Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEL DAN ZAT HIDUP SEBAGAI RUANG LINGKUP BIOKIMIA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Biokimia”
Dosen Pengampu: Bapak Nasrul Hakim, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Kelas A

1. Ayu Widia Zulvianti (2001080007)


2. Dimas Ario Setiawan (2001082003)

TADRIS PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MERO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “SEL DAN ZAT HIDUP SEBAGAI RUANG LINGKUP
BIOKIMIA”  yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Biokimia pada
semester ketiga.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan apa saja ciri0ciri dari zat hidup,
kemudian beran biokimia dalam zat hidup tersebut. Setelah itu kami akan
menjelaskan poin utamanya yaitu sel sebagai unit terkecil struktural dan
fungsional penyusun kehidupan, dilanjutkan dengan struktur dan fungsinya serta
organisasi molekul dalam sel

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan


masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Bapak Nasrul Hakim, M.Pd selaku dosen
pembimbing kami yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini makin bertambah dan hal itu
sangat bermanfaat bagi penyusunan skripsi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian semoga dengan adanya makalah ini dapat
membantu para mahasiswa dalam menjalankan kegiatan belajar dan mengajar
perkuliahan. Khususnya di mata kuliah Biokimia. Akhir kata kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat
membangun akan kami terima dengan senang hati.

Mesuji, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Ciri-ciri Zat Hidup......................................................................... 3

B. Biokimia Dalam Zat Hidup........................................................... 6

C. Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan ......................................... 7

D. Struktur Dasar Sel Dan Fungsi Sel.............................................. 9

E. Organisasi Molekul Dalam Sel...................................................... 15

BAB III PENUTUP......................................................................................... 17

A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran.............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

LAMPIRAN ................................................................................................... 18

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Benda Hidup dan Benda Mati........................................... 5


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sel .................................................................................................. 8

Gambar 2. Struktur dan Bagian-bagian Pada Sel ............................................ 11

Gambar 3. Sebuah Nukleotida terdiri dari Gugus Fosfat, bagian

Deoksiribosa dan Basa Purin (Sitosin)............................................................. 16

Gambar 4. Hierarki dalam Organisasi Molekuler dalam Sel............................ 16


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sangat mudah mengatakan apakah sesuatu yang kita lihat
makhluk hidup atau bukan. Bagaimanakah biokimia menjelaskannya?
Termasuk kelompok ilmu apakah biokimia? Biokimia merupakan kelompok
ilmu murni. Biokimia merupakan jembatan antara kimia dan biologi.
Biokimia secara sederhana dapat didefinisikan sebagai ‘kimia dari
kehidupan’ (Biochemistry is chemistry of life) yaitu ilmu yang mempelajari
reaksi pada makhluk hidup. Biokimia merupakan disiplin ilmu yang
menggunakan prinsip bahasa kimia untuk menjelaskan makhluk hidup.

Dengan kata lain, biokimia ilmu yang berhubungan dengan berbagai


molekul di dalam sel atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi
kimianya. Jadi sebelum memahami lebih dalam disiplin ilmu yang
menjembatani kimia dengan biologi, kita harus faham dasar utama dari
biologi atau ilmu kehidupan tersebut. Dimulai dari sel sebagai unit terkecil
struktural dan fungsional yang menyusun tubuh makhluk ataupun zat hidup.

Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya


secara struktural dan fungsional sangat berpengaruh terhadap kepribadian
dan tingkah laku dari masing – masing makhluk hidup. Seluruh makhluk
hidup tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk
menjalankan proses hidup seperti bergerak, memperbanyak diri atau
bereproduksi, beradaptasi atau merespon terhadap perubahan lingkungan.
Proses hidup tersebutlah yang menunjang berlangsungnya kehidupan pada
organisme yang disusun oleh sel tersebut. Dengan demikian, semua aspek
dari sistem kehidupan organisme bisa dipelajari dengan mengkaji proses
hidup yang terjadi pada tingkat sel.
Di dalam sel hidup organisme, zat tersebut bercampur, bereaksi, dan
berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu susunan yang rumit
tetapi terorganisasi dengan rapih. Hal tersebutlah yang mengakibatkan
organisme menjadi rangkaian rumit dan menakjubkan dari berbagai
senyawa kimia yang secara tetap berperan dalam sederetan reaksi kimia
yang saling berkaitan. Kenyataan bahwa ilmu biokimia memungkinkan kita
menata kerumitan ini ke dalam sejumlah pola yang dapat dipahami
merupakan daya tarik yang besar dalam mempelajari ilmu biokimia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri dari zat hidup?
2. Apa saja peran biokimia dalam zat hidup?
3. Apa yang dimaksud dengan sel sebagai unit terkecil kehidupan?
4. Apa saja struktur dasar sel dan fungsi sel?
5. Bagaimana organisasi molekul dalam sel?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja ciri-ciri dari zat hidup.
2. Mengetahui apa saja peran biokimia dalam zat hidup.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sel sebagai unit terkecil
kehidupan.
4. Mengetahui apa saja struktur dasar sel dan fungsi sel.
5. Mengetahui bagaimana organisasi molekul dalam sel.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Zat Hidup1
Dalam biologi, hidup merupakan ukuran kualitatif dan kuantitatif
mengenai semua organisme fungsional, tidak termasuk virus, di mana proses
biologis berlangsung secara terus-menerus. Berbagai macam organisme hidup
dengan ragam bentuk kehidupan tersebar di lapisan biosfer bumi. Sifat umum
yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik tumbuhan, hewan, jamur,
protista, maupun bakteri, adalah dibangun oleh sel yang berbasiskan unsur
karbon (C) dan air (H2O) dengan sistem pengorganisasian yang tidak
sederhana dan memiliki kemampuan untuk menurunkan sifat genetiknya dari
generasi ke generasi. Mereka melakukan metabolisme, memelihara
hemostatis, memiliki kemampuan untuk tumbuh, tanggap terhadap
rangsangan, bereproduksi, dan dapat beradaptasi terhadap lingkungannya
seleksi alam. Organisme hidup yang lebih kompleks memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan berbagai cara dan bentuk.

Para saintis berusaha untuk mendapatkan definisi mengenai hidup


yang sekiranya dapat diberlakukan untuk semua disiplin ilmu, namun hal itu
sulit diperoleh karena masing-masing disiplin memiliki pandangan dan
kepentingan yang berbeda, misalnya para geolog dapat memandang bumi ini
hidup dengan gerakan lempeng buminya, sedangkan agamawan lebih banyak
memandang hidup sebagai kebalikan dari mati dan ada hidup lain setelah
mati, sehingga akan berbeda batasan hidup di dunia dengan hidup di alam
akhirat setelah mati tersebut. Oleh karena itu, menurut pandangan biologi
diperoleh kesepakatan bahwa hidup memiliki fenomena berikut, seluruhnya
atau sebagian:
1. Hemostatis

1
Rahmad Setiadi, dkk., “Biokimia. In: Pengantar Biokimia”,(Jakarta : Universitas
Terbuka 2014), h.7-9.

3
Kemampuan dalam mengatur atau mengendalikan keadaan internal yang
stabil, misalnya keadaan konsentrasi elektrolit, keseimbangan asam-basa,
atau pengeluaran keringat untuk mengatasi kepanasan. Keadaan stabil
tersebut sebenarnya merupakan keadaan lingkungan internal yang secara
mikro bersifat dinamik, senantiasa berproses untuk mempertahankan
kestabilan, misalnya untuk mempertahankan suhu tubuh, organisme
memerlukan energi yang diperoleh melalui proses metabolisme.
2. Organisasi
Organisme memiliki struktur yang terorganisasi, baik organisme yang
terdiri dari satu sel atau banyak sel (multiseluler), di mana sel merupakan
kesatuan unit paling kecil. Multiseluler organisme memiliki organ-organ
tubuh, setiap organ terdiri dari jaringan, setiap jaringan dibangun oleh
sel-sel, setiap sel memiliki berbagai organel sel, organel-organel
memiliki struktur supramolekul, dan supramolekul dibentuk dari
makromolekul yang merupakan polimer dari molekul yang lebih
sederhana.
3. Metabolisme
Kemampuan melakukan transformasi energi dan materi dengan jalan
mengubah senyawa kimia dan energi menjadi komponen selular
(anabolisme) dan merombak bahan organik untuk memperoleh energi
(katabolisme). Organisme memerlukan energi untuk memelihara
organisasi internal seperti hemostatis dan melakukan hal-hal lain sebagai
fenomena yang berhubungan dengan hidup.
4. Tumbuh
Dengan memiliki kecepatan anabolisme lebih besar dari katabolisme,
organisme tumbuh sehingga seluruh bagian tubuhnya menjadi berukuran
lebih besar, bukan sekedar menjadi timbunan bahan organik.
5. Adaptasi
kemampuan untuk menyesuaikan diri terus-menerus sepanjang waktu
terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya. Kemampuan ini merupakan
hal yang fundamental dari proses evolusi dan ditentukan oleh sifat

