Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH HISTOLOGI VETERINER

SITOLOGI

Oleh :

1. I Ketut Gde Adilio Gutteres (1709511109/B)


2. Made Ade Pranatawan (1809511110/B)
3. Ni Putu Surya Wiratnyani (2109511038/B)
4. Laela Rahmatina (2109511039/B)
5. Ni Komang Sri Ratih (2109511040/B)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Sitologi mata
kuliah Histologi Veteriner dengan baik dan tepat waktu.

Adapun penyusunan makalah ini dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Histologi Veteriner.

Penyusun berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Histologi Veteriner


karena telah memberikan kami tugas sehingga menambah pengetahuan dan serta
membentuk kebersamaan dan sinergi dalam kelompok kami ini.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat.

Denpasar, 08 September 2021

Hormat kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I. Pendahuluan ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II. Pembahasan .......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Sel ......................................................................................... 3


2.2 Struktur Sel............................................................................................. 3
2.3 Proses Pembelahan Sel .......................................................................... 9

BAB III. Penutup .............................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 14


3.2 Saran ..................................................................................................... 14

Daftar Pustaka .................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sitologi berasal dari akar kata cytos yang artinya cel dan logos artinya ilmu pengetahuan.
Jadi sitologi berarti ilmu yang mempelajari tentang sel. Definisi sel adalah sel merupakan unit
struktural yang terkecil dari mahluk hidup yang terdiri dari segumpal protoplasma dan inti sel.
Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga pada tahun 1930
ditemukan mikroskop elektron. Definisi sel selanjutnya berbunyi “Sel adalah merupakan unit
struktural dan fungsional yang terkecil yang mampu hidup di dalam suatu lingkungan yang
mati.”
Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yanghanya1-10 mikron, ada
yang mncapai 30-40 mikron, bahkan ada yangbeberapa sentimeter. Didalam ukuran sangat
kecil bentuk yangbermacam-macam tersebut, sel memilki bagian-bagian sel yang memiliki
fungsi masing-masing. Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan saling ketergantungan.
Oleh karena itu sel di pandang dasar kehidupan mahkluk hidup.
Berdasarkan struktur internalnya, sel dibedakan atas dua golongan yaitu prokariotik dan
eukariotik. Pada sel prokariotik, senyawa genetik terdapat dalam satu badan inti atau badan
sebelum inti yang tidak dikelilingi membran. Sedangkan pada sel eukariotik yang terdapat
dalam semua sel hewan dan tumbuhan, inti sel yang amat kompleks dan telah jauh berkembang,
dikelilingi oleh selubung inti yang terdiri dari dua membran atau membran ganda yang
berdekatan. Kedua membran menyatu di sekitar pori-pori inti yang berdiameter kira-kira 90
nm sehingga berbagai senyawa antara inti sel dan sitoplasma terdapat pada berbagai organel
antara lain Retikulum Endoplasma (RE), Mitokondria, Lisosom, Ribosom dan Diktikosom
(Badan Golgi). Masing-masing organel ini dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai
struktur yang khas dalam jumlah yang bervariasi dengan fungsi tertentu di dalam Sitoplasma.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dari makalah sitologi ini yaitu :
1. Apa itu sel?
2. Bagaimana stuktur dan fungsi organel sel?

1
3. Bagaimana pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah sitologi ini adalah :
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sel.
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi organel sel.
3. Untuk mengetahui pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah sitologi ini adalah :
1. Bagi mahasiswa diharapkan mampu memahami lebih dalam mengenai sel, struktur dan
fungsi organel sel serta pembelahan sel secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
2. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih
mengenai sel.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel
Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau yang biasa disebut dengan
organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri daribanyak
tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun
atas lebih dari 10 sel. Namun, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil
pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikusberasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudahdibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing
berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan
kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot
jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari
sistem organ peredaran darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas
komponen-komponen yang disebut organel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001
sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang
ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1
sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan
kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan
mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel
pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan
mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun, teori sel sebagai unit kehidupan baru
dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann.
Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut biologi sel.

