Anda di halaman 1dari 26

Terima kasih Gen sudah mau mampir di postingan saya,.

Silahkan kunjungin post-post saya yang lainnya yaaa.,,


Semoga membantu menyelesaikan setiap tugas-tugas yang gen kerjakan..,
Sukses yaa gen.,
Silahkan saran dan kritinya ya gen.,
Bisa di kontek aja melalui akun-akun di bawah ini....
Line: @andi03dika
WA: 081253485205
Instagram: @andi.dika24
Youtube: GS Reborn
Dan jangan lupa follow akun academia.edu saya yaa gen.,

THANK YOU.,
ENJOY......
SEE YOU IN THE NEXT POST

1
TUGAS MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
“Enzim”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan


Dosen Pengampu :
Dr. Elsje Theodora Maasawet, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok V (Lima)


1. Andika (1605015009)
2. Budi Sanjaya (1605015003)
3. Indrawati Wijayakusuma (1605015012)
4. Lia Agustina (1605015013)
5. Ressi Itke Limbongan (1605015027)
Kelas: Reguler A 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua tidak terkecuali penyusun,
sehingga dapat menyelesaikan makalah Fisiologi Tumbuhan dengan judul
“Enzim”
Adapun makalah Fisiologi Tumbuhan ini telah penyusun usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, penyusun tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
terdapat kekurangan baik dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka penyusun membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi kritik dan saran, sehingga penyusun dapat memperbaiki makalah Ilmu
Kesehatan ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah Fisiologi Tumbuhan “Enzim”
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Samarinda, 25 September 2018

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Enzim ......................................................................................... 3
B. Penyabaran Enzim Dalam Sel ..................................................................... 4
C. Sifat-Sifat Enzim ......................................................................................... 5
D. Nomenklatur Enzim ..................................................................................... 6
E. Klasifikasi Enzim ........................................................................................ 7
F. Kofaktor Enzim ........................................................................................... 9
G. Mekanisme Kerja Enzim ............................................................................. 12
H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ............................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel hidup ibarat pabrik kimia yang bergantung pada energi dan harus
mengikuti berbagai kaidah kimia. Reaksi kimia yang memungkinkan adanya
kehidupan disebut metabolisme. Terdapat ribuan reaksi yang
berkesinambungan yang terjadi di dalam tiap sel. Sel tumbuhan memiliki
ragam senyawa yang dihasilkanya. Sel dapat mengatur lintasan metabolik yang
mana yang berjalan dan seberapa cepat, dengan cara memproduksi katalis yang
tepat yang dinamakan enzim, dalam jumlah yang sesuai pada saat diperlukan.
Hampir semua reaksi kimia kehidupan berlangsung sangat lambat tanpa
katalis, dan enzim merupakan katalis yang lebih khas dan lebih kuat
dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainya yang dapat
diserap tumbuhan dari tanah.
Beberapa jenis molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Aktivitas dari
enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah satunya adalah
inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau
menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Inhibitor irreversibel atau
tidak dapat balik, dimana setelah inhibitor mengikat enzim, inhibitor tidak
dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim. Keadaan ini menyebabkan enzim tidak
dapat mengikat substrat atau inhibitor merusak beberapa komponen (gugus
fungsi) pada sisi katalitik molekul enzim.
Sehingga dilakukan percobaan pengaruh inhibitor terhadap aktivitas enzim
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh inhibitor terhadap aktivitas enzim.
Dimana dalam percobaan pengaruh inhibitor terhadap aktivitas enzim ini,
digunakan inhibitor kompetitif yaitu malonat. Dalam hal ini malonat yang
menginhibisi reaksi yang dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase.
Berdasarkan kaitan dengan metabolisme dan berbagai peranan enzim dalam
metabolisme tersebut, maka yang perlu dipelajari adalah mengenai pemahaman

5
tentang enzim itu sendiri, sehingga dalam kesempatan ini, kelompok kami
membahas mengenai materi enzim yang dapat pula dipelajari melalui makalah
yang telah disusun ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, didapat beberapa rumusan masalah
yang menjadi pembahasan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan enzim?
2. Bagaimana penyebaran enzim dalam sel?
3. Bagaimana sifat-sifat enzim?
4. Bagaimana nomenklatur enzim?
5. Bagaimana klasifikasi enzim?
6. Bagaimana kofaktor enzim?
7. Bagaimana mekanisme kerja enzim?
8. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian enzim.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebaran enzim dalam sel.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat enzim.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui nomenklatur enzim.
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi enzim.
f. Agar mahasiswa dapat mengetahui kofaktor enzim.
g. Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja enzim.
h. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kerja enzim.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan
dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi
tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim
merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal
reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi
molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan
dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter (Pack, 2008: 156).
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti
sesuatu di dalam ragi. Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
enzim adalah suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim
terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim,
sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama
gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu
bahan senyawa organik yang mengandung logam.
Enzim adalah biomolekul berupa protein berbentuk bulat (globular), yang
terdiri atas satu rantai polipeptida atau lebih dari satu rantai polipeptida. Enzim
berfungsi sebagai katalis atau senyawa yang dapat mempercepat proses reaksi
tanpa habis bereaksi. Dengan adanya enzim, molekul awal yang disebut
substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut
produk.
Dalam tumbuhan pun terdapat proses metabolisme tumbuhan yang terdiri
dari anabolisme (pembentkan senyawa yang lebih besar dari molekul –

7
molekul yang lebih kecil, molekul ini terdiri dari pati, selulose, protein, lemak
dan asam lemak; Proses ini membutuhkan energi). Sedang katabolisme
merupakan senyawa dengan molekul yang besar membentuk senyawa –
senyawa dengan molekul yang lebih kecil dan menghasilkan energi.
Sel dalam tubuh tumbuhan mampu mengatur lintasan – lintasan metabolik
yang dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah yang sesuai
dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang disebut dengan enzim
yang mampu mempercepat laju reaksi.
Dalam kloroplas sel tumbuhan ada serangkaian enzim dan protein lain yang
disebut fotosistem I dan II. Beberapa protein ini memegang molekul klorofil
dan, ketika klorofil dipukul oleh foto cahaya, elektron menjadi energi dan
mengikat molekul air. Enzim dalam fotosistem II membagi air menjadi
hidrogen dan oksigen. Elektron berenergi ini kemudian diteruskan melalui
enzim lain yang disebut sitokrom b6-f kompleks, yang pada gilirannya
memompa molekul hidrogen bermuatan positif melintasi membran untuk
membuat penyimpanan energi potensial.
Enzim yang disebut ATP sintase menggunakan energi potensial untuk
mensintesis molekul yang disebut ATP, yang merupakan mata uang energi
yang paling umum untuk sel, dan yang digunakan dalam reaksi gelap
fotosintesis.

B. Penyebaran Enzim Dalam Sel


Enzim tidak tercampur merata di seluruh sel, tetapi terdapat dalam
kompartemen-kompartemen. Enzim untuk fotosintesis terdapat dalam
kloroplas, untuk respirasi terutama terdapat dalam mitokondria sedang
sebagian lagi terdapat dalam sitosol. Enzim untuk sintesis DNA, RNA, Dan
mitosis terdapat dalam inti (Vandalita, 2018: 58).
Pengelompokkan enzim dalam kompartemen meningkatkan efisiensi
proses-proses seluler karena dua hal yaitu membantu memastikan bahwa
konsentrasi reaktan cukup di tempat enzim tersebut terdapat dan membantu

8
memastikan bahwa satu senyawa diarahkan menjadi hasil yang diperlukan dan
tidak dialihkan ke jalur lain oleh kerja enzim lain yang berkompetisi yang juga
dapat bekerja pada senyawa itu di tempat lain dalam sel. Namun
pengelompokkan enzim dalam kompartemen-kompartemen tidak absolut,
misalnya membrane yang mengelilingi kloroplas memungkinkan beberapa gula
fosfat yang dihasilkan fotosintesis ke luar. Senyawa-senyawa itu kemudian
oleh sejumlah enzim di luar kloroplas dilibatkan dalam sintesis dinding sel dan
respirasi yang penting untuk tumbuh dan pemeliharaan tumbuhan (Vandalita,
2018).

