Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PROTEIN

Dosen Pembimbing :
MERI DIAN NOVELA SST

oleh :
Sindi Putri Kumala Sari
Indah Ivo Reskika
Imroatus Shalehah

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID
PAITON - PROBOLINGGO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya telah dapat menyusun

makalah tentang “ PROTEIN ” sebagai salah satu tugas mata kuliah Gizi Dan

Kesehatan Reproduksi. Dalam penyusunan makalah ini saya berusaha menjelaskan

tentang promosi kesehatan ibu hamil sebagai salah satu kunjungan dalam janin yang

harus dijaga dan dirawat. Oleh karena itu saya mengarapkan kritik dan saran,

sehingga untuk penulisan makalah dapat diperbaiki, baik materi maupun susunannya

dan akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu

dalam penulisan makalah ini. Yang telah memberikan bimbingan serta masukan yang

sangat berharga sehingga terwujudnya makalah ini.Terima kasih …


DAFTAR ISI

Kata Pengatntar...............................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Pengertian Protein....................................................................................................3
B. Penggolongan Protein..............................................................................................4
C. Fungsi Protein..........................................................................................................6
D. Struktur Kimia Protein.............................................................................................7
E. Sifat-Sifat Protein....................................................................................................9
F. Keunggulan dan kekurangan Protein.......................................................................9
G. Manfaat protein........................................................................................................12
H. Efek Kekurangan Dan Kelebihan Protein................................................................12
I. Kebutuhan Protein Harian.......................................................................................17

BAB III : PENUTUP.........................................................................................................19

A. Kesimpulan..............................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat
yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan
molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah dari latar belakang diatas yaitu
1. Jelaskan pengertian protein ?
2. Jelaskan penggolongan protein?
3. Jelaskan fungsi protein ?
4. Jelaskan struktur protein?
5. Jelaskan sifat-sifat protein?
6. Jelaskan kelebihan dan kekurangan protein?
7. Jelaskan manfaat protein?
8. Jelaskan akibat kekurangan dan kelebihan protein ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar dapat memahami ;
1. Mengetahui pengertian protein.
2. Mengetahui Penggolongan protein.
3. Mengetahui Fungsi protein.
4. Mengetahui struktur protein
5. Mengetahui sifat-sifat protein
6. Mengetahui keunggulan dan kekurangan protein
7. Manfaat protein
8. Mengetahui Akibat kekurangan dan kelebihan protein.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Protein

Protein adalah zat makanan berupa asam-asam amino yang berfungsi sebagai
pembangun dan pengatur bagi tubuh. Protein mengandung unsur karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul
protein juga mengandung posfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur
logam seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal dari bahasa
yunani yaitu proteos, artinya yang utama atau yang di dahulukan. Protein
ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802–1880).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino) yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam asam amino, tubuh
orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino esensial yaitu lisin, leusin,
isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin, treonin, sedangkan untuk anak-
anak yang sedang tumbuh, ditambahkan dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin.
Adapun contoh asam amino non esensial yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin,
asam glutamat, alanin, asam aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo, 2004).
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein adalah karbon
55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1%
fosfor. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua
protein akan tetapi tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Molekul protein
lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya (Almatsier, 1989).
Protein bagi tubuh berfungsi untuk perbaikan semua jaringan di dalam tubuh
termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein pembentukan
hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus, perkembangan seks
dan metabolisme. Protein juga berguna untuk melindungi supaya keseimbangan
asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur
keseimbangan air di dalam tubuh.
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Peptida merupakan
polimerisasi dari asam amino-asam amino yang berbeda. Jadi, protein dapat
dikatakan sebagai suatu kopolimer.
Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam amino dan
penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hidrogen yang
terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta ikatan disulfida -S-S- yang
menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion pada protein
juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan ikatan koordinasi,
misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin pada darah.
B. Penggolongan Protein
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Budianto, 2009):
1. Protein hewani.
Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan, dimana hewan yang
memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani.
Jika protein nabati datangnya dari tanaman, maka protein hewani sudah jelas
berasal dari hewan di mana protein hewani ini dikonsumsi oleh sebagian besar
karnivora dan omnivora yang sehingga kebutuhan gizi dapat terpenuhi. Asam
amino di dalam protein hewani ini diketahui jauh lebih lengkap bila
membandingkannya dengan protein dari tumbuhan sehingga tubuh manusia
dapat berkembang dengan lebih baik. Karena tubuh manusia tak memiliki
kemampuan dalam menghasilkan asam amino esensial, maka manusia perlu
memperolehnya dari makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Contoh Sumber Makanan Protein Hewani ; Lobster, Ikan lele, Kepiting,
Cumi, Belalang, Susu dan segala olahannya, Telur, Daging ayam, Daging
merah, Ikan dan Udang
2. Protein nabati.
Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seperti
yang telah disebut singkat sebelumnya, semua pasti sudah tahu bahwa protein
nabati adalah protein yang asalnya dari tumbuhan walau memang pada
beberapa penelitian telah diyakini bahwa semua asam amino esensial tidaklah
terkandung di dalam tanaman. Kenyataan baru pun muncul di mana semua
asam amino esensial terkandung di dalam tanaman dan kabar baiknya adalah
bahwa tingkat kolesterol karena protein nabati rupanya hampir nol atau malah
sangat sedikit. Kolesterol LDL tinggi (protein hewani) pun sudah dibuktikan
bahwa ini bisa dikurangi oleh konsumsi protein kedelai secara signifikan.
Sudah ada buktinya bahwa ada pengurangan sekitar hampir 13 persen dari
LDL dengan mengonsumsi protein kedelai setiap harinya menggantikan menu
daging yang porsinya 50 gram. Paket protein nabati ini akan lebih terdukung
lagi dengan adanya mineral, vitamin serta karbohidrat yang membuat asupan
nutrisi kebutuhan tubuh menjadi lebih seimbang.
Contoh Sumber Makanan Protein Nabati ; Jamur, Jagung manis, Brokol,
Asparagus, Jambu biji, Blueberry, Jeruk, Apel, Almond, Kecambah, Kurma,
Kembang kol, Alpukat, Buncis, Pisang, Manggis, Tahu, Lentil, Kacang
polong, Tempe, Biji bunga matahari, Kacang hitam dan Bayam

C. Fungsi Protein

Protein sangat besar peranannya dalam proses metabolisme tubuh, terutama


dalam pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan sel yang rusak. Selain itu,
fungsi protein lainnya adalah:
1. Sebagai enzim.
Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang disebut
apoenzim merupakan molekul protein.
2. Alat angkut (protein transport).
Hemoglobin merupakan protein yang berperan mengangkut oksigen dalam
eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam pengangkutan ion besi di
dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil).
Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul protein yang saling bergeseran.
4. Penyusun jaringan (protein struktural).
Berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya, misalnya keratin pada kulit
dan lipoprotein yang menyusun membran sel.
5. Protein cadangan.
Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan, misalnya
kecambah dan ovalbumin.
6. Antibodi (protein antibodi).
Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme patogen.
7. Pengatur reaksi (protein pengatur).
Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam tubuh, misalnya insulin yang
berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
8. Pengendali pertumbuhan.
Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat memengaruhi fungsi bagian-
bagian DNA.
Menurut Almatsier (2009:96–97) fungsi protein adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
2. Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti tiroid,
insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula berbagai enzim.
3. Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam tiga
kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar
sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
4. Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu
bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan.
5. Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti bodi.
6. Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel.
7. Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kalori/g protein.
D. Struktur Protein
Struktur protein mengacu pada susunan/urutan linier dari konstituen asam
amino yang secara kovalen dihubungkan melalui ikatan peptida. Susunan tersebut
merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat dasar
dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder dan
tersier (Winarno, 1991).

