Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN I

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

DISUSUN OLEH :

SRI LESTARI, A.Md.Kep

STIKES TENGKU MAHARATU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan

hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis

dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis

dalam penulisan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum

sempurna, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas

perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Pangkalan Kerinci, 24 Januari 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 3

B. Tujuan ............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Sel ................................................................................... 4

B. Struktur dan Fungsi Sel ................................................................................. 6

C. Bagian-Bagian Sel ......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 20

B. Saran .............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 22

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk

hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-

sel. Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan

merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan

semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk

mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan

makhluk hidup tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme uniselular,

misalnya bakteri dan ameba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,

hewan, dan manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari

banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.

Dengan demikian makalah ini akan membahas struktur sel, fungsi sel

dan bagian bagian sel.

B. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur dan fungsi sel

dan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar

Keperawatan 1.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Penemuan Sel

Sejarah Penemuan Sel - Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati

sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia

menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam

pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut

dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke

merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu, beberapa

ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel.

Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723)

merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Lihat Gambar 1.2.

Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia

menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian

disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang

menemukan sel hidup.

Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya

persepsi tentang sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel.

Beberapa teori tentang sel sebagai berikut.

1. Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup

Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan

Theodor Schwan (1810–1882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani

berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis

terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan Theodor Schwan

melakukan pengamatan terhadap sel hewan.

Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai

berikut.

4
a) Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.

b) Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.

c) Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain

yang tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.

2. Sel Sebagai Unit Fungsional Makhluk Hidup

Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma

merupakan dasar fisik kehidupan. Protoplasma bukan hanya bagian

struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai tempat

berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini

muncullah teori sel yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan

fungsional kehidupan.

3. Sel Sebagai Unit Pertumbuhan Makhluk Hidup

Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis

cellula ex cellulae (semua sel berasal dari sel sebelumnya).

4. Sel Sebagai Unit Hereditas Makhluk Hidup

Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit

penurunan sifat yang terdapat dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam

kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat. Melalui

penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas

makhluk hidup.

Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel

sebagai berikut.

a) Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil

terapung dalam cairan sel yang ia sebut nukleus.

b) Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel

adalah cairan sel yang sekarang disebut protoplasma.

c) Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan

istilah protoplasma untuk menamai bahan embrional sel telur.

5
B. Strukur dan Fungsi Sel

Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam :

1. Sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak

dibatasi oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan

gangang biru yang termasuk Monera.

2. Sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti

(DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Sel

eukariotik dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista.

Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat

nukleoid (DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom. Di sebelah

luar dari membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh

peptidoglikan (kompleks gula dan protein). Pada sebagian bakteri sel

tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun oleh gula). Bakteri mempunyai

alat gerak berupa flagel.

Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang dapat digunakan untuk

menempel pada substratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau

biru terdapat klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang

membatasinya dengan bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang

mempunyai klorofil tetapi tidak dalam kloroplas (plastid yang berwarna

hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang

lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik.

6
Gambar Sel bakteri prokariotik

Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain

membran plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga

terdapat sistem membran dalam (internal) yang membatasi organel- organel

di bagian dalam sel dengan sitoplasma. Nukleus (inti) dibatasi oleh

membran inti sehingga bahan-bahan yang ada di dalamnya terpisah dari

sitoplasma. Vakuola terpisah dari sitoplasma karena dibatasi oleh membran

(tonoplas).

Demikian juga pada organel bermembran lainnya, yang terpisah satu

sama lain sehingga masing-masing organel menyelenggarakan reaksi-

reaksi kimia secara terpisah. Dengan kata lain, sel eukariotik telah

mengalami kompartementasi, terbagi dalam beberapa ruang.

Sel Hewan Sel Tumbuhan

Secara ringkas, perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat

dilihat pada Tabel

Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik

Keterangan: - (tidak ada); + (ada)

7
Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke

dalam dua kelompok yaitu:

1. Sel somatik merupakan sel-sel penyusun tubuh, dengan jumlah

kromosom 2n (diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk hidup

multiseluler sel somatic mengalami proses pembelahan mitosis.

2. Sel reproduktif berfungsi untuk perbanyakan makhluk hidup secara

seksual. Sel ini dibentuk melalui proses meiosis sehingga mempunyai

jumlah kromosom n (haploid).

Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel

yang hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma.

Bagian mati berupa dinding sel dan isi vakuola.Sel-sel pada tubuh hewan

dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik, sedangkan pada

mikroorganisme ada yang eukariotik misalnya protozoa, protista, dan

fungi. Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya pada bakteri dan

ganggang biru.

C. Bagian-bagian Sel

Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional penyusun makhluk

hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi

dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu. Berikut

bagian bagian dari sel :

1. Dinding Sel

Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan

pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain:

bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok

makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan

kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai

dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak

kaku. Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa,

8
pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari CadanMg.Pada

bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan

memiliki plasmodesmata disebut noktah (titik).

2. Membran Sel

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran

plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan

aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh

volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP,

pensinyalan sel, dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari

molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan

kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.

Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar

5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik.

Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid

tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya

mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein

yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang

mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel.

Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel

hewan merupakan protein membran.

Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas

molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati

membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan

molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul

lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan

substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat

masuk ke dalam sel.

9
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran

menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran

digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk

molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme

khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan

mekanisme khusus.

a) Transpor Pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul

menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat

spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh

dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang

meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan

campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi

seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi

pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya

ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke

hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam

transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien

konsentrasinya.

Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah

air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan

transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi

dengan bantuan protein transpor.

b) Transpor aktif

Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan

bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan

gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari

10
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif

ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore.

Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP

driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor

menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter

dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang

mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter

mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven

pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light

driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini

membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada

Bakteriorhodopsin.

3. Inti Sel

Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel

eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel

dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen

di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.

Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen

tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.

Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat

terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan

protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi

dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi

gen harus dimulai, dijalankan,dandiakhiri.

4. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada

makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan

11
atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi

berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah

"pembangkit tenaga" bagi sel.

Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas

metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah

banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa

berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan

diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria

terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam,

ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam

membran.

Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan

yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan

membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang

berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria

menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran

luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan

enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk

menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran

luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan

tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat

sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam

matriks, disebut krista. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan

membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam

memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat

dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi

membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor

12
yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati

membran dalam.

Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan

membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang

penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan

reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga

terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria

(mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti

magnesium, kalsium dan kalium.

5. Plastida

Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel

tumbuhan. Ada tiga macam plastida, yaitu :

a) leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)

b) kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari :

klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten

c) kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten.

6. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan di

seluruh sel hewan eukariotik.Retikulum endoplasma memiliki struktur

yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.

Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.

Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang

demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh

lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik

berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa

latin yang berarti “jaringan”).

13
Ada 3 jenis Retikulum Endoplasma yaitu :

a) RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang

merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.

Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis

protein.

b) RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-

bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam

beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme

karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan

tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.

c) RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE

halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik.

Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah

kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara

RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE

sarkoplasmik berperan dalam pemicuankontraksiotot.

7. Badan Golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau

diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,

dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya

biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak

dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi,

misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi,

sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan

Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.

Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi

berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.Beberapa fungsi

badan golgi antara lain :

14
a) Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama

pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-

bahan lain.

b) Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama

seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi

bagian dari membran plasma.

c) Membentuk dinding sel tumbuhan

d) Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk

memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.

e) Tempat untuk memodifikasi protein

f) Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel

g) Untuk membentuk lisosom

8. Lisosom

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran

yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol

pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan

pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua

sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim

hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase,

fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif

pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan

autofagi.

Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke

dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-

materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang

disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang

digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke

endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama

15
kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6.

Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi

pematangan dan membentuk lisosom.

Autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel

sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian

dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan

membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan

enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom

(atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi

berudu menjadi katak, dan embrio manusia.

Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran

besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.

Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme

dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan

enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom

(endosom lanjut).

9. Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan

laju sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,

contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom.

Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah

molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota,

namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya

terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung

membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton. Pada

eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada

bagian luar retikulum endoplasma.

16
Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan

berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya

membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke

dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu

seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan

terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel

dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu

metabolismenya berubah.

10. Peroksisom

Peroksisom mempunyai ruang metabolisme khusus yang

dilengkapi membran tunggal. Peroksisom juga mengandung enzim

yang menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2). Oksigen digunakan

untuk memecah asam lemak menjadi molekul yang lebih kecil yang

diangkut ke mitokondria sebagai bahan bakar untuk respirasi.

11. Sentrosom dan Sentriol

Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol

(sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana

nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang

sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S

yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson,

dan duplikasi sentrosom.

Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom,

dimulai dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh

beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol

anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang

sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru

terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol

17
bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan

mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.

12. Sitoskeleton

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas

protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Jarring-jaring ini terdiri

dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus

(jamak:mikrotubuli), dan intermediate filamen

Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling

berkoordinasi. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk

yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel,

berenang, serta merayap di permukaan.

13. Vakuola

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap

dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang

terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan

namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan

uniseluler tingkat rendah.

Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak

vakuola kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola

sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel

tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola

sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan

makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang

beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai

mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam

mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.

Fungsi vakuola adalah :

18
a) Memelihara tekanan osmotik sel

b) Penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll

c) Mengadakan sirkulasi zat dalam sel

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665)

dengan meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari

ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding disebut sel. Pada tahun 1839,

seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi penyusun dalam

rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan

perubahan nama sarcode menjadi protoplasma. Theodore Schwann (1801-

1881), seorang pakar zoologi Jerman dan Mathias Schleiden (1804-1881),

pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan dan tumbuhan

terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia

menemukan inti (nukleus). MaxSchultze (1825-1874), seorang pakar

anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.

Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel “Omnis Cellula Cellula”.

Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan

keadaan inti sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan

kromosom dan fungsinya (sel somatik dan reproduktif), berdasarkan

sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).

Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, membran plasma, sitoplasma,

dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom,

mitokondria, apartus golgi, plastida, vakuola sentral dan nukleus).

Sedangkan sel hewan terdiri atas membran sel, sitoplasma dan organel-

organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom, mitokondria,

lisosom, aparatus golgi, vakuola, dan nukleus).

20
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan

bentuknya tetap, terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa,

terdapat butir plastida, dan vakuola sentral yang besar, tidak ada lisosom

dan sentriol. Sedangkan sel hewan bentuknya bervariasi, tidak ada butir

plastida, vakuola kecil, terdapat lisosom dan sentriol.

B. Kritik dan Saran

1. Kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui

struktur dan fungsi organel sel pada mahluk hidup, dan perbedaan

antara sel hewan dan tumbuhan.

2. Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini

bisa membaca buku tentang struktur dan fungsi sel.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/sejarah-penemuan-sel.html

http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai