Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah yang
berjudul “Konsep Etik dan Hukum Kesehatan”.

Penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan pengarahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Sehingga pada akhirnya
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis juga menyadari banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
dan bermanfaat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

Waingapu, 01 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Profesi perawat dewasa ini sangat diminati karena bidang pelayanan kesehatan masyarakat
masih banyak membutuhkan tenaga-tenaga kesehatan profesional yang berkompeten di
bidang pelayanan kesehatan. Perawat termasuk posisi vital dalam dunia pelayanan kesehatan
selain dokter. Menjadi perawat profesional membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
khusus.

Namun, dalam menjalankan profesinya sebagai perawat, perawat dituntut memahami dan
menerapkan kode etik keperawatan serta hukum kesehatan yang mengatur relasinya baik
terhadap dirinya sendiri maupun terhadap dokter, tenaga medis yang lain, pasien/klien, dan
masyarakat secara keseluruhan. Tujuan perawat adalah menyelamatkan sesama manusia.
Tugas ini sangatlah mulia sehingga dalam menjalankan tugasnya, perawat tidak bisa
dilepaskan dari kode etik keperawatan dan hukum kesehatan di manapun perawat itu berada
dan bekerja.

Seiring dengan kemajuan zaman, ilmu teknologi, dan informasi yang semakin canggih.
Membuat masyarakat menjadi lebih kritis. Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang
semakin maju membuat derajat kesehatan masyarakat menjadi tinggi. Perkembangan ini
diikuti dengan perkembangan hukum di bidang kesehatan, sehingga secara bersamaan petugas
kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktivitas, perilaku, sikap, dan
kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan. Ketika masyarakat merasa tidak puas
dengan pelayanan atau apabila seorang petugas kesehatan melakukan kesalahan yang
merugikan pasien, tidak menutup kemungkinan untuk di meja hijaukan.

Oleh karena itu, berbagai masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan tersebut, menjadi
hal yang perlu diperhatikan dan didukung pemahaman petugas kesehatan mengenai kode etik
dan hukum kesehatan, dasar kewenangan, dan aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk
itu dibutuhkan suatu pedoman yang baik dan benar-benar terpercaya tentang sikap dan
perilaku yang harus dimiliki oleh seorang petugas kesehatan, pedoman tersebut adalah kode
etik dan hukum kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan etika keperawatan?


2. Apa tujuan dari etika keperawatan?
3. Apa fungsi dari etika keperawatan?
4. Apa yang dimaksud dengan kode etik keperawatan?
5. Apa saja prinsip-prinsip etik?
6. Apa saja kode etik keperawatan Indonesia?
7. Bagaimana penyelesaian dilema etik keperawatan?
8. Apa yang dimaksud dengan hukum kesehatan dan apa saja hukum tersebut?
1.3 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan lebih mendalam mengenai konsep etik dan hukum
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Etik


1. Pengertian Etika Keperawatan
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu “ethos” yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan, model perilaku atau standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu
untuk suatu tindakan. Konsep etika dapat dipahami sebagai peraturan atau norma yang
digunakan sebagai dasar acuan perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Etika keperawatan
menjadi acuan dasar bagi perawat dalam menjalankan profesinya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang
memiliki standar dan kriteria tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah
ditetapkan, dapat dinilai dengan baik atau buruk perilaku seseorang.

2. Tujuan Etika Keperawatan


Jika dirumuskan ke dalam beberapa hal pokok, tujuan dari konsep etika keperawatan sebagai
berikut :

1. Merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan pasien


2. Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat
3. Melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya
4. Menyinergikan institusi pendidikan yang menekuni keperawatan dengan produk lulusan
yang dihasilkan
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna tenaga keperawatan tentang
pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktik keperawatan.
6. Memberi kesempatan bagi para perawat untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dan
prinsip etik keperawatan dalam praktik serta dalam situasi nyata.
3. Fungsi Etika Keperawatan
1. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan
keperawatan
2. Mendorong perawat di seluruh Indonesia agar dapat berperan serta dalam kegiatan
penelitian dalam bidang keperawatan dan menggunakan hasil penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu dan
jangkauan pelayanan atau asuhan keperawatan
3. Mendorong para perawat agar dapat berperan secara aktif dalam mendidik dan melatih
pasien dalam kemandirian untuk hidup sehat, tidak hanya di rumah sakit, tetapi di luar
rumah sakit
4. Mendorong para perawat agar bisa mengembangkan diri secara terus-menerus untuk
meningkatkan kemampuan profesional, integritas, dan loyalitasnya bagi masyarakat
luas.
Intinya fungsi etika keperawatan adalah agar para perawat mampu melaksanakan peran
dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.

