Anda di halaman 1dari 30

BIOLOGI DASAR

“SEL DAN METABOLISME SEL”

Disusun Oleh:
Kelompok : 1 (Satu)
Nama Anggota : 1. Monika Lewisky Br S. (A1D018031)
2. Tesa Dwi Anggraini (A1D021014)
3. Abid Nushrullah (A1D021029)
4. Dita Cahya Sakina N. (A1D021037)
5. Wulan Ayu Lestari (A1D021044)
6. Meby Laksmita (A1D021051)

Dosen Pengampu : Neni Murniati, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala, berkat


rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Biologi
Dasar ini dengan judul “Sel dan Metabolisme Sel” dengan baik.
Pada kesempatan ini kami sebagai penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibu Neni Murniati, M.Pd, sebagai dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan serta kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya hingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena terbatasnya
ilmu yang  dimiliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami di masa yang akan datang.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
sebagai penyusun maupun pembaca.

Bengkulu, April 2021


Penyusun,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................

1.3 Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................

2.1 Pengertian Sel..............................................................................................


2.2 Organel Sel Dan Perbedaannya ....................................................................
2.3 Transport Membran.......................................................................................
2.4 Metabolisme Sel............................................................................................
2.5 Transport Energi Ke ATP.............................................................................
2.6 Metabolisme Karbohidrat, Lemak Dan Protein............................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tubuh manusia, terdapat sekitar 200 jenis sel yang telah
terspesialisasi dan menjalankan fungsi yang bergam dan kompleks, untuk
mendukung proses kehidupan. Pada saat yang bersamaan, seluruh sel tubuh
kita salling bekerjasama untuk mendukung fungsi-fungsi yang mereka
jalankan. Sel-sel yang membangun tubh suatu makhluk hidup, berasal dari
sel-sel sebelumnya yang mengalami pembelahan, dari satu sel menjadi dua
sel, dan seterusnya, yang kemudian mengalami diferensiasi sampai
menghasilkan jutaan jenis sel dengan struktur dan fungsi yang begitu
beragam.
sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup
dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan
semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk
hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya
bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan
manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu
melakukan aktivitasnya disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia
tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang terjadi di dalam sel dapat
berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa
lain, dan reaksi anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu
proses katabolik yang merombak molekul makanan untuk menghasilkan
energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian besar berlangsung
di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan
ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang
berlangsung pada ribosom dan membutuhkan ATP
2.1 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sel?
b. Apa saja oranel-organel sel dan perbedaannya?
c. Bagaimana transport melalui membran?
d. Apa yang dimaksud dengan metabolism sel?
e. Bagaimana transport ennergi ke ATP?
f. Bagaimana metabolism karbohidrat, lemak dan protein?
3.1 Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sel
b. Mengetahui apa saja oranel-organel sel dan perbedaannya
c. Mengetahui bagaimana transport melalui membran
d. Mengetahui apa yang dimaksud dengan metabolism sel
e. Mengetahui bagaimana transport energy ke ATP
f. Mengetahui bagaimana metabolism karbohidrat, lemak dan protein
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan
gabus (terdapat ruangan ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam
biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas
sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing-masing.
Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan
sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17.
Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun
1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon) dengan
mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel
sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann.
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir
abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris.
Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki kemampuan
perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert Hooke kemudian
merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri
sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus
melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai
“berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan”
dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-
pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau
penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong
yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ek.
Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi
cairan.
Sel merupakan satuan unit terkecil makhluk hidup. Sel memiliki sifat
istimewa, yaitu dapat membuat duplikatnya sendiri dengan jalan membelah.
Bentuk kehidupan yang paling sederhana berupa sel-sel tunggal. Organisme yang
lebih berkembang, misalnya diri kita merupakan komunitas sel-sel yang berasal
dari pertumbuhan dan perkembangan hasil pembelahan sel induk. Walaupun sel
dapat menjadi komponen organisme yang lebih besar, tidak ada yang dapat
dinyatakan hidup selain sel, virus pun tidak. Oleh karena itu, sel dinyatakan
sebagai dasar kesatuan hidup.

