah dan swasta). Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat
pada usia lanjut terdiri dari:
a. Mengembangkan, memproduksi, menyebarluaskan bahan-bahan
penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut.
b. Meningkatkan sikap kemampuan dan motivasi petugas.
c. Puskesmas dan rujukan serta masyarakat di bidang kesehatan.
d. Masyarakat usia lanjut.
e. Melengkapi Puskesmas dan rujukannya dengan sarana dan
penyuluhan.
f. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk media
massa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi agen
integral.
g. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat umum dan
kelompok khusus seperti daerah terpencil, transmigrasi dan lain-
lain.
h. Melakukan pengkajian dan pengembangan serta pelaksanaan
teknologi tepat guna di bidang penyebarluasan informasi.
i. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak
serta meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.
j. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat
seperti wabah, bencana alam, dan kecelakaan.
14
a. Mengembangkan sikap kemampuan dan motivasi petugas
Puskesmas dan pengurus LKMD dalam mengembangkan potensi
swadaya masyarakat di bidang kesehatan.
b. Melaksanakan kemampuan dan motivasi terhadap kelompok
masyarakat termasuk swasta yang melaksanakan pengembangan
potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan usia lanjut secara
sistematis dan berkesinambungan.
c. Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan pedoman
penyuluhan kesehatan usia lanjut untuk para penyelenggara
penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta.
15
f. Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan
penyelenggaraan benar-benar tepat guna untuk dipergunakan.
g. Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta
masyarakat dan kemampuan penyelenggaraan.
16
3. Jenis pelayanan posyandu lansia
b. Puskesmas Lansia
1. Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program lanjut adalah:
17
mengenai tindakan kuratif atau rehabilitatif yang harus dijalani, baik
kepada usia lanjut maupun keluarganya.
d. Melaksanakan rujukan medis ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitatif bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.
c. Terapi lansia
1. Terapi modalitas : untuk mengisi waktu luang bagi lansia
2. Terapi aktivitas kelompok : untuk meningkatkan kebersamaan, bertukar
pengalaman
3. Terapi musik : untuk meningkatkan gaurah hidup
4. Terapi berkebun : untuk melatih kesehatan
5. Terapi dengan binatang : untuk meningkatkan kasih sayang dan
mengisi waktu luang
6. Terapi kognitif : agar daya ingat tidak menurun
7. Life review terapi : meningkatkan gairah hidup dan harga diri
8. Terapi keagamaan : meningkatkan rasa nyaman menjelang
kematian
18
Para lansia datang di pustu untuk memeriksakan kesehatan mereka.
Kemudian melakukan kegiatan lain berupa terapi-terapi khusus dan juga
melakukan kegiatan out dor yaitu SKJ (seman kebugaran jasmani).
Kegitan ini rutin dilakukan agar dapat terus memantau derajat kesehatan
lansia yang ada di desa Kaloloa. Para kader lansia atau pengurus program
kesehatan lansia ini memberikan edukasi dan juga praktik-praktik kegiatan yang
dapat membuat tubuh lansia merasa lebih bugar.
Oleh karena itu para pengurus program kesehatan lansia di Desa Kaloloa
berinisiatif untuk terus melakukan penyuluhan dan memberikan motivasi kepada
lansia untuk datang dan berkontribusi dalam program kesehatan lansia ini.
19
3.6 Kegiatan Posyandu Lansia Desa Kaloloa
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan atau minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau
kecil dan sebagainya;
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit. Pemeriksaan
status mental dilakukan karena proses mental lansia sudah mulai dan
sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan
dalam menerima hal baru, juga merasa tidak tahan dengan tekanan,
perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur dengan
keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu
sehingga mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan;
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks massa tubuh (IMT);
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta perhitungan denyut nadi selama satu menit;
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat;
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal;
8. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 sampai 7;
9. Penyuluhan bila dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok lansia;
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).
20
3.7 Srategi Intervensi Posyandu Lansia Desa Kaloloa
1. Posyandu lansia diadakan sebulan sekali melalui lima meja kegiatan.
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa posyandu lansia diadakan
sebulan sekali untuk memantau kondisi kesehatan lansia. Berikut
ungkapan dari petugas :
“sebulan sekali..,di posyandu sendiri kita lakukan lima meja kegiatan.
Meja yang pertama itu ada pendaftaran, meja kedua kita lakukan
wawancara kepada lansia keluhan-keluhannya apa, meja ketiga kita
lakukan pemeriksaan : pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
lengan, meja keempat dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kolestrol,
gula darah, tapi kalua kolestrol dan gula darah terus yang berkaitan dengan
pemeriksaan laboratorium dilakukan tiga bulan sekali, meja kelima
biasanya kita berikan edukasi kepada lansia. Setelah kegiatan 5 meja
selesai, kita juga memberikan penyuluhan dan juga terapi” (P1).
21
4. Evaluasi sabulan sekali untuk memantau kunjungan dan kondisi kesehatan
lansia di Posyandu.
Survey ini menungkapkan bahwa untuk memantau kunjungandan kondisi
kesehatan lansia di Posyandu, dilakukan evaluasi sebulan sekali. Berikut
ungkapan petuas :
“..evaluasinya sebulan sekali, yang biasaya dievaluasi itu yah palingan
kondisi kesehatan lansia, penyakit apa yang tertinggi, contohnya seperti
tensi atau kolestrol dan kunjungan lansianya apaka meningkat atau tidak”
(P4).
22
pada lansia sebagai bentuk kepedulian negara terhadap kelompok pra-
lansia, lansia, dan lansia resiko tinggi. Program ini berdampak positif
terhadap lansia dan juga masyarakat di lingkungan lansia karena program
ini sangat memperhatikan kelangsungan hidup lansia khususnya pada
aspek kesehatannya. Mulai dari memeriksa, memberikan edukasi dan
motivasi serta memberikan terapi dan pelayanan khusus guna membantu
lansia untuk hidup lebih sejahtera lahir dan batin.
2. Agar program kesehatan lansia atau posyandu lansia ini dapat efektif dan
berjalan jangka panjang diharapkan kepada kader sebagai petugas dalam
program ini agar terus melakukan penyuluhan berupa pemberian motivasi
kepada lansia,keluarga lansia dan juga msyarakat umum agar mereka tau
pentingnya program ini dan mau berkontribusi dalam program ini.
3. Sebagai stakeholder yang mempunyai andil dalam program kesehtan
lansia ini, tentunya kita harus terus memberikan dukungan dan kontribusi
sebagai bentuk kepedulian dan dukungan penuh pada program ini.
Kontribusi ini dapat berupa sumbangan penunjang program dan perbaikan
fasilitas pelayanan yang digunakan dan dibutuhkan.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Program nasional kesehatan lansia adalah program kementerian Kesehatan di
Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-
upaya dalam meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi, upaya promotif,
upaya preventif, upaya kuratif, upaya rehabilitatif, dan upaya penyuluhan
kesehatan.
Dasar hukum dan pengembangan program pembinaan kesehatan usia lanjut yaitu:
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap merasa dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarganya, maupun masyarakat. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang
disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya rehabilitatif yaitu upaya
24
mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah menurun. Upaya penyuluhan
kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral dari setiap program
kesehatan. Program nasional kesehatan lansia meliputi posyandu lansia,
Puskesmas lansia, dan terapi lansia.
4.2 Saran
Setiap manusia pasti mengeluhkan berbagai penyakit, untuk itu lansia
diharapkan mengikuti program-program pemerintah untuk mengetahui perubahan
dan perkembangan kesehatannya dan keluarga juga harus mendukung program
ini. Diharapkan lansia melakukan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27