2.2 Struktur Sel


Di alam semesta ini kita mengenal 2 jenis sel bila dilihat struktur selnya (inti sel) yaitu :

3
1. Sel prokariota, tipe sel ini mempunyai inti tidak sejati atau tidak mempunyai inti. Di
dalam inti sel tidak ada/ada bagian-bagian sel yang tidak jelas. Tipe sel ini dapat
dijumpai pada sel bakteri atau sel darah merah (erytrocyt).
2. Sel Eukariota, sel ini mempunyai inti sel sejati. Contoh sel tanaman, sel mahluk
hidup tingkat tinggi
Struktur sel makhluk hidup secara umum terdiri dari :

a) Nukleus
Nucleus merupakan organel yang paling penting bagi kehidupan sel. Hal ini
dikarenakan nucleus merupakan pengendali seluruh aktivasi sel. Nucleus biasanya terletak
ditengah sel, berbentuk bulat atau oval, dan dilapisi oleh membrane ganda (dua lapis membran)
yang disebut membrane nucleus atau karioteka. Umumnya sel memiliki satu nucleus
(monokuleat) contohnya pada tumbuhan dan hewan. Sel yang memiliki dua nucleus (binukleat)
contohnya Paramaecium. Adapun sel yang mempunya nucleus banyak (polinukleat) pada sel
osteoblas.
Setiap nucleus tersusun oleh bagiab-bagian sebagai berikut.

1) Membrane nucleus merupakan Selaput ini merupakan bagian terluar dari inti sel yang
membatasi dengan sitoplasma
2) Nukleoplasma cairan inti (korion) yang bersifat transparan dan demi solid. Pada satat
pembelahan sel , benang kromatin menebal, memendek, dan menyerap zat warna.
Benang kromatin tersusun atas protein dan DNA
3) Nukleolus nerupakan anak inti yang tersusun atas fosfoprotein, DNA, dan enzim.
Nucleolus terbentuk pada saat transkripsi RNA.
Fungsi dari nucleus adalah sebagai berikut.

• Pengatur pembelahan sel


• Pengendali seluruh kegiatan sel
• Pembawa informasi genetic

b) Reticulum Endoplasma
Reticulum endoplasma merupakanj organel yang membentuk system membaran yang
berupa lipatan-lipatan dan tabung-tabung membrane yang tersebar diseluruh sitoplasma. Bila

4
terdapat siribosom melekat pada reticulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma
bergranuler kasar. Bila tidak terdapat ribosom, maka disebut reticulum agranuler/halus.
Adapun fungsi reticulum endoplasma adalah sebagai berikut.

• Mensintesis lemak dan kolesterol


• Menampung protein yang disintesis oleh ribrosom untuk disalurkan pada badan golgi
dan akhirnya dikeluarkan dari reticulum endoplasma.
• Transport molekul-molekul khusus dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain
• Menetralkan racun (detoksifikasi), contohnya reticulum yang ada di sel-sel hati.

c) Ribosom
Ribosom merupakan organel yang strukturnya paling kecil dan tersuspensi didalam
sitoplasma. Ribosom bentuknya agak bulat berdiameter 23mm dan demikian kecilnya hingga
hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop electron. Ribosom ada yang bebas adapula yang
menempel pada reticulum endoplasma. Ribosom tersusun atas dua subunit, yaitu subunit besar
dan subunit kecil yang keduanya tersusun atas protein dan RNA. Ribosom berperan dalam
proses sintesis protein.

d) Badan Golgi
Apparatus golgi dapat dijumpai pada hamper seluruh sel tumbuhan dan hewan. Organel
ini ditemukan oleh Camilo Golgi pada tahun 1898. Pada sel tumbuhan organel ini disebut
diktiosom. Badan golgi terdiri atas kantong-kantong pipih yang disebut sisterna. Kantong-
kantong ini bertumpuk dalam 4 – 8 lapisan. Bagian yang menghadap ke inti sel berbentuk
konkav.
Badan golgi dan reticulum endoplasma mempunyai hubungan yang sangat erat dalam
sekresi protein sel. Hasil sintesis protein akan ditampung di reticulum yang kemudian akan
disalurkan ke golgi. Golgi mereaksikan protein ini dengan glikosilat sehingga terbentuk
glikoprotein untuk dibawa keluar sel.Oleh karena gli ko protein tersebut akan di sekresikan
maka badan golgi disebut juga organel sekretori.
Selain hal di atas, kompleks golgi juga mempunyai peranan sebagai berikut.