C. Sifat-Sifat Enzim
Menurut Pack (2008: 161) sifat-sifat dari enzim adalah sebagai berikut ini:
1. Enzim adalah Protein
Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi
substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai, maka enzim akan rusak atau
tidak dapat bekerja dengan baik.
2. Bekerja secara khusus/spesifik
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis
substrat, artinya setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang
cocok dengan sisi aktifnya.
3. Berfungsi sebagai katalis
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang
diharapkan tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi
yang dibutuhkan untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.
4. Diperlukan dalam jumlah sedikit
Dalam reaksi biokimia hanya sejumlah kecil enzim yang dibutuhkan
untuk mengubah sejumlah besar substrat menjadi produk hasil.
5. Bekerja bolak-balik
Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah
(bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa

9
sederhana, dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa
menjadi senyawa tertentu.

D. Nomenklatur Enzim
Enzim biasanya mendapat akhiran ase menunjukkan substrat yang
ditindaknya dan tipe reaksi yang dikatalisisnya. Misalnya sitokrom oksidase
(enzim respiratoris), mengoksidasi (mengambil satu electron dari) satu molekul
sitokrom. Asam malat dehidrogenase, mengambil dua atom H
(mendehidrogenasi) dari asam malat. Nama umum ini walaupun pendek namun
tidak memberikan cukup keterangan mengenai reaksi yang dikatalisisnya, juga
tidak menerapkan akseptor dari electron atau atom hydrogen yang diambil itu.
International Union of Biochemistry memberi nama lebih Panjang tetapi
lebih deskriptif. Misalnya, sitokrom oksidase dinamakan sitokrom C, O 2
oksidoreduktase, yang menunjukkan bahwa sitokrom tertentu, yang
elektronnya diambil itu adalah tipe C dan molekul oksigen adalah akseptor
electron. Asam malat dehydrogenase dinamakan L-malat NAD
oksidoreduktase, menunjukan bahwa enzim itu khas untuk ionisasi bentuk L
dari asam malat dan NAD adalah akseptor atom hydrogen (Vandalita, 2018:
59).
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Didepan –ase digunakan nama
substrat dimana enzim itu bekerja, atau nama reaksi yang dikatalis. Misalnya
selulase, dehidrogenase, urease, dan lain–lain. Tetapi, pedoman tersebut tidak
selalu digunakan. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum
pedoman pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan.
Misalnya pepsin, tripsin, dan lain–lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organis
(1978), akhiran –ase tersebut diganti dengan –asa. Enzim diberi nama dengan
menambahkan akhiran ase terhadap nama substrat yang diubah oleh enzim
tersebut, misalnya enzim amilase mengubah amilum menjadi glukosa, lipase
mengubah lemak (lipid), dan enzim yang mengadakan perubahan karbohidrat
merupakan kelompok karbohidrase.

10
E. Klasifikasi Enzim
Menurut Poedjiadi (2006: 75-76) enzim dapat digolongkan berdasarkan
tempat bekerjanya, substrat yang dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara
terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a. Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan
untuk proses sintesis di dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP)
yang berguna untuk proses kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b. Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan”
substrat secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana
dengan BM lebih rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan substrat di luar sel tidak
digunakan dalam proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah
enzim elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase).
Ada beberapa macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim
oksidase, oksigenase, hidroksilase dan dehidrogenase.
b. Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu
molekul ke molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim
sebagai berikut:
1) Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2) Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan
fosfat.

11
3) Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim
adalah:
1) Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.
2) Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
3) Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan
polipeptida.
d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau
penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis,
sebagai contoh adalah:
1) L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2) Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis
reaksi pengambilan gugus karboksil.
e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi
isomerisasi, yaitu:
1) Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2) Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3) Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4) Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfat
dihidroksi aseton fosfat
5) Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA
suksinil-CoA
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan
dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai
contoh adalah enzim asetat=CoASH

12
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas,
misalnya enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk
enzim permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan
sifat selektif permiabel dari membran sel.
4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya
a. Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel
normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap
pada sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya
dipengaruhi kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan
enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b. Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya
enzim tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim
dapat dirangsang sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim
yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh
adalah enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E.coli yang
ditumbuhkan di dalam medium yang mengandung laktosa. Mulamula E.
coli tidak dapat menggunakan laktosa sehingga awalnya tidak nampak
adanya pertumbuhan (fase lag/fase adaptasi panjang) setelah beberapa
waktu baru menampakkan pertumbuhan. Selama fase lag tersebut E.
colimembentuk enzim beta galaktosidase yang digunakan untuk
merombak laktosa.

F. Kofaktor (Aktivitas, Gugus Prostetik, dan Koenzim)


Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein dan memang ada
enzim yang temyata hanya tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan
tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim yang selain protein juga memerlukan
komponen selain protein. Komponen selain protein pada enzim dinamakan

13
kofaktor. Koenzim dapat merupakan ion logam atau metal, atau molekul
organik yan dinamakan koenzim. Gabungan antara bagian protein enzim
(apoenzim) dan kofaktor dinamakan holoenzim. Enzim yang memerlukan ion
logam sebagai kofaktomya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi
untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat,
dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.
Kofaktor adalah komponen enzim yang bersifat non-protein yang berfungsi
untuk mengaktifkan enzim. Sifatnya stabil terhadap perubahan suhu atau suatu
reaksi. Kofaktor dibedakan menjadi tiga tipe yaitu activator, gugus protestik
dan koenzim.

1. Aktivator
Aktivator biasanya berikatan lemah dengan suatu enzim. Banyak enzim
yang berasosiasi dengan glikolisis memerlukan logam sebagai activator.
Beberapa logam yang diketahui merupakan activator dari system enzim
adalah Cu, Fe, Mn, Zn, Ca, K, dan Co (Harahap, 2012)
2. Gugus protestik
Gugus Prostetik yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein,
tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organik yang disebut

14
koenzim. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan panas (termostabil),
ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator
agarenzim tetap aktif (Harahap, 2012).
Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel),
yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin
Dinukleotida), Sitokrom. Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan
reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di
dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam
sel. Reaksi yang di-kendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi,
pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi,
nitrogen, dan pencemaan (Harahap, 2012).
3. Koenzim
Dalam peranannya enzim sering memerlukan senyawa organik tertentu
selain protein. Ditinjau dari fungsinya, dikenal adanya koenzim yang
berperan sebagai pemindahhidrogen, pemindah elektron, pemindah gugusan
kimia tertentu (group transferring) dan koenzim dari isomerase dan liase
(Harahap, 2012).

15
G. Mekanisme Kerja Enzim
Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi yang
diperlukan untuk reaksi) dari EA1 menjadi EA. Penurunan energi aktivasi
dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah produk
dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk
kompleks baru dengan substrat yang lain (Mustofa, 2016).
Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang berfungsi sebagai
katalis. Pada sisi ini, terdapat gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai
zat elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi yang diinginkan. Bentuk sisi
aktif sangat spesifik sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula. Hanya
molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim. Agar
dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer (Mustofa, 2016).
Menurut Pack (2008: 163); Mustofa (2016) ada 2 teori mengenai cara kerja
enzim, yaitu:
1. Model Fischer (model kaku)/ (Lock and key theory)
Teori ini menyatakan bahwa enzim akan mengikat substrat jika ukuran
dan bentuknya sama dengan active site enzyme. Enzim bersifat kaku. Enzim
dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci yang
masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi dengan
energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan
melepaskan produk serta membebaskan enzim. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat
tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

Gambar : Mekanisme kerja enzim lock and key

16
2. Model Koschland/ ketepatan induksi (Induced fit theory)
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan
bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi
aktif termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika
produk sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang
lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.

Gambar. Mekanisme kerja enzim (inducet fit theory)

Menurut Mustofa (2016) Cara Kerja Enzim adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan energy aktivasi dengan mengubah bentuk substrat menjadi


keadaan transisi sebelum membentuk produk
2. Menurunkan energy keadaan transisi
3. Menyediakan lintasan reaksi alternative
4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan desabilisasi keadaan dasar..

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Menurut Poedjiadi (2006: 79) faktor-faktor yang mempengaruhi enzim
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim
masih tetap mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu.
Enzim dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu
40 °C. Pada suhu 0 °C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim
akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas
sekitar 40 – 50°C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan

17
lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya
protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.
a. Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0 °C.
b. Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan
suhu 10 °C.
c. Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37 °C. Enzim
ternyahasli pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50 °C.
2. Derajat Keasaman (pH)
Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa
jenis enzim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim
yang bekerja optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa
ataupun asam, enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu
juga sebaliknya, jila suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau
asam tetapi ditempatkan pada keadaan asam atau bas, enzimtersebut akan
rusak.Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdpat di dalam lambung,
efektif bekerja pada pH rendah.Setiap enzim bertindak paling cekap pada
nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH optimum.pH optimum bagi
kebanyakan enzim ialah pH 7.Terdapat beberapa pengecualian, misalnya
enzim pepsin di dalam perut bertindak balas paling cekap pada pH 2,
sementara enzim tripsin di dalam usus kecil bertindak paling cekap pada pH
8.
3. Inhibitor
Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feed back inhibitor.
Feed back inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil (produk) kerja
enzim yang terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan menghambat
kerja enzim yang bersangkutan.
a. Inhibitor Kompetisi
Pada inhibitor kompetisi terjadi penambahan substrat dapat
mengurangi daya hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan substrat
untuk mengikta bagian aktif enzim. Misalnya enzim suksinat
dehidrogenase yang berfungsi mengkatalisis reaksi oksidasi asam uksinat

18
menjadi fumarat, jika dalam proses ini ditambahkan asam malonat, maka
enzim suksinat dehidrogenase akan menurun aktivitasnya.
Tetapi jika diberikan lagi asam suksinat sebagai substrat reaksi akan
normal kembali. Sehingga aktivitas inhibitor ini sangat bergantung pada
konsentrasi inhibitor, konsentrasi substrat, dan aktivitas relatif inhibitor
dan substrat.

b. Inhibitor Nonkompetisi
Inhibitor nonkompetisi pengaruhnya tidak dapat dihilangkan dengan
adanya penambahan substrat lain, dimana inhibitor ini akan berikatan
dengan permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti
oleh substrat. Sehingga daya kerja inhibitor sangat tergantung
dari konsentrasi inhibitor dan aktivitas inhibitor terhadap enzim.

Gambar : Inhibitor Enzim


Sumber: www.grupipa.net
4. Konsentrasi Substrat
Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi
substrat yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja
enzim juga rendah. Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia banyak,
kerja enzim juga cepat. Pada keadaan substrat berlebih, kerja enzim tidak
sampai menurun tetapi konstan.
Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi
bilangan molekul substrat. Oleh itu,cuma sebilangan kecil molekul enzim
bertindak balas dengan molekul substrat.

19
Apabila kepekatan substrat bertambah, lebih molekul enzim dapat
bertindak balas dengan molekul substrat sehingga ke satu kadar maksimum.
Penambahan kepekatan substrat selanjutnya tidak akan menambahkan
kadar tindak balas kerana kepekatan enzim menjadi faktor pengehambat.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
2. Enzim tidak tercampur merata di seluruh sel, tetapi terdapat dalam
kompartemen-kompartemen. Enzim untuk fotosintesis terdapat dalam
kloroplas, untuk respirasi terutama terdapat dalam mitokondria sedang
sebagian lagi terdapat dalam sitosol. Enzim untuk sintesis DNA, RNA, Dan
mitosis terdapat dalam inti.
3. Sifat-sifat dari enzim adalah berupa Enzim adalah Protein, Bekerja secara
khusus/spesifik, Berfungsi sebagai katalis, Diperlukan dalam jumlah sedikit
dan Bekerja bolak-balik.
4. Enzim biasanya mendapat akhiran ase menunjukkan substrat yang
ditindaknya dan tipe reaksi yang dikatalisisnya. Misalnya sitokrom oksidase
(enzim respiratoris), mengoksidasi (mengambil satu electron dari) satu
molekul sitokrom. International Union of Biochemistry memberi nama lebih
Panjang tetapi lebih deskriptif. Misalnya, sitokrom oksidase dinamakan
sitokrom C, O2 oksidoreduktase, yang menunjukkan bahwa sitokrom
tertentu, yang elektronnya diambil itu adalah tipe C dan molekul oksigen
adalah akseptor electron.
5. enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang
dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
6. Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Kofaktor adalah
komponen enzim yang bersifat non-protein yang berfungsi untuk

21
mengaktifkan enzim. Sifatnya stabil terhadap perubahan suhu atau suatu
reaksi.
7. Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim
meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Terdapat
2 teori mengenai cara kerja enzim, yaitu: Model Fischer (model kaku)/
(Lock and key theory) dan Model Koschland/ ketepatan induksi (Induced fit
theory).
8. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim diantaranya adalah
berupa Suhu, Derajat Keasaman (pH), Inhibitor (Inhibitor Kompetisi dan
Inhibitor Nonkompetisi), dan Konsentrasi Substrat.
B. Saran
Lebih diperlengkap materinya dengan menggunakan berbagai sumber-
sumber atau literatur yang lebih banyak dan lebih mendukung (literatur baru)
guna lebih menemukan kajian materi yang pas melalui kajian perbandingan
literatur sehingga didapat materi yang benar-benar sesuai dengan keadaan ilmu
pengatahuan sekarang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Harahap F. 2012. Enzim. http://digilib.unimed.ac.id/1641/80/Bab%20VI.pdf.


Diakses pada tanggal 20 September 2018 pukul 20:00 WITA

Josua. 2010. Pengertian Enzim. https://josuasilitonga.wordpress.com/2010


/10/07/enzim/. Diakses Pada Tanggal 20 September 2018 pukul
20:30 WITA

Mustofa. 2016. Makalah Enzim. http://musthofaali848.com/2016/02/makalah-


enzim.html. Diakses Pada Tanggal 24 September 2018 pukul 20:30
WITA

Pack, Pilip. 2008. Cliffsap Biologi Edisi ke-2. Cet I. Pakar karya: Jakarta.

Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

Roni, W. 2013. Tentang Enzim. https://www.budidayapertanian.com. Diakses


Pada Tanggal 20 September 2018 pukul 20:15 WITA

Vandalita, M.M.R. 2018. Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan. Samarinda:


Universitas Mulawarman

23
PERTANYAAN DISKUSI

1. Dewi Yulaikah kel 3.


Soal: adakah enzim yang bekerja pada fotosintesis? Jika ada, sebutkan nama
enzim tersebut?
Jawab: Lia Agustina
ada ya itu enzim yang berperan dalam fotosintesis pada reakasi gelap adalah
enzim rubisco dan phosphoenolpyruvate carboxylase. Enzim rubisco berfungsi
membantu RuBP mengikat CO2, juga mampu mengikat O2 meskipun
jumlahnya jauh lebih kecil. O2 yang terikat tersebut akan menyebabkan
berlangsungnya fotorespirasi, yaitu proses pemecahan glukosa hasil
fotosintesis dengan bantuan oksigen dan berlangsung pada siang hari.

2. Arlita Amalia Sari kel 2


Soal: contoh enzim yang bekerja di atas suhu maksimum?
Jawab:

3. Fransisika Era Sihotangkel 1


Soal: jelaskan enzim apa yang berada di endoenzim dan eksoenzim?
Soal:

4. Anisa Rizky Amalia kel 4


Soal: bagaimana cara penamaan enzim
Jawab: (Andika)
Enzim biasanya mendapat akhiran ase menunjukkan substrat yang
ditindaknya dan tipe reaksi yang dikatalisisnya. Misalnya sitokrom oksidase
(enzim respiratoris), mengoksidasi (mengambil satu electron dari) satu molekul
sitokrom. Asam malat dehidrogenase, mengambil dua atom H
(mendehidrogenasi) dari asam malat. Nama umum ini walaupun pendek namun
tidak memberikan cukup keterangan mengenai reaksi yang dikatalisisnya, juga
tidak menerapkan akseptor dari electron atau atom hydrogen yang diambil itu.

24
International Union of Biochemistry memberi nama lebih Panjang tetapi
lebih deskriptif. Misalnya, sitokrom oksidase dinamakan sitokrom C, O2
oksidoreduktase, yang menunjukkan bahwa sitokrom tertentu, yang
elektronnya diambil itu adalah tipe C dan molekul oksigen adalah akseptor
electron. Asam malat dehydrogenase dinamakan L-malat NAD
oksidoreduktase, menunjukan bahwa enzim itu khas untuk ionisasi bentuk L
dari asam malat dan NAD adalah akseptor atom hydrogen
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Didepan –ase digunakan nama
substrat dimana enzim itu bekerja, atau nama reaksi yang dikatalis. Misalnya
selulase, dehidrogenase, urease, dan lain–lain. Tetapi, pedoman tersebut tidak
selalu digunakan. Hal ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum
pedoman pemberian nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan.
Misalnya pepsin, tripsin, dan lain–lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organis
(1978), akhiran –ase tersebut diganti dengan –asa. Enzim diberi nama dengan
menambahkan akhiran ase terhadap nama substrat yang diubah oleh enzim
tersebut, misalnya enzim amilase mengubah amilum menjadi glukosa, lipase
mengubah lemak (lipid), dan enzim yang mengadakan perubahan karbohidrat
merupakan kelompok karbohidrase.
5. Mariani kel 6
Soal: enzim apa yang terletak pada organ-organ tumbuhan beserta fungsinya?
Jawab:
Enzim secara umum tersebar di seluruh tubuh dari tumbuhan yang berperan
sebagai molekul yang mempercepat suatu reaksi, dalam hal ini reaksi
pertumbuhan dan perkembangan. Adapun enzim pada tumbuhan banyak
terdapat di bagian organ tumbuhan yang umumnya berperan sebagai
percepatan proses fotosintesis

6. Yessi Maulida Mardian ( kel. 1)


Jelaskan mengapa di beri istilah kunci dan gembok, apakah enzim berbentuk
seperti kunci dan gembok??
Jawab: (andika)

25
Istilah kunci dan gembok merupakan istilah yang menggambarkan bagaimana
suatu enzim yang bekerja dengan substratnya harus secara spesifik, tanpa
adanya penghalang atau penghambat seperti inhibitor maupun faktor-faktor
lainnya, sebab jiga ada faktor penghambat seperti ketidaksesuaian suhu, pH,
dan adanya inhibitor maka akan menyebabkan enzim tidak dapat berikatan
dengan substrat, dengan istilah kunci tidak akan bisa masuk ke dalam gembok
karena adanya faktor penghambat.

26

Anda mungkin juga menyukai