4. Pengertian Kode Etik Keperawatan


Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik adalah salah satu
ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan, dan
peningkatan standar profesi. Kode etik keperawatan dapat juga diartikan seperangkat sistem
norma, nilai, dan aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku bagi semua anggota
organisasi profesi keperawatan. Kode Etik Perawat Nasional Indonesia adalah aturan yang
berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat. Kode
etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya
sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
5. Pinsip-Prinsip Etik

1. Otonomi (autonomy)
Otonomi adalah hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Prinsip otomi adalah didasari pada keyakinan seseorang bahwa dia mampu berpikir
logis dan dapat membuat keputusan sendiri.

2. Berbuat baik (beneficience)


Berbuat baik dalam prinsip ini maksudnya individu tersebut melakukan sesuatu yang
baik. Dapat mencegah seseorang melakukan kesalahan. Terkadang, prinsip ini dalam
pelayanan kesehatan terjadi konflik dengan otonomi. Kenapa? Karena saat kita sudah
niat untuk melakukan suatu kebaikan tetapi terhalang oleh otonomi (kemandirian kita),
jika kita tidak memiliki pengetahuan atau pedoman yang benar dalam melakukan
sesuatu kita bisa mendapat keburukan/kesalahan dalam perbuatan kita tersebut.

3. Keadilan (justice)
Keadilan adalah sesuatu yang ditempatkan sesuai dengan porsinya. Prinsip keadilan
dibutuhkan demi tercapainya kesamaan derajat dan keadilan terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal, dan kemanusiaan.

4. Tidak merugikan (non-maleficience)


Prinsip ini maksudnya dalam melakukan tindakan jangan menimbulkan bahaya/cedera
fisik ataupun psikologis pada pasien.

5. Kejujuran (veracity)
Prinsip kejujuran adalah penuh dengan kebenaran. Prinsip ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran kepada pasien dengan keadaan
dirinya selama menjalani keperawatan tetapi informasi itu harus akurat dan objektif.
Terkadang, ada saatnya pembatasan kejujuran untuk kepentingan pasien seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis pasien demi pemulihannya.
6. Menepati Janji (fidelity)
Prinsip ini memiliki makna bahwa sebagai seorang perawat kita harus menepati janji
dan setia pada komitmen awal. Menepati janji berhubungan juga dengan ketaatan,
kesetiaan, dan tanggung jawab perawat kepada pasien demi meningkatkan kesehatan.

7. Kerahasiaan (confidentiality)
Prinsip ini maksudnya bahwa segala informasi yang menyangkut dokumen catatan
kesehatan pasien harus benar-benar dijaga sungguh-sungguh (privasi). Kecuali, jika
pasien mengizinkan dengan bukti persetujuan.

8. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas dapat diartikan standar pasti bahwa tindakan seorang yang pofesional
harus dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

6. Kode Etik Keperawatan Indonesia


PPNI sebagai satu-satunya organisasi profesi perawat di Indonesia, menetapkan kode etik
profesi bagi para anggotanya. Kode etik ini disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November
1989. Seorang perawat harus selalu berpegang teguh terhadap kode etik profesinya. Berikut
ini adalah kode etik keperawatan yang dikeluarkan oleh DPP PPNI :

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien/pasien


 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman kepada
tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga, dan masyarakat.
 Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan, senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat .
 Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga, dan masyarakat,
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan. Tanggungjawab terhadap tugas .
 Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, khususnya
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi, disertai
kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan,
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
 Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang (melakukan hal) yangbertentangan dengan norma kemanusiaan.
 Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang di anut, serta kedudukan
social.
 Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan
jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan .
3. Tanggung jawab terhadap sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya
 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesamaperawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamannyakepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan
pengalamannya kepada sesama perawat, serta menerima pengetahuan dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan
 Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
 Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan keperawatan.
 Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara
 Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
 Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat.

7. Penyelesaian Dilema Etik Keperawatan


Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih) landasan moral suatu
tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Dilema etik ini susah untuk menentukan
yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Etik itu memiliki tipe-tipe
yaitu :

a. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik,
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi,
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan
mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut
perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-
masalah pelayanan kesehatan

b. Clinical ethics/Etik klinik


Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik
selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

c. Nursing ethics/Etik Perawatan


Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
Etik juga memiki teori yaitu :
 Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat
tindakan Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat
menyebabkan hal yang tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal
yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya.

 Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran
yang rasional dan bukan emosional. Tetapi ada enam pendekatan yang dapat
dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
a) Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
b) Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
c) Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi
dilemma
d) Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilemma
e) Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternative
f) Menetapkan tindakan yang tepat.
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau
menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi:
(1) semua orang melakukannya,
(2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan
(3) kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya.
Salah satu model pemecahan masalah dilema etik (Megan, 1989) terdapat lima
langkah yaitu :
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengevaluasi hasil
Salah satu cara yang lainnya menyelesaikan masalah etis adalah dengan melakukan
rounde (Bioetics Rounds) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak
difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara
terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.

8. Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban
tenaga kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak
lain yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-
ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang
berlaku secara lokal, regional, nasional dan internasional.