Sel merupakan struktur yang dibangun oleh komponen kimiawi


berupa bahan anorganik dan organik. Bahan kimia anorganik misalnya
air (H2O), gas, mineral, dll. Sedangkan bahan organik yang menyusun sel

diantaranya adalah Karbohidrat, lipid (lemak), protein, dan asam nukleat.


Karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat merupakan bahan-bahan
penyusun sel yang berukuran besar, disebut juga makromolekul.

2.2 Macam-macam organel sel


Organel sel adalah komponen-komponen penyusun sel dan bersifat
hidup. Organel sel merupakan bagian terpenting dalam suatu sel yang berfungsi
mengatur proses kehidupan di dalam sel. Secara garis besar, struktur sel tubuh
makhluk hidup itu ibarat struktur rumah yang terdapat pondasi, dinding, atap,
tanah, dan lain-lain. Fungsinya untuk membentuk struktur rumah, menopang, dan
menjaga setiap ruangan di dalam rumah. Organel sel yaitu merupakan bagian
yang sangat terpenting didalam sebuah sel, fungsi organel sel yang paling utama
ialah untuk mengatur proses kehidupan didalam sel. Organel sel sendiri terdapat
didalam salah satu bagian sel yang disebut dengan Sitoplasma.
Semua sel secara umum memiliki bagian-bagian membran yang
memisahkan diri antara sel dengan lingkungannya yang dibatasi oleh perintang
selektif yang disebut dengan membran plasma. Membran plasma itu sendiri
berfungsi sebagai memyelubungi zat yang serupa jeli yang semi cair disebut
dengan sitosol (cytosol), dan cairan sel yang mengandung organel serta bahan
genetik salah satunya adalah DNA. Semua sel memiliki ribosm, kompleks kecil
yang membuat protein berdasarkan instruksi dari gen. Selanjutnya
keanekaragaman sel terletak pada isi cairan sel, yaitu sel prokariot adalah jenis
sel yang tidak mempunyai membran inti sehingga tidak memiliki batasan yang
jelas antara sitoplasma dan nukleoplasma. Sebaliknya sel eukariot mempunyai
membran inti sehingga ada batas yang jelas antara sitoplasma dan nukleoplasma.
Perbedaan lain dari sel prokaritik dan eukariot adalah lokasi DNA-nya seperti
tercermin didalam nama dari kedua jenis sel tersebut.
Pada organisme prokariota tidak memiliki membran inti sel dan
mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota
terbagi menjadi dua kelompok yang besar yaitu eubakteria dan archaea.
Kelompok eubakteria meliputi hampir seluruh jenis bakteri. Kelompok archaea,
sangat mirip dengan bakteri dan berkembangbiak di lingkungan yang ekstrim
seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar
garam yang sangat tinggi. Genom prokariot terdiri dari kromosom tunggal yang
melingkar, tanpa organisasi DNA. DNA pada prokariot tidak terorganisasi ke
dalam nukleus sejati yang dikelilingi oleh selubung nuklear atau nuclear
envelope. Disamping itu, sel prokariot tidak memiliki mitokondria dan kloroplas
namun, punya struktur yang berfungsi sama yaitu mesosom dan kromatofor
Struktur sel prokariotik tidak memiliki membrane inti mempunyai
membran plasma, nukleoid (berupa DNA & RNA), dan sitoplasma yang
mengandung ribosom. Tidak memiliki endomembran (membran dalam inti sel):
tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi punya struktur yang berfungsi
sama yaitu mesosom dan kromatofor.Contonya adalah bakteri dan ganggang
hijau-biru atau cyanobacteria
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel
tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel,
namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di
antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut
plasmodesmata
1. Membran
Membrane sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma
dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel.
Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi

sel. Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul
lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya
dapat bergerak di sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran
tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang
bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang
menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi
lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran.
Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi
reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam
lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat
disintesis sel hewan merupakan protein membran