• Tempat sintesis polisakarida seperti mucus, selulosa, hemiselulosa dan pectin


(penyusun dinding sel tumbuhan)
• Membentuk membrane plasma

5
• Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan seperti
protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak
• Membentuk akrosom, kuning telur, dan lisosom.

e) Lisosom
Lisosom berbentuk oval yang dikelilingi satu lapis membrane. Lisosom berasal dari
kata lyso (pencernaan) dan soma (tubuh). Organel ini dibentuk oleh apparatus golgi dengan
kandungan protein yang sangat banyak dan sejumlah enzim hidrolitik. Enzim yang mencerna
polisakarida, lipid, fosfolipid dan asam nukleat serta enzim pencernaan lainya.
Proses pencernaan oleh lisosom dapat berlangsung secara fagositosis ataupun
pinositosis. Bila terdapat sel yang rusak, lisosom akan mengeluarkan enzim-enzimnya ke
sitoplasma dna mencernakan isi sel, dengan demikian lisosom disebut pula “Paket Bunuh Diri”.
Secara rinci lisosom mempunyai fungsi sebagai berikut.

• Melakukan pencernaan intrasel


• Autofage, yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel
lain yang sudah tidak berfungsi lagi
• Eksitosis, yaitu pembebasan enzim keluar sel, contoh pada pergantian tulang rawan
pada perkembangan tulang keras, penetrasi sel telur oleh sperma
• Autolysis, yaitu penghancuran diri sel dgn membebaskan isi lisosom ke dalam sel.
Bila sel luka atau mati, lisosom membantu menghancurkannya. Pada waktu kecebong
berubah menjadi katak, sel-sel ekornya mengadakan autolysis dan secara bertahap
akan diserap. Sel-selnya akan mengalami kematian dan hasil penghancurannya
digunakan dalam pertumbuhan sel-sel baru katak
• Menghancurkan senyawa karsiogenik

f) Badan Mikro
Organel yang termasuk kedalam kelompok badan mikro adalah glioksisom, peroksisom
dan merupakan oraganel yang mempunyai membrane tunggal. Peroksisom terdapat pada sel
hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Dalam peroksisom terdapat enzim katalase
yang dapat menguraikan peroksida (H₂O ) yang bersifat racun menjadi air dan oksigen.
H₂O₂ Katalase H₂O + ½O₂

Selain berfungsi melindungi sel dari H₂O₂ , peroksisom juga berfungsi mengubah lemak
menjadio karbohidrat dan perubahan purin dalam sel. Biasanya terdapat didalam sel-sel biji

6
yang sedang berkecambah, dimana minyak dan lemak merupakan bahan bahan cadangan
makanan . enzim-enzim didalam glioksisom mengubah minyak dan lemak menjadi karbohidrat

g) Mitokondria
Mitokondria pertama kali ditemukan di dalam sel oleh ahli sel berkebangsaan Jerman,
R. Altmannn, pada tahu 1900. Di bawah mikroskop cahaya mitokondria terlihat sebagai butir
butir kecil , batang , atau benang , dan ukurannya yang sangat kecil menyebabkan mitokondria
sukar dilihat dengan mikroskop biasa.
Mitokondria mempunyai membrane rangkap, membrane luar licin, sedangkan
membrane dalam berlipat-lipat membentuk Krista untuk memperluas permukaan sehingga
dapat menyerapo oksigen lebih efektif. Krista-krista membatasi ruangan dalam mitokondria
yang disebut matrik. Mitokondria berfungsi untuk pernapasan sel dan sering disebut juga
sebagai penghasil tenaga.

h) Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan dan merupakan
organel yang mempunyai membrane ganda. Plastid digolongkan berdasarkan warna serta
fungsinya. Plastid yang tidak berwarna adalah leuklopas, fungsinya untuk menyimpan
cadangan makanan. Leuklopas yang berfungsi menyimpan amilum dinamakan amiloplas,
sedangkan yang berfungsi menyimpak lemak dinamakan elaioplas. Adapun leuklopas yang
berfungsi menyimpan protein disebut proteoplas.
Plastid yang berwarna disebut kromatofor yang dapat berupa kromoplas atau kloroplas.
Kromoplas merupakan plastid yang mengandung berbagai pigmen, contohnya fikosianin
sebagai pigmen warna biru, fikoeritrin sebagai pigmen warna merah, dan fukosantin sebagai
pigmen warna coklat. Mereka banyak terdapat pada organ bunga, buah, dan beberapa daun
pada jenis tumbuhan teretentu.
Kloroplas adalah plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil), enzim, serta
molekul-molekul lain yang berfungsi dalam fotosintesis. Kloroplas memiliki membrane ganda
yang menyelubungi suatu cairan yang disebut stroma. Stroma adalah suatu larutan yang kaya
enzim, DNA dan sejumlah ribosom. Di dalam stroma terjadi proses sintesa karbohidrat.
Pada stroma terdapat suatu system membrane berbentuk kantong-kantong pipih yang
disebut tilakoid (thylakos= kantong, eides= menyerupai). Pada tilakoid menempel butir-butir

