Disusun oleh:
kelompok 1
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah tentang “Kelainan kongenital dan
penyakit keturunan” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah patologi dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-
teman sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................ii
Bab i pendahuluan
A. Latar belakang...........................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................1
Bab ii pembahasan
A. Kesimpulan...............................................................................24
B. Saran..........................................................................................24
Daftar pustaka...................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak yang sehat dan sempurna baik secara fisik dan psikis adalah
keinginan setiap orangtua. Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh
Tuhan YME kepada setiap pasangan. Namun dalam kenyatanya masih
banyak kita jumpai bayi dilahirkan dengan keadaan cacat bawaan/kelainan
kongenital.
B. Rumusan Masalah
Asam nukleat yang ada sangkut pautnya dengan sifat hereditas adalah ADN
(asam deoksiribo nukleat) dan ARN (asam ribonukleat). DNA dan RNA
bertangmgung jawab terhadap sintesis protein serta mengontrol sifat-sifat
keturunan.
Gambar B.3. keping sel darah merah normal dan sel sabit
a. Kelainan darah yang menghambat pasokan oksigen tubuh. Dapat
menyebabkan pembengkakan tulang persendian, krisis sel sabit,
kegagalan jantung dan ginjal. Sel darah merah biasanya berbentuk
seperti cakram atau piringan hitam. Sel-sel ini mati dengan cepat
sehingga terjadi anemia dan kematian individu secara dini.
b. Penyembuhan : penisilin, pengobatan menghilangkan rasa sakit,
antibiotic, transfuse darah.
4. Klinefelter Syndrome
5. Turner Syndrome
Gambar B.5. penderita turner syndrome (kiri) dan ciri-ciri turner syndrome
(kanan)
a. Perempuan kehilangan satu kromosom X, menyebabkan susunan
kromosomnya menjadi XO sebagai ganti XX. Syndrome ini
menyebabkan abnormalitas fisik, keterbelakangan mental, dan tidak
berkembang secara seksual.
b. Penyembuhan : terapi hormone
6. Anencephaly
7. Cystic fibrosis
9. Thalassemia
Delesi
Merupakan sebuah peristiwa dimana sebagian kromosom hilang
karena patah. Potongan kromosom yang tidak lagi memiliki sentromen
tertinggal pada anafase lalu hancur didalam plasma. Jika peristiwa
delesi terlalu banyak maka kehilangan gen dapat meningkatkan resiko
kematian dalam kandungan. Penyebab delesi kromosom cukup
beragam mulai dari radiasi(baca) bahaya radiasi nuklir pada
manusia,virus,bahan kimia atau bisa pula disebabkan oleh pemanasan
Duplikasi
Dapat terjadi ketika suatu bagian pada kromsom memiliki gen
yang berulang karena pertambahan panjang suatu lengan pada
kromosom. Peristiwa duplikasi dapat ditemukan pada lalat,buah atau
drosophila melanogaster. Pada lalat yang normal, matanya berbentuk
bulat sementara lalat mutan ini bermata sempit karena terjadi duplikasi
pada kromosom-X
Inversi
Kelaianan kromosom yang satu ini memang jarang ditemukan.
Inversi dapat ditemukan ketika kromosom memiki urutan gen yang
terbaik akibat perputaran kromosom 180 derajat yang kemudian
membentuk loop. Loop yang sudah terbentuk tersebut putus dan
akhirnya tertaut kembali.
Kelainan kromosom akibat inversi ini tidak menyebabkan
terjadinya perubahan fenotip. Inversi sendiri dikategorikan menjadi
dua yaitu parasentris dan inversi perisentris
Translokasi
Dapat terjadi ketika sebagian dari segmen kromosom berpindah ke
kromosom lain. 2/3 dari kasus terjadinya translokasi disebabkan oleh
fusi sentrik kromosom akrosentik
a. Memantau kondisi dan riwayat kesehatan ibu hamil. Hal yang harus
diperhatikan antara lain adalah usia ibu hamil (terutama ibu hamil pada
usia muda atau lanjut), konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan lain-
lain.
b. USG (ultrasonografi). USG dapat mendeteksi sindrom Down serta adanya
kelainan signifikan lain pada struktur tubuh janin, pada trimester pertama
kehamilan. Kelainan genetik yang berat dapat terdeteksi pada trimester ke-
dua, melalui pmeriksaan USG.
c. Pemeriksaan Pemeriksaan darah terhadap beberapa penanda khusus
sebagai parameter, dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kromosom
atau mendeteksi kelainan sistem saraf pada janin.
d. Diagnosis korion dan amnion. Metode tes korion dan amnion dapat
mendeteksi jika terjadi infeksi pada kandungan. Selain itu, tes ini juga
dapat mendeteksi adanya kelainan kromosomal.
Memastikan kecukupan gizi bagi wanita muda dan ibu hamil, terutama
kecukupan buah dan sayur serta menjaga berat badan ideal.
Memastikan kecukupan vitamin dan mineral pada ibu hamil terutama asam
folat.