4
turunan (hereditas) dan komposisi senyawa yang dimetabolismekan, serta
faktor eksternal yang dihadapi.
6. Responif
Kemampuan untuk tanggap (responsif) terhadap rangsang atau stimulus.
Respons yang muncul dapat beragam, mulai dari kontraksi yang
dilakukan organisme bersel tunggal terhadap kehadiran bahan kimia
asing di sekitarnya, sampai reaksi rumit yang melibatkan semua sistem
syaraf yang dilakukan oleh organisme tingkat tinggi. Bentuk respons juga
beragam, dapat berupa gerak merunduk seperti yang dilakukan daun putri
malu saat disentuh, daun tumbuhan yang menghadap arah datangnya
sinar matahari, sampai lari terbirit-birit yang dilakukan seseorang karena
dikejar anjing!
7. Reproduksi
Kemampuan untuk berkembang biak, memperbanyak turunannya, baik
secara aseksual dari satu induk tunggal secara vegetatif, maupun secara
seksual dari sedikitnya dua organisme induk melalui perkawinan.

Namun demikian, organisme hidup mempunyai sifat-sifat khusus yang


tidak diperlihatkan pada benda mati, dan berikut adalah perbedaannya.

No Benda Hidup Benda mati


Terdisi dari campuran
Kompleks dan terorganisasi
1. acak dari senyawa kimia
dengan baik
yang sederhana.
Senyawa-senyawa
Mempunyai fungsi atau penyusunnya kebetulan
2.
tujuan tertentu saja berada pada benda
tersebut
Mempunyai untuk
mengambil energi dari Ernergi yang diserap
sekelilingnya, mengubah akan menyebabkan
dan menggunakan energi berkurangnya
3.
tersebut untuk kemantapan zat tersebut
mempertahankan struktur sehingga dapat terjadi
organisasi komponen proses penguraian
(molekul) penyusunnya.
Memiliki kemampuan Tidak dapat mereplikasi
4.
mereplikasi diri diri

5
Tabel 1. Perbedaan Benda Hidup dan Benda Mati

5
B. Biokimia Dalam Zat Hidup2
Selama pertengahan abad ke dua puluh, riset biokimia yang
dilakukan secara paralel mempelajari perombakan glukosa di dalam sel ragi
dan sel otot hewan, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peristiwa kimia
yang sama di dalam kedua macam sel yang sangat berbeda tersebut;
perombakan glukosa di dalam sel ragi dan sel otot melibatkan sepuluh macam
senyawa antara yang sama. Studi selanjutnya mengenai proses biokimia di
dalam organisme yang berbeda menunjukkan apa yang telah ditemukan
tersebut ternyata berlaku umum sebagaimana Jacques Monod menyimpulkan:
”Apa yang benar untuk E. coli maka benar pula untuk gajah.” Bahwa semua
organisme sebagaimana yang dipahami saat ini merupakan hasil evolusi dari
sesuatu yang sama, di antaranya didasarkan pada keuniversalan hasil
observasi mengenai senyawa antara dan transformasinya tersebut.

