Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun oleh:

Nama : Teungku Ario Naldo

NPM : E1I021031

Prodi : Ilmu Kelautan

Hari/Tanggal : Sabtu/ 12, Maret, 2022

Kelompok :5

Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si

: 2. Ir. Zamdial, M.Si

Ko-Ass : 1. Santika Rahma (E1G019031)

Objek Prakrikum : pH ASAM-BASA DAN GARAM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu
bersifat asam, basa dan netral.Menurut teoi Arrhenius, zat dalam air yang
menghasilkan ion H + disebut asam, sedangkan zat yang didalam air
terionisasi menghasilkan ion OH- adalah basa.

Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi
merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi
asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi
oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan
reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam
“buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali
ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.

Sifat asam dan basa dapat di tentukan dengan beberapa cara, seperti
menggunakan kertas lakmus , lakmus merah dalam larutan basa akan berubah
menjadi biru, dan lakmus biru dalam larutan nyang bersifat asam akan
berubah menjadi merah.sifat sama basa juga dapat di tentukan dengan
mengukur derajat pH. pH merupakan suatu parameter yang digunakan yang
digunakan untuk menunjukan tingkat keasaman larutan. Larutan yang bersifat
asam memiliki pH <7, larutan basa memiliki pH>7 dan larutan netral
memiliki pH = 7.

1.2 Tujuan percobaan


1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indicator
universal
2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asam dan basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat
penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal zat yang kita
golongkan sebagai asam, misalnya asam cuka, asam sitrun, asam jawa dan
lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat yang bisa digolongkan sebagai
basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air sabun, air abu dan lain-lain.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga
digolongkan , yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa
mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan
keasaman atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak
diantaranya yang dapat merusak kulit atau bersifat racun (Anisa, D.
N. 2012).

Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat,
asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh kemampuan
menghasilkan ion H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh kemampuan
menghasilkan OH ⁻. Banyaknya ion H ⁺ atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan
oleh derajat ionisasi (Lutfi, A. 2017).

Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H⁺. Konsentrasi ion


hidronium [H⁺] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat
menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air Menurut penelitian
konsentrasi ion H⁺ harganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan
dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil, maka pada tahun 1909 S.P.I.
Sorensenmengusulkan konsep “pH`(pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala
konsentrasi ion H⁺ suatu larutan (Indrayani, P. 2013).

Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi


lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan
yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan dengan mengukur
tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam
dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa
liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan
dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi
sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh
diencerkan juga (direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah
diserap atau digunakan (Riyayanti, E. 2021).
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMA kelas XI IPA
masih mengalami kesalahan konsep Hidrolisis Garam. Bahwa siswa mengalami
kesalahan konsep pada pH larutan garam 119 Karmila Nusi, et al. yang terhidrolisis
dan sifat garam yang terhidrolisis. Sejalan dengan kurangnya pemahaman siswa
tentang konsep Hidrolisis Garam, Menjelaskan bahwa siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami pengertian reaksi Hidrolisis Garam yaitu sebanyak
40,9%; siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan garam yang terhidrolisis
sebanyak 23,4%; dan siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan sifat
larutan hasil Hidrolisis Garam sebanyak 52,3%; dan siswa yang mengalami
kesulitan dalam menggunakan rumus pH untuk menentukan nilai [H+ ] larutan hasil
Hidrolisis Garam sebanyak 46,8%. ( Abdullah, R. 2021).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Ph indikator universal Tabung Reaksi
HCl Erlemeyer volume 50/100 mL
H2SO4 Pipet ukur 10 mL
HCH3COO Pipet ukur 5 mL
NaOH Kaca arloji
NH4OH Corong kaca
NaCH3COO Rak tabung reaksi
Asam Borak Pipet biasa
NH4CL

Na2SO3
NaCL

3.2 Cara Kerja


 Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan detergen dan keringkan.
 Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.
 Pipet lebih kurang 2 mL. larutan yang telah disediakan ke dalam masing-
masing tabung reaksi
 Tentukan pH dengan menggunakan ketas pH indikator universal
 Hitung konsentrasi masing- masing larutan di atas (dalam laporan
lengkap)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No Nama larutan pH Golongan Konsentrasi


(molaritas)
1 NaCl 7 Garam dari  1. 10⁻⁷ M
(asam basa kuat)

2 H2S04 1 Asam Kuat 0,1 M


3 HCl 1 Asam Kuat 0,1 M
4 NaOH 10 Basa Kuat 1. 10-4 M
5 NH4Cl 5 Garam dari asam kuat 1.10-5 M
6 CH3COOH 2 Asam lemah 1.10-6 M
7 NaSO4 8 Garam basa kuat 1.10-6 M
8 NH4OH 7 Garam dari 1.10-7 M
(asam basa kuat)
9 HCH3COO 3 Asam lemah 1.10-5 M
10 NaCH3COO 8,5 Garam campuran antara 1.10-5 M
asam lemah dan basa kuat
BAB V

PEMBAHASAN

Pengujian larutan NaCl dengan konsentrasi (molaritas) 1.10 -7M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 7, hal ini
membuktikan bahwa larutan NaCl masuk golongan garam dari asam kuat dan basa
kuat pH 7.

Pengujian larutan H2SO4 dengan konsentrasi (molaritas) 0,1M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 1, hal ini
membuktikan bahwa larutan H2SO4 masuk golongan asam kuat pH 1.

Pengujian larutan HCl dengan konsentrasi (molaritas) 0,1M, menggunakan kertas


pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 1, hal ini
membuktikan bahwa larutan HCl masuk golongan asam kuat pH 1.

Pengujian larutan NaOH dengan konsentrasi (molaritas) 1.10 -4M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 10, hal ini
membuktikan bahwa larutan NaOH masuk golongan basa kuat pH 10.

Pengujian larutan NH4Cl dengan konsentrasi (molaritas) 1.10-5M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 5, hal ini
membuktikan bahwa larutan NH4Cl masuk golongan garam dari asam kuat pH 5.

Pengujian larutan CH3COOH dengan konsentrasi (molaritas) 1.10 -6M,


menggunakan kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka
2, hal ini membuktikan bahwa larutan CH3COOH masuk golongan asam lemah pH 2.

Pengujian larutan NaSO4 dengan konsentrasi (molaritas) 1.10-6 M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 8, hal ini
membuktikan bahwa larutan NaSO4 masuk golongan garam basa kuat pH 8.

Pengujian larutan NH4OH dengan konsentrasi (molaritas) 1.10-7M, menggunakan


kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 7, hal ini
membuktikan bahwa larutan NH4OH masuk golongan gaam dari basa dan asam kuat
pH 7.

Untuk pengujian larutan yang HCH3COO dan NaCH3COO dengan konsentrasi


masing – masing menurut sumber internet yaitu 1.10-6M dan 1.10-7M, menggunakan
kertas pH indikator universal menunjukkan perubahan warna di angka 8,7 secara
berurut. Hal ini membuktikan bahwa larutan HCH3COO dan NaCH3COO masuk
golongan garam basa kuat dan garam dari asam kuat dan basa kuat pH 8 dan 7
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Asam basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab
yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan
kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Enzim-enzim dan
protein dalam tubuh kita juga merupakan asam. Selain itu, asam dan basa sangat
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah akan berpengaruh
terhadap kondisi tumbuhan yang ada diatasnya. Kualitas air juga dapat ditentukan
dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
mengalami kerusakan lingkungan yang cukup buruk. Kebanyakan asam dan basa
(yang belum bercampur dengan senyawa lain di alam berupa liquid (larutan). Karena
bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya. Meskipun
asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan dan sabun, namun pada
akhirnya tetap butuh diencerkan juga direaksikan atau dicampur dengan air) agar
lebih mudah diserap atau digunakan (Rohmah, S. 2019).

1. pH untuk menentukan konsentrasi ion hydrogen bebas dalam suatu larutan


yaitu : -log dari konsentrasi ion hydrogen yang dinyatakan dalam mol per liter
larutan pH = -log [H+]
2. POH untuk menentukan konsentrasi ion OH- bebas dalam suatu larutan yaitu :
-log dari konsentrasi ion OH- yang dinyatakan dalam mol per liter larutan. Poh
= - log [OH-]

6.2 Saran

Diharapkan semoga dalam penyampaian dan pengarahan materi praktikum


selanjunya lebih tegas dan lantan agar dapat didengar dan disimak oleh praktikan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, R. (2021). Deskripsi Pemahaman Konseptual Siswa Pada Materi


Hidrolisis Garam. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 12(1), 118-127.

Anisa, D. N. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict, Observe,


And Explanation) Dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Asam, Basa, Dan Garam Kelas Vii Semester 1 Smp N 1
Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

Indrayani, P. (2013). Analisis pemahaman makroskopik, mikroskopik, dan


simbolik titrasi asam-basa siswa kelas XI IPA SMA serta upaya
perbaikannya dengan pendekatan mikroskopik. Jurnal Pendidikan
Sains, 1(2), 109-120.

Lutfi, A. (2017). Pengembangan media laboratorium virtual bersarana


komputer untuk melatih berpikir kritis pada pembelajaran asam, basa,
dan garam. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains, 1(1).

Riyayanti, E. (2021). Penentuan Sifat Larutan Asam, Basa, Dan Garam


Dengan Indikator Ekstrak Daun Tanaman Hias. ACADEMIA: Jurnal
Inovasi Riset Akademik, 1(2), 177-183.

Rohmah, S. (2019). Analisis konsepsi siswa kelas XI pada materi asam basa


menggunakan instrumen tes four tier multiple choice: Penelitian
deskriptif di kelas XI SMA Negeri Wilayah Bandung Timur (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Anda mungkin juga menyukai