Dengan memperhatikan ikatan-ikatan yang terjadi pada protein, bisa


disimpulkan bahwa struktur protein merupakan struktur yang kompleks. Struktur
protein terdiri atas beberapa macam struktur lho Squad, diantaranya;
1. Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam
amino pembentuk protein tersebut.
2. Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-
gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino,
sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks.
Struktur sekunder protein adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan
merupakan bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya
tersusun saling berdekatan. Protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen
antar asam amino dalam rantai sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan
bentuk zig zag dengan gugus R mencuat ke atas dan ke bawah.
3. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (-
S-S-),misalnya terbentuk rantai dobell-heliks.
4. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa peptida sehingga
membentuk suatu protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang terselip molekul
atau ion lain yang bukan merupakan asam amino, misalnya pada hemoglobin,
yang pada proteinnya terselip ion Fe3+.
E. Sifat-sifat Protein
1. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau
basa.
3. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya,
protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
4. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada
denaturasi, protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai
struktur primernya.

F. Keunggulan dan Kekurangan Protein


Asupan protein sangat dubutuhkan oleh tubuh untuk menunjang kesehatan
sel-sel jaringan di dalam tubuh, membentuk kekebalan tubuh dan menjaga
keseimbangan hormon. Pada dasarnya pemenuhan asupan protein berasal dari
protein hewani dan nabati. Namun masih banyak pertanyaan protein manakah
yang lebih baik dikonsumsi?
Oleh karena itu, ada baiknya Ibu ketahui terlebih dahulu masing-masing
kekurangan dan kelebihan dari protein hewani dan nabati terlebih dahulu, agar
dapat memenuhi kebutuhan asupan protein yang dibutuhkan oleh tubuh dengan
tepat dan seimbang.
1. Keunggulan Protein
a. Protein Hewani
 Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia
sehingga harus diperoleh dari konsumsi makanan yang mengandung
protein. Protein hewani merupakan sumber protein lengkap, karena
mengandung sembilan asam amino esensial penting yang diperlukan
oleh tubuh.
 Selain memiliki asam amino esensial yang lengkap, protein hewani
juga memiliki kandungan vitamin B12 yang tidak ditemui dalam
protein nabati. Vitamin B12 ini sangat berguna dalam pembentukan
sel darah merah, memperlancar sistem metabolisme tubuh, dan
menjaga sistem saraf tetap sehat.
b. Protein Nabati
 Di dalam sumber makanan protein nabati, juga mengandung berbagai
nutrisi lainnya, seperti karbohidrat kompleks, serat, vitamin, mineral
dan zat-zat gizi lainnya. Sehingga dengan mengonsumsi protein
nabati, juga sekaligus membantu Ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi harian yang diperlukan tubuh.
 Menurut Dr. Campbell, Dr. T. Colin Campbell, seorang dosen
Biokimia Nutrisi di Universitas Cornell, Amerika Serikat,
menyatakan bahwa protein nabati adalah protein berkualitas tinggi.
Dengan mengonsumsi protein nabati merupakan salah satu langkah
yang tepat untuk menjaga kesehatan, karena proten nabati dapat
menurunkan risiko terkena penyakit kanker.
2. Kekurangan Protein
a. Protein Hewani
 Sumber protein yang berasal dari hewan umumnya memiliki
kandungan lemak dan kolesterol yang tinggi, sehingga tidak baik
untuk tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi
protein hewani menyebabkan risiko penyakit jantung.
 Kebanyakan protein hewani mengandung kadar sodium yan tinggi,
sehingga bisa memicu tekanan darah tinggi, karena tingginya kadar
sodium dalam darah.
b. Protein Nabati
 Protein nabati tidak memiliki kandungan asam amino yang lengkap.
Protein nabati hanya mengandung beberapa kandungan asam amino
esensial, sehingga untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial
yang diperlukan oleh tubuh, Ibu harus mengonsumsi beragam jenis
protein nabati secara bersamaan.
 Jika hanya mengonsumsi protein nabati saja, maka tubuh akan rentan
mengalami kekurangan sejumlah nutrisi esensial, seperti zat besi,
lemak baik, vitamin B12 dan omega 3. Padahal nutrisi tersebut sangat
dibutuhkan tubuh untuk sumber energi dan juga menjaga
keseimbangan hormon.atau ion logam, misalnya hemoglobin.

G. Manfaat Protein
1. Protein sangat cocok untuk sumber energi. Hal ini dikarenakan setiap gram
protein akan menghasilkan 4,1 kalori yang dibutuhkan dalam tubuh kita.
2. Untuk mengatur metabolisme tubuh
3. Suatu asupan energi utama dalam diet rendah gula.
4. Menjaga suatu keseimbangan antara asam basa serta suatu cairan tubuh.
5. Menjaga stabilitas pH cairan tubuh.
6. Protein juga bahan dalam sintesis substansi seperti hormon, zat antibodi, serta
organel sel lainnya
7. Protein dapat membantu sebuah proses pertumbuhan terutama pada anak-
anak dan remaja, hal ini dikarenakan sel-sel tubuh akan mendapatkan sebuah
asupan zat pembangun.
8. Untuk membantu kerja tubuh untuk menetralkan suatu zat-zat asing yang
masuk dalam tubuh.
H. Efek Kekurangan dan Kelebihan Protein
1. Efek kekurangan protein
Asupan protein yang kurang dari kebutuhan protein harian bisa menimbulkan
sejumlah efek pada kesehatan kita. Untuk dapat mencegah dan
mewaspadainya, simak kondisi-kondisi berikut ini:
a. Edema
Bagi yang belum tahu dan belum terlalu familiar dengan edema, kondisi
ini adalah adanya penimbunan cairan penyebab bengkak di bagian
pergelangan kaki, tangan, serta kelopak mata. Edema pada umumnya
dipicu oeh datang bulan, kehamilan, perubahan hormonal dan juga efek
samping dari konsumsi makanan asin, obat-obatan tertentu, serta
kurangnya protein dalam tubuh.
b. Kekeringan Kulit
Protein mendukung kesehatan kulit dan bila sampai asupannya
berkurang atau terlalu rendah, maka ruam dan kekeringan akan muncul
pada kulit. Salah satu gejala yang dapat kita waspadai betul adalah ketika
kulit mulai pecah-pecah dan mengelupas. Dengan memenuhi kebutuhan
protein melalui konsumsi banyak air putih dan juga makanan sumber
protein tinggi, kulit yang kering dan beruam dapat diatasi dengan baik.
c. Anemia
Protein amat diperlukan tubuh bersama dengan zat besi yang fungsinya
adalah sebagai pembentuk sel darah merah. Maka ketika asupan protein
tidaklah cukup atau tidak sesuai kebutuhan harian yang
direkomendasikan, anemia atau kurang darah pun menjadi risikonya.
Diet rendah protein juga mampu menimbulkan efek kondisi seperti ini.
d. Kerontokan Rambut
Telah disebutkan sebelumnya bahwa selain kulit, kesehatan dan kekuatan
rambut pun didukung oleh zat protein. Jadi bila asupan protein kurang di
dalam tubuh, rambut pun menjadi lebih mudah rontok. Tak hanya
rambut, bagian lain yang penting dan bisa kehilangan kekuatan karena
protein yang rendah adalah kuku.
e. Penurunan Berat Badan
Efek satu ini mungkin justru diharapkan oleh banyak wanita yang punya
masalah dengan kelebihan berat badan sehingga memilih untuk
melakukan diet rendah protein. Namun penting untuk diingat bahwa
rendahnya protein sama dengan adanya kekurangan dan
ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh. Tubuh memerlukan protein
bukan tanpa alasan, melainkan untuk membentuk dan menguatkan
jaringan otot supaya tubuh dapat diajak beraktivitas dengan baik. Bila