Hanya 30 dari 90 macam unsur yang ada merupakan unsur esensial


bagi organisme. Kebanyakan unsur yang terdapat dalam zat hidup memiliki
nomor atom kecil, hanya lima unsur yang memiliki nomor atom di atas
selenium (No. 34). Empat unsur yang paling besar dalam jumlah
persentasenya di dalam organisme hidup adalah hidrogen, oksigen, nitrogen,
dan karbon yang secara keseluruhan menjadikan lebih dari 99% massa sel
pada umumnya. Unsur-unsur tersebut adalah unsur teringan yang dapat
membentuk ikatan kovalen sebanyak satu, dua, tiga, dan empat buah. Secara
umum, unsur teringan membentuk ikatan terkuat. Unsur-unsur transisi (unsur
golongan B dalam sistem periodik unsur-unsur) biasanya terdapat dalam
jumlah sangat kecil, tetapi keberadaannya sangat penting sehingga merupakan
unsur esensial bagi organisme. Unsur-unsur tersebut pada umumnya
diperlukan untuk membantu fungsi kerja protein tertentu, seperti di antaranya
kerja enzim. Sebagai contoh, kapasitas angkut oksigen dari molekul

2
Rahmad Setiadi, dkk., “Biokimia. In: Pengantar Biokimia”,(Jakarta : Universitas
Terbuka 2014), h.9.

6
hemoglobin tergantung pada empat buah atom besi, yang notabene persentase
massanya hanya 0,3% dari massa molekul hemoglobin.

6
Jadi di dalam biokimia kita mempelajari proses biokimia yang terjadi
dalam zat hidup. Jadi semua hukum kimia dan fisika yang berlaku dalam
proses kimia juga berlaku dalam zat hidup (proses biologi mengikuti prinsip
kimia dan fisika). Biologi adalah kimia, dengan pengertian bahwa biologi
bukanlah cabang ilmu kimia, seperti kimia organik, kimia anorganik, ataupun
kimia fisika.

Di sini molekul kimia yang terdapat dalam zat hidup itu tidak hanya
bercampur dan bereaksi membentuk biomolekul dan berbagai komponen zat
hidup lainnya, akan tetapi juga mengadakan interaksi satu dengan yang
lainnya mengikuti prinsip lain dari hukum kimia dan fisika yang telah kita
kenal. Prinsip ini disebut prinsip azas logika molekul zat hidup (Principles of
molecular logic of living state).3

C. Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan


Sel merupakan unit (satuan,zarah) terkecil dari makhluk hidup yang
dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah
tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang dapat
berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan, seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel dan
peka terhadap rangsangan.

Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang


dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel

3
Tatang S Julianto, “ Biokimia : Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an”,
(Yogyakarta : Deepublish Budi Utama 2015), h.7.

7
Gambar 1. Sel

Secara struktural, tubuh makhluk hidup tersusun dari sel-sel sehingga


sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh
makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya
berfungsi. Jadi, kegiatan tiap-tiap sel itulah yang membetuk organisme. Oleh
karna itu, sel disebut juga sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Semua
sel makhluk hidup mampu berkembang biak untuk memperbanyak diri.
Perkembangbiakan itu dilakukan melalui pembelahan sel. Pembelahan sel
dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organisme
bersel banyak.

Menurut Robert Hooke (1665) melakukan pengamatan terhadap


sayatan gabus menggunakan mikroskop. Hooke melihat adanya ruangan-
ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruangan-ruangn kecil itu
bernama sel. Ahli fisika jerman Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel
berasal dari sel yang ada sebelumnya. Theodor Schwann (1839) ahli fisiologi
jerman mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun dari sel.4

Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis).


Selain itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat
makhluk hidup, maka sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada
4
Rahmadina, “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”, (Medan : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara 2020),h.9.

8
keturunannya. Sel itu terdiri dari beberapa bagian, dan bagian-bagian
sel inilah yang dinamakan dengan struktur sel. Struktur sel ada membran sel,
dinding sel, dan protoplasma. Di protoplasma terbagi lagi menjadi 3 bagian,
yaitu nukleus, sitoplasma, dan sitoskeleton.

