Anda di halaman 1dari 15

DESKRIPSI HEWAN AVERTEBRATA AIR

HOLOTHURODEA

Laporan Praktikum Mata Kuliah Avertebrata Air


Tahun Ajaran 2021/2022

Disusun Oleh Kelompok (4, Kelas A):

Radiah Oktarina E1I021039

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikumavertebrata air dengan judul:
“pengamatan spesies dari filum Echinodermata ”. Laporan ini dapat tersusun tak lepas
dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis berikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kedua orang tua yang senantiasa mendo’akan penulis dan segala fasilitas
yang mereka berikan
2. Dosen pengampu yang menyampaikan materi dengan baik
3. Asisten dosen yang membimbing penulis dalam praktikum
4. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
darikesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan nya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bengkulu, 29 November 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................I

DAFTAR ISI...................................................................................................................II

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................III

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................III

BAB I.PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................4
......................................................................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................4

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6

BAB III.METODE PEELAKSANAAN PRAKTIKUM ...............................................8


3.1.Waktu dan Tempat....................................................................................................8
3.2.Bahan dan Alat..........................................................................................................8
3.3.Prosedur Pengamatan Obyek Praktikum..................................................................8

BAB IV.HASIL PRAKTIKUM......................................................................................9


4.1.Gambar Obyek Praktikum........................................................................................9
4.2.Ciri-Ciri Morfologi Obyek Praktikum......................................................................9
4.3.Aspek Morfologi.......................................................................................................10
4.4.Klasifikasi ................................................................................................................10
4.5.Ekologi dan Habitat Tempat Hidup..........................................................................11
4.6.Pertumbuhan, Makanan Dan Cara Makan................................................................11
4.7.Reproduksi ...............................................................................................................11
4.8.Peranan Dalam Aspek Ekologi Dan Ekonomi..........................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

LAMPIRAN ...................................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Teripang (Timun Laut)................................................................................9


Gambar 4.2 Morfologi Teripang Secara Umum ............................................................10

DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 5.1 proses pencarian teripang............................................................................14
Gambar 5.2 Proses pencarian teripang............................................................................14
Gambar 5.3 Teripang .....................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar yang memiliki garis pantai


sepanjang lebih dari 81.000 km2 dengan luas perairan laut sekitar 5,8 juta km2 serta
memiliki 17.504 pulau. Hal tersebut menjadikan perairan Indonesia memiliki potensi
kekayaan alam yang besar dengan tingkat keragaman hayati yang tinggi, didalamnya
terdapat berbagai jenis organisme laut. Pemanfaatan organisme laut tidak hanya terbatas
sebagai bahan makanan, tetapi juga sebagai sumber bahan kimia alam yang berpotensi
sebagai obat. Sejak tahun 2002 Bioteknologi Kelautan dijadikan Program utama oleh
Departemen Kelautan dan Perikanan. Bioteknologi kelautan yang berkembang pesat
memiliki tujuan untuk memanfaatkan biota laut dengan ekstraksi senyawa bioaktif
sebagai obat-obatan.
Teripang pasir atau sering disebut timun laut merupakan salah satu anggota hewan
yang berkulit duri (Echinodermata). Teripang merupakan salah satu biota laut yang
banyak ditemukan di perairan Indonesia, hal ini disebabkan karena letak Indonesia
secara Georgafis berada diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang
merupakan Habitat terbaik untuk hewan teripang (Conand dan Byner, 1993). Meskipun
teripang mempunyai bentuk yang kurang menarik, namun teripang banyak digemari
oleh masyarakat untuk dikombinasi, hal ini dikarenakan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya makanan kesehatan.
Teripang pasir (Holothutia scabra) berpotensi menjadi sumber biofarma baru
melalui proses pemisahan senyawa aktif atau ekstraksi. Melaporkan bahwa ekstrak dari
teripang pasir di Asia menunjukkan aktivitas anti mikroba, anti bakteri, dan anti jamur.
Salah satu senyawa yang terkandung dalam Teripang pasir adalah senyawa
triterpenoid yang memiliki aktifitas sebagai anti jamur, Senyawa triterpenoid
merupakan biosintesa dari senyawa terpenoid, terpenoid memiliki aktivitas sebagai
antibakteri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasan (2013) mengatakan bahwa
teripang pasir (Holothuria scabra) mampu memberikan efek antiurisemia (asam urat)
dengan menggunakan metode ekstraksi maserasi.
Menurut Nimah, mengatakan bahwa teripang pasir (Holothuria scabra) mampu
memiliki potensi sebagai antibakteri dengan metode ekstraksi maserasi.
Menurut, menyatakan bahwa teripang pasir (Holothuria scabra) memiliki potensi
sebagai antijamur. Pelarut yang terbaik untuk mengisolasi senyawa antijamur dari
teripang pasir (Holothuria scabra) adalah dengan metode ekstraksi maserasi.
Senyawa terpenoid adalah komponen kimia yang biasa ditemukan dalam minyak
atsiri. Sebagian besar terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan
kelipatan lima. Terpenoid mempunyai kerangka karbon yang terdiri dari dua atau lebih
unit C5 yang disebut unit isoprene.
Salah satu senyawa yang terdapat dalam teripang pasir adalah triterpenoid, senyawa
triterpenoid merupakan biosintesa dari terpenoid. Senyawa terpenoid dalam teripang
pasir sangat penting untuk diidentifikasi, hal ini karena senyawa terpenoid memiliki
aktifitas sebagai anti jamur. Beberapa penelitian menunjukan bahwa senyawa terpenoid
memiliki aktifitas sebagai antimikroba yaitu monoterppenoid, linalool, diterpenoid (-)
hardwicklic acid, phytol, terpenoid saponin dan triterpenoid glikosida. Senyawa
terpenoid asetoksikavikol dapat digunakan untuk menghambat perkembangan virus HIV
tipe I.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi filum Echinodermata kelas Holothuroidea


