“ENZIM”
Diusulkan Oleh:
Meita Malau Nim: 191072004
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian enzim.
2. Agar dapat mengetahui sejarah perkembangan enzim
3. Agar dapat mengetahui tata nama dan klasifikasi enzim
4. Agar dapat memahami ciri – ciri dari enzim
5. Agar dapat mengetahui sumber – sumber
6. Agar dapat mengetahui jenis – jenis enzim
7. Agar dapat memahami struktur dari enzim
8. Agar dapat mengetahui cara kerja enzim
9. Agar dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi enzim
10. Agar dapat mengetahui Peranan dan Fungsi Enzim Dalam Kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
i. Hidrolase
Enzim yang berperan sebagai katalis pada reaksi hidrolisis, baik
pemecahan ester, glikosida dan peptide.
j. Liase
Enzim yang mekatalisis dalam reaksi pemisahan gugus dari suatu substrat
(bukan cara hidrolisis) atau sebaliknya.
k. Isomerase
Enzim yang bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler.
l. Ligase
Enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.
2.7 Struktur Enzim
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti
sesuatu dalam ragi. Menurut Mayrback (1952), enzim adalah senyawa protein
yang dapat mengatalisi reaksi-reaksi kimia dalam sel da jaringan mahluk hidup.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa ENZIM adalah biokatalisator,
yang artinya senyawa organik berupa protein bermolekul besar yang dapat
mempercepat jalannya reaksi-reaksi metabolisme tanpa mengalami perubahan
struktur kimia.
Kebanyakan enzim yang terdapat didalam alat-alat atau organ-organ
organisme hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah,
darah, cairan lambung dan cairan pangkreas.
Pembentukan enzim memerlukan bahan baku asam amino sehingga
pembentukannya akan mengalami hambatan jika sumber bahan baku ini
berkurang.
Beberapa enzim, seperti pepsin, tripsin dan kimotripsin yang hanya terdiri
atas satu rantai polipeptida disebut enzim monomerik. Enzim lain, seperti
heksokinase, laktat dehidrogenase, endase dan piruvat kinase yang terdiri atas dua
atau lebih rantai polipeptida disebut enzim oligomerik.
Seperti protein, enzim dapat mengalami denaturasi, misalnya akibat
pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik dan radiasi ultraviolet atau pengaruh
penambahan asam, basa dan pelarut organik tertentu. Denaturasi ini menyebabkan
enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat bekerja.
Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut
dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif
dan diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga,
seng atau suatu bahan senyawa organik yang mengandung logam.
Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut
haloenzim, tapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya
tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut koenzim, yang aktif
seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagian
vitamin (misal : vitamin B1,B2,B6, oniasindan biotin).
Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia
enzim sama seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan
DNA, bila rusak oleh lingkungan yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan
pH enzim dapat menurunkan barier energi aktivasi, sehingga reaksi dapat
berlangsung dalam kondisi normal yang ada pada sel hidup. Enzim dapat
mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh lebih lambat.
2.8 Cara kerja enzim
Pada tahun 1890-an, Fischer mengajukan model kunci dan lubang kunci,
yang menyebabkan pengikatan substrat melalui pencocokan dari substrat
komplementer dan struktur tempat aktif.Selama bertahun-tahun teori ini terbukti
berharga dalam penelitian mengenai spesifisitas stereo dari reaksi enzimatik.
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu
jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok
kunci dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah
sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang
sama.
Suatu modifikasi dari model kunci dan lubang kunci yang diajukan oleh
Daniel Koshland menggambarkan suatu jenis hubungan tangan dalam sarung
tangan antara enzim dan substratnya, sebagai akibat suatu kecocokan yang timbul.
Model cocok yang ditimbulkan ( Induced Fit) (Gambar 8-13) merupakan
interpretasi yang mempertimbangkan bahwa tempat pengikatan dari suatu enzim
bukan sebagai suatu struktur kaku, tetapi malah sebagai sesuatu yang berubah
dalam konfirmasi dengan terjadinya pengikatan substrat untuk menghasilkan
suatu kecocokan enzim-substrat yang tepat. Jadi, model Koshland
menggabungkan sifat dinamis ke dalam pengikatan substrat
3.1 Kesimpulan
Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai katalis yaitu untuk
mempercepat proses dan reaksi kimia yang sedang berlangsung. Enzim bekerja
secara spesifik pada satu jenis substrat. Namun, ada satu enzim yang dapat bekerja
pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat berguna untuk bagi manusia, hewan,
dan tumbuhan. Oleh karena itu, keberadaan enzim sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan kehidupan di alam ini.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat,
suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun
adalah inihibitor enzim.
3.2 Saran
Kesempurnaan makalah ini tergantung pada motivasi dan saran yang
membangun dari para pembaca. Maka dari itu, penulis mengharapkan masukan
ataupun saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzanna,nada.2014.”makalah
biokimia”(https://nadafauzannablog.wordpress.com/2014/05/27/makalah-
biokimia-enzim/). Diakses pada 4 September 2017 pada pukul 19.47 WIB