Sel dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu eukariot dan prokariot. Tipe sel
eukariot merupakan sel yang memiliki membran inti sel. Sementara prokariot
dikenal sebagai sel yang tidak memiliki membran inti. Sel merupakan unit
(satuan, zarah) terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak dapat dibagi-
bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang dapat berdiri sendiri. Oleh
karena itu, sel disebut juga sebagai satuan fungsional makhluk hidup.5

D. Struktur Dasar Sel dan Fungsinya6


Keberadaan biomolekul di dalam sel zat hidup, bukan saja sebagai
penyusun struktural dari sel, melainkan juga merupakan komponen sel untuk
menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Di antara biomolekul tersebut, protein,
asam nukleat, polisakarida, dan lipid merupakan biomolekul utama dengan
fungsi masing-masing berbeda seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Protein
Merupakan fraksi terbesar dari sel (selain air) dan merupakan
polimer dari asam amino. Selain memiliki fungsi struktural,
beberapa protein memiliki kemampuan tertentu, di antaranya
sebagai katalis (zat yang dapat mempercepat reaksi) berupa
enzim-enzim, hormon yang memiliki fungsi sebagai pengendali
proses, sebagai zat antibodi untuk mempertahankan tubuh
terhadap zat asing yang masuk ke dalam tubuh (antigen),
sebagai molekul pengangkut senyawa tertentu dari dan ke
dalam sel seperti di antaranya hemoglobin yang berperan dalam
5
Rahmadina, “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”, (Medan : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara 2020),h.2.
6
Rahmadina, “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”, (Medan : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara 2020),h.56-58

9
pengangkutan oksigen dan karbondioksida, dan beberapa
protein merupakan racun seperti yang dimiliki hewan
penyengat atau ular berbisa.
2. Asam Nukleat
Asam nukleat, DNA (Deoxy Nucleic Acid) dan RNA
(Ribonucleic Acid) merupakan polimer dari nukleotida. Asam
nukleat berperan dalam menyimpan informasi genetik dan
menjadi ”blue print” sintesis protein. Dengan DNA dan RNA
inilah sifat-sifat organisme dipertahankan dan diwariskan dari
generasi ke generasi sehingga eksistensi spesies dapat
dipertahankan. Beberapa RNA berperan sebagai komponen
struktural komplek supramolekul.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida, di
antaranya glukosa dan fruktosa. Polisakarida memiliki dua
fungsi utama, yaitu sebagai sumber energi dan sebagai
komponen struktural dinding sel bagian luar yang dapat
menjadi sisi pengikatan untuk protein tertentu. Oligosakarida
(polimer yang terdiri dari beberapa monosakarida) terikat pada
protein atau lipid di permukaan sel bagian luar dan berperan
dalam sistem signal antar sel.
4. Lipid
Lipid merupakan turunan hidrokarbon yang memiliki sifat
seperti minyak, tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
non polar seperti kloroform, benzena, atau karbontetraklorida.
Berbeda dengan protein dan polisakarida, lipid merupakan
biomolekul yang tidak dikelompokkan sebagai makromolekul.
Walaupun demikian, banyak molekul lipid yang dapat
membentuk gumpalan besar tanpa melalui ikatan kovalen
sehingga membentuk gumpalan berukuran sangat besar. Selain
sebagai cadangan energi, lipid berperan dalam membangun

10
struktur sel dan komponennya. Membran sel dibangun oleh
agregat lipid dan protein yang terikat secara non kovalen.

Secara umum struktur sel dapat di bagi menjadi 3 bagian yakni


membran sel, inti sel dan sitoplasma. Setiap bagian sel tumbuhan memiliki
fungsi yang berbeda-beda.7