7
klorofil. Beberapa tilakoid seringkali membentuk struktur bertumpuk yang disebut grana.
Masing-masing grana beerhubungan satu sama lainnya melalui suatu membrane yang disebut
integranal tilakoid.

i) Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas 3 jenis serabut yang berbeda yaitu, mikrofilamen,
mikrotubulus, dan filament intermediet
1. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertautan dan tipis. Mikrofilamen terdiri
atas protein aktin dengan diameter 7nm dan protein myosin yang berdiameter 15nm
mikrofilamen biasanya banyak terdapat pada sel-sel otot. Sel-sel otot dapat berkontraksi karena
adanya pergeseran dari kedua filament diatas.

2. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah rantai-rantai protein yang berbentuk silinder seperti pipa,
berdiameter 25nm. Mikrotubulus terdiri atas protein tubulin. Fungsi dari mikrotubulus adalah
pergerakan organel-organel seperti vesikel dan gerakan kromosom selama pembelahan sel.

3. Filament intermediet
Merupakan rangkaian molekul protein yang membentuk untaian yang saling melilit.
Filamin ini mempunyai 25nm. Disebut intermediet kaarena ukuranya diantar mikrofilamen dan
mikrotubulus.

j) Sentriol dan Sentrosom


Sentriol merupakan organel yang berperan dalam proses pembelahan sel yang mengatur
arah gerak kromosom. Strukturnya meliputi sekelompok mikrotubulus yang terdiri dari
Sembilan tripet yang membentuk satu kesatuan yang disebut sentrosom.
Sentrosom adalah bagian sitoplasma yang terlihat agak padat berbentuk bundar terletak
dekat nucleus. Didalam sentosom terdapat sepasang sentriol yang berkedudukan tegak lurus.
Sentriol bertindak sebagai pusat pengaturan pergerakan mitotic spindle (benang-benang
gelendong) sewaktu terjadi pembelahan sel
k) Vakuol

8
Merupakan organel sitoplasmik yang berisi cairan dan memiliki membrane yanghamper identik
dengan membrane sel. Pada sel tumbuhan, vakuola dibungkus oleh tonoplas (membrane
tunggal).
Strukturnya berupa selapis membrane. Vakuola memiliki fungsi sebagai berikut.

• Tonoplas menjaga tekanan turgor sel


• Tempat cadangan makanan (amilum, gula, dll)
• Menyimpan sisa metabolism seperti alkaloid, Kristal kalsium oksalat, getah karet, dan
tannin
• Menyimpan minyak atsiri, misalnya minyak kayu putih, papermint, dan aroma harum
pada bunga
• Menyimpan pigmen antosianin yang berwarna merah, biru, kuning dan lembayung
untuk warna mahkota bunga
• Mengandung enzim hidrolitik
• Mengadakan sirkulasi zat dalam sel.

l) Silia dan Flagel


Banyak sel memiliki perpanjangan seperti cemeti, baik yang pendek-pendek (silia)
maupuin yang panjang-panjang (flagel). Pada silia dan flagel digunakan untuk bergerak. Akan
tetapi, banyak hewan bersilia menggunakan silianya untuk menghalau bahan dari dirinya.

2.3 Proses Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel
anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel
juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki.
Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada
hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi
seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel
gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu
baru. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung ‘amitosis’ dan
pembelahan secara tidak langsung ‘mitosis dan meiosis’. (Bambang, 2006)
Pembelahan sel sempurna adalah pembelahan yang melalui dua proses, yaitu
pembelahan inti sel karyokinesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. (Suryo 2011: 56)

9
Pembelahan sel juga terbagi menjadi dua, yakni pembelahan langsung (amitosis) dan
pembelahan tidak langsung (mitosis dan meiosis). Amitosis terjadi pada organisme uniseluler
prokariota contohnya protozoa, amoeba, bakteri, atau alga biru untuk bereproduksi.