2. Inti Sel
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel
eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan
kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel
eukariota. Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula
yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot rangka,dan ada
pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah
matang yang kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya
(yang disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri
dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda
lipid dengan protein terkait.Membran luar dan dalam selubung
nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung
nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm
dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu. Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan
protein menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah,
kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi
cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur
terpisah yang disebut kromosom.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma
dengan cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu
mRNA, yang disintesis berdasarkan “pesan” gen pada DNA. RNA ini
lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik N tersebut diterjemahkan menjadi
urutan asam amino protein yang disintesis.
3. Ribosom
Di suatu sel ada butiran kecil dan padat yang menempel di RE kasar
dan menyebar di sitoplasma, nah itu namanya ribosom. Ribosom itu
butiran nukleoprotein yang ukurannya hanya 15-20 nm, paling kecil dari
organel lainnya. Ada dua komponen utama ribosom, yaitu subunit besar
dan subunit kecil. Saat melakukan kerjanya, kedua subunit ini bergabung
dan membentuk struktur yang mirip dengan burger. Ditengah-tengah
tumpukan kedua subunit yang mirip burger itu, ada mRNA. Fungsi mRNA
itu sebagai cetakan resep untuk bikin protein tertentu. Makanya, peran utama
ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.     

4. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) tersusun dari selapis membran yang
berlekuk-lekuk dan posisinya di dekat atau menempel dengan inti sel.
Ada dua jenis Retikulum Endoplasma yaitu RE kasar dan RE halus. RE
kasar permukaannya ditempeli oleh ribosom sedangkan permukaan RE
halus tidak ditempeli ribosom permukaanya pun lebih halus yaitu
fungsinya. RE kasar kan ditempeli ribosom, maka fungsinya berkaitan
untuk sintesis protein. Sedangkan RE halus berfungsi untuk sintesis
lemak, metabolisme karbohidrat, dan detoksifikasi racun

5. Badan Golgi
Badan Golgi atau Diktiosodisebutnya diktiosom. Letak badan golgi
biasanya ada di pinggir sel deket membran sel. Kalau di sel hewan,
badan golgi bisa membentuk lisosom. Makanya, di sekitar badan golgi
sel hewan juga bisa ditemukan di lisosom. Badan golgi ini paling
gampang dikenali loh! Bentuknya kayak kantung (lumen) atau cakram
pipih yang disebut sisterna. Kantung badan golgi ini bisa lepas dan
nantinya akan membentuk kantung-kantung kecil yang disebut vesikel.
Vesikel ini ada dua macam, yaitu vesikel transfer (untuk mentransfer
protein dari badan golgi ke lisosom) dan vesikel sekretoris (untuk
melepaskan protein atau molekul lain).  
6. Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari
30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul
kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah
diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya,
lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.

7. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada
sel tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari
sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata
bahasa Latin vacuolum yang berarti ‘kosong’ dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya
vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari
gabungan banyak vesikel.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada
sel hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola
makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di
dalamnya dapat dicerna.Beberapa jenis protozoa juga memiliki
vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.

8. Sistem endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem
endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung
atau melalui transfer antarsegmen membran dalam bentuk vesikel
(gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran
mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom,
berbagai jenis vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai
fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke
membran dan organel atau ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa
jenis racun
9. Mitokondria
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan
membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas
permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena

memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks,


atau ruang dalam mitokondria.  Fungsi mitokondria sebagai tempat respirasi
seluler, menghasilkan energi/ATP, dan molekul pembawa energi siap pakai.

