Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOSISTEM TERNAK UNGGAS

OLEH :
AMELIA RISTA ALMAWACHIDA
04.03.19.362

MATA KULIAH LINGKUNGAN TERNAK


PRODI PENYULUH PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTAMIAM MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Lingkungan Ternak dengan judul “ Ekosistem Ternak


Kandang Unggas” yang disusun oleh :

Nama : Amelia Rista Almawachida


NIRM : 04.03.19.362
Prodi : PPKH I A

Malang, 28 Oktober 2019

Menyetujui,
Ketua Kelas, Ketua Kelompok,

Rafif Falih Ibrahim Firdausi Adi Priyadi


NIRM.04.03.19.384 NIRM.04.03.19.358

Mengetahui,
Dosen I, Dosen II,

drh. Isyunani, M.Agr Yendri Junaedi, S.Pt, M.Sc


Daftar Isi
ii

Lembar Pengesahan ................................................................................. ii


Daftar Isi .................................................................................................... iii

Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 1
C. Manfaat ........................................................................................... 2

Bab II. Tinjauan Pustaka


A. Pengertian Ekosistem ...................................................................... 3
B. Komponen Ekosistem ..................................................................... 4
C. Pola-pola Interaksi .......................................................................... 4

Bab III. Materi dan Metode Praktikum


A. Materi .............................................................................................. 6
B. Metode Praktikum ........................................................................... 7

Bab IV. Hasil dan Pembahasan


A. Hasil ................................................................................................ 8
B. Pembahasan .................................................................................... 8

Bab V. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan ..................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................... 10

Daftar Pustaka .......................................................................................... 11


Lampiran ................................................................................................... 12
Bab I
iii
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan


organisme biotik. Hal tersebut dikarenakan lingkungan dan makhluk hidup
akan membentuk suatu ekosistem yang saling terkait dan tergantung satu
sama lain. Lingkungan yang tepat dan sesuai dengan kondisi dan cara
adaptasi makhluk hidup akan menimbulkan suatu kondisi ekosistem yang
seimbang. Keseimbangan inilah yang diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas makhluk hidup. Penampilan seekor ternak dipengaruhi oleh
faktor genetik, lingkungan, dan interaksi antara faktor genetik dan
lingkungan (Hardjosubroto, 1994).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyuluh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling mempengaruhi.
Setiap makhluk hidup sangatlah bergantung dengan lingkungan,
terutama hewan ternak. Setiap objek yang ada disekitar kandang ternak
berpengaruh kepada kondisi dan cara adaptasi hewan, serta hubungan
timbal balik antar objek yang ada. Di lain sisi, hubungan timbal balik tiap
objek bisa saling merugikan, menguntungkan satu objek tanpa merugikan
objek yang lain, dan saling menguntungkan antar objek.
Melihat kondisi tersebut maka diperlukan observasi lebih lanjut
mengenai hubungan timbal balik antar objek yang ada di kandang ternak
unggas. Hasil observasi tersebut diharapkan mampu menjelaskan,
menginformasikan, serta memaparkan bagaimana proses timbal balik yang
terjadi di kandang ternak unggas. Dengan demikian, bisa diperoleh betapa
berpengaruhnya suatu ekosistem terhadap suatu organisme.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Mendiskripsikan objek yang ada di kandang ternak unggas.
2. Mendiskripsikan hubungan timbal balik antara objek yang ada
di kandang ternak unggas.
C. Manfaat
1
Manfaat praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami objek yang ada di kandang ternak unggas.
2. Memahami hubungan timbal balik antara objek yang ada di
kandang ternak unggas.
Bab II 2
Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Ekosistem

Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara


timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk
suatu sistem yang kemudian dikenal sebagai sistem ekologi atau
ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup
dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup).
Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat
berupa adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi,
perkembangan, dan pengendalian.
Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis oleh
beberapa pakar ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman)
menggunakan istilah biocoenosis. Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes
(Amerika) menggunakan istilah mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya
lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun geobiocoenosis.
Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi
dari Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya istilah
ekosistem lebih banyak digunakan dan dapat diterima secara luas sampai
sekarang.
Soemarwoto (1983, dalam Irwan, 2007, hlm. 20) menjelaskan
pengertian ekosistem “Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi
karena ekosistem (sistem ekologi) itu terbentuk oleh hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. “Ekosistem
merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat di dalamnya
tercakup organisme dan komponen abiotik yang masing-masing saling
memengaruhi. Ekosistem juga mempunyai ukuran yang beraneka ragam
besarnya bergantung kepada tingkat organisasinya” (Resosoedarmo dkk.,
1986 dalam Irwan, 2007, hlm. 22).
Indriyanto (2012) menyimpulkan beberapa definisi para ahli
tentang ekosistem sebagai berikut:
1. Ekosistem, yaitu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
(Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan

3
sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen
dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga
masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik.
Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan
jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energi
dan siklus materi.
2. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di
dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang
dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan
aliran energi. (Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).
3. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di
dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan
biotik dan abiotik) dan diantara keduanya saling memengaruhi
(Odum, 1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit
fungsional dasar dalam ekologi karena merupakan satuan
terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki
relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi
secara lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan
arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

B. Komponen Ekosistem

Odum (1993, hlm. 5) mengatakan, “Semua ekosistem, baik


ekosistem terestrial (daratan) maupun akuatik (perairan) terdiri atas
komponen-komponen yang dapat dikelompokkan berdasarkan segi trofik
atau nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem”. Pengelompokan masing-
masing komponen ekosistem dari tiap segi tersebut diuraikan di bawah ini.
Gopal dan Bhardwaj (1979, dalam Irwan, 2007, hlm 27)
“Berdasarkan atas segi struktur dasar ekosistem, maka komponen
ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut :
1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya
binatang, tetumbuhan, dan mikrobiologi.
2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air,
udara, tanah dan energi”.