Gambar 1. Pembelahan amitosis pada amoeba

Prokariota adalah organisme uniseluler yang materi genetiknya menyebar di sitoplasma karena
tidak memiliki membran inti sel. Jumlah sel induk sama seperti jumlah sel anak (2n –––– 2n),
sedangkan pembelahan sel secara tidak langsung biasanya terjadi pada organisme multiseluler
eukariota. Pada mitosis, jumlah sel induk sama seperti jumlah sel anak yang terjadi pada sel
somatis organisme multiseluler untuk regenerasi sel atau perbanyakan sel untuk pertumbuhan,
sedangkan meiosis terjadi pada organisme multiseluler eukariota pada sel gamet yang bertujuan
untuk bereproduksi. (Rittner & Timothy L : 275)
Tahapan mitosis terdiri dari tahap interfase dan tahap mitotik. Tahapan interfase adalah
tahapan persiapan pembelahan sel yang paling lama. Interfase terbagi menjadi tiga fase, yakni
G1, S, dan G2. Fase G1 adalah tahap kromosom berduplikasi dan pembelahan organel sel, fase
S merupakan tahap sintesis dimana sel mereplikasi semua DNA, dan fase G2 adalah tahap
finishing, pengecekan kembali, serta persiapan untuk membelah. (Starr, C 2010: 134)

Gambar 2. Tahap Profase

10
Setelah tahap interfase selesai, sel menuju tahapan profase yang dicirikan dengan
kromosom yang telah berduplikasi mulai terlihat (Leptoten), kromosom homolog bergerak
mendekat melalui sinapsis dan membentuk bivalen (Zigoten) mulai berpasangan dan tampak
seperti tetrad atau 4 kromatida (Pakiten), lalu sentromer memisah, namun masih ada bagian
kromatida yang saling menempel yang disebut chiasmata (Diploten) setelah itu, sentrosom
terbagi dua menjadi sentriol yang mulai bergerak ke kutub berlawanan, membran inti melebur,
dan benang spindel mulai terikat pada kinetokor yang berada di sentromer.

Gambar 3. Tahap Metafase Gambar 4. Tahap Anafase

Tahap selanjutnya adalah tahap metafase dimana kromosom berjajar di bidang equtor,
setelah itu benang spindel yang telah berikatan dengan sentromer tertarik ke sentriol, dan
memisahkan sister chromatids yang dinamakan proses anafase. Kromatid yang telah terpisah
menjadi kesatuan materi sel anak yang identik, kemudian membran sel akan melekuk dan
terbagi menjadi dua sama besar (Starr 2010 : 136)

Gambar 5. Tahap Telofase Gambar 6. Sitokinesis

Tahapan mitosis yang terakhir adalah telofase dan sitokinesis, pada gambar 4 terlihat
terjadi lekukan yang menandakan sel akan terbagi menjadi dua. Tahap telofase, merupakan