turunnya berat badan disebabkan oleh nutrisi yang kurang, jangan senang
dulu karena itu tandanya tubuh pun bisa cepat merasa lemas dan lemah.
f. Kesulitan Tidur
Kesulitan untuk tidur di malam hari bisa dipicu oleh serotonin yang
kurang di dalam tubuh; serotonin ini adalah hormon yang bertugas untuk
mengontrol suasana hati. Sementara itu, serotonin dapat menjadi rendah
diakibatkan oleh asupan asam amino tertentu yang juga kurang. Produksi
asam amini ini adalah saat terjadinya pemecahan protein yang artinya
kesulitan tidur dapat menjadi efek dari kekurangan protein. Insomnia
adalah sebutan lain untuk gangguan tidur seperti ini dan untuk
mengatasinya, segelas susu dapat dikonsumsi setiap akan berangkat
tidur.
g. Gampang Kelelahan
Tubuh begitu memerlukan protein supaya karbohidrat dapat dilepaskan
menjadi energi atau tenaga bagi tubuh. Jadi jika tubuh menjadi gampang
lelah dan lemas, ini ada kaitannya dengan asupan protein yang kurang
serta tak dapat dikonversi secara sempurna ke dalam bentuk tenaga.
Tubuh saat kekurangan karbohidrat juga akan memanfaatkan protein
untuk menyimpan cadangan tenaga sehingga tubuh akan tetap mampu
melakukan segala kegiatan.
h. Penurunan Fungsi Otak
Tak hanya otot yang sangat bergantung pada protein, tapi otak juga
adalah organ yang tak akan berfungsi baik ketika protein di dalam tubuh
dinyatakan kurang. Mengonsumsi susu, kedelai, makanan laut dan
daging akan sangat baik untuk melancarkan dan meningkatkan kinerja
otak kembali.
i. Lambatnya Proses Penyembuhan
Jaringan otot bisa terbentuk sempurna berkat adanya protein yang cukup
di dalam tubuh, dan ketika asupannya terlalu rendah, ini bisa
berpengaruh terhadap pemulihan tubuh yang sangat lambat. Sewaktu
tubuh mengalami cedera, proses penyembuhan akan menjadi lebih lama
dari normalnya sehingga sangat dianjurkan untuk mengonsumsi protein.
Dengan protein tercukupi, pembentukan jaringan baru akan terjadi
sehingga kerusakan akibat cedera dapat mengalami perbaikan sesegera
mungkin.
2. Efek Kelebihan Protein
Kekurangan protein menimbulkan efek yang tak enak, begitu juga kasusnya
saat asupan protein melebihi kebutuhan harian yang seharusnya. Berikut ini
bisa dilihat efek negatif apa saja ketika membiarkan zat protein terlalu
berlebihan di dalam tubuh.
a. Kenaikan Berat Badan
Kekurangan bisa berefek penurunan berat badan, jadi bila sampai
kelebihan efeknya pun akan menaikkan berat badan. Kita semua tahu
bahwa pada diet, protein sangat dibutuhkan karena memberikan efek
kenyang lebih lama sehingga mencegah kita untuk makan banyak. Tapi
tetap saja asupan protein tidak boleh sampai berlebihan meski
memberikan rasa kenyang.
b. Penyakit Ginjal dan Kanker
Asupan berlebihan akan protein mampu memicu konversi protein
menjadi lemak dan gula. Otomatis kondisi seperti ini membuat kadar
gula darah meningkat sehingga berisiko mengidap diabetes. Tak hanya
itu, jamur seperti candidiasis dan bakteri patogen akan diberi makan