Gambar 2. Struktul Sel dan Bagian-bagiannya


1. Membran Sel / Membran Plasma
Bagian pertama dari sel adalah membran sel atau membran
plasma. Membran sel ini merupakan selaput yang terletak paling luar dan
tersusun dari senyawa kimia lipoprotein (gabungan senyawa lemak atau
lipid dengan senyawa protein). Membran sel ini juga bisa disebut dengan
nama membran plasma atau selaput plasma. Membran plasma terdiri atas
susunan-susunan molekul protein, lapisan senywa lemak (fosfolipid), air,
karbohidrat dan sedikit kolesterol.
Setiap lapisan senyawa lemak terdiri atas fosfat dan lipid. Gugus
lipid dari fosfolipid bersifat tidak menyukai air atau hidrofobik,
sedangkan gugus fosfat bersifat menyukai air atau hidrolifik.Gugus lipid
sering dinamakan ekor, sedangkan gugus fosfat dinamakan kepala. Setiap

7
Rahmadina, “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”, (Medan : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara 2020),h.56-58

11
fosfolipid akan saling berpasangan sehingga membentuk dua
lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan. Molekul-molekul
protein dari membrane sel terbagi menjadi dua, yaitu protein integral
(intrinsik) dan protein perifer (ekstrinsik).
Protein integral ialah protein yang letaknya hanya menembus
lapisan lipid, sedangkan protein porifera hanya menempel pada
permukaan fosfolipid. Struktur membrane sel dikemukakan oleh dua
orang ilmua terkenal yakni Jonathan Singer dan Garth Nicolson menjadi
teori mosaic cair (fluid mosaic model). Adanya struktur demikian yang
cukup kompleks maka membrane sel memiliki beberapa macam fungsi,
yakni sebagai berikut;
a. Membentuk suatu batas yang fleksibel (tidak mudah robek) antara
isi sel dan luar sel.
b. Membungkus dan melindungi isi sel.
c. Menyeleksi zat-zat apa saja yang bisa masuk ke dalam sel dan apa
yang harus keluar dari sel. Dengan kata lain, membran sel dapat
dilalui oleh zat-zat tertentu. Sifat membran sel ini dinamakan
selektif permeable.
2. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel (nukleus) adalah organel pertama yang diteliti oleh
ilmuwan. Nukleus memiliki strktur dengan bentuk bulat letaknya pada
tengah-tengah sel. Nukleus merupakan bagian yang penting bagi
kehidupan sel karena nukleus mengendalikan semua aktivitas sel.
Nukleus dibatasi dengan dua lapis membran yang dinamakan membran
inti.Membran inti mempunyai struktur yang menyerupai membran sel.
Membran inti mempunyai pori-pori yang hanya dapat dilewati oleh
substansi/zat tertentu. Fungsi membran inti adalah melindungi inti sel
dan menjadi tempat antara materi inti dan sitoplasma melakukan
pertukaran zat. Inti sel memiliki bagian- bagian di dalamnya, seperti
berikut ini:
a. Cairan Inti (Nukleoplasma)

12
Cairan inti adalah cairan dengan tekstur kental mirip jeli.Cairan
inti memiliki kandungan senyawa kimia yang kompleks. Selain itu,
cairan inti mengandung ion,protein,enzim,dan nukleotida.
b. Anak Inti (Nukleolus)
Anak inti adalah sebuah struktur yang berbentuk bulat yang
terdiri atas butiran-butiran dan filamen. Secara kimiawi, penyusun
anak inti terdiri atas protein, DNA dan RNA, Nukleolus, memiliki
fungsi dalam proses pembentukan ribosom.
c. Kromatin
Kromatin adalah struktur berbentuk benang-benang halus terdiri
atas DNA (deoxyribonucleic acid). DNA adalah bahan atau substansi
genetik pada suatu organisme. Pada waktu proses pembelahan sel,
kromatin akan menjadi pendek dan melingkar membentuk
kromosom.
3. Sitoplasma
Substansi sel yang tidak hidup. Di dalam sitoplasma
berlangsung beberapa sistem metabolisme sel, layaknya sintesis protein
dan respirasi sel. Pada sitoplasma ada organel-organel di dalam cairan
kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) melayang-layang yang
disebut matriks. Organel banyak melakukan fungsi kehidupan layaknya
penyimpanan, sintesis bahan, reaksi terhadap rangsang, dan juga respirasi
(perombakan). Sebagian besar proses pada sitoplasma diatur secara
enzimatik. Organel sel adalah benda-benda yang terdapat di dalam
sitoplasma dan berbentuk hidup dan juga menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan. Organel Sel tersebut antara lain; badan golgi, ribosom,
mitokondria, retikulum endoplasma, lisosom, sentrosom, vakuola,
mikrotubulus, mikrofilamen, plastida, dan peroksisom.
4. Ribosom (ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan
kecil, tersedia yang melekat selama retikulum endoplasma dan tersedia

