Anda di halaman 1dari 40

BUDIDAYA UDANG VANAME DI PADANG PARIAMAN

SUMATERA BARAT

TEKNIK PENULISAN ILMIAH

DISUSUN OLEH

NAMA : FARID RASKA

PROGRAM STUDI : USAHA BUDIDAYA IKAN

KELAS : UBDI.A

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN

2019
PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus Vannamei)


DI PADANG PARIAMAN SUMATRA BARAT

NAMA : FARID RASKA

PROGRAM STUDI : USAHA BUDIDAYA IKAN

KELAS : UBDI.A

MENYETUJUI

Dosen Pembinbing

DR. YEMPITA EFENDI M.SI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWt, yang telah melimpahkan
rahmadnya sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Budidaya Udang Vaname” di Kabupaten Padang Pariaman Sumatra Barat.

Karya tulis ini di susun agar pembaca dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang
budidaya udang vaname

Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah untuk mengetahui,


mempelajari,memamahami, bahkan mempraktikan bagaimana cara yang baik dalam usaha
budidaya udang vaname. Sebelum itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini.

Penulis menyadari bahwa karya tuli ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar karya tulis
ini bisa jadi lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….............5
1.1 Latar Belakang…………………………………………………............. 5
1.2 Identifikasi Masalah…………………………………………….............6
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………............. 6
1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KERANGKA TEORITIS………………………………………………...7 7


2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………….............. 7

BAB III METODEOLOGI………………………………………………………. 10


3.1 Lokasi………………………………………………………...................10
3.2 Jenis Dan Sumber Data…………………………………………………10
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………………..10
3.4 Metode Pengambilan Data……………………………...........................10

BAB IV HASIL PEMBAHASAN………………………………………………... 26


4.1 Persiapan Lahan………………………………………………………... 26
4.2 Penebaran Benur……………………………………………………….. 27
4.3 Pemberian Pakan………………………………………………………..29
4.4 Pengelolaan Kualitas Air………………………………………………. 30
4.5 Pengontrolan Anco……………………………………………………...36
4.6 Pencegahan Hama Dan Penyakit………………………………………. 36
4.7 Panen……………………………………………………………………37
4.8 Penanganan Hasil Panen……………………………………………….. 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………...… 40


5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 40
5.2 Saran…………………………………………………………………… 40

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu upaya pembangunan usaha perikanan dalam mengatasi hasil tangkapan dari

perairan umumnya adalah melakukan pengembangan usaha budidaya perikanan secara

berkesinambungan.Usaha ini sangat diharapkan dapat lebih berperan dalam menyediakan

bahan pangan yang berprotein dan gizi. Peningkatan peluang kerja dan mendorong

kesejahteraan masyarakat serta pendapatan karena Negara melalui kegiatan ekspor salah

satunya adalah udang vaname (Litopenaeus Vannamei) (Rusmana dan Widiyanto,2006).

Udang vaname memiliki jenis udang introduksi dari Amerika Selatan yang banyak

dibudidayakan di Indonesia sejak tahun akhir 90-an untuk mengganti udang windu yang

susah dibudidayakcn karena keunggulan sebagai berikut

1. Respon terhadap pakan dengan kadar protein 25-30% lebih rendah dari udang

windu
2. Kemampuan beradaptasi yang lebih tinggi terhadap lingkungan suhu rendah

adaptasi terhadap perubahan salinitas terutama pada salintitas tinggi


3. Laju pertumbuhan relative cepat pada bulan 1 dan bulan 2 angka SR tinggi
4. Dapat ditebar dengan kepadatan tinggi karena endapan mengisi air kolam bukan

didasar saja
5. Harga relative tinggi

Saat ini udang vaname banya dibudidayakan di Sumatera

Selatan,Lampung,Bengkulu,Banten dan daerah lainnya termasuk Sumatera Barat.