secara tak langsung, begitu pun sel-sel kanker sehingga semuanya justru
akan dapat berkembang di dalam tubuh. Penting untuk diwaspadai juga
bahwa saat konsumsi protein terlalu tinggi, produk limbah nitrogen yang
akan dibuang tubuh dari dari menjadi lebih banyak sehingga akan
memberi beban pada fungsi ginjal.
c. Kerusakan Otak dan Hati
Tak hanya pada organ ginjal, sistem saraf otak juga bisa terancam karena
adanya kelebihan protein, bahkan juga organ hati. Organ hati akan
memroses dan menghasilkan racun ketika kita mengonsumsi protein dan
sewaktu protein menjadi berlebihan di dalam tubuh, ini justru menjadi
pemicu adanya penimbunan racun pada organ liver. Efek lainnya yang
dapat terjadi adalah aliran darah yang ikut rusak sehingga fungsi otak
dan hati kemudian menjadi tak seimbang.
d. Potensi Osteoporosis
Osteoporosis biasanya lebih dikaitkan dengan kekurangan kalsium atau
kalium, tapi rupanya efek kelebihan asupan protein juga memengaruhi
kepadatan mineral tulang. Konsumsi protein dalam jumlah banyak,
khususnya protein hewani, risiko tulang keropos menjadi meningkat.
Untuk mengatasinya, protein dari kedelailah yang harus dikonsumsi
karena ada isoflavon di dalamnya yang bakal memberikan proteksi lebih
terhadap kekuatan tulang.
e. Peningkatan Kadar Kolesterol
Efek lainnya dari kelebihan protein adalah naiknya kadar kolesterol yang
lebih dipicu oleh konsumsi protein hewani. Kolesterol tinggi bisa
menjadi pemicu banyak penyakit serius, seperti hipertensi atau darah
tinggi, penyakit jantung, asam urat, hingga stroke. Arteri dapat mengeras
dan inilah yang menjadi penyebab seseorang terkena serangan jantung
juga. Itulah alasan mengapa asupan kolesterol perlu dijaga tetap stabil
bersama dengan protein, bahkan lemak dan karbohidrat.
f. Dehidrasi
Protein yang tinggi di dalam tubuh pun ada hubungannya dengan
dehidrasi atau kurangnya cairan. Kinerja tubuh dalam menjalankan
fungsinya sebagai pembangun jaringan menjadi lebih berat karena
adanya protein yang lebih. Jika sudah kekurangan protein masih juga
kekurangan air, tubuh berpotensi mengalami dehidrasi.
g. Penurunan Ketosis
Ada orang-orang yang mengonsumsi protein tinggi sehingga akhirnya
sengaja mengurangi asupan lemak dan karbohidrat. Efeknya tak akan
baik bagi kesehatan tubuh jika konsumsi tinggi protein seperti ini terus
dilakukan dalam jangka waktu lama karena jumlah ketosis yang tubuh
hasilkan akan semakin menurun. Penurunan jumlah ketosis jelas akan
berimbas pada kesehata, seperti mulai melemahnya tubuh,
perkembangan otot yang tidak disertai dengan fungsi yang normal, serta
masalah daya tahan tubuh.
Usahakan untuk memperoleh nutrisi seimbang bagi tubuh, termasuk
mengonsumsi protein berdasarkan kebutuhan protein harian, tidak lebih dan
tidak kurang. Apabila terjadi kejanggalan pada kondisi tubuh yang dicurigai
efek kekurangan atau kelebihan protein, segera check up untuk
menanganinya.