13
pula yang soliter atau bebas. Ribosom merupakan organel sel terkecil di
didalam sel. Ribosom berfungsi sebagai daerah berlangsungnya sintesis

13
protein. Di dalam sitoplasma, ribosom tersedia yang melekat
terhadap retikulum endoplasma dan tersedia yang bebas. Ribosom yang
melekat terhadap retikulum endoplasma berfungsi menyintesis protein-
protein untuk disekresikan ke luar sel. Adapun ribosom yang bebas
berfungsi menyintesis protein untuk keperluan sel itu sendiri.
5. Retikulum endoplasma (RE)
Adalah organel yang terdiri atas membran-membran yang
memiliki model paralel. RE memiliki sisterna (rongga-rongga) yang
berbentuk pipih dan tubulus. Sisterna menghubungkan membran inti
bersama membran sel. Dikenal dua model retikulum endoplasma, yaitu:
a. Retikulum endoplasma kasar. RE kasar disebabkan di permukaan
sitoplasmik membran ribosom menonjol.
b. Retikulum endoplasma halus. RE halus diberi nama demikian
dikarenakan permukaan sitoplasmanya tidak mempunyai
ribosom. Fungsinya tak hanya sebagai daerah perlekatan ribosom,
juga berfungsi memperkaya senyawa protein hasil sintesis
ribosom yang melekat di permukaan membrannya dan juga
transpor zat didalam sel.
6. Mitokondria
Mitokondria mengandung enzim yang mampu melepas kekuatan
didalam bentuk makanan terhadap sistem respirasi sel. Oleh karenanya
itu, mitokondria kerap disebut sebagai “power house” atau “pabrik
energi” dari sel. Mitokondria memiliki membran dua lapis, yakni
membran di dalam dan membran luar. Membran di dalam mitokondria
berbentuk lipatan yang disebut krista. Sementara membran di luar
membatasi mitokondria dan sitoplasma.
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang
menghasilkan banyak kekuatan ATP. Respirasi merupakan sistem
perombakan atau katabolisme untuk membuahkan kekuatan atau tenaga
bagi berlangsungnya sistem hidup, olehnya itu mitokondria diberi
julukan the power house (pembangkit tenaga) bagi sel.

14
7. Badan golgi (apparatus golgi)

14
Pada 1898, seorang pakar biologi berkebangsaan Itali, Camillo
Golgi, mendapatkan suatu organel yang tersusun atas tumpukan kantung
pipih. Organel tersebut lantas diberi nama badan Golgi. Badan Golgi
akan membentuk kantong(vesikula) yang mengandung zat-zat yang
dihasilkan oleh RE kasar dan RE halus ke membran sel. Badan golgi
terkait bersama fungsi menyortir dan mengirim produk sel. Badan golgi
kebanyakan berjumlah banyak dan berperan penting di dalam sel-sel
yang secara aktif terlibat didalam sekresi. Organel ini banyak dijumpai
terhadap organ tubuh yang melakukan faedah ekskresi, bila ginjal.
8. Lisosom
Vesikula sebagian diantaranya yang berasal dari badan golgi
selalu ada pada sitoplasma. Selanjutnya vesikula dinamakan lisosom,
yakni organel yang memiliki bentuk bulat atau oval yang dilapisi oleh
membran. Lisosom mempunyai kandungan enzim yang dapat mencerna
protein, fosfolipid polisakarida, dan lipid. Selain itu, lisosom berfungsi
mencerna dan menguraikan organel sel yang tua atau telah mengalami
kerusakan.8
E. Organisasi Molekul Dalam Sel9
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa zat hidup mempunyai sifat
terorganisasi sangat tinggi. Organisme bersel banyak dapat memiliki sejumlah
organ tubuh yang dibangun oleh jaringan otot yang merupakan kumpulan sel-
sel. Setiap sel dapat dibagi ke dalam beberapa bagian yang terdiri dari inti sel,
membran sel, dan plasma sel yang di dalamnya terdapat berbagai macam
organel. Telah disampaikan pula bahwa organel dibangun oleh struktur
kompleks supramolekul. Setiap supramolekul dibangun oleh makromolekul
yang merupakan polimer dari sejumlah subunit monomernya. Unit monomer
ini dapat berupa sebuah molekul yang memiliki struktur dan sifat tertentu
seperti polisakarida yang memiliki unit monomer berupa monosakarida, dapat
pula berupa gabungan dari beberapa molekul yang lebih sederhana seperti
8
Rahmadina, “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”, (Medan : Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara 2020),h.58
9
Rahmad Setiadi, dkk., “Biokimia. In: Pengantar Biokimia”,(Jakarta : Universitas
Terbuka 2014), h.

