PROPOSAL
OLEH
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan
kitosan dari limbah sisik ikan tembang (Sardinella fimbriata) dengan variasi
konsentrasi NaOH”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Eduardus Y. Neonbeni S.P.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Timor.
2. Sefrinus M.D Kolo S.Si, M.Si selaku ketua Program Studi Kimia
3. Matius Stefanus Batu S.Pd, M.Si selaku pembimbing utama yang telah
membimbing, memberikan saran dan pengarahan kepada penulis untuk
kelancaran penelitian dan penyelesaian penulisan skripsi ini.
4. Risna E. Adu, S.Si.,M.Scselaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan saran kepada penulis untuk
penyelesaian skripsi ini.
5. Matius Stefanus Batu S.Pd, M.Si yang telah memimbing, memberikan
saran dan pengarahan kepada penulis untuk kelancaran penelitian dan
penyelesaian penulis skripsi ini.
6. ……………….selaku penguji yang telah memberikan masukan
kepada penulis.
7. Kedua orang tua serta saudara-sadaraku tercinta yang telah
memberikan doa, semangat dan dukungan baik moral maupun
material.
8. Sahabat-sahabatku Nata, Novy, Devy dan Elma sekaligus partner
penelitian, yang selalu memberikan motivasi serta selalu menghibur
penulis.
9. Segenap dosen Program Studi Kimia atas ilmu pengetahuan yang
sudah diajarkan kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Kimia angkatan I tahun 2017 yang
telah memberikan semangat dan doa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan
menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca yang membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan Tembang (S. Fimbriata)..............................................................................3
2. Struktur Kitin......................................................................................................4
3. Struktur Kitosan..................................................................................................5
4. Prinsip kerja FTIR...............................................................................................7
5. Sistem Optik Spektrofotometer FTIR.................................................................8
6. Spektra FTIR Kitosan………………………………………………………….9
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sisik ikan adalah lapisan terluar yang terdapat pada bagian kulit ikan yang
berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah masuknya senyawa asing ke dalam
tubuh ikan (Zhu et al, 2011). Sisik ikan merupakan limbah yang belum di
manfaatkan secara optimal, padahal limbah ini masih dapat di manfaatkan karena
banyak mengandung senyawa kimia seperti protein organik (41-84 %) dan sisanya
merupakan residu mineral dan garam inorganik (Nur & Asy’ari, 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Izzati et al (2018), sisik ikan
mengandung air (30-36,8 %), abu (18,7-26,3 %), lemak (0,1-1,0%), protein (9,8-
40,9 %) dan kitin (0,4-3,7%). Salah satu alternatif untuk menangani permasalahan
dari limbah sisik ikan adalah dengan mengubah kitin menjadi kitosan.
pembentukan gugus amina (-NH2) (Izzati et al., 2018). Secara teori, NaOH
memiliki pengaruh terhadap proses pembuatan kitosan. Dimana semakin tinggi
konsentrasi NaOH yang digunakan pada proses deasetilasi menyebabkan semakin
tinggi juga mutu kitosan yang didapat (Tanasale et al., 2010). Penelitian
mengenai pembuatan kitosan dari sisik ikan telah dilakukan oleh Izzati et al
(2018), yang membuat kitosan dari sisik ikan papuyu dengan variasi konsentrasi
NaOH dan diperoleh kandungan kitosan tertinggi pada konsentrasi NaOH 60%
sebesar 62,81%. La Ifa et al. (2018) melakukan penelitian pembuatan kitosan dari
sisik ikan kakap merah dengan variasi konsentrasi NaOH (40, 50 dan 60 %) pada
proses deasetilasi. Dari hasil penelitian diperoleh kitosan dengan derajat
deasetilasi tertinggi sebesar 73,40% pada konsentrasi NaOH 60%. Bangngalino &
Akbar (2017) membuat kitosan dari sisik ikan Bandeng dengan menggunakan
NaOH 70% pada proses deasetilasi sebagai pengawet makanan dan diperoleh
kitosan dengan derajat deastilasi sebesar 81,56%. Nur & Asy’ari (2020) juga
membuat kitosan dari sisik Ikan Biji Nangka, Gutila, Lalosi dan Kakatua dengan
menggunakan NaOH 50% pada proses deastilasi. Dari hasil penelitian didapatkan
rendamen kitosan tertinggi terdapat pada sisik Ikan Gutila sebesar 13,22%.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah berapa konsentrasi NaOH optimum
pada proses deasetilasi dalam pembuatan kitosan dari limbah sisik ikan tembang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi NaOH optimum
pada proses deasetilasi dalam pembuatan kitosan dari limbah sisik ikan tembang
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan tembang merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang menyebar luas
di perairan Indonesia. Ikan tembang juga merupakan ikan yang bergerombolan
dan merupakan target tangkapan nelayan. Ikan tembang hampir setiap hari
dikomsumsi oleh masyarakat. Selain itu ikan tembang dapat diolah menjadi ikan
asin, ikan kering, bakso dan sebagainya.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
terletak di bawah sirip dorsal bagian depan. Jumlah daun insang berkisar antara
43 sampai 63 pasang. Pada bagian depan terdapat scales yang sedikit bergerigi
(Hari et al.,2010)
Sumber:Budirahardjo (2010)
2.2 Kitin
Kitin merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui dan banyak dipakai
untuk pengolahan limbah, kosmetik dan obat-obatan. Kitin berupa padatan amorf
yang putih bening, tidak beracun, dapat dibiodegradasi, tidak larut dalam air,
alkali lemah, asam lemah, alkali jenuh dan larutan organik. Kitin larut dalam asam
mineral kuat dan asam formiat anhidrid. Kitin dapat membentuk kompleks dengan
ion logam transisi dan dapat menyerap zat warna terutama dengan mekanisme
pertukaran ion. Kitin juga dapat dimanfaatkan untuk agen chelat yang banyak
dipakai untuk pengolahan air minum dengan memisahkan senyawa organik dan
logam berat.
