Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASAM AMINO DAN PROTEIN

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

“BIOKIMIA”

Dosen Pengampu : Nasrul Hakim, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Kelas A

Ajeng Novi Istiqomah (2001080001)

Regita Oktafiani AnandaSari (2001080017)

Tadris Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Metro

Tahun 2021

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini. Penyusuna makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas
kajian Mata kuliah Biokimia tentang Protein dan Asam Amino. Berkaitan dengan
hal tersebut penyusuna makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca maupun kami sebagai penyusun. Dalam
menyelesaikan makalah ini kami telah mendapatkan bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :

Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidaya–Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Bapak Nasrul
Hakim, M. Pdselaku dosen mata kuliah Biokimia yang telah memberikan tugas
yang berkaitan dengan makalah ini sehingga bertambah pengetahuan kami dalam
penulisan makalah ini. Teman-teman kami yang telah memberikan semangat dan
dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pihak-pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut membantu penyusunan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan baik penyusunan maupun penulisan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan
dimasa yang akan datang.

Metro, 17 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................6

A. Definisi Protein..............................................................................................6
B. Sumber Protein ..............................................................................................7
C. Jenis – Jenis Protein.......................................................................................8
D. Peran dan Fungsi Protein...............................................................................8
E. Penggolongan Protein....................................................................................9
F. Nilai Gizi Protein...........................................................................................11
G. Kekurangan dan Kelebihan Protein...............................................................12
H. Denaturasi Protein..........................................................................................16
I. Definisi Asam Amino....................................................................................18
J. Sifat Asam Amino..........................................................................................18
K. Klasifikasi Asam Amino................................................................................18
L. Fungsi Asam Amino......................................................................................19
M. Analisis Protein Dengan Metode Biuret........................................................20

BAB III PENUTUP..................................................................................................22

A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Saran...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................23

BAB 1

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Q.S Al – Maidah ayat 88 :

ْٓ ‫طيِّبًا ۖ َّواتَّقُوا هّٰللا َ الَّ ِذ‬


‫ي اَ ْنتُ ْم بِ ٖه ُم ْؤ ِمنُ ْو َن‬ َ ‫َو ُكلُ ْوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هّٰللا ُ َح ٰلاًل‬

“Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”.

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul besar yang


terdiri dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam pembentukan struktur,
fungsi, regulasi sel-sel makhluk hidup dan virus. Protein juga bekerja sebagai
neurotransmiter dan pembawa oksigen dalam darah (hemoglobin). Protein juga
berguna sebagai sumber energi tubuh.

Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain polisakarida ,


lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama semua makhluk hidup.
Pada manusia, protein menyumbang dari 20% berat total tubuh. Protein ibaratnya
seperti sebuah mesin, mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua
makhluk hidup. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 trilyun sel, masing-masing
sel memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel memiliki ribuan protein berbeda,
yang bersama-sama membuat sel elakukan tugasnya. Protein tersusun dari
monomer-monomer asam amino. Di dalamnya memiliki gugus karboksil dan
gugus amino.

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah yang
timbul sebagai berikut :

1. Asam Amino.
2. Protein, struktur kovalen dan fungsi protein.
3. Protein serat.
4. Uji kuantitatif protein dengan metode Biuret, penentuan komposisi
asam amino.

C. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya pembahasan materi ini diantaranya adalah


untuk menjawab rasa ingin tahu kami mengenai rumusan masalah yang
tersebut di atas, yaitu :

1. Mengetahui apa pengertian protein.


2. Mengetahui apa saja sumber protein ?
3. Mengetahui apa saja jenis jenis protein ?
4. Mengetahui bagaimana peran dan fungsi protein ?
5. Mengetahui apa saja penggolongan protein ?
6. Mengetahui apa yang di maksud nilai gizi protein ?
7. Mengetahui apa saja penyakit akibat kekurangan dan kelebihan protein ?
8. Mengetahui bagaimana denaturasi protein ?
9. Mengetahui apa pengertian asam amino ?
10. Mengetahui bagaimana sifat asam amino ?
11. Mengetahui apa saja klasifikasi dari asam amino ?
12. Mengetahui bagaimana fungsi asam amino ?
13. Mengetaahui bagaimana analisis protein dengan metode biuret ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Protein

Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau
utama. Protein adalah polimer yang tersusun dari asam amino. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia. Oleh karena sel
adalah penyusun tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi
sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh protein, separuhnya ada di dalam otot,
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan
selebihnya didalam jaringan lain, dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai
hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intra seluler dan sebagainya
adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang essensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantika oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein yang
dibentuk dengan hanya menggunakan satu polipeptida dinamakan sebagai protein
monomerik dan yang dibentuk oleh beberapa polipeptida contohnya hemoglobin
pula dikenali sebagai protein multimerik. Kebanyakan protein merupakan enzim
atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau
mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali
dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai
sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof).

6
Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis
protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA
ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosoma. Sampai tahap ini, protein masih “mentah”, hanya tersusun
dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah
protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.

Pada kehidupan protein memegang peranan yang penting, proses kimia


dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim yang berfungsi
sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paruparu keseluruh
bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan
untuk melawan bakteri penyakit atau disebut antigen, juga suatu protein.

B. Sumber Protein

Protein dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari dapat berasal dari
hewani maupun nabati. Protein yang berasal dari hewani seperti daging, ikan,
ayam, telur, susu, dan lain-lain disebut protein hewani, sedangkan protein yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, tempe, dan tahu disebut
protein nabati. Protein lengkap yang mengandung semua jenis asam amino
esensial, ditemukan dalam daging, ikan, unggas, keju, telur, susu, produk sejenis
Quark, tumbuhan berbiji, suku polongpolongan, dan kentang. Protein tidak
lengkap ditemukan dalam sayuran, padi-padian, dan polong-polongan.Secara
umum kualitas protein tergantung pada dua karakteristik berikut:

a) Digestibilitas protein : untuk dapat digunakan oleh tubuh, asam amino


harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat
diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah proses ini
asam amino yang penting hilang bersama feses.
b) Komposisi asam amino: seluruh asam amino yang digunakan dalam
sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan
yang baru dapat terbentuk. Dengan demikian makanan harus menyediakan

7
setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk asam
amino lain yang dibutuhkan.

C. Jenis – Jenis Protein


a) Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang
dan ikatan tisu.
b) Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada
serangan penyakit.
c) Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah kita.
d) Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
e) Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen
f) Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
g) Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
h) Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.

D. Peran dan Fungsi Protein


a. Protein sebagai senyawa struktural

Kolagen adalah protein yang paling banyak terdapat dalam tubuh mamalia
(25%), komponen utama jaringan kulit dan jaringan penghubung. Selain kolagen,
protein struktural lain adalah keratin (rambut, bulu, kuku) yang merupakan
komponen penting pada sitoskeleton yaitu pada filamen intermediat.

b. Protein sebagai enzim

Enzim adalah biokatalisator atau katalisator berbagai reaksi


biokimia.Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler dan yang
bekerja diluar sel disebut ekstraseluler. Amilase, protease, lipase saluran
pencernaan adalah contoh enzim intraseluler sedangkan enzim kinase,
oksidoreduktase dan transferase yang bekerja pada berbagai jalur metabolisme
merupakan contoh enzim intraseluler.

c. Protein sebagai hormon

8
Tidak semua hormon merupakan senyawa protein atau peptida, ada yang
merupakan senyawa steroid, amina atau peptida. Hormon yang disekresi oleh
hipotalamus, hipofisis dan pankreas semuanya merupakan hormon peptida.
Insulin adalah salah satu contoh hormon peptida, dengan massa molekul sekitar
6000 Dalton.

d. Protein Transporter

Molekul-molekul yang masuk ke dalam peredaran darah sebagian besar


diangkut oleh protein transport yang ada di dalam darah. Hemoglobin adalah salah
satu contoh protein yang berperan sebagai molekul transport di dalam darah,
pembawa oksigen ke seluruh sel yang memerlukan.

