Anda di halaman 1dari 11

Dosen

: Fauzi Ahmad Abdillah, S.Sos

Mata Kuliah

: Pendidikan Pancasila

MAKALAH
INTEGRASI NILAI PANCASILA DALAM PROFESI
PENGAWASAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DISUSUN OLEH
STEVEN BASA L
STK 214008
ILMU KELAUTAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN


(STITEK) BALIK DIWA MAKASSAR
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Integrasi Nilai Pancasila Ke Dalam Profesi Pengawasan Kelautan Dan
Perikanan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk

memberikan

masukan-masukan

yang

bersifat

membangun

untuk

kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 01 November 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkenaan Pancasila sebagai Sistem Etika, kita menyadari bahwa nilai-nilai
yan terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan antara untaian sila
dengan sila lainya. Setiap sila mengandung makna dan nilai tersendiri. Pancasila
juga memperhatikan nilai, norma, etika dan moral bangsa Indonesia. Tetapi
masyarakat Indonesia sekarang mulai kehilangan jati diri. Budaya timur kini mulai
tergeser oleh budaya barat, dimana citra kesantunan dan keramahan budaya timur
yang khas akan hilang.
Etika tidak cukup didefinisikan atau dari masalah keramahan dan
kesantunan saja. Masih banyak lagi permasalahan yang berkaitan dengan etika.
Pancasila sebagai sistem etika, maka nilai-nlai yang terkandung dalam Pancasila di
aplikasikan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai wujud etika
sesungguhnya.
Sebagai dasar negara dan pedoman suatu bangsa, kita sadari banyak sekali
nilai-nilai yang terkandungnya. Tetapi, nilai-nilai tersebut mulai hilang. Dengan
bukti nyata yaitu mulai menghilangnya nilai-nilai pancasila dalam hal penegak
hukum. Dalam penegakan hukum terkadang orang yang satu dengan yang lain beda
perlakuan hukumanya. Disini nampak jelas kalau keadilan tidak bisa didapatkan
oleh semua orang.
Pancasila merupakan hasil kompromi nasional dan pernyataan resmi bahwa
bangsa Indonesia menempatkan keudukan setiap warga negara secara sama, tanpa
membedakan antara penganut agama mayorita atau minoritas, gender, budaya dan
daerah.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanis,
karena Pancaila dapat mudah diterima oleh warga negara. Pancasila dirangkai dan
diahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai basis perilaku politik dan
sikp moral bangsa.

Pancasila juga memberi jawaban bagaimana seharusnya manusia Indonesia


bertanggung jawab dan berkewajiban sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial, dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara, selain dalam
kehidupan dengan sesama warga negara.

B. Masalah
Kurang penerapan nilai nilai pancasila dalam bidang Pengawasan Kelautan dan
Perikanan

C. Tujuan
Mengetahui integrasi nilai nilai pancasila di bidang Pengawas Kelautan dan
Perikanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nilai
Nilai atau value (Inggris) termasuk bidang kajian filsafat. Filsafat sering
juga diartikan dengan ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat
dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan (worth)
atau kebaikan (goodness), dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian (Dr. Kaelan, M.S, 2003). Sesuatu
itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga, berguna, benar, indah, baik dan
sebagainya. Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan,
dambaan-dambaan dan keharusan. Suatu nilai-nilai yang bermakna normatif berupa
ideal (cita-cita) harus menjadi bermakna kognotif berupa real (kenyataan), dalam
hal ini perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta (Kodhi, 1989).

B. Ciri Ciri Nilai


Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang
bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek
yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran
adalah nilai, tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita
indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,
dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua
orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

C. Pancasila Sebagai Sumber Nilai


Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok,
landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.
Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia,
nilai

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalan

permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai
keadilan.
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang
religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif
antar umat beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap
dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
indonesia..

d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
Yang Adil dan Makmur secara lahiriah ataupun batiniah.
Sebagai sautu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memeiliki dimensi
sebagai berikut :
1. Dimensi Idealistis, yaitu nilai- nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
yang bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nlai- nilai yang
terkandung dalam lima sila pancasila : ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Maka dimensi idealistis Pancasila bersumber
pada niali- nilai filosofis yaitu filsafat Pancasila.
2. Dimensi Normatif, yaitu nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung dalam
Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tertib
hukum Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pembukaan yang di
dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV, berkedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm(pokok kaidah negara yang fundamental).
3. Dimensi Realistis, suatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selalu
memiliki dimensi nilai- nilai ideal serta normaf maka Pancasila harus
mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata sehari-hari, baik dalam kaitannya
bermasayarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