11
tahap nukleus terbentuk dan terjadi pembentukan organel serta kromosom berubah menjadi
benang kromatin kembali (Campbell, dkk 2010: 250) sedangkan tahapan sitokinesis yang
berarti membelahnya sitoplasma sel ditandai dengan munculnya lekukan penyibakan
(Campbell 2010: 251).
Tahapan meiosis juga terdiri dari tahapan interfase, meiosis I, dan meiosis II. Tahap
interfase pada meiosis sama seperti tahapan interfase pada mitosis, setelah tahap interfase sel
menuju tahap profase I yang ditandai dengan kromosom berkondensasi, benang spindel dari
sentriol mulai tumbuh, dan menghilangnya membran inti. Tahap selanjutnya adalah metafase
I dimana kromosom homolog berjajar ditengah sel dan terikat dengan benang spindel yang
mulai tertarik ke arah berlawanan yang dinamakan anafase I. Tahap selanjutnya, kromosom
terbagi dua, membran inti terbentuk, dan sel terbagi dua sama besar yang dinamakan telofase
I. Sebelum mengalami tahap meiosis II, sel memasuki tahap interkinesis yang merupakan
periode antara meiosis I dan meiosis II. Tahap meiosis II sama seperti tahap mitosis. Kromatin
pada setiap sel anakan hasil meiosis I menebal dan memendek, membran inti lebur kembali,
muncul benang spindel pada sentriol, dan kromosom berikatan dengan benang spindel.
Metafase II terjadi kembali kromosom yang berjajar pada bidang equator, kemudian sentromer
membelah dan memisahkan sister chromatids, lalu terbentuk lekukan yang akan memisahkan
masing-masing sel menjadi dua bagian. Proses meiosis pada manusia terjadi pad sel gamet,
yaitu spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wanita. Spermatogenesis yang merupakan
proses pembentukan spermaozoa terjadi didalam testis spermatozoa berasal dari sel primordial
yang mengandung 44 autosom dan 2 gonosom. Spermatozoa yang siap membelah dinamakan
spermatosit primer (2n), spermatosit tersebut melakukan meiosis I dan menghasilkan 2 buah
spermatosit sekunder (n). Spermatosit sekunder kemudian melakukan pembelahan meiosis II
menghasilkan 4 spermatid yang akan berkembang menjadi spermatozoa haploid yang memiliki
22 sel autosom dan 1 sel gonosom. Sama seperti proses spermatogenesis, oogenesis mengalami
dua kali pembelahan yang dimulai dengan terbentuknya oosit primer (2n) mengalami meiosis I
menjadi oosit sekunder (n) dan badan kutub kemudian membelah lagi menghasilkan 1 ovum
dan 3 badan kutub. (Suryo 2011: 64-65)
Perbedaan mitosis dan meiosis yaitu, pada mitosis tidak terjadi crossing over dan
pembentukan kromosom homolog, terjadi pada sel tubuh untuk regenerasi atau pertumbuhan
sel, satu sel induk menghasilkan dua sel anak yang bersifat identik, jumlah kromosom induk
sama dengan jumlah kromosom anakan dan pembelahan sel hanya terjadi sekali. Meiosis
mengalami dua kali pembelahan, terjadi reduksi jumlah kromosom untuk menjaga jumlah

12
kromosom akhir tetap sama, dan satu sel induk menjadi empat sel anak yang tidak semua
identik karena terjadi crossing over.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sitologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel. Sel merupakan kumpulan materi
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Pembelahan
sel dibagi menjadi 2 yaitu pembelahan langsung (amitosis) dan pembelahan tidak langsung
(mitosis dan meiosis). Amitosis terjadi pada organisme uniseluler prokariota contohnya
protozoa, amoeba, bakteri, atau alga biru untuk bereproduksi. Pada mitosis, jumlah sel induk
sama seperti jumlah sel anak yang terjadi pada sel somatis organisme multiseluler. Tahapan
mitosis terdiri dari tahap interfase dan tahap mitotik, interfase terbagi menjadi tiga fase, yakni
G1, S, dan G2. Tahapan meiosis juga terdiri dari tahapan interfase, meiosis I, dan meiosis II.
Perbedaan mitosis dan meiosis yaitu, pada mitosis tidak terjadi crossing over dan pembentukan
kromosom homolog, terjadi pada sel tubuh untuk regenerasi atau pertumbuhan sel, satu sel
induk menghasilkan dua sel anak yang bersifat identik, jumlah kromosom induk sama dengan
jumlah kromosom anakan dan pembelahan sel hanya terjadi sekali.

3.2 Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa sel penting
bagi kehidupan kita, dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang pembaca
mengenai ilmu sitologi
Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih
dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapatmenjadi
wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun
tersurat.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Bambang, S. 2006. BIOLOGI SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.


2. Campbell, N.A., J.B. Reece. 2010. Biologi. Terjemahan dari Biology oleh Wulandari,
D.T.Erlangga, Jakarta: xli : 244, 250-251.
3. Mh. Badrud Tamam, 2020, Struktur dan fungsi sel biologi,
http://www.generasibiologi.com/2012/09/struktur-dan-fungsi-sel.html
(diakses 8 september 2021)
4. Rittner, Don & Timothy L. McCabe. 2004. Encyclopedia of Biology. Library of
CongressCataloging-in-Publication Data, USA: xiv : 275.
5. Starr, C., C.A. Evers,L. Starr. 2013. Biology Today and Tomorrow with
Physiology 4thEdition. Cengange Learning International Offices,USA: xx : 134-136.
6. Suryo. 2011. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta : xvi : 56,
64-65.

15

Anda mungkin juga menyukai