C. Pola-pola Interaksi

Setiap organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu


bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling
ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Terjadi pula
interaksi antara komponen biotik serta komponen abiotik dan terjadi pula

4
interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Interkasi tersebut mencakup
3 hal, yaitu sebagai berikut :
1. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan
(rantai makanan, jaring makanan dan piramida makanan),
maupun melalui bentuk hidup bersama.
2. Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua
individu yang berbeda jenis. Ada beberapa jenis simbiosis,
yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan
simbiosis parasitisme.
3. Organisme berdasarkan cara kemampuan menyusun
makanannya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu organisme autotrof
dan organisme heterotrof. Organisme heterotrof berdasarkan
jenis yang dimakan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu herbivora,
karnivora, dan omnivora (Kemendikbud, 2016: 180-181).

5
Bab III
Materi dan Metode Praktikum

A. Materi

Ekosistem ialah sekelompok yang sama saling berinteraksi


bersama-sama dan bekerja untuk tujuan bersama serta mampu bereaksi
sebagai suatu kesatuan untuk tujuan bersama mampu bereaksi sebagai
suatu kesatuan untuk menanggapi ransangan dari luar yang tidak
dipengaruhi langsung oleh keluaran (outputnya sendiri) dan memiliki batas
sendiri berdasarkan penyatuan semua umpan balik yang ada.
Organisme hidup dengan lingkungannya tidak dapat dipisahkan
dan selalu mengadakan interaksi (hubungan timbal balik) satu dengan
yang lainnya, menghasilkan suatu perubahan materi diantaranya
organisme hidup dan komponen tidak hidup, ini merupakan suatu bentuk
ekosistem (Odum, 1971, 1976).
Ekosistem disebut pula sebagai hubungan timbal balik antara
organisme hidup dan membentuk sistem ekologi. Menurut Soemarwoto
(1977) dikatakan bahwa ekosistem dikenal sebagai suatu unit studi tentang
ekologi.
Bentuk dan batas (ukuran) ekosistem di alam ini bermacam-
macam. Ada ekosistem dengan bentuk dan ukuran kecil, misalnya
ekosistem akuarium, ekosistem kolam maupun danau. Tapi adapula
ekosistem dengan bentuk dan ukuran yang besar misalnya ekosistem bumi
beserta isinya.

Atas dasar struktur makanannya, ekosistem mempunyai 2(dua) komponen


:
1. Autrotopik, merupakan organisme yang mampu membuat dan
menghasilkan makanan sendiri untuk kebutuhan hidupnya yaitu
dengan jalan mengikat energi matahari, menggunakan substansi
organik sederhana dan membentuk senyawa kompleks.
2. Heterotropik, merupakan organisme yang memanfaatkan
(mengonsumsi) senyawa kompleks (bahan organik) yang
dihasilkan oleh organisme autotropik.

Menurut Odum (1983), sudut pandang biologik suatu ekosistem tersusun


dari komponen-komponen yaitu :

 Substansi anorganik (air, C, H, O, N, CO, dll)


 Substansi organik (protein, karbohidrat, dll)
 Lingkungan fisik abiotik lain ( udara, iklim, dll)
 Produser (organisme penghasil)
 Konsumen ( Organisme pemakai)
 Makro konsumen (phagotrop) 6
 Mikro konsumer (dekomposer/perombak)

Komponen-komponen ekosistem tersebut saling mengadakan


interaksi timbal balik dan membentuk suatu struktur yang spesifik (khas).
Di dalam struktur tersebut masing-masing komponen menunjukkan saling
ketergantungan suatu dengan yang lain sangat besar. Dari interaksi
komponen tersebut akan menghasilkan daur materi dan terjadinya arus
energi (Komondy, 1976).

B. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum dilakasanakan pada pukul 05.00 dan 15.00 WIB
hari Jum’at, 25 Oktober 2019. Adapun tempat dilaksanakan
praktikum adalah Instalasi Ayam Buras, Instalasi Ternak
Polbangtan Malang, Lawang.
2. Alat dan Bahan
 Ekosistem kandang ternak unggas.
 Kertas
 Balpoin
 Tabung reaksi
3. Prosedur Kerja
 Mengamati tumbuhan yang ada pada ekosistem
kandang ternak unggas, lakukan identifikasi masing-
masing spesies yang ditemukan.
 Mengamati semua hewan yang ada pada ekosistem
kandang ternak unggas, lakukan identefikasi masing-
masing spesies yang ditemukan.
 Mengamati komponen abiotik yang terdapat di
ekosistem kandang ternak unggas dan sebutkan
jenisnya.
 Bila dalam suatu ekosistem di temukan adanya
kolam/saluran air, ambil contoh airnya dan amati
dibawah mikroskop identifikasi komponen
abiotik/biotik yang ada pada contoh air.
 Membersihkan alat-alat praktikum bila sudah selesai
digunakan.
Bab IV 7
Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Komponen penyusun ekosistem ternak kandang unggas :


Sekam
Tanah
Pakan Unggas
Udara
Komponen Abiotik
Sinar Matahari
Air
Kelembapan
Ayam
Tumbuhan
Komponen Biotik Lalat
Burung
Manusia

B. Pembahasan

Komponen biotik penyusun ekosistem melakukan interaksi yang


dinamakan simbiosis. Pada kandang ternak unggas ayam dan tumbuhan
melakukan simbiosis mutualisme, ayam mendapatkan tempat berteduh
dari tumbuhan dan tumbuhan mendapatkan zat hara dari kotoran ayam.
Ayam dan lalat melakukan simbiosis parasitisme, karena lalat
menyebarkan penyakit pada ayam. Ayam dan burung melakukan simbiosis
komensalisme, karena burung memakan sisa pakan unggas yang
berserakan di bawah. Ayam dan manusia melakukan simbiosis
mutualisme, karena ayam mendapatkan makanan dari manusia dan telur
yang dihasilkan ayam dikonsumsi manusia.
Pada ekosistem kandang ternak unggas terdapat komponen abiotik.
Komponen abiotik tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Cahaya matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Cahaya matahari juga merupakan
unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk berfotosintesis.

2. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan 8
untuk kelangsungan hidup mahluk hidup. Bagi tumbuhan, air
diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan. bagi hewan
dan manusia, air diperlukan sebagai air minum yaitu sebagai
pelarut unsure-unsur dalam tubuh dan sarana hidup lain,
misalnya transportasi bagi manusia.
3. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi semua mahluk hidup.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup
didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur
penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
4. Udara
udara selain berperan dalam penyuplai oksigen dan gas-gas lain
yang dibutuhkan oleh mahluk hidup yang ada dalam ekosistem
sawah, menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
5. Kelembaban
Umumnya sampai batas-batas tertentu bahwa tanah dan udara
yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman.
Pada golongan hewan-hewan tertentu kelembapan udara sangat
berpengaruh terhadap kehidupannya.

Pada ekosistem terdapat daur materi dan aliran energi. Daur materi
adalah gerakan unsur-unsur dan senyawa-senyawa anorganik yang perlu
untuk kehidupan. Sedangkan aliran energi adalah perpindahan energi dari
satu organisme ke organisme lain yang berfungsi untuk menggerakkan
daur materi. Matahari memberikan energinya berupa cahaya matahari
untuk membantu fotosintesis pada tumbuhan. energi yang dihasilkan oleh
tumbuhan akan digunakan untuk aktivitas tumbuhan tersebut dan
dimanfaatkan oleh konsumen tingkat I. energi yang dimanfaatkan akan
diubah lalu dimanfaatkan oleh tubuhnya sendiri dan hewan lain. Proses
tersebut akan berlanjut hingga pada kedudukan tertinggi dalam ekosistem
sawah yaitu konsumen tingkat III yaitu manusia.
Bab V
9
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Ekosistem kandang unggas merupakan ekosistem yang mencirikan


ekosistem perternakan sederhana atau lebih tepatnya ekosistem buatan
yang berupa lahan usaha bidang perternakan unggas yang diciptakan
manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Komponen abiotik ekosistem
kandang ternak unggas, yaitu tanah, air, udara, cahaya matahari, dan
kelembaban udara. Adapun komponen biotik ekosistem kandang ternak
unggas, yaitu tumbuhan, ayam, burung, lalat, dan manusia. Interaksi antar
komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar
populasi, dan antar komunitas. Interaksi antar organisme menimbulkan
sebuah simbiosis. Ada 3 macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme,
simbiosis komensalisme, dan simbiosi parasitisme.

B. Saran

Saya sebagai pembuat laporan menyadari bahwa laporan yang


telah saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya
mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan
saya selanjutnya.
Daftar Pustaka 10

Utomo S. W. and Sutriyono and Rizal R. 2014 Pengertian, ruang lingkup dan
ekosistem., 1.14-1.15.
Wahyuni N. 2017 Bab II kajian teori dan kerangka pemikiran., 6.
Handayani I. S. 2014 Tingkah laku induk sapi peranakan ongole dan sapi
persilangan peranakan ongole di Village Breeding Centre Kecamatan
Moyudan Sleman Yogyakarta., 1.

Yulistiana E. 2018 Hubungan antara pengetahuan tentang ekosistem dengan sikap


peduli lingkungan siswa kelas VIII di SMP Negeri 7 Bandar Lampung.,
21-22.
Lampiran 11
12

Anda mungkin juga menyukai