BAB III
NILAI NILAI PANCASILA UNTUK PENGAWAS KEPELAUTAN

A. Nilai Dalam Pengawas Kelautan


1. Transparansi adalah keterbukaan dalam pengawasan sumberdaya kelautan
dan perikanan dan penanganan tindak pidana di bidang perikanan;
2. Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
dan fungsi Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kementerian Kelautan
dan Perikanan;
3. Kemandirian adalah keadaan dimana tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dilaksanakan secara
profesional tanpa pengaruh pihak luar;
4. Integritas adalah tindakan, sikap, serta perilaku yang jujur dan baik terhadap
diri sendiri maupun lingkungan di sekitarnya sehingga bisa lebih objektif
dalam menghadapi suatu permasalahan serta memiliki disiplin dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas sehari-hari;
5. Profesionalisme adalah suatu bentuk pelaksanaan tugas dan kewajiban yang
didasarkan atas pengetahuan yang luas, ketrampilan, kedisiplinan,
kemandirian, dan ketaatan terhadap peraturan sehingga dapat memenuhi
kompetensi yang disyaratkan; dan
6. Religiusitas adalah kesadaran bahwa semua tindakan yang dilakukan selalu
memiliki konsekuensi untuk diberikan penghargaan atau hukuman oleh
Tuhan sehingga ketekunan dan ketaatan menjalankan ajaran agama dapat
menjamin setiap tindakan yang dilakukan menjadi lebih baik.

B. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pengawas Kepelautan


1. Implementasi Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, akan
mengubah tingkah laku Pengawas Kepelautan menjadi seorang yang hidup
beragama (menjauhi sikap Atheis/Vrijdenker), toleransi terhadap penganut
agama lain dalam batas-batas yang tidak menyangkut akidah (dasar

keyakinan agama yang dianutnya), tidak memaksakan keyakinan


agamanya pada penganut agama lain, saling membantu dalam bidang sosial
tanpa melihat agama, suku dan rasnya, memberantas usaha-usaha yang
menyimpangkan ajaran agama yang murni, menghindari KKN (Korupsi,
Kolusi & Nepotisme) karena berkeyakinan bahwa Tuhan selalu memantau
tingkah lakunya dan akan dipertanggung-jawabkan setelah matinya di
akhirat.
2. Implementasi Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab, akan
mengubah tingkah laku Pengawas Kepelautan menjadi seorang yang
berhati mulia seperti memperlakukan bawahan penuh kasih sayang dan
adil, tidak mempersulit dalam bekerja, tidak memfitnah dan tingkah laku
lainnya yang tidak terpuji untuk menghambat karier, memberikan bantuan
kemanusiaan kepada yang tertimpa musibah walau berbeda agama, suku
dan rasnya.
3. Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, akan mengubah tingkah
laku Pengawas Kepelautan agar bekerja dengan baik dalam suatu team
karena semua bertujuan agar tugas yang diamanatkan negara padanya dapat
sukses mencapai tujuan yaitu Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera.
Segenap Pengawas Kepelautan akan bersatu-padu menghadapi hal yang
merugikan bangsa dan negara seperti illegal fishing, pemboman ikan.
4. Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, akan mengubah tingkah laku
Pengawas Kepelautan agar selalu mengedepankan prinsip demokrasi.
Setiap masalah yang urgent harus dimusyawarahkan dan diputuskan secara
bersama-sama dengan resiko yang ditanggung bersama pula.
5. Implementasi Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
akan mengubah tingkah laku Pengawas Kepelautan agar pimpinan berlaku
adil terhadap bawahannya, memikirkan dan mengusahakan peningkatan
kesejahteraan, merumuskan jenjang karier secara adil.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Istilah nilai dalam bidang filsafat dipakai untuk menunjuk kata benda
abstrak yang artinya keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness),
dan kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai
atau melakukan penilaian.

Ciri Ciri Nilai


1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
2. Nilai memiliki sifat normatif
3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator

Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang
fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Nilai Dalam Pengawas Kelautan


1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Kemandirian
4. Integritas
5. Profesionalisme
6. Religiusitas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Nilai Nilai Pancasila


Peraturan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan.
Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan
Dan Perikanan. 2011
A.T Soegito, dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Semarang. Unnes Press
E. Sumaryono. 1995. Etika Profesi Hukum. Yogyakarta. Kanisius
Setardja,A.Gunawan. 1990. Dialektika Hukum Dan Moral. Yogyakarta.Kanisius
Agustin DKs 2014, Makalah Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Pribadi Sehari-hari di Masyarakat, Jurusan Prodi Biologi, Universitas Negeri
Semarang.
Chotimah, N, K 2014, Penerapan Nilai-nilai Pancasila sebagai Pendidikan
Karakter, Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
Kaelan, M.S, 2008, Pendidikan Pancasila, Edisi 9, Penerbit Paradigma, Yogyakarta.
Multi, M, 2014, Kekuatan Politik di Indonesia, Edisi 1, Penerbit Pustaka Setia,
Bandung.
Taniredja T dan Yudi H 2014 , Pemimpin Berkarakter Pancasila, Edisi 1, Penerbit
Alfabeta, Bandung

Anda mungkin juga menyukai