Menghindari paparan zat kimia berbahaya pada ibu hamil seperti pestisida,
alkohol, atau rokok.
Menghindari bepergian ke daerah-daerah yang terkena wabah penyakit
infeksi khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki
anak-anak usia dini.
Mengontrol kondisi gula darah untuk ibu hamil secara rutin, terutama ibu
hamil yang memiliki risiko diabetes.
Memastikan tindakan medis terhadap ibu hamil tidak membahayakan
kesehatan ibu hamil dan kandungannya, terutama pemberian obat-obatan
atau radioterapi.
Melakukan vaksinasi pada wanita usia subur sebelum merencanakan
kehamilan, terutama vaksinasi rubella.
Melakukan deteksi penyakit infeksi di lingkungan ibu hamil, khususnya
rubella, cacar air, dan sifilis.
G. KELAINAN HEREDITER
1) Hemofilia
a. Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah pada perdarahan
b. Diakibatkan oleh kelainan genetik yang bersifat sex-linked resesif
2) Thalasemia
a. Pada thalasemia didapatkan pembentukan hemoglobin abnormal, sehingga
eritrosit mudah hancur
b. Hemoglobin adalah molekul pengikat oksigen dan karbon dioksida dalam
eritrosit (sel darah merah)
3) Buta warna
a. Buta warna (color blindness) adalah ketidakmampuan membedakan
warna-warna tertentu.
b. Cacat buta warna bermacam-macam, yaitu buta warna total dan buta
warna sebagian. Penderita buta warna tidak dapat melihat warna tertentu,
misalnya warna hijau, merah atau semua warna kecuali hitam putih. Yang
paling umum adalah buta warna merah-hijau. Penderita buta warna ini
tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Untuk mengetahui
seseorang menderita buta warna merah-hijau atau tidak dapat
menggunakan kartu uji penglihatan ishihara. Mari perhatikan Gambar
disamping.
c. Cacat ini diturunkan oleh kedua orang tuanya yang normal. Faktor gen
buta warna terpaut pada kromosom sex X. Apabila dalam pasangan alel
dengan kromosom X yang normal, maka cacat buta warna tidak akan
terjadi, tetapi bila berpasangan dengan kromosom Y, maka laki-laki akan
menderita buta warna.
4) Gangguan mental
a. Gangguan mental karena keturunan bermacam-macam jenis dan
penyebabnya. Salah satu contohnya adalah fenilketonia (FKU) yang
disebabkan oleh kegagalan tubuh mensintensis enzim yang mengubah
fenilalanin menjadi tiroksin. Di dalam darah penderita mengandung
senyawa yang tinggi. Kandungan senyawa dari fenilalanin ini adalah asam
fenilpiruvat yang dapat merusak sistem saraf sehingga menimbulkan
gangguan mental.
b. Kelainan mental ini dikendalikan oleh gen yang mengatur pembentukan
protein enzim. Penderita memiliki pasangan alel gen-gen relatif homozigot
yang diwariskan oleh kedua orang tua heterozigot yang penampakannya
normal.
5) Albino
a. Orang albino memiliki rambut, mata, bulu mata, dan kulit berwarna putih.
Hal ini disebabkan karena penderita albino tidak memiliki pigmen warna
melanin. Warna melanin ada yang hitam, cokelat, kuning atau putih.
Penderita albino tidak memiliki pigmen ini karena tidak dapat
menghasilkan enzim pembentuk melanin.
b. Gen albino bersifat resesif dan terletak pada autosom (kromosom tubuh)
sehingga baik laki-laki maupun perempuan dapat menderita albino.
Seseorang menderita albino jika gennya dalam keadaan homozigot resesif.
Jadi, sifat tersebut di peroleh dari orang tuanya yang menderita albino atau
karier.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan kongenital atau cacat bawaan pada
neonatus yaitu kelainan genetik dan kromosom, faktor genetik, faktor infeksi, faktor
obat, faktor umur ibu, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor gizi, dan faktor-faktor
lainnya.
3. Kelainan kongenital yang biasanya terjadi pada neonatus yaitu encephalocele,
hidrocephalus, bibir sumbing (Labio Paltoskiziz), atressia esofagus, atrssia ani,
hirschprung, spina bifida, kelainan jantung kongenital, omfalokel.
4. Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang memerlukan tindakan
bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan kelainan kongenital yang memerlukan
koreksi kosmetik. Setiap ditemukannya kelainan kongenital pada bayi baru lahir, hal ini
harus dibicarakan dengan orang tuanya tentang jenis kemungkinan faktor penyebab,
langkah-langkah penanganan dan prognosisnya. Kelainan congenital atau cacat bawaan
tidak dapat dicegah, melainkan resiko terjadinya dapat dikurangi dengan tidak
mengkonsumsi alcohol, menghindari rokok, obat terlarang, makan makanan yang
bergizi, olahraga teratur, menjalani vaksinasi, melakukan pemeriksaan prenatal dengan
rutin, dan menghindari zat-zat berbahaya lainnya.
Daftar Pustaka