10. Kloroplas

Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada
tumbuhan dan alga.Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang
menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi
yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan
dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain. Leucoplasts adalah
plastida yang hadir dalam banyak jaringan epi- dermal dan internal yang
tidak menjadi hijau dan fotosintesis. Mereka lebih sedikit besar dari
proplastids. Bentuk umum leucoplast adalah amyloplast yang menumpuk
pati polisakarida dalam jaringan penyimpanan sebagai sumber gula
untuk penggunaan di masa depan.Pada beberapa tanaman,seperti
kentang,Dinding sel tumbuhan
11. Dinding Sel

Pada tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menye-


lubungi tiap sel tumbuhan. Dinding ini tersusun atas serabut selulosa
yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein dan berukuran jauh
lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm hingga beberapa
mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan
bentuknya, dan mencegah pengisapan air secara berlebihan.
Tabel perbedaaan organel sel;
2.3 Transport Melalui Membran
Bermacam-macam organel atau benda-benda hidup sel yang ter dapat
di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan
struktur membran plasma. Membran-membran tersebut selalu dilalui oleh
bermacam-macam bahan molekul hasil suatu proses metabolisme sel maupun
sisanya. Ada berbagai cara perpindahan molekul antara lain dengan cara
difusi, osmosis, atau transpor aktif.
Cara difusi dan cara osmosis tidak membutuhkan energi,sedangkan
cara transpor aktif membutuhkan energi. Adakalanya suatu partikel tidak
dapat berdifusi karena terhalang oleh membran yang impermeabel (tidak
dapat ditembus). Namun, jika pada membran itu terdapat faktor pembantu,
misalnya enzim yang menyebabkan terbukanya saluran pada protein integral,
partikel tersebut dapat berdifusi tanpa melibatkan energi, peristiwa ini
disebut difusi terbantu atau berfasilitas. Sebagian partikel diangkut melintasi
membran dengan cara transpor aktif, yaitu dengan melibatkan sejumlah
energi untuk pemindahan partikel dari larutan yang konsentrasinya lebih
rendah (hipotonis). Transpor aktif juga dilakukan jika membran memiliki
tingkat permeabilitas yang sangat rendah terhadap partikel tertentu.

1). Difusi

Di dalam sel, zat-zat yang memiliki berat molekul rendah dapat


berdifusi melalui membran. Selama proses difusi ini zat yang terlarut
dapat berpindah dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkon-
sentrasi rendah. Perpindahan zat ini terus terjadi sehingga tercapai
keadaan setimbang, pada saat keadaan setimbang konsentrasi kedua
larutan sama besar.

2). Osmosis

Membran sel membatasi isi sel dengan lingkungan sekitarnya,


namun demikian berbagai zat terlarut harus dapat keluar masuk sel
untuk melangsungkan metabolisme sel. Proses osmosis adalah
perpindahan pelarut suatu zat melalui membran selektif permeabel.
Selektif permeabel artinya tidak semua molekul dapat melalui membran
tersebut. Hanya molekul-molekul tertentu yang leluasa keluar masuk
membran tersebut.
3). Transpor Aktif
Adakalanya suatu partikel tidak dapat berdifusi karena terhalang oleh
membran yang impermeabel (tidak dapat ditembus). Namun, jika pada
membran itu terdapat faktor pembantu, misalnya enzim yang
menyebabkan terbukanya saluran pada protein integral, partikel tersebut
dapat berdifusi tanpa melibatkan energi. Peristiwa ini disebut difusi
terbantu/berfasilitas. Sebagian partikel diangkut melintasi mem- bran
dengan cara transpor aktif, yaitu dengan melibatkan sejumlah energi untuk
pemindahan partikel dari larutan yang konsentrasinya lebih rendah
(hipotonis). Transpor aktif juga dilakukan jika membran memiliki tingkat
permeabilitas yang sangat rendah terhadap partikel tertentu. Terdapat dua
bentuk endositosis, yaitu fagositosis dan pino- sitosis. Fagositosis berasal
dari kata fago, artinya makan karena me- nunjukkan seolah-olah sel sedang
makan. Pinositosis berasal dari kata pinos, artinya minum karena seolah-
olah menunjukkan sel sedang minum. Fagositosis dan pinositosis merupakan
cara lain agar suatu zat dapat keluar masuk sel tanpa menembus membran
plasma.
4). Transport pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul melalui membran sel yang
tidak memerlukan energi. Dua tipe transpor pasif ialah difusi sederhana (simple
diffusion), yaitu molekul zat dapat bergerak bebas melintasi saluran (channel)
pada membran sel, dan difusi terfasilitasi (facilitated diffusion), yaitu molekul
zat dari luar sel diikat oleh molekul pembawa (carrier molecule), molekul
pembawa diinsersi (disisipkan) di antar molekul membran sel dan akhirnya
molekul zat dilepaskan dari molekul pembawa di dalam sel

2.4 Pengertian Metabolism Sel


Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara serentak
di seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
sintesis (pembentukan) molekul organik yang menyerap (membutuhkan energi),
sedangkan katabolisme adalah pemecahan molekul organik yang menghasilkan
energi. Sumber energi utama bagi tubuh manusia adalah pati (zat tepung, starch)
yang ada dalam makanan. Secara kimiawi, pati adalah karbo-hidrat dalam bentuk
polisakarida yang dalam traktus gastro-intestinal (saluran pencernaan) akan
dicerna menjadi glukosa, suatu bentuk monosakarida. Glukosa akan diabsorbsi
dari traktus gastrointestinal ke dalam aliran darah, lalu dibawa ke dalam sel-sel
yang membutuhkannya. Kuantitas energi yang dihasilkan oleh tiap molekul
glukosa terlalu besar untuk langsung dimanfaatkan, sehingga glukosa dalam sel
harus terlebih dahulu dikonversi menjadi ATP (adenosin trifosfat), yang
kuantitas energinya dapat langsung dimanfaatkan oleh tubuh.
Konversi glukosa menjadi ATP dalam sel dalam sel dapat terjadi melalui 3
proses, yaitu glikolisis, siklus Kreb, dan fosforilasi oksidasi. Jika kadar glukosa
darah terlalu tinggi, sebagian akan dibawa ke hati untuk disimpan sebagai
glikogen, sebaliknya jika kadar glukosa darah terlalu rendah, glikogen hati akan
terurai kembali menjadi glukosa untuk dilepas ke dalam darah. Skema absorbsi
dan konversi karbohidrat dalam tubuh ini dapat dilihat pada gambar berikut
Reaksi pemecahan glukosa adalah:

C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O + 686 kcal/mol

Energi yang dihasilkan ditangkap dan disimpan dalam bentuk molekul ATP
(adenosin trifosfat):

ADP + Pi +7 kcal/mol  ATP + H2O

Jika akan digunakan, energi tersebut dapat diperoleh kembali dengan


hidrolisis molekul ATP:

ATP + H2O  ADP + Pi +7 kcal/mol

Energi yang dihasilkan ini akan digunakan untuk:


 Kontraksi otot
 Transpor aktif pada membran sel
 Sintesis molekul organik
2.4 Transfer Energy Ke ATP
Beberapa mekanisme transfer energi yang didapat dari pemecahan glukosa ke
molekul ATP adalah:
a. Glikolisis
b. Siklus Kreb
c. Fosforilasi oksidasi

Hubungan antara ketiga mekanisme transfer energi ini diperlihatkan


pada. gambar 3.6, yaitu output glikolisis merupakan input bagi siklus Kreb dan
fosforilasi oksidasi, sedangkan output siklus Kreb merupakan input bagi
fosforilasi oksidasi.

1. Glikolisis
Glikolisis berlangsung pada sitoplasma. Dalam lingkungan aerob, reaksi
yang terjadi adalah:

Glukosa → 2 Asam piruvat + 2 ATP + 2 Koenzim-2

H ATP : Adenosine triposphate


Koenzim-2H : Ikatan senyawa koenzim dengan 2 atom H

Transfer energi dari glukosa di sini berlangsung dari glukosa ke ATP


dan koenzim-2H. Koenzim-2H merupakan reaktan utama bagi fosforilasi
oksidasi. Dalam lingkungan anaerob, pemecahan glukosa menghasilkan:

Glukosa → Asam laktat + ATP


2. Siklus Kreb
Siklus Kreb berlangsung dalam mitokhondria. Asam piruvat yang dihasilkan
oleh glikolisis pada lingkungan aerob mengalami pemecahan lebih lanjut:
2 Asam piruvat → 2 asetil koenzim A + 2 CO2 + 2 Koenzim-2H
Asetil koenzim A ini merupakan input bagi siklus Kreb. Selain
merupakan hasil akhir glikolisis, asetil koenzim A untuk siklus Kreb
diperoleh juga dari hasil pemecahan lemak dan protein.

Siklus Kreb menghasilkan energi dalam bentuk ATP dan koenzim-2H.


3. Fosforilasi Oksidasi
Fosforilasi oksidasi merupakan sumber utama penghasil ATP, berlangsung
dalam mitokhondria. Input fosforilasi oksidasi (koenzim-2H) diperoleh dari
output glikolisis dan siklus Kreb (gambar 3.9).

Secara keseluruhan, sebagai hasil akhir dari pemecahan 1 mol


glukosa diperoleh:

Glukosa + 6 O2 + 38 ADP + 38 Pi → 6 CO2 + 6 H2O + 38 ATP


ADP : Adenosine Diphosphat
Pi : Inorganic phosphate
2.4 Metabolisme Karbohidrat, Lemak,dan Protein
Sumber utama energi untuk kebutuhan tubuh diperoleh dari karbohidrat
melalui proses glikolisis, siklus Kreb, dan fosforilasi oksidasi yang telah
dibahas. Walaupun demikian, sebagian energi yang tidak dominan juga
diperoleh dari protein dan lemak dalam mekanisme yang terkait dengan
glikolisis, siklus Kreb, dan fosforilasi oksidasi tersebut .
Tampak bahwa pemecahan protein menghasilkan asam amino, yang dengan
konversi lebih lanjut menjadi asam piruvat dan produk-produk lain yang akan
memasuki siklus Kreb. Sedangkan lemak akan menghasilkan pemecahan sebagai
berikut:
Lemak ↔ gliserol + asam lemak
Gliserol yang memiliki struktur kimia hampir sama dengan glukosa dapat
langsung memasuki reaksi glikolisis, asam lemak akan mengalami konversi
menjadi asetil koenzim A, yang selanjutnya akan memasuki siklus Kreb.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sel merupakan satuan unit terkecil makhluk hidup. Sel memiliki sifat
istimewa, yaitu dapat membuat duplikatnya sendiri dengan jalan membelah.
Bentuk kehidupan yang paling sederhana berupa sel-sel tunggal.
2. Organel-organel sel terdiri dari membrane, nucleus, ribosom, badan golgi,
peroksisom, lisosom, plastida, vakuola dan dinding sel.
Tabel perbedaan organel sel:

3. Ada berbagai cara perpindahan molekul antara lain dengan cara difusi,
osmosis, atau transpor aktif. Cara difusi dan cara osmosis tidak
membutuhkan energi, sedangkan cara transpor aktif membutuhkan
energi. Sebagian partikel diangkut melintasi membran dengan cara
transpor aktif, yaitu dengan melibatkan sejumlah energi untuk
pemindahan partikel dari larutan yang konsentrasinya lebih rendah
(hipotonis). Transpor aktif juga dilakukan jika membran memiliki tingkat
permeabilitas yang sangat rendah terhadap partikel tertentu.
4. Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang terjadi secara serentak di
seluruh tubuh, terdiri atas anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah
sintesis (pembentukan) molekul organik yang menyerap (membutuhkan
energi), sedangkan katabolisme adalah pemecahan molekul organik yang
menghasilkan energi.
5. Beberapa mekanisme transfer energi yang didapat dari pemecahan glukosa
ke molekul ATP adalah:
a. Glikolisis
b. Siklus Kreb
c. Fosforilasi oksidasi
6. Tabel metabolism karbohidrat, lemak dan protein
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga membaca materi yang
berkaitan pada referensi lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000. Biologi Edisi 8. Jakarta: Erlangga
Campbell. 2002. Biologi Edisi 1. Jakarta: Erlangga
Yuwano, T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga
Waluyo, joko dan Dwi Wahyuni. 2020. Biologi Dasar. DIY: TRUSSMEDIA

Anda mungkin juga menyukai