(teripang).
2. Untuk mengetahui aspek morfologi (bentuk luar) filum Echinodermata kelas
Holothuroidea (teripang).
3. Untuk mengetahui klasifikasi filum Echinodermata kelas Holothuroidea
(teripang).
4. Untuk mengetahui ekologi dan habitat filum Echinodermata kelas Holothuroidea
(teripang).
5. Untuk mengetahui pertumbuhan, makanan, dan cara makan filum
Echinodermata kelas Holothuroidea (teripang).
6. Untuk mengetahui eproduksi filum Echinodermata kelas Holothuroidea
(teripang).
7. Untuk mengetahui peranan dalam aspek ekologi dan ekonomi filum
Echinodermata kelas Holothuroidea (teripang).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Echinodermata merupakan hewan invertebrata yang secara morfologis memiliki


bentuk tubuh simetri radial. Echinodermata dibagi menjadi 5 kelas yaitu Asteroidea,
Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea dan Holothuroidea. Di Indonesia dan sekitarnya
terdapat 5 kelas filum Echinodermata yang terdiri dari 141 jenis teripang, 87 jenis
bintang laut, 142 jenis bintang ular laut, 84 jenis bulu babi dan 91 jenis lili laut
(Fitriansyah dkk., 2018).
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya
kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau
rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris dan
kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan berupa
duri. Kelompok utama Echinodermata terdiri dari lima kelas, yaitu kelas Asteroidea
(bintang laut) contoh: Archaster typicus, kelas Ophiuroidea (Bintang Ular) contoh:
Amphiodiaurtica, kelas Echinoidea (Landak Laut) contoh: Diademasetosium, kelas
Crinoidea (lilia laut) contoh: Antedon-rosacea, dan kelas Holothuroidea (Tripang Laut)
contoh: Holothuriascabra (Abubakar, 2011).
Teripang adalah salah satu anggota hewan berkulit duri (Echinodermata). Duri
pada teripang sebenarnya merupakan rangka atau skelet yang tersusun dari zat kapur
dan terdapat di dalam kulitnya. Rangka dari zat kapur itu tidak dapat terlihat dengan
mata telanjang karena sangat kecil sehingga perlu menggunakan mikroskop. Meski
demikian, tidak semua jenis teripang mempunyai duri beberapa jenis teripang tidak
memiliki duri (Dewi, 2012).
Terdapat sekitar 1.250 jenis teripang yang telah didiskripsikan oleh para
taksonom. Teripang teripang tersebut dibedakan dalam enam bangsa (ordo) yaitu
Dendrochirotida, Aspidochirotida, Dactylochirotida, Apodida, Molpadida, dan
Elasipoda. Secara taksonomi, klasisfikasi teripang adalah,
Filum : Echinodermata
Subfilum : Echinozoa
Kelas : Holothuroidea
Subkelas : Aspidochirotacea
Ordo : Aspidochirotida Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria, Muelleria, Stichopus (Purwati, 2019).
Semua jenis teripang komersil, khususnya dari daerah tropika, termasuk dalam
bangsa (ordo) Aspidochirotida dari suku (family) Holothuriidae dan Stichopodidae.
Meliputi genus Holothuria, Actinopyga, Bohadschia, Thelenota dan Stichopus. Terdapat
25 jenis teripang berpotensi komersil yang di identifikasikan berasal dari perairan
karang di Indonesia, sepuluh jenis di antaranya mempunyai nilai komersil baik (Hartati,
2015).
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Sabtu, 27 November 2021. Praktikum dimulai
pada pukul 13.00 – 16.00. Tempat praktikum avertebrata air dilaksanakan di Pulau
Baai yang beralamatkan di jalan Ir. Rustandi Sugianto Pulau Baai, kp. Melayu,
Sumber Jaya, kp. Melayu, Kota Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan untuk praktikum AvertebrataLaut dan Air Payau antara lain
adalah; (1) Alat tulis-pena dan pensil, (2) Pensil warna, (3) Penggaris atau jangka
sorong, (4) Nampan atau baki plastik, (5) Pinset, dan 6) Kaca pembesar/Loup.
Bahan praktikum adalah semua preparat basah yaitu jenis-jenis hewan avertebrata
laut dan air payau yang menjadi obyek pengamatan.
3.3 Metode Pelaksanaan Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. Penentuan lokasi yang berada di sekitaran pelabuhan pulau baai
2. Penelitian ke lapangan yang menghabiskan waktu sekitar 30 menit dan 10 menit
sampai ke lokasi dari pulau baai
3. Dokumentasi yang merekam semua kegiatan praktikum untuk di foto dan
divideokan sebagai bukti penelitian
4. Pembuatan laporan praktikum dibuat secara bersama di salah satu rumah
anggota kelompok
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Gambar Obyek Praktikum

Gambar 4.1 Teripang(Timun Laut)

4.2 Ciri-Ciri Morfologi Obyek Praktikum

Ciri-ciri umum teripang atau timun laut dari ordo Aspidochirotida adalah tubuh
berbentuk silindris, memanjang memanjang dari ujung mulut ke arah anus (orally-
aborally) seperti buah timun memiliki duri lunak hampir di seluruh permukaan
tubuhnya (di bagian dorsal disebut papilla, sedangkan di bagian ventral disebut kaki
tabung). Di bagian interior terdapat mulut yang dikelilingi oleh tentakel berjumlah 10-
30, sedangkan posteriornya terdapat anus. Tubuh teripang adalah berbentuk simetri lima
belahan menjari (pentamerous radial symmetry) dengan sumbu aksis mendatar
(horizontal). Bentuk simetri tersebut termodifikasi oleh lempeng tegak (dorsoventral
plane) sehingga nampak sebagai belahan simetri (bilateral symmetry). Selain radial
simetri tersebut, karakteristik lain adalah adanya bentuk skeleton dan sistem saluran air
(water-vascular system). Skeleton pada teripang termodifikasi dalam bentuk spikula
yang mikroskopis dan tersebar dalam seluruh dinding tubuh. Bentuk spikula tersebut
sangat penting dalam identifikasi jenis teripang. Gambar morfologi eksternal timun laut
ordo Aspidochirotida, dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 4.2. Morfologi Teripang secara Umum (modifikasi dari Setyastuti, 2013)
Teripang adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothurioidea (Filum
Ekhinodermata). Secara umum klasifikasi Teripang berdasarkan, Direktorat Konservasi dan
Keanekaragaman Hayati Laut adalah sebagai berikut :           
Terdapat 2 kelompok Teripang berdasarkan cara makannya yaitu deposit feeder atau
pemakan endapan, yang meliputi hampir sebagian besar teripang, dan suspension feeder atau
pemakan materi tersuspensi termasuk plankton. Sebagian besar Teripang aktif makan pada
malam hari, walaupun terdapat beberapa jenis yang aktif pada siang hari atau aktif pada siang
maupun malam. Teripang berlindung dengan cara membenamkan diri pada substrat/pasir atau
bersembunyi pada tempat yang terlindung. Teripang menggunakan cara "mengaduk" dasar
perairan sebagai cara mendapatkan pakannya, membantu menyuburkan substrat di sekitarnya.

4.3 Aspek Morfologi (Bentuk Luar)


Teripang memiliki tubuh yang lunak dan elastis dengan bentuk bervariasi, seperti
membulat, silindris, segi empat, atau bulat memanjang seperti ular. Mulut terletak di ujung
anterior, sedang anus diujung posterior.
4.4 Klasifikasi
Filum : Echinodermata
Sub filum : Echinozoa
Kelas : Holothuroidea
Sub kelas : Apidochirotacea
Ordo : Aspidochirotida
Famili 1      : Holothuridae
Genus 1 : Actinopyg
Spesies : Actinopyga miliaris, A. Lecanora, A. mauritiana, A. echinites
Genus 2 : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra, H. nobilis, H. atra, H. impatiens, H. edulis, H.
leucospilota H. marmorata, H. verrucossa, H. argus
Genus 3           : Bohadschia
Spesies           : Bohadschia argus
Genus 4        : Paersonothuria
Spesies        : Pearsonothuria graeffei
Famili 2           : Stichopodidae
Genus 1           : Stichopus
Spesies : Stichopus cloronotus, S. Horrens, S. Variegatus
Genus 2           : Thelenota
Species            : Thelenota anax, T. ananas
4.5 Ekologi dan Habitat Tempat Hidup
Teripang (Holothuroidea) atau lebih dikenal dengan nama timun laut merupakan
salah satu organisme makrozoobenthos yang dapat ditemukan hampir diseluruh perairan
dangkal sampai perairan yang dalam. Habitat hewan ini pada zona intertidal sampai
kedalaman 20 meter. Teripang berjumlah 350 jenis yang tersebar di perairan indonesia
salah satunya di perairan Pulau Morotai (Nurafni, 2020).

4.6 Pertumbuhan, Makanan Dan Cara Makan


 Pertumbuhan
Teripang pasir termasuk organisme yang pertumbuhannya lambat, namun
ketersedian makanan akan mempercepat pertumbuhannya. Sebagaimana yang
dikemukakan makanan merupakan unsure penting dalam pertumbuhan organisme
termasuk teripang pasir sebagaimana keberhasilan mendapatkan makanan untuk
dikonsumsi akan menentukan pertumbuhan suatu organisme. Pemeliharaan teripang
pasir dalam kurungan tancap di alam memungkinkan teripang pasir lebih baik
pertumbuhannya karena mendapatkan jenis makanan diatom bentik dengan prosentasi
yang cukup besar, sebagaimana hasil penelitian teripang pasir memanfaatkan diatom
bentik dalam lambungnya sebesar 56%, sedangkan penelitian Padang dkk (2015)
sebesar 83% (Anita, 2016).
 Makanan
Teripang pemakan endapan sangat tergantung kepada kandungan zat organik dalam
lumpur, detritus, organik debris, dan plankton. Yang disebutkan belakangan ini adalah
dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan teripang pemakan materi tersuspensi, sangat
tergantung kepada kehadiran plankton dan partikel-partikel melayang (seston) (Aznam,
2016).
 Cara makan
Pada kelompok teripang dikenal dua macam cara makan, yaitu deposit feeder atau
pemakan endapan pada hampir sebagian besar anggota kelompok, suspension feeder
atau pemakan materi tersuspensi (termasuk plankton) hanya pada satu bangsa (ordo),
yaitu Dendrochirotida (Aziz, 2016).
4.7 Reproduksi
Teripang memperbanyak diri dengan cara pembuahan telur oleh sperma di kolom
air. Namun ada juga beberapa jenis teripang yang bersifat fissiparous yaitu bisa
berkembang biak dengan cara membelah diri (fission). Secara umum produksi sel
telur teripang termasuk tinggi.
4.8 Peranan Dalam Aspek Ekologi dan Ekonomi
Dari segi ekologi teripang berperanan penting dalam rantai makanan sebagai
penyumbang pakan sekaligus penyubur substrat. Berkurangnya populasi teripang secara
cepat menimbulkan konsekuensi bagi kelangsungan hidup berbagai jenis biota lain yang
merupakan bagian dari kompleksitas lingkar pangan (food web) yang sama. Teripang
dalam lingkar pangan ini berperan sebagai penyumbang pakan berupa telur, larva dan
juwana teripang, bagi organisma laut lain seperti berbagai krustasea, moluska maupun
ikan. Teripang mencerna sejumlah besar sedimen, yang memungkinkan terjadinya
oksigenisasi lapisan atas sedimen. Tingkah laku teripang yang mengaduk dasar perairan
dalam cara mendapatkan pakannya, membantu menyuburkan substrat disekitarnya.
Proses tersebut mencegah terjadinya penumpukan busukan benda organik dan sangat
mungkin membantu mengontrol populasi hama dan organisma patogen termasuk bakteri
tertentu. Tangkap lebih teripang bisa berakibat terjadinya pengerasan dasar laut,
sehingga tidak cocok sebagai habitat bagi bentos lain dan organisme meliang (Darsono,
2010).
Dari segi ekonomi merupakan sumber protein, mempunyai berbagai khasiat dalam
menyembuhkan penyakit serta mempunyai nilai jual yang tinggi baik dalam skala lokal
maupun internasional. Hal ini disebabkan karena kandungan zat-zat obat, makanan ini
berkasiat penyembuhan serta dari analisa proksimat daging teripang diperoleh
kompoisisi protein 43%, lemak 2%, kadar air 17%, mineral 21% dan kadar abu 7%
(Yusron, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar Sidik Katili.2011. Struktur komunitas Enchinodermata Pada Zona Interdal di


Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. 8(1).

Anita Padang, Eryka Lukman, Madehusen Sangadji, Rochman Subiyanto. 2016.


PEMELIHARAAN TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) DI KURUNGAN
TANCAP. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate).
9(2).

Aziz, A. 2016. Makan dan Cara Makan Berbagai Jenis Teripang. Oseana. 21(4) : 43-59.

Aznam Aziz. 2016. MAKANAN DAN CARA MAKAN BERBAGAI JENIS


TERIPANG. 21 (4) : 43-59.

Darsono, P. 2010. Bibliografi Teripang (Holothuroidea, Echinodermata). Puslit


Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Dewi Elfidasari. 2012. Identifikasi Jenis Teripang Genus Holothuria Asal Perairan
Sekitar Kepulauan Seribu Berdasarkan Perbedaan Morfologi. Jurnal AL-
AZHAR INDONESIA ERI SAINS DAN TEKNOLOGI. 1(1) : 140-141.

Fitriansyah, M.Y.F. Arifin dan D. Biyatmoko.2018. Identifikasi Enchinodermata di


pesisir Pulau Denawan, Kecamatan Pulau Sembilan. Prosiding Seminar
Nasional Lingkungan Lahan Basah. 3(1) : 157-163.

Hartati. 2015. Skripsi Teknologi Penyediaan Pakan Bagi Teripang Putih (Holothuria Scraba).
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universita Diponegoro, Semarang.

Nurafni, Sandra Hi Muhammad , Nurilfa Sari Kurung. 2020. POLA SEBARAN DAN
INDEKS EKOLOGI TERIPANG DI PERAIRAN ARMY DOCK DESA
PANDANGA KABUPATEN PULAU MOROTA. AURELIA JOURNAL.
1(2) : 121-128.

Purwati.2019. Timun Laut Lombok Barat. Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).
Jakarta.

Yusron, E. 2014. Beberapa Catatan Tentang Teripang di Perairan Maluku. Lonawarta


15 (2) 2014 : 12-17.
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 5.1 prose pencarian teripang

Gambar 5.2 Proses Pencarian Teripang

Gambar 5.3 Teripang

Anda mungkin juga menyukai