e. Protein gerak

Kontraksi otot dan motilitas sel melibatkan interaksi antara protein gerak
sel yaitu aktin (filamen aktin, hasil polimerisasi dari sub unit yang disebut G-aktin
) dan miosin (protein gerak terbesar dan panjangnya 150 nm).

f. Protein sebagai pertahanan tubuh

Antibodi adalah salah satu alat pertahanan tubuh, merupakan molekul


immunoglobulin, merupakan protein yang tersusun oleh beberapa rantai
polipeptida dan yang saat ini dikenal adalah IgG, IgM, IgA, IgD dan IgF.

E. Penggolongan Protein.
1. Berdasarkan struktur molekulnya
a) Struktur primer (struktur utama)

Struktur primer pada protein berupa 1 rantai polipeptida yang merupakan


rangkaian asam amino dengan urutan tertentu. Susunan ini menentukan sifat dasar
dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier. Struktur ini terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan satu sama
lain secara kovalen melalui ikatan peptida.

9
b) Struktur sekunder

Struktur sekunder terutama terbentuk oleh ikatan hidrogen yang terjadi


antar gugus yang terdapat pada tulang punggung rantai polipeptida. Elemen dasar
konformasi suatu molekul polipeptida adalah struktur sekunder.Ada beberapa
bentuk struktur sekunder yang umum didapati pada polipeptida yaitu struktur alfa
heliks, beta-pleated sheet dan struktur tekukan/turn.

c) Struktur Kuartener

Struktur kuartener terbentuk dari beberapa bentuk tersier atau multi sub
unit. Interaksi intermolekul antar subunit protein ini membentuk struktur
keempat/kuartener. Protein yang tersusun oleh satu rantai polipeptida dan juga ada
yang tersusun oleh lebih dari satu rantai polipeptida ( protein oligomerik).
Struktur kuarterner menggambarkan hubungan antar tiap rantai polipeptida yang
membentuk suatu molekul peptida oligomerik

d) Struktur Tersier

Struktur tersier terbentuk karena adanya pelipatan membentuk struktur


yang kompleks. Pelipatan distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida,
interaksi ionik, ikatan hidrofobik, ikatan hidrofilik. Struktur tersier adalah
konformasi global suatu rantai polipeptida tunggal. Ikatan yang bertanggung
jawab pada pembentukan struktur tersier terutama adalah ikatan hidrogen dan
ikatan hidrofobik.

2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik


1) Protein Globular

Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini
larut dalam air, asam, basa, dan etanol.

2) Protein Serat (fibrous protein)

Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun
memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin

10
pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut dalam
air, asam, basa, maupun etanol.

3. Berdasarkan Fungsi Biologi

Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam tubuh, antara lain :

1) Enzim (ribonukease, tripsin)


2) Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum, albumin)
3) Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum, ovalbumin/telur,
kasein/susu, feritin/jaringan hewan)
4) Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5) Protein struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6) Protein pertahanan (antibodi, fibrinogen, dan trombin, bisa ular)
7) Protein pengatur (hormon insulin dan hormon paratiroid)

4. Berdasarkan Daya Larutnya


1) Albumin : Larut air, mengendap dengan garam konsentrasi tinggi.
Misalnya albumin telur dan albumin serum.
2) Globulin : Tidak larut dalam larutan netral, larut asam, dan basa encer.
Glutenin (gandum), orizenin (padi).
3) Gliadin (prolamin) : Larut dalam etanol 70-80%, tidak larut dalam air dan
etanol 100%. Gliadin/gandum, zein/jagung.
4) Histon : Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam
sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi hemoglobin).
Tidak larut dalam air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%). Misalnya
globulin serum dan globulin telur.
5) Protamin : Larut dalam air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam
nukleat menjadi nukleoprotamin (sperma ikan).

F. Nilai Gizi Protein

Nilai gizi protein dapat diartikan sebagai kemampuan suatu protein untuk
dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber nitrogen untuk sintesis protein

11
tubuh. Terdapat bermacam-macam cara atau metode evaluasi nilai gizi protein,
tetapi pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitumetode in
vitro(secara kimia, enzimatis atau mikrobiologis) dan in vivo(secara biologis
menggunakan hewan percobaan, termasuk manusia).

Beberapa metode in vitro( secara kimia) mengevaluasi komposisi asam


amino esensial suatu protein, ketersediaan asam amino, daya cerna suatu protein,
serta nilai PER yang dihitung berdasarkan nilai cerna dan komposisi asam amino
suatu protein. Metode biologis untuk evaluasi nilai gizi protein pada umumnya
menggunakan tikus putih sebagai hewan percobaan, tetapi ada juga yang
menggunakan mencit, ayam atau hewan lain seperti kera dan bahkan manusia.

Kebutuhan tubuh akan protein dan asam-asam amino dapat diestimasi


menggunakan tiga cara. Untuk bayi, jumlah protein dan pola asam-asam amino
esensial yang terdapat dalam air susu ibu (ASI) dianggap sesuai untuk
pertumbuhan bayi yang optimal. Untuk anak-anak, biasanya digunakan metode
faktorial, yang menyangkut estimasi jumlah semua nitrogen yang hilang melalui
urine, feses, dan kulit, ditambah dengan kebutuhan untuk pertumbuhan. Untuk
orang dewasa digunakan metode keseimbangan nitrogen yang diukur pada
berbagai tingkat konsumsi protein. Keseimbangan nitrogen dinilai dari
perbandingan antara jumlah nitrogen (protein) yang dikonsumsi dengan nitrogen
yang hilang melalui urine, feses, kulit (keringat) dan jalur metabolisme lainnya.
Jika nitrogen yang dikonsumsi lebih besar dari nitrogen yang diekskresikan,
keseimbangan nitrogen disebut positif dan disebut negatif untuk keadaan
sebaliknya. Keseimbangan nitrogen akan tercapai bila nitrogen yang dikonsumsi
sama besar dengan nitrogen yang diekskresikan.

G. Kekurangan dan Kelebihan Protein

a) Kekurangan Protein

Malnutrisi energi protein atau kekurangan energi protein (KEP)


merupakan suatu penyakit gangguan gizi yang banyak terjadi di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

12
Gangguan gizi ini sering terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun (balita), ibu
yang sedang mengandung atau menyusui.Ada tiga tipe KEP, yaitu marasmus dan
kwarsiorkor. Masing-masing tipe tersebut memiliki gejala yang khas baik secara
klinis maupun biokimia.

KEP dan status gizi yang buruk dapat menyebabkan penderita rentan
terkenapenyakit, seperti batuk. Batuk yang tidak kunjung sembuh merupakan
salah satu gejala yang ada pada penyakit TBC. Penyakit Tuberkulosis dapat
mengenai orang dewasa atau akibat Mycobacterium tuberculosis yang terjadi
akibat adanya riwayat kontak pada penderita TBC sebelumnya. Penyakit TBC
dapat disembuhkan dengan obat anti tuberkulosis yang dosisnya diberikan sesuai
umur dan berat badan anak.Ada 2 tipe KEP yaitu meliputi :

1. Maramus

Marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.anak yang
mengalami Maramus mengalami gejala atau tanda lainnya,seperti

 Kekurangan berat badan

 Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak

 Pertumbuhan terhambat

 Kulit kering dan rambut rapuh

 Terlihat lebih tua dari usianya

 Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu

 Diare kronis

2. Kwashiorkor

Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau


bahkan ketiadaan asupan protein. Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan di
bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan

13
tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi
umumnya di kaki.anak yang mengalami kwashiorkor juga mengalami gejala atau
tanda lainnya,seperti :

 Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna
menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung

 Muncul ruam atau dermatitis

 Lebih rewel

 Terlihat lesu dan selalu mengantuk

 Gangguan tumbuh kembang, termasuk berat dan tinggi tidak bertambah

 Perut membesar

 Kadar albumin darah rendah (hipoalbuminemia)

 Infeksi yang terjadi terus menerus akibat lemahnya kekebalan tubuh

 Kuku pecah dan rapuh

 Penurunan massa otot

 Diare

Berikut kegiatan penanggulangani KEP meliputi :

 Meningkatkan upaya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita


melalui kelompok dan dasa wisma.
 Pengembangan sistem rujukan pelayanan gizi di Posyandu dalam
rehabilitasi gizi terutama di daerah miskin.
 Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi melalui KI E yang berkesinam
bungan.
 Peningkatan pemberian ASI secara eksklusif.
 Penanggulangan KEK (Kurang Energi Kronik) pada ibu hamil didasarkan
hasil penilaian dengan alat ukur LILA (Lingkar Lengan Atas).

14
b) Kelebihan Protein

Protein merupakan nutrisi penting yang berperan dalam proses


pembentukan dan perbaikan sel serta jaringan tubuh. Namun, kelebihan protein
juga tidak baik untuk kesehatan. Setiap orang yang terlalu banyak mengkonsumsi
protein, akan lebih sering kencing karena protein di dalam badan dicerna menjadi
urea, suatu senyawa dalam bentuk sisa yang harus dibuang melalui urine. Terlalu
banyak atau sering kencing merupakan pula beban berat ginjal dan meningkatkan
risiko terhadap dehidrasi atau kekurangan cairan.Berikut ini adalah beberapa
dampak kelebihan protein dalam tubuh :

1. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salahsatu masalah utama dalam sistem rangka


manusia. Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini
biasanya baru diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan
patah tulang.Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa
mengalami gejala berikut :

 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan
 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
 Postur badan membungkuk
 Tinggi badan berkurang

2. Proteinuria albuminuria (ginjal boco)

Adalah suatu kondisi di mana urine mengandung sejumlah protein dalam


jumlah yang terlalu banyak. Bocornya protein ke dalam urine biasanya disebabkan
oleh rusaknya pembuluh darah kecil (glomeruli) pada ginjal, sehingga
tidak dapat menyaring darah dengan baik

 urinasi yang lebih sering (overactive bladder),

 sesak napas,

15
 mual dan muntah,

 kelelahan,

 menghilangnya nafsu makan,

 pembengkakan di area wajah, perut, atau kaki dan sekitar pergelangannya,

 kram otot pada malam hari,

 mata bengkak, serta

 urine yang berbusa.

H. Denaturasi Protein

Denaturasi adalah perubahan atau modifikasi pada struktur molekul


protein Selain itu, denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam
nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan
beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam
anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau
kloroform), atau panas.. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini
menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel.

Contoh umum proses denaturasi yaitu ketika makanan dimasak, beberapa


protein akan ter denaturasi. Inilah sebabnya mengapa telur rebus menjadi keras
dan daging dimasak menjadi lebih padat. Sebuah contoh klasik, denaturasi protein
putih telur. Saat baru dari telur, putih telur berwujud transparan dan cair.
Memasak putih telur membuatnya menjadi buram, membentuk sebuah massa
padat yang saling berhubungan.Denaturasi mempunyai sisi positif dan sisi negatif.

Sisi negatif denaturasi yaitu :

1. Protein kehilangan aktivitas biologis

2. Pengendapan protein

3. Protein kehilangan beberapa sifat fungsional

Sisi positif denaturasi yaitu :

16
1. Denaturasi panas pada inhibitor tripsin dalam legume dapat meningkatkan
tingkat ketercernaan dan ketersediaan biologis protein legum.

2. Protein yang terdenaturasi sebagian lebih mudah dicerna, sifat pembentuk


buih dan emulsi lebih baik daripada protein asli.

3. Denaturasi oleh panas merupakan prasyarat pembuatan gel protein yang


dipicu oleh panas.

Beberpa protein (kulit dan dinding dalam saluran penceraan) sangat tahan
terhadap denaturasi, sedangkan proteinprotein lain sangat peka. Denaturasi dapat
bersifat reversible jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang
lembut, seperti sedikit perubahan pH. Jika protein ini dikembalikan ke lingkungan
awalnya, protein ini dapat memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang
alamiah dalam suatu proses yang disebut renaturasi. Sayang renaturasi umunya
sangat lambat atau tak terjadi sama sekali. Adapun ciri khas dari denaturasi yaitu:

1. Hilangnya sifat alamiah protein (struktur tiga-dimensi dan fungsi)

2. Prosesnya terjadi secara kooperatif

3. Pendenaturan merusak ikatan-ikatan lemah yang membangun struktur 3D


protein

Adapun Faktor yang mendenaturasi protein antara lain:

1. Panas, merusak ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik dan


menyebabkan terjadinya koagulasi.

2. Asam dan basa, merusak jembatan garam (interaksi elektrostatik)

3. Pelarut organik, merusak ikatan hidrogen

4. Ion logam berat, bereaksi dengan ikatan disulfida dan asam amino asam

5. Agitasi, menarik protein hingga memutuskan ikatan silang membentuk


suatu padatan.

17
A. Definisi Asam Amino

Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino
sekurang kurangnya mempunyai satu gugus asam karboksil (-COOH) satu gugus
amino (-NH2) pada posisi alfa dari rantai karbon yang asimetris, sehingga dapat
terjadi beberapa isomer. Dengan adanya dua gugusan tersebut, asam amino dapat
bertindak sebagai buffer yang berfungsi menahan perubahan pH.

B. Sifat Asam Amino


1. Amfote

Sifat amfoter ini tampak pada asam amino yang hanya mengikat satu
gugus -COOH dan satu gugus -NH2. Adapun asam amino yang mengikat lebih
dari satu gugus -COOH dan hanya satu gugus -NH2, akan lebih bersifat asam

2. Ion Zwitter

Pada asam amino, ada gugus yang dapat melepaskan ion H+ dan ada
gugus yang dapat menerima ion H+. Akibatnya, terbentuk molekul yang memiliki
dua jenis muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif. Molekul seperti ini,
dikenal sebagai ion zwitter atau kadang-kadang disebut juga sebagai ion dipolar.

3. Optis Aktif

Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C
kiral, yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH,
-NH2, dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis
aktif. Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.

C. Klasifikasi Asam Amino

Berdasarkan struktur kimia, asam amino digolongkan menjadi :

a. Kelompok asam amino Monoamino-monokarboksilat : glisin, alanin,


serin, treonin, valin, leusin, dan isoleusin.
b. Kelompok asam amino yang mengandung sulfur : metionin, sistin, dan
sistein.

18
c. Kelompok asam amino monoamino-dikarboksilat : asam aspartat dan asam
glutamat.
d. Kelompok asam amino dasar : lisin, arginin, hidroksiprolin, dan histidin.
e. Kelompok asam amino aromatik : fenilalanin dan treonin
f. Kelompok asam amino heterosiklik : triptofan, prolin, dan hidroksiprolin.

D. Fungsi Asam Amino

Fungsi asam amino diantaranya :

a) Asam amino menduduki posisi penting dalam metabolisme sel. Hampir


semua reaksi biokimia dikatalis oleh enzim yang terdiri dari residu asam
amino. Asam amino sangat esensial untuk metabolisme karbohidrat dan
lipid dan untuk sintesis jaringan protein.
b) Penyusun senyawa penting seperti adrenalin, tyrosin, melanin, histamin,
pofirin, hemoglobin, pirimidin, purin, asam nukleat, choline, asam folic,
asam nikotin, vitamin, taurine, garam empedu dan sebagai sumber energi
metabolis.

E. Klasifikasi Asam Amino


Berdasarkan struktur kimia, asam amino digolongkan menjadi :
a) Kelompok asam amino Monoamino-monokarboksilat : glisin,
alanin, serin, treonin, valin, leusin, dan isoleusin.
b) Kelompok asam amino yang mengandung sulfur : metionin, sistin,
dan sistein.
c) Kelompok asam amino monoamino-dikarboksilat : asam aspartat
dan asam glutamat.
d) Kelompok asam amino dasar : lisin, arginin, hidroksiprolin, dan
histidin.
e) Kelompok asam amino aromatik : fenilalanin dan treonin

19
f) Kelompok asam amino heterosiklik : triptofan, prolin, dan
hidroksiprolin

F. Metode Biuret

Metode biuret merupakan salah satu metode penentuan kadar protein


dengan menggunakan larutan Biuret pada suasana basa bereaksi dengan ikatan
peptida dari protein tempe mengakibatkan terjadinya perubahan warna dari larutan
Biuret yang berwarna biru menjadi berwarna ungu. Tujuanya Mengukur
banyaknya ikatan peptida yang berikatan dengan Cu yang didasarkan
pembentukan warna ungu (purple).

Reagen biuret :

• 60ml NaOH 10% dalam 100 ml akuades

• 0,3 g CuSO4

• 1,2 g Rochelle salt

• Di tambahkan akuades 200ml

Persiapan Sampel :

20
 Timbang ekstrak. Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan air sampai volume total 1 ml.

 Tambahkan 1 ml TCA (Tri Chloroacetic Acid) 10% agar protein


terdenaturasi.

 Sentrifusa 3000 rpm, 10 menit sampai protein yang terdenaturasi


mengendap, supernatan dibuang (dekantasi)

 Ke dalam endapan tambahkan 2 ml etil eter, campur merata lalu sentrifus


kembali untuk menghilangkan residu TCA. Biarkan mengering pada suhu
kamar.

 Ke dalam endapan kering ditambahkan air 4 ml, campur merata.  sampel

 Tambahkan 6 ml pereaksi biuret, alkali dalam pereaksi ini akan


melarutkan endapan yang tersisa

 0.1-1.0 ml sampel (dipipet tepat) dimasukkan ke dalam tabung reaksi,


kemudian diperlakukan seperti penetapan standar

Keunggulan Metode Biuret :

 Lebih murah jika dibanding kjedahl

 Sangat spesifik terhadap protein (karena bereaksi dengan ikatan peptida)

 Tidak mendeteksi N dari komponen non-protein

Kelemahan Metode Biuret :

 Absorbansi dapat dipengaruhi oleh adanya pigmen

 Tingginya konsentrasi garam amonium dapat mempengaruhi reaksi

 Warna yang terbentuk berbeda pada protein yang berbeda (ex. Gelatin
memberi warna pinkish purple.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul besar yang
terdiri dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen
dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam
pembentukan struktur, fungsi, regulasi sel-sel makhluk hidup dan virus.
Protein juga bekerja sebagai neurotransmiter dan pembawa oksigen dalam
darah (hemoglobin). Protein juga berguna sebagai sumber energi tubuh.

Asam amino adalah unit dasar dari struktur protein. Semua asam amino
sekurang kurangnya mempunyai satu gugus asam karboksil (-COOH) satu
gugus amino (-NH2) pada posisi alfa dari rantai karbon yang asimetris,
sehingga dapat terjadi beberapa isomer. Dengan adanya dua gugusan
tersebut, asam amino dapat bertindak sebagai buffer yang berfungsi
menahan perubahan pH.

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam penyajian tulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, sehingga mengharapkan kepada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran kedepanya. Demikian pembahasan materi
tentang Asam Amino dan Protein, Semoga bagi pembaca dapat menambah
wawasan dan pengetahuan yang baru.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-quran karim

Aritonang, E. (2004). Kurang Energi Protein (Protein Energy Malnutrition).


Sumatra Utara. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sumatra Utara.

Muchtadi, I. D (2014). Nutrifikasi Protein (Bagian 1). 1-41

Rismayanthi, C. (2006). Konsumsi Protein Untukpeningkatan Prestasi. Medikora,


11(2).

Victoria, Sylvia. 2015. Protein Energy Deficiency Type Maramus With


Pulmonary Tubercolusis. Jurnal Agromed Unila. Vol 9(1).

Wahyudiati, Dwi. (2017). BIOKIMIA. Mataram. Leppim Mataram

23

Anda mungkin juga menyukai