OLEH:
NIM : NH0518009
KELAS : FARMASI A
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Penyayang, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah
penyusunannya. Untuk itu, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Namun, tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih
lainnya. Maka dari itu, saya selaku penyusun makalah ini, menghimbau
kepada para pembaca untuk memberi saran atau kritikan apabila terdapat
kesalahan.
semoga kita dapa mengambil manfaat dari makalah ini baik bagi pembaca
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ........................................................................................
G. Hidrolisis Protein.......................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
para peminat pada berbagai cabang ilmu, yang pada gilirannya sering
(Julianto, 2015).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Protein
A. Pengertian Protein
ikatan peptida. Tiga per empat zat padat tubuh terdiri dari
(Suprayitno, 2017).
(Suprayitno, 2017).
2017).
(Suprayitno, 2017).
asam amino yang mudah larut dalam air ini juga dapat diserap
(Suprayitno, 2017).
C. Karakteristik Protein
struktur makromolekulnya
D. Struktur Protein
asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam amino
2017).
2008).
(Sumardjo, 2008) :
a. Protein Globular
(Sumardjo, 2008).
b. Protein Fibrosa
2008).
a. Protein Sederhana
b. Protein Majemuk
a. Protein Alam
(Sumardjo, 2008).
b. Protein Derivat
a. Protein Struktural
protein ini adalah protein fibrosa dan tidak larut dalam air.
b. Protein Enzim
c. Protein Pengangkut
jaringan otot.
d. Protein Kontraktil
protein otot.
e. Protein pelindung
imunogen.
f. Protein simpanan
penyusunnya.
g. Protein hormon
seperti bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin, misalnya, yaitu
sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak (Sumardjo,
2008).
Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil
(Sumardjo, 2008).
alkohol atau aseton. Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan
lebih besar daripada suhu 25oC. Protein yang terdapat pada biji-biji
tanaman lebih mudah larut dalam larutan garam pada suhu tinggi
(Sumardjo, 2008).
E. Hidrolisis Protein
(Sumardjo, 2008).
suhu 120oC selama 8 jam atau direfluks selama 24 jam pada titik
ini. Kerugian yang dialami pada hidrolisis dengan cara ini antara
berwarna hitam; (b) sekitar 10% serin dan treonin rusak; (c)
2008).
yang penting adalah (a) suhu; (b) konsentrasi ion hidrogen; (c)
F. Susunan Protein
Selain itu, ikatan hidrogen juga dapat terjadi apabila dua gugus
(Sumardjo, 2008).
(Sumardjo, 2008).
Protein merupakan makromolekul asam-asam alfa-amino
1. Struktur Primer
protein.
2. Struktur Sekunder
3. Struktur Tersier
misalnya residu tirosin dan residu histidin atau residu serin dan
4. Struktur Kuartener
2017).
dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
(Suprayitno, 2017).
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar dan
2014):
yang satu ke daerah yang lain. Golongan ini terdiri dari lima
(metionin).
ini.
amino asam)
(COOH).
amino basa)
melalui ikatan peptide antara gugus asam amino dari salah satu
sekunder.
ammonia.
11. Glutamine (asam 2S-2-amino-4-karbamoil-butanoat)
penyakit herpes.
1. Larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam
amina, pada umumnya tidak larut dalam ait tetapi larut dalam
pelarut organik.
karboksilat
1. Transaminasi
amino.
ammonium
PENUTUP
A. Kesimpulan
berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh
B. Saran