I. Kebutuhan Protein Harian


Setiap individu memiliki kebutuhan kalori dan nutrisi yang berbeda satu sama
lain. Inilah sejumlah faktor penentu seberapa banyak protein yang perlu
dikonsumsi dalam sehari:
1. Kondisi kesehatan
Seseorang yang sedang dalam penyembuhan sehabis terkena penyakit atau
yang baru saja memperoleh prosedur medis biasanya harus mengonsumsi
protein lebih banyak dari orang lain.
2. Jenis pekerjaan
Kebutuhan protein yang perlu dipenuhi setiap hari oleh seseorang tergantung
dari jenis pekerjaannya karena aktivitas yang dilakukan adalah penentu dari
jumlah asupan protein.
Jenis kelamin – Asupan protein yang dibutuhkan oleh wanita (pengecualian
pada ibu hamil dan menyusui) lebih sedikit ketimbang kebutuhan asupan
protein para laki-laki.
3. Usia
Kebutuhan protein harian anak yang tengah mengalami masa pertumbuhan
jelas berbeda dari kebutuhan protein para orang dewasa.
4. Bobot tubuh
Asupan protein yang dibutuhkan akan semakin besar ketika berat badan
seseorang lebih berat. Bahkan faktor bobot tubuh ini menurut studi terbaru
menjadi pertimbangan lebih penting dibandingkan faktor usia.
Supaya jauh dari efek buruk dan penyakit akibat asupan protein yang kurang
maupun berlebihan, sebaiknya memang setiap orang memenuhi kebutuhan
protein harian menurut faktor-faktor tersebut. Berikut ini adalah kebutuhan
protein yang bisa dilihat dan juga dipertimbangkan bila Anda membutuhkan
referensi.
 Bayi usia 0-6 bulan membutuhkan 9,1 gram.
 Bayi usia 7-11 bulan membutuhkan 11 gram.
 Anak usia 1-3 tahun membutuhkan 26 gram.
 Anak usia 4-6 tahun membutuhkan 35 gram.
 Anak usia 7-9 tahun membutuhkan 49 gram.
 Laki-laki usia 10-12 tahun membutuhkan 56 gram.
 Laki-laki usia 13-15 tahun membutuhkan 72 gram.
 Laki-laki usia 16-18 tahun membutuhkan 66 gram.
 Laki-laki usia 19-29 tahun membutuhkan 62 gram.
 Laki-laki usia 30-49 tahun membutuhkan 65 gram.
 Laki-laki usia 50-64 tahun membutuhkan 68 gram.
 Laki-laki usia 65-80 tahun membutuhkan 60 gram.
 Perempuan usia 10-12 tahun membutuhkan 60 gram.
 Perempuan usia 13-15 tahun membutuhkan 66 gram.
 Perempuan usia 16-18 tahun membutuhkan 59 gram.
 Perempuan usia 19-29 tahun membutuhkan 56 gram.
 Perempuan usia 30-64 tahun membutuhkan 57 gram.
 Perempuan usia 65-80 tahun membutuhkan 56 gram.
 Perempuan usia 80 tahun ke atas membutuhkan 55 gram.
 Perempuan pada masa kehamilan dan menyusui membutuhkan 75 gram.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu ;
protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu ada protein nabati dan
hewani
Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein
transport, Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan
tubuh dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai
pengendalian pertumbuhan. Dan pencernaan protein, yaitu dari mulut, lambung,
dan usus halus. Metabolisme protein terdiri dari absorpsi dan transportasi protein,
katabolisme protein, dan anabolisme protein.
Kekurangan protein menyebabkan ; Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari
97-100% dari Protein -Keratin), Kwasiorkor, Hipotonus, gangguan pertumbuhan,
hati lemak, marasmus dan berkibat kematian. Dan kelebihan protein
menyebabkan ; akan memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,
obesitas, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan
demam.

B. SARAN
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan tidak hanya yang mengandung
protein saja tapi juga unsur yang lain harus dipenuhi agar dapat seimbang
sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

 Budianto A K. 2009. Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia: Dasar-


Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
 Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama
Widya.
 Almatsier S. 1989. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
 Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid
I. Jakarta: Dian Rakyat.
 Winarno F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 See more at: http://www.indotesis.com/pengertian-fungsi-struktur-dan-jenis-jenis-
protein/#sthash.Mm214Rng.dpuf

Anda mungkin juga menyukai