15
nukleotida yang terdiri dari monosakarida, basa purin atau pirimidin,
dan gugus fosfat.

Gambar 3. Sebuah Nukleotida terdiri dari Gugus Fosfat, bagian


Deoksiribosa, dan Basa Purin (Sitosin)

Gambar 4. Hierarki dalam Organisasi Molekuler dalam Sel.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Biokimia ilmu yang berhubungan dengan berbagai molekul di dalam sel
atau organisme hidup sekaligus dengan reaksi kimianya.
2. Zat hidup adalah organisme melakukan metabolisme, memelihara
hemostatis, memiliki kemampuan untuk tumbuh, tanggap terhadap
rangsangan, bereproduksi, dan dapat beradaptasi terhadap
lingkungannya seleksi alam.
3. Di dalam biokimia kita mempelajari proses biokimia yang terjadi dalam
zat hidup. Jadi semua hukum kimia dan fisika yang berlaku dalam
proses kimia juga berlaku dalam zat hidup (proses biologi mengikuti
prinsip kimia dan fisika).
4. Sel disebut juga sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Semua sel
makhluk hidup mampu berkembang biak untuk memperbanyak diri.
5. Sel dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu eukariot dan prokariot. Tipe sel
eukariot merupakan sel yang memiliki membran inti sel dan organel.
Sementara prokariot dikenal sebagai sel yang tidak memiliki membran
inti dan organel.
6. Organisme bersel banyak dapat memiliki sejumlah organ tubuh yang
dibangun oleh jaringan otot yang merupakan kumpulan sel-sel. Setiap
sel dapat dibagi ke dalam beberapa bagian yang terdiri dari inti sel,
membran sel, dan plasma sel yang di dalamnya terdapat berbagai
macam organel.
B. Saran
Sebagai mahasiswa jurusan biologi, materi mengenai sel dan zat hidup
sebagai ruang lingkup biokima seharusnya menjadi materi yg bisa selalu
diingat. Karena materi ini adalah materi dasar yang akan menuntun kita ke
keilmuan yang lebih tinggi tingkatnya nanti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi Rahmat, Jamaludin, Rumanta, Maman, Ratnaningsih, Anna dan Rahayu.


2014.  “Biokimia”. In: Pengantar Biokimia. Universitas Terbuka,
Jakarta, pp. 1-42. ISBN 9789790116450
Julianto S Tatang. 2015. “Biokimia : Biomolekul dalam Perspektif Al-Qur’an”.
Yogyakarta. Deepublish Budi Utama.
Rahmadina. 2020. “Biosel dan Peranannya dalam Kehidupan”. Medan.
Universitas Islam Negeri Sumateran Utara.

LAMPIRAN
Link website yang diakses selama penyusunan makalah :
https://roboguru.ruangguru.com/question/jelaskan-mengapa-sel-dikatakan-satuan-
unit-terkecil-penyusun-tubuh-makhluk-hidup-_QU-EJ6MU3N0
http://repository.ut.ac.id/4317/
https://www.erlangga.co.id/materi-belajar/sma/10678-pengertian-sel.html
https://www.primalangga.com/2017/07/Rangkuman-Materi-BiologI-sel.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai