MAKALAH
“XENOBIOTIK”
Oleh :
Nama : Nurfarah Fatihah
NIM : J1A120337
Kelas :F
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
lah sehingga penulis masih diberi nikmat berupa kesehatan dan kekuatan serta karunia yang
begitu besar. Sehingga penulis mampu membuat dan menyelesaikan tugas makalah ini
meskipun penulis juga sadar bahwa kinerja penulis masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan di dalam pembuatan makalah ini.
Tak lupa pula penulis mengucap banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah “Dasar
Kesehatan Lingkungan” yang telah membimbing penulis hingga pada langkah sekarang ini,
dan juga penulis sebagai mahasiswa mampu menyelesaikan menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktu yang di inginkan. Terima kasih pula kepada orang tua yang telah mampu hadir sebagai
penguat hati dan sebagai motivator penulis dalam mengarungi berbagai lika-liku perkuliahan
dan terima kasih kepada teman-teman yang kiranya hadirnya mereka juga adalah pemberi
semangat juga sebagai teman yang mampu mengarahkan teman lainnya agar mampu
menyelesaikan tugas yang di berikan.
Makalah ini dibuat agar para pembaca dapat mengetahui edukasi (pengetahuan) tentang
“XENOBIOTIK”. Tugas ini sekiranya membutuhkan effort (upaya) yang lebih dalam
menyelesaikannya, karena berbagai kendala fasilitas, dsb. Namun penulis tetap merasa
bersyukur kepada Allah SWT., karena berkatnya ilmu kami bisa bertambah dan mampu
melewati berbagai kendala yang di lalui. Adapun mengenai kesimpangsiuran dalam makalah
yang penulis buat, penulis berharap agar pembaca mampu menuangkan ide dan pemikiran
tentang saran dan kritik yang sekiranya mampu membangun penulis untuk meningkatkan
kemampuannya agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah
zat asing yang secara alami tidak terdapat dalam tubuh manusia. Contoh : obat obatan,
insektisida, zat kimia tambahan pada makanan (pemanis,pewarna, pengawet) dan zat
karsinogen lainnya.
Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga kalau masuk tubuh tidak dapat
diekskresi. Untuk dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang
larut, sehingga bisa diekskresi. Organ yang paling berperan dalam metabolisme xenobiotik
adalah hati. Ekskresi xenobiotik melalui empedudan urine.
Pada metabolisme obat, pada obat yang sudah aktif →metabolisme xenobiotik fase 1
berfungsi mengubah obat aktif menjadi inaktif, sedangkan pada obat yang belum aktif
→metabolisme xenobiotik fase1 berfungsi mengubah obat inaktif menjadi aktif. Kekuatan
pendorong dalam evolusi sistem detoksifikasi metabolis canggih sebenarnya cukup lurus
ke depan dan tergantung pada kemampuan air untuk bertindak sebagai "pelarut" untuk
melarutkan zat.Karena membran seluler terutama lipid berbasis dan kedap larut air yang
paling (ilmiah:"kutub") zat, pengangkutan larut dalam air senyawa kedalam sel
memerlukan protein transportasi khusus.
Dengan menempatkan protein transport yang sesuai pada membran sel, sel hanyaakan
memungkinkan diinginkan larut dalam air molekul untuk masuk, dan akan mencegah
masuknya air-larut racun. Ini paradigma yang sama juga berlaku ketika sel perlu
mengeluarkan senyawa larut dalam air yang tidak. diinginkan (seperti limbah selular),
mereka keluar dari sel dengan mekanisme yang serupa. Berbeda dengan senyawa yang
larut dalam air, membran sel lipidmenyajikan penghalang sedikit lipid-larut senyawa, yang
bebas bisa dilewati. Berpotensi merusak lipid-larut racun sehingga dapat memperoleh
akses gratis ke interior seluler, dan jauh lebih sulit untuk menghapus. Sistem detoksifikasi
metabolisme mengatasi masalah ini dengan mengubah lipid-larut racun ke aktif larut dalam
air metabolit. The"solubilisasi" dari racun dicapai oleh enzim yang melekat (konjugasi)
tambahan yang larut dalam air molekul terhadap toksin larut lipid padatitik-titik lampiran
tertentu. Jika racun tidak mengandung salah satu titiksambungan, mereka pertama kali
ditambahkan oleh satu set terpisah enzim yang mengubah kimia racun untuk menyertakan
1
"menangani" molekul. Setelah reaksi solubilisasi, toksin kimia-dimodifikasi diangkut
keluar dari sel dan dikeluarkan. Ketiga langkah atau fase menghilangkan yang tidak
diinginkan atau berbahaya lipid-larut senyawa yang dilakukan oleh tiga set protein seluler
atau enzim, disebut fase I (transformasi) danfase II (konjugasi) enzim, dan tahap III
(transportasi) protein.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah
zat asing yang secara alami tidak terdapat dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan,
insektisida, zat kimia. Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi
tubuh, dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh (endogen).
Xenobiotik yang dari luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia
dan masuk ke dalam lingkungan. Bila organisme terpajan oleh zat xenobiotic maka zat ini
akan masuk ke dalam organisme dan dapat menimbulkan efek biologis.
Pada umumnya efek berbahaya atau efek farmakologik timbul apabila terjadi interaksi
antara zat kimia (tokson atau zat aktif biologis) dengan reseptor. Terdapat dua aspek yang
harus diperhatikan dalam mempelajari interakasi antara zat kimia dengan organisme hidup,
yaitu kerja farmakon pada suatu organisme (aspek farmakodinamik atau toksodinamik) dan
pengaruh organisme terhadap zat aktif (aspek farmakokinetik atau toksokinetik) aspek ini
akan lebih detail dibahas pada sub bahasan kerja toksik.
Sifat toksik suatu tokson sangat ditentukan oleh dosis (konsentrasi tokson pada
reseptornya). Artinya kehadiran suatu zat yang berpotensial toksik di dalam suatu
organisme belum tentu menghasilkan juga keracunan. Misal insektisida rumah tangga
(DDT) dalam dosis tertentu tidak akan 6 Toksikologi Klinik menimbulkan efek yang
berbahaya bagi manusia, namun pada dosis tersebut memberikan efek yang mematikan bagi
serangga. Hal ini disebabkan karena konsentrasi tersebut berada jauh dibawah konsentrasi
minimal efek pada manusia. Namun sebaliknya apabila kita terpejan oleh DDT dalam
waktu yang relatif lama, dimana telah diketahui bahwa sifat DDT yang sangat sukar terurai
dilingkungan dan sangat lipofil, akan terjadi penyerapan DDT dari lingkungan ke dalam
tubuh dalam waktu relatif lama. Karena sifat fisiko kimia dari DDT, mengakibatkan DDT
akan terakumulasi (tertimbun) dalam waktu yang lama di jaringan lemak. Sehingga apabila
batas konsentrasi toksiknya terlampaui, barulah akan muncul efek toksik. Efek atau kerja
toksik seperti ini lebih dikenal dengan efek toksik yang bersifat kronis.
3
B. Sumber-Sumber Xenobiotik
Sumber-sumber xenobiotik dapat berupa :
1) Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air.Pada
umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun.
Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak
lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan mahluk lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah
zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd
dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme.
Jika meresap kedalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang
memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
2) Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun
pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk
mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang
dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan
dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen. Limbah pertanian dapat
berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya
pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang
terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara
tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan
tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaanpestisida
yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida
tersebut.
3) Limbah Domestik
Limbah rumah tangga mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan
sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan
atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan
daundaunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain,
kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
4
bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan
berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk
proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya
matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan
alga yang menghasilkan oksigen.
C. Metabolisme Xenobiotik
b) Sulfasi
Proses konjugasi xenobiotik dengan asam sulfat, dengan enzim sulfotransferase.
5
Xenobiotik yang mengalami sulfasi adalah: alkohol, arilamina, fenol.
c) Konjugasi dengan Glutation
Yang terdiri dari tripeptida (glutamat, sistein, glisin) dan biasa disingkat GSH,
menggunakan enzim glutation S-transferase atau epoksid hidrolase. Xenobiotik
yang berkonjugasi dengan GSH adalah xenobiotik elektrofilik (karsinogenik).
Metabolisme xenobiotik kadang disebut proses detoksifikasi, tetapi istilah ini tidak
semuanya benar, sebab tidak semua xenobiotik bersifat toksik. Respon metabolisme
xenobiotik mencakup efek farmakologik, toksik, imunologik dan karsinogenik.
Pada metabolisme obat, pada obat yang sudah aktif → metabolisme xenobiotik
fase 1 berfungsi mengubah obat aktif menjadi inaktif, sedang pada obat yang belum
aktif → metabolisme xenobiotik fase 1 berfungsi mengubah obat inaktif menjadi
aktif.Respon metabolisme xenobiotik dapat menguntungkan karena metabolit yang
dihasilkan menjadi zat yang polar sehingga dapat diekskresi keluar tubuh. Respon
metabolisme xenobiotik dapat merugikan karena:
a) Berikatan dengan makromolekul protein baik enzim maupun hormone: jika
berikatan dengan enzim maka akan menginaktifkan enzim tertentu sehingga
menghambat metabolisme sedangkan jika berikatan dengan hormone akan
menghambat kinerja hormone tertentu, pada kasus gangguan hormone insulin dapat
memicu penyakit degenerative diabetes mellitus akibat kekacauan metabolisme;
b) Berikatan dengan makromolekul menjadi hapten → merangsang pembentukan
antibodi dan menyebakan reaksi hipersensitivitas yang berakibat cidera sel.
c) Berikatan dengan makromolekul DNA di bagian Adenin dan Guanin sehingga
membentuk DNA adduktif yang memicu terjadinya sel kanker.Aktivitas enzim
yang memetabolisme xenobiotik dipengaruhi oleh struktur kimia senyawa
xenobiotik, status fisiologis (usia, jenis kelamin) dan faktor zat gizi/ diet. Struktur
kimia senyawa xenobiotik yang semakin kompleks akan semakin sulit untuk
didetoksifikasi oleh hati melalui proses hidroksilasi maupun konjugasi. Sementara
itu senyawa xenobiotik dengan struktur sederhana akan jauh lebih mudah
dimetabolisme.
6
1) Logam berat dan logam ringan;
2) Logam esensial dan non esensial;
3) Logam yang terdapat hanya sedikit (trace mineral) dan bukan
tracemineral.Logam dapat memasuki tubuh manusia lewat inhalasi ataupun
oral.
Absobsi perinhalasi dapat terjadi apabila logam berbentuk debu yang cukup halus
antara 2-5μ. Selain itu logam yang di absorbsi lewat gastero-intestinal, akan berdifusi
pasifataupun katalis maupun aktif dan ditranspor ke organ target ataupun bereaksisehingga
terjadi berbagai transformasi senyawa logam, sehingga efeknyamenjadi beragam.
Logam bila tidak diakumulasi oleh tubuh akan diekskresikanlewat berbagai organ seperti
ginjal, usus, rambut, kuku, dan lain-lain. Toksisitaslogam dapat bersifat akut jika dosisnya
tinggi dalam waktu pemaparan pendekdengan portal of entry dengan cepat juga dapat
bersifat kronis jika dalam dosisrendah dengan paparan menahun serta gejala tidak
mendadak dan seluruh organ dapat terkena dampak. Untuk racun non logam sendiri
terdapat pada PAH,DDT, DDE, dioxin, Terklorinasi, dan lain-lain. DDT dan derivatifnya
Dde lah yangterkenal sebagai insektisida yang persisten yang merupakan
hidrokarbonterklorinasi. DDT juha dapat menambah racun lebih banyak ke lingkungan.
1) Kadmium
Kadmium adalah logam yang sangat toksik dan dapat terakumulasi cukup besarpada
organisme hidup karena mudah diadsorpsi dan mengganggu sistempernapasan serta
7
pencernaan. Jika teradsorpsi ke dalam sistem pencernaan dansistem paru-paru,
kadmium akan membentuk kompleks dengan protein sehingga mudah diangkut dan
menyebar ke hati dan ginjal bahkan sejumlah kecil dapatsampai ke pankreas, usus, dan
tulang. Selain itu, kadmium juga akan mengganggu aktivitas enzim dan sel. Hal ini
akan menimbulkan tetratogenik, mutagenik, dan karsinogenik (Szymczyk dan
Zalewski,2003). Cadmium masuk kedalam tubuh bisa melalui berbagai cara yaitu dari
pernafasan (dari asap rokok dan kendaraan), bisa melalui oral (makanan), dan bisa
melalui suntikan kedaerah kulit. Menurut WHO jumlah Cd yang dapat diterima oleh
tubuh manusia adalah sebanyak 400-500 mikrogram setiap kilogram berat badan setiap
hari. Batasan toleransi Cd dalam ginjal pda manusia adalah 200 ppm, bila batas tersebut
terlewati akan timbul efek-efek tertentu. Keracunan Cd pada hewan akan membuat Cd
tertimbun didalam hati dan korteks ginjal. Apabila terjadi keracunan akut akan
ditemukan penimbunan logan Cd di dalam hati.Keracunan kronis Cd akan ditimbun di
dalam bermacam-macam organ tubuh terutama di dalam ginjal, hati, dan paru-paru,
tetapi juga ditimbun di dalam pankreas, jantung, limpa, alat kelamin dan jaringan
adiposa. Kadmium yang masuk ke dalam tubuh biasanya akan tertimbun di dalam organ
target yangpaling banyak menyerap Cd yaitu hati dan ginjal.
2) Karbon monoksida
Karbon monoksida rumus kimia CO adalah gas yang tak berwarna, tak berbau,dan tak
berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom
oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen
koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Karbonmonoksida dihasilkan dari
pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon sering terjadi pada mesin pembakaran
dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam
proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api
berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO
memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor
banyaks enyawa karbon. Nitrogen oksida (NOx) adalah senyawa gas yang terdapat di
udara bebas (atmosfer) yang sebagian besar terdiri atas nitrit oksida (NO) dan
nitrogendioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih sedikit.
Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan keduanya sangat
berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati
karena gas tersebut tidak bewarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila
mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya
8
merah kecoklatan. Sifat Racun (toksisitas) gas NO2 empat kali lebih kuat dari pada
toksisitas gas NO.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani: Xenos yang artinya asing. Xenobiotik adalah zat
asing yang secara alami tidak terdapat dalam tubuh manusia. Contoh: obat obatan,
insektisida, zat kimia. Di dalam lingkungan dikenal zat xenobiotik yaitu zat yang asing bagi
tubuh, dapat diperoleh dari luar tubuh (eksogen) maupun dari dalam tubuh (endogen).
Xenobiotik yang dari luar tubuh dapat dihasilkan dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia
dan masuk ke dalam lingkungan. Bila organisme terpajan oleh zat xenobiotic maka zat ini
akan masuk ke dalam organisme dan dapat menimbulkan efek biologis.
Sumber-sumber xenobiotic dapat berupa :
1) Limbah Industri.
2) Limbah Pertanian
3) Limbah Domestik
Metabolism terbagi dalam 2 fase :
1) Fase Hidroksilasi
Fase konjugasi merupakan fase mereaksikan xenobiotik inaktik dengan zat kimia
tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekresi baik lewat
empedu maupun urine.
2) Fase Konjugasi
Sedangkan pada fase konjugasi, senyawa xenobiotik inaktif direaksikan dengan zat
kimia tertentu dalam tubuh menjadi zat yang larut air (hidrofilik), sehingga mudah
diekskresi baik lewat empedu maupun urine.
Ragam logam yang sebagai zat xenobiotik dapat dikelompokkan menjadi :
4) Logam berat dan logam ringan;
9
5) Logam esensial dan non esensial;
6) Logam yang terdapat hanya sedikit (trace mineral) dan bukan tracemineral.Logam
dapat memasuki tubuh manusia lewat inhalasi ataupun oral.
Penyumbang dampak terbesar xenobiotik bagi tubuh :
1) Kadmium
2) Karbon monoksida
B. Saran
Saran untuk pembaca yakni dengan membaca makalah ini semoga dapat menambah
kehidupan sehari-hari.
Pembuatan makalah ini kiranya masih sangat jauh dalam keadaan yang benar.
Perhatian, saran, dan kritik dari pembaca merupakan sebuah hal yang dapat membangun bagi
saya selaku penyusun makalah, karena kekurangan datang dari manusia dan kelebihan hanya
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Muji dan Solihat, Moch Firman. 2018. “Toksikologi Klinik”. Jakarta Selatan: Bahan
Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM).
Fikri, E, dkk. 2012. Hubungan Paparan Pestisida Dengan Kandungan Arsen (As) Dalam Urin
dan Kejadian Anemia (Studi: Pada Petani Penyemprot Pestisida di Kabupaten Brebes).
Semarang: Universitas Diponegoro.
https://kumparan.com/r-haryo-bimo-setiarto/metabolisme-xenobiotik-bahan-pangan/full,
diakses pada 12 Juni 2021 Pukul 13.00
10
11