2.3 Kitosan
dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin terdiri
dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Perbedaan antara
kitin dan kitosan adalah disetiap cincin molekul kitin terdapat gugus asetil (CH 3-
CO) pada atom karbon yang kedua, sedangkan pada kitosan terdapat gugus amina
(NH). Kitosan dihasilkan dari kitin dengan cara deasetilasi yaitu dengan cara
direaksikan menggunakan alkali konsentrasi tinggi dengan waktu yang relative
lama dan suhu tinggi. Struktur kitosan ditampilkan pada Gambar 3 berikut.
Kitosan merupakan turunan hasil deasetilasi dari kitin dengan struktur (β-
(1-4)-2-amina -2-deoksi-D glukosa) dengan derajat deasetilisasinya lebih dari
60%. Produksi kitosan meliputi demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi.
Kondisi ekstrim yang digunakan pada saat proses deasetilasi menyebabkan
kitosan mempunyai rantai lebih pendek dibandingkan kitin. Oleh karena itu, jika
kitosan dilarutkan dalam asam encer, viskositasnya bervariasi menurut berat
molekul dan derajat deasetilisasinya. Kitosan berwarna putih kecokelatan
(Modrzejewska et al., 2014)
Novita Susanti & Ani Purwanti (2020) melakukan penelitian pembuatan kitosan
dari limbah sisik ikan (Variabel Konsentrasi Larutan NaOH dan Waktu
Ekstraksi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat deasetilasi kitosan
tertinggi pada variasi konsentrasi larutan NaOH 40% sebesar 87,28%, sedangkan
pada variasi waktu ekstraksi sebesar 86,31 % yang didapat dari proses deasetilasi
menggunakan suhu 90°C dengan waktu pemanasan 2 jam.
FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi optik yang secara efektif
dapat memberikan informasi tentang komposisi bahan kimia pada tingkat
molekular. FTIR digunakan untuk menentukan gugus fungsi kimia dari senyawa
organik dan anorganik (Bunaciu et al., 2015). Hampir semua senyawa yang
menunjukan karakteristik penyerapan atau emisi didaerah spectrum IR. Dengan
demikian, FTIR dapat digunakan untuk menganalisis senyawa baik secara
kuantitatif maupun kualitatif (Simonescu, 2012).
Keterangan:
1. Sumber cahaya IR
2. Beam splitter
5. Sampel
6. Detektor
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas beker, erlenmeyer,
labu ukur, pengaduk magnetik, blender, kertas saring, oven, desikator, neraca
analitik, corong, pengaduk kaca, gelas arloji, pipet volume, pipet tetes, furnance,
dan spektofotometer FTIR.
3.2.2Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah limbah sisik ikan
tembang yang diambil dari Desa Wini, indikator pH universal, natrium hidroksida
(Merck), asam klorida (Merck), asam asetat (Merck), dan akuades.
Sampel sisik ikan tembang diambil, lalu dicuci dengan air bersih untuk
membersihkan kotoran-kotoran yang masih menempel. Selanjutnya sisik ikan
dikeringkan dibawah sinar matahari hingga kering, kemudian dihaluskan. Sisik
ikan yang telah dihaluskan kemudian diayak menggunakan ayakan 100 mesh.
14
3.3.2 Deproteinasi
Limbah sisik ikan tembang sebanyak 100 gram dilarutkan dalam larutan NaOH
3,5% (b/v) dengan perbandingan serbuk sisik ikan : pelarut = 1 : 10 (b/v),
kemudian dipanaskan selama 2 jam pada suhu 65℃ sambil terus diaduk dengan
menggunakan magnetic stirrer. Selanjutnya campuran ini didinginkan dan
disaring dengan kertas saring. Residu yang telah disaring, dicuci dengan
akuadessampai pHnetral.Residu netral yang didapat merupakan kitin kasar yang
kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 65℃ selama 24 jam dan
ditimbang.
3.3.3 Demineralisasi
3.3.4 Deasetilasi
Keterangan:
A = Berat cawan kosong (g)
B = Berat cawan + kitosan (g)
C = Berat cawan + kitosan setelah difurnace dengan suhu 500˚C (g)
Untuk mengetahui hasil kitosan yang telah dibuat maka perlu dilakukan uji
derajat deasetilasi dengan menggunakan spektrofotometerFourier Transform
Infra Red (FTIR) dan berikut adalah cara kerja dari spektrofotometri tersebut :
16
A 1655 100
DD=100− [ ]
×
A 3450 1,33
Keterangan :
DD : Derajat Deasetilasi,
A 1655
Faktor 1,33 : Nilai perbandingan [ A 3450]untuk kitosan yang terdeasetilasi
100%.
17
DAFTAR PUSTAKA
Adrim, M., I. Chen, Z. Chen, K.K.I. Lim, H.H. Tan, Y. Yusof and Z. Jafaar. 2004.
Marine Fishes Recorded from the Anambas and Natuna Islands, Sout China
Sea. The Raffles Bulletin of Zoology (11) : 11-13.
Agustina, Sry, I Swantara, and I Suartha. 2015. Isolasi Kitin, Karakterisasi, Dan
Sintesis Kitosan Dari Kulit Udang. Jurnal Kimia 9(2): 71–78.
Amaliya, Rahayu, and Indah Astari. 2015. Pembuatan Kitosan Dari Limbah Sisik
Ikan Dengan Proses Hidrolisa Basa.
Dompeipen, Edward J et al. 2016. Isolasi Kitin Dan Kitosan Dari Limbah Kulit
Udang Isolation. Majalah BIAM 12(1): 32–39.
http://ejournal.kemenperin.go.id/bpbiam/article/view/2326.
Hargono, Abdullah and Indro Sumantri. 2008. Pembuatan Kitosan Dari Limbah
Cangkang Udang Serta Aplikasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak
Kambing. Reaktor 12(1): 53.
Ifa, L., Artiningsih, A., Julniar , J, & Suhaldin S. 2018. Pembuatan Kitosan Dari
Sisik Ikan Kakap Merah. Journal Of Chemical Process Engineering 3(1): 43.
Izzati, Nahlia Husna et al. 2018. Identifikasi Awal Pengaruh Konsentrasi Naoh
Pada Pembuatan Kitosan Dari Limbah Sisik Ikan Papuyu. 31–35.
Minda Azhar, Jon Efendi, Erda Syofyeni, Rahmi Marfa Lesi, dan Sri Novalina.
2010. Pengaruh Konsentrasi Naoh Dan Koh Terhadap Derajat Deasetilasi
19
Novita Susanti, Ani Purwanti. 2020. Pembuatan Kitosan Dari Limbah Sisik Ikan
(Variabel Konsentrasi Larutan NaOH Dan Waktu Ekstraksi). Inovasi Proses
5(3): 40–45.
Sabrina, Q. 2011. Kajian Sifat Optis Pada Glukosa Darah. Skripsi. jakarta :
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Salmah, Titin, Benny Osta Nababan, and Ujang Sehabuddin. 2017. Opsi
Pengelolaan Ikan Tembang (Sardinella Fimbriata) Di Perairan Kabupaten
Subang, Jawa Barat. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 7(1):
19.
Setha, Beni, Fitriani Rumata, and Silaban Bernita Br. 2019. Karakteristik Kitosan
Dari Kulit Udang Vaname Dengan Menggunakan Suhu Dan Waktu Yang
Berbeda Dalam Proses Deasetilasi. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia. 22(3): 49–50.
Suherman, B, Muhdar Latif, Sisilia Teresia, and Rosmala Sisilia Teresia Dewi.
2018. Potensi Kiotsan Kulit Udang Vannamei (Litopenaus Vannamei)
Sebagai Antibaketeri Terhadap Staphylococakramus Epidermis,
Pseudomonas Aeruginosa, Propionibacterium Agnes, Dan Escherichia Coli
Dengan Metode Difusi C. Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia Timur Makassa 14(1): 16–27.
Sukma, Sari, Sri Eva Lusiana, Masruri, and Suratmo. 2014. Kitosan Dari
20
Sukma, Hermanto & Suwarjoyowirayatno. 2019. Uji Fisik Kimia Dan Sensori
Kerupuk Ikan Tembang (Sardinella Sp.) Dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar
Putih (Ipomea Batatas L.). Jurnal Fish Protech 2(2): 60–66.