Dengan demikian, dalam keperawatan hukum berfungsi sebagai berikut :


1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan yang
sah dalam asuhan keperawatan pasien
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari tenaga profesional kesehatan lain
3. Hukum membantu memberikan batasan tindakan keperawatan yang mandiri
4. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan
5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain
6. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.
Perkembangan hukum kesehatan baru dimulai pada tahun 1967, yakni dengan
diselenggarakannya “World Congress on Medical Law” di Belgia tahun 1967. “ Di
Indonesia, perkembangan hukum kesehatan dimulai dengan terbentuknya kelompok studi
untuk Hukum Kedokteran FK-UI dan rumah Sakit Ciptomangunkusumo di Jakarta tahun
1982. Kelompok studi hukum kedokteran ini akhirnya pada tahun 1983 berkembang menjadi
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI). Pada kongres PERHUKI yang
pertama di Jakarta, 14 April 1987. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen atau
kelompok-kelompok profesi kesehatan yang saling berhubungan dengan yang lainnya, yakni
: Hukum Kedokteran, Hukum Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi,
Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan, dan
sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4
kelompok yaitu:
1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu :
a. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No 36/2009
tentang Kesehatan
b. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan
c. Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat
d. UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran
e. UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit
f. Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi
g. UU No. 38/2014 tentang Keperawatan
2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan Kesehatan
antara lain:

a. Hukum Pidana

Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya


Pasal 359 KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana bagi
tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan menyebabkan pasien mengalami cacat, gangguan fungsi organ tubuh
atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan yang dilakukannya.

b. Hukum Perdata.

Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya


Pasal 1365 KUHPerd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk mengganti
kerugian yang dialami oleh pasien akibat adanya perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan sarana kesehatan dalam memberikan
pelayanan terhadap pasien

c. Hukum Administrasi
Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan maupun oleh sarana kesehatan yang melanggar hukum
adminstrasi yang menyebabkan kerugian pada pada pasien menjadi tanggung jawab
hukum dari penyelenggara pelayanan kesehatan tersebut
3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional
 Konvensi
 Yurisprudensi
 Hukum Kebiasaan
 Hukum Otonomi
 Perda tentang kesehatan
 Kode etik profesi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:

Etika keperawatan adalah suatu tindakan keperawatan yang memiliki standar dan kriteria
tertentu yang sesuai dengan peraturan dan norma yang telah ditetapkan, dapat dinilai dengan
baik atau buruk perilaku seseorang.
Tujuan dari etika keperawatan adalah merekatkan hubungan harmonis antara perawat dan
pasien, menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika menerima
pelayanan dari seorang perawat, melindungi seorang perawat yang diperlakukan secara tidak
adil oleh institusi yang menaunginya dan lain sebagainya.
Fungsi etika keperawatan adalah intinya agar para perawat mampu melaksanakan peran
dan fungsinya dengan benar dan maksimal sesuai dengan kebijakan pemerintah kepada
masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam menjalankan peran dan
fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi perawat dan pasien.
Prinsip-prinsip etik yaitu otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran,
menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas.
Kode etik keperawatan Indonesia yang dikeluarkan DPP PPNI yaitu tanggung jawab
perawat terhadap pasien, tanggung jawab perawat terhadap tugas, tanggung jawab terhadap
sesamaperawat dan profesi kesehatan lainnya, tanggung jawab terhadap profesi keperawatan,
tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.
Penyelesaian dilema etik keperawatan adalah suatu cara untuk berdiskusi atau mencari
solusi dari masalah dilema etik keperawatan tetapi dilema etik ini susah untuk menentukan
yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang
harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Kode Etik Perawat Nasional
Indonesia adalah aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/ fungsi perawat. Kode etik keperawatan menjadi pedoman para perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya sesuai standar profesi keperawatan yang akan melindungi
perawat dan pasien.
Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak lain yang
mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan ketentuan-ketentuan
atau peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang berlaku
secara lokal, regional, nasional dan internasional.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian dari makalah konsep etik dan hukum kesehatan, maka penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut:

1. Dengan adanya makalah ini hendaknya pembaca khususnya mahasiswa keperawatan lebih
memahami tentang konsep etik dan hukum kesehatan.
2. Mahasiswa dan perawat dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Hadi. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, Trikaloka H. dan Achmad Fanani. 2011. Etika Profesi Keperawatan. Yogyakarta:
Citra pustaka.

Sumijatun. 2011. Membudayakan Etik dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wulan, Kencana dan M.Hastuti. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi
Pustakaraya

Amelia, Nindy. 2013. Prinsip Etika Keperawatan. Jogjakarta: D-Medika

Rifiani, Nisya dan Hartanti Sulihandari. 2013. Prinsip-Prinsip Dasar Keperawatan.


Jakarta: Dunia Cerdas

Anda mungkin juga menyukai