Di Sumatera Barat daerah yang banyak membudidayakan udang vaname yaitu

Kabupaten Padang Pariaman, salah satu daerahnya di Nagari Paingan Kecamantan

Sungai Limau.
1.2. Identfikasi Masalah

1. Bagaimana cara budidaya udang vaname yang baik?

2. Bagaimana kelayakan usaha udang vaname di Kabupaten Padang Pariaman

1.3. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui teknik pembesaran udang vaname (Litopenaeus Vannamei) di

lapangan
2. Untuk menganalisa aspek financial (analisa usaha) pada usaha dalam pembesaran

udang vaname (Litopenaeus Vannamei).


1.4. Manfaat Penelitian
1. Dapat memperoleh tambahan ilmu serta wawasan mengenai proses pembesaran

udang vaname.
2. Dapat memperoleh atau membentuk attitude (sikap,tingkah laku) yang baik dalam

dunia kerja yang semakin luas


3. Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
4. Untuk memadukan pengetahuan teori dan pengetahuan di lapangan

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Klasifikasi dan Morfologi

Berikut ini klasifikasi udang Vaname menurut (Effendi,1997)


Kingdom : Animalia

Sub Kingdom :Metazoa

Filim :Artopoda

Sub Filum :Crustacea

Kelas :Malacostraca

Sub Kelas :Eumalacostraca

Superordo :Eucarida

Ordo :Decapoda

Family :Penaeidae

Genus :Litopenaeus

Spesies :Litopenaeus Vannamei

Morfologi udang vaname (Litopenaeus Vannamei) yaitu tubuh yang


dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian kepala dan bagian badan. Udang
vaname memiliki memeiliki tubuh berbuku-buku dan aktifitas
moulting(ganti kulit). Udang vaname disebut juga udang putih dan dapat
masuk kedalam family penaidae. Tubuh udang vaname dibentuk oleh 2
cabang (birommuf) yaitu exopodite dan edopodite (Mujiman,2003).

Umumnya tubuh udang vaname dapat dibagi 2 yaitu :cephalothorax


yaitu terdiri dari 13 ruas, dibagian kepala 8 ruas,dan dibagian dada bagian
abdomen terdiri dari 6 ruas. Tiap-tiap ruas segmen mempunyai sebatang
anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas. Pada ujung ruas ke 6
terdapat kipas 4 lembar dan satu felson yang berbentuk runcing
(Kordi,G.2007).

Bagian kepala dilindungi dengan cangkang kepala atau carapace,bagian


depan meruncing dan melengkung disebut cucuk kepala rostrum. Pada bagian
atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawah terdapat 3 gerigi untuk
penaeus,monodon dan bagian kepala lainnya.

1. Sepasang mata mengemuk (mata facet)bertangkai dapat digerakkan.


2. Mulut terdapat dibagian bawah kepala dengan rahang yang kuat.
3. Sepasang sunguit besar atau antenna
4. Dua pasang sungut kecil atau antenula
5. Sepasang sirip kepala(scephocret)
6. Seasang alat pembantu rahang(maxililiped)
7. Sepasang kaki jalan(prepoda),kaki jalan ke1,2,dan 3 yang bercapit
dinamakan chela.
8. Pada bagian dalam terdapat Hepathopankreas jantung dan insang.
9. Bagian tubuh udang tertutup oleh 6 ruas yang satu sama lain yang
dihubungkan selaput tipis ada 5 pasang kaki renang yang melekat pada ruas
1 – ruas ke 5.

Bagian tubuh udang vaname setelah mengalami modifikasi sehingga dapat


digunakan untuk keperluan sebagai berikut.

1. Makan,bergerk dan membenamkan diri kedalam lumpur(burrowing)


2. Menompang insang karena struktur insang udang bulu unggas
3. Organ sensor seperti pada antela dan antenula.

Berikut ini adalah gambar morfologi udang vaname

Gambar 3.morfologi udang vaname


Habitat dan Penyebaran

Udang vaname hidup dilaut tropis dimana suhu air biasanya ebih dari 20c habitat
udang vanamei berbeda beda tergantung pada jenis nya dari persyaratan hidup nya dari
tingkattingkat daur hidup nya. Pada umumnya udang bersifat hidup di permukaan dasar
laut,adapun habitat oleh udang adalah dasar tumer (soft) yang biasanya campuran lupur
dan pasir.

Sifat hidup dari udang putih adalah cafradromus atau 2 lingkaran dimana udang
dewasa akan memijah dilaut terbuka setelah menetas larva dari yuwaria udang putih akan
bermigrasi kembali kelaut untuk melakukan pemijahan seperti pematangan gonatan
(maturasi) dan perkawinan (Weyban dan Sweeney.1991).

Kebiasaan Makan dan Tingkah Laku

Udang vaname termasuk golongan amnivora atau pemakan segalanya,beberapa


sumber pakan udang antara lain seperti udang kecil(rebon),fitoplankton,larva
kerang,copepod,dan lumut.

Udang vaname mencari makan menggunakan sinyal kimiawi berupa getaran


dengan bantuan organ-organ sensor atau bulu-bulu dibagian kepala udang vaname ini
memiliki organ sensor yang berfusat pada ujung antenna dan antenula,bagian mulut capit
antenna dan maxilliped.

Pemasaran hasil

Pembeli biasanya berasal dari Pariaman dan Pekanbaru yang biasanya mereka
menjual udang tersebut masih di lokal yaitu masih di daerah Sumatera Barat dan
Pekanbaru. Biasanya pembeli langsung datang ke tambak untuk melihat hasil panen dan
cara penanganan hasil panen .Udang yang telah di kemas lalu diangkat keatas mobil
setelah itu udang siap untuk dipasarkan.

BAB III

METODELOGI

3.1. Lokasi

Sumatera Barat memiliki potensi budidaya udang vaname yang sangat

menjanjikan terlebih didaerah pesisirnya seperti Kabupaten Padang Pariaman, salah

satu daerahanya adalah Nagari Paingan Kecamatan Sungai Limau


3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang diguanakan dalam penelitin ini ialah data primer dan sekunder.Data
primer yaitu data yang diperoleh dari sumber atau objek penelitian sedangkan data primer
yaitu data yang di peroleh dari data yg berbentuk historis yang dimiliki pemerintah atau
embaga terkait.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sampel atau responde merupakan pembudidaya ikan udang vaname dipadang


pariaman. Metode pengambilan data menggunakan sampel.

3.4 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan secara observasi wawancara dan diskusi untuk


memperoleh informasimengenai gambaran umum tentang penelitian ini, proses kegiatan
teknis seperti produksi dan pemasaran.

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan budidaya udang vaname

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan berfungsi untuk menyiapkan lahan yang konduktif bagi

biota yang dibudidaya. Persiapan lahan yang dilakukan di tambak Paingan Binaan SUPM

Negeri Pariaman yaitu dimulai dari pengeringan lahan,pembersihan lahan,penambalan

plastic,pengisian air dan pemasangan kincir.

Pengeringan Lahan

Pengeringan lahan fungsinya untuk menguras air setelah air ditambak kering,maka

dilakukan proses penjemuran dibawah terik matahari ± 7 hari,cepat lambat proses

penjemuran tergantung pada cuaca. Pengeringan bertujuan untuk membunuhham.a dan

penyakit yang terdapat dalam tambak tersebut.

Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan ini bertujuan untuk menghilangkan kotran dan bahan organik

yang tertinggal pada siklus sebelumnya. Dalam teknis budidaya yang baik bagi kolam

tanah dilakukan pengapuran. Pengapuran adalah upaya untuk menaikkan pH dasar

tanah,kapur yang diberikan pada olam tanah adalah kapur pupuk organic yang bertujuan

untuk memperbaiki stuktur tanah dipermukaan dasar tambak sehingga tanah menjadi suatu

koloid yang lebih stabil.

Pengisian Air

Pengisian air dilakukan setelah kegiatan pengeringan lahan,pembersiahan kolam.

Pengisian air berasal dari air laut yang disedot oleh pompa 8 inch salurannya yaitu

memakai pipa 8 dan disambung pipa 6 keseluruh petakan tambak. Pada ujung pipa

dipasang saringan yang berfungsi untuk menyaring kotoran maupun makhuk hidup lainnya

yang tidak termasuk dalam komoditi. Tinggi air yang digunakan pada tambak mencapai

100 cm dadpat dilihat dari alat tinggi air.

Pemasangan Kincir

Kincir sangat berfungsi dalam kegiatan budidaya udang karena kincir ini berguna

untuk pemasok oksigen terlarut. Kincir juga berfungsi sebagai mempercepat proses

pengumpulan kotoran yng terdapat didalam tambak. Satu kincir dengan daya 2Hp masih

mampu mendukung menghasilkan biomassa mencapai230-320 Kg . pemasangan kincir

harus memperhatikan pola arus yang dihasilkan dari pergerakan kincir untuk

memaksimalkan terkumpulnya kotoran sehingga memudahkan dalam proses penyiponan.

Penebaran Benur

-Persyaratan Benur
Adapun beberpa ciri-ciri benur yang baik atau berkaulitas agar pertumbuhan benur

berlangsung dengan baik. Dibawah ini merupakan ciri-ciri benur yang baik :

 Benur memiliki sertifikat SPF (Spesifikasi Pathogen free) atau SPR

(Spesifikasi Pathogen resistant) yang erasal dari unit pembenihan benur

tersebut.
 Ukuran benur yang seragam. Ukuran benur yang ditebar pada ukuran PL-7
 Benur berenang dengan gerakan aktif melawan arus
 Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan
 Benur bergerak aktif

-Waktu Penebaran dan Aklimatisasi

Penebaran benur lebih baik dilaksanakan pada pagi dan sore hari karena pada

waktu itu suhu stabil. Sebelum benur ditebar dilakukan aklimatisasi sekitar 30 menit yang

bertujuan agar benur dapat beradaptasi dengan keadaan atau lingkungan baru dan tidak

mengakibatkan benur menjadi stress hingga mengalami kematian. Kepadatan penebaran

benur pada tambak T4 yaitu 172.400 ekor yang berasal dari Bali dengan luas kolam 1.147

M2.

Adapun langkah-langkah aklimatisasi,yaitu:

 Untuk aklimatisasi suhu,kantong pembungkus benur diapungkan

diatas air sampai mengembun sekitar 30-40 menit.


 Setelah itu pengikat kantung benur dibuka dan pelastik digulung

mendekatui air media atau permukaan air kemudian cipratkan atau

masukkan air tambak kedalam kantung sampai penuh air kolam

didalam plastic.
 Setelah penuh rendam kantung benur dan lihat apakah benur sudah

mulai keluar dari kantong,apabila benur sudah mulai keluar dari

kantong,berarti benur siap untuk ditebar. Apabila benur belum mau


keluar,lakukan pencipratan air kedalam kantong benur sampai 50% -

75% air kolam ada didalam kantong.

-Pemeliharaan Benur

Pemeliharaan benur merupakan yang paling penting dalam kegiatan pembesaran

udang,karena dalam kegiatan pemeliharaan berpengaruh terhadap udang yang dihasilkan

kegiatan yang dilakukan. Pada saat pemeliharaan yang sangat diperhatikan adalah

pemberian pakan,kontrol kualitas air,pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit.

Pemberian Pakan

-Pengelolaan Pakan

Program pemberian pakan pada awal penebaran benur umur 1-45 hari dengan

program blind feeding (pakan buta). Benur berumur 45 hari sampai panen penambahan

dosis sesuai dengan hasil pengamatan anco dan sampling.

-Waktu Pemberian Pakan

Waktu pemberian pakan sangat menentukan efektifikasi pakan yang dimakan dalam

1 hari. Pengamatan (anco) dilakukan hanya 4 kali kecuali pada jam 21.00.

Tabel 1.Jadwal pemberian pakan

No Jam
1. 07.00 WIB

2. 10.30 WIB

3. 14.00 WIB

4. 17.30 WIB

5. 21.00 WIB
Jenis Pakan yang Digunakan

Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang,pakan yang diberikan mempunyai

jenis dan ukuran yang berbeda-beda. Tujuannya yaitu supaya pakan yang diberikan dapat

dimakan oleh udang.

Table 2. Jenis Pakan yang digunakan

No Kode Pakan Jenis Keterangan


1. 01 Bubuk Pakan pada udang berumur
2. 01-02 Bubuk – Butiran Pakan pada udang berumur
3. 02-2A Butiran – Kasar Pakan pada udang berumur
4. 2A-2B Kasar – Pelet Pakan pada udang berumur
5. 2B Pelet Pakan pada udang berumur

Pengelolaan Kualitas Air

-Pengapuran

Tujuan melakukan pengapuran pada kegiatan pembesaran udang Vaname ini adalah

unuk menetralkan pH air dan juga dapat mempercepat pengerasan kulit udang yang sedang

molting (ganti kulit). Jenis kapur yang digunakan adalah kapur dolomite,capstan, dan

kapur aktif. Biasanya kapur diberikan pada saat pH tinggi,saat kapur telah ditebar pH akan

stabil.

-Pergantian Air

Kualitas air tambak sangat menentukan kesehatan dan pertumbuhan udang. Ketika

umur udang telah mencapai 20 hari,biasanya mulai adanya plankton mati dan mengumpul

disalah satu sudut tambak. Pergantian air biasanya dilakukan 2x seminggu. Jumlah air yang

dikurangi antara 10-15 atau tergantung kejernihan air tambak.


-Penyiponan

Penyiponan dilakukan ketika udang berumur 45 hari karena pada saat itu udang

mulai besar,sehingga tidak terlalu banyak tersedot pada saat penyiponan. Pada umur 45

hari kotoran yang ada didalam tambak itu sudah mulai banyak,biasanya kototan itu berasal

dari sisa pakan,kotoran udang itu sendiri termasuk kulit yang telah copot(sisa molting) dan

plankton yang sudah mati. Penyiponan biasanya menggunakan cara grafitasi,yaitu

membuat pipa pembuangan air ketempat yang lebih rendah dari petakan tambak. Proses

penyiponan yaitu menenggelamkan seluruh badan selang spiral sehingga selang itu berisi

air,lalu diujung tempat keluar air dipasang saringan yang berfungsi untuk mengetahui

apakah udang ikut tersedot atau tidak. Biasanya penyiponan dilakukan pada pag

hari,karena pada saat itu suhu stabil dan udang tidak terlalu aktif beraktifitas.

-Monitoring Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari yaitu pada waktu pagi hari pada pukul

07.50 dan pada sore hari pada pukul 17.00. Tujuan melakukan pengamatan kualitas air

yaitu untuk mengetahi kondisi air dan pengaruhnya terhadap udang yang dibudidayakan.

Parameter kualitas air yang diukur adalah pH,salinitas,suhu,DO.

-Potensial Of Hydrogen

Nilai pH melanjutkan derajat keasaman perairan. Biasanya air dinyatakan normal

apabila pH pada pagi hari 7,0-7,9 dan pada sore hari 8.0-8,8. Dinamika pH air berpengaruh

nyata terhadap nafsu makan udang dan pelarut usur-unsur hara. Menurut Supriadi (1998)

pH air yang terlalu tinggi atau rendah akan mempersulit pelarutan beberapa unsur untuk

pertumbuhan plankton.

-Salinitas
Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam didalam kolam. Umumnya

salinitas diukur dengan satuan ppt (part per thousand) yaitu garam material terlanjut

perliter air,salinitas untuk udidaya udang air payau berkisaran 15-25 ppt. alat yang

digunakan untuk mengukur salinitas adalah refaktometer.

-Oksigen Terlarut atau DO (Dissolvet Oxygen)

DO adalah salah satu tolak ukur untuk mengetahui kualitas air atau oksigen yang

terdapat pada tambak udang. Semakin besar nilai DO,menunjukkan oksigen semakin baik

pula. Jika kadar pksigen dikolam tidak diperhatikan udang akan mati. Jika DO di kolam

kecil nilainya maka oksigen yang terdapat dikolam semakin sedikit,maka dilakukanlah

panen persial. Rata-rata tingkat oksigen terlarut yang dibutuhkan udang adalah 4-7’5 Mg/L

Monitoring Pertumbuhan

-Sampling

Sampling merupakan kegiatan yang dilakukan pada (DOC) 45 hari. Selama

melakukan penelitian sampling sebanyak 7 kali. Fungsinya untuk mengetahui ABW

(Average Body Weight),size,FCR (Food Conversation

Ratio),SR<Populasi,biomassa,food/day (F/D),serta untuk mengetahui jumlah oakan yang

dibutuhkan untuk kedepannya dan membantu dalam melakukan pemanenan

-Pengontrolan Anco

Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan cara pengontrolan anco. Anco

merupakan alat berbentuk persegi dan terbuat dari besin dan waring hijau. Fungsi anco

adaah ntuk mengontrol konsumsi pakan,kesehatan udang serta nafsu makan udang.

Sehingga jika ditemukan kondisiyang tidak normal maka dapat melakukan pencegahan.

Cara pemberian anco adalah tebar pakan ke dalam anco,lalu anco diturunkan perlahan-
lahan agar pakan yang didalam anco tidak bertumbuk dan tidak keluar dari anco.

Pengontrolan anco dilakukan stelah 1-2 jam dari waktu pemberian pakan.

Pencegahan Hama dan Penyakit

Selama melaksanakan penelitan, penulis tidak menenmkan penyakit yang

meneyerang udang vaname (Litopenaeus Vannamei). Penulis hanya menemukan hama

yang masuk kedalam tambak seperti katak,kepiting,ular dan kerang. Pencegahan untuk

mengatasi hama tersebut supaya tidak masuk ke dalam kolam atau tambak yaitu

melakukan pemasangan biosecurity yaitu membuat pagar dengan waring.

Panen

Dalam kegiatan pembesaran udang Vanname pemanenan merupakan kegiatan akhir

dalam pemeliharaan. Panen yang dilakukan di tambak Paingan binaan SUPM Negeri

Pariaman dilakukan dengan 2 cara.

-Panen Persial

Dilakukan hanya sebagian pada saat udang berumur 80 hari. Tujuannya yaitu

mengurangi kepadatan udang yang ada didalam tambak dan juga permintaan pasar. Panen

persial dilakukan dengan menggunakan jala tanpa melakukan pengurangan air

Berikut cara panen persial.

1. Mempersiapkan alat dan bahan pemanenan seperti jala,keranjang,pakan,dan

gerobak
2. Pemberian pakan sedikit sebelum dijala
3. Jala dilempar ketambak harus berkembang supaya udang masuk kedalam jala
4. Udang yang berhasil masuk,dimasukkan kedalam keranjang
5. Lalu bawa ketempat timbangan agar bisa ditimbang.

-Panen Total
Panen total dilakukan karena umur dan berat udang sudah patut untuk di

jual.biasanya pane total dilakukan saat umur udang sudah mencapai 90 hari keatas.

Berikut cara panen total.

1. Mempersiapkan alat dan bahan seperti jala,pukat,keranjang,gerobak,pakan dan

pompa.
2. Lakukan pengeringan air menggunakan pompa dan membuka saluran keluar
3. Sebelum memakai pukat,menggambil udang menggunakan jala terlebih dahulu
4. Setelah udang mulai sedikit yang masuk kejala,barulah mengguakan pukat
5. Pukat dipegang dan mulai berjalan mengelilingi tambak
6. Setelah itu naikkan pukat agar udang yang didalam pukat bisa diambil untuk

dimasukkan kekeranjang dan ditimbang.

Tabel 4. Data Hasil Panen

N Nama Panen Size Total Harga /kg Total harga


o kolam
1. T4 Persial 87 420 kg 50.000 21.000.000
2. T4 Persial 7 415 kg 55.800 23.157.000
3. T4 Persial 56 1.043 kg 62.500 65.187.500
4. T4 Persial 43 15 kg 60.000 900.000
5. T4 Total 63 800 kg 73.500 58.800.000
Jumlah 169.044.500

Penanganan Hasil Panen

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga mutu dan kualitas udang yang telah dipanen.

Adapun cara penanganan hasil panen,yaitu.

1. Udang yang telah diperoleh dimasukkan ke bak/keranjang lalu diangkat kemeja

sortir
2. Setelah itu udang disortir menurut sizenya dan membuang sampah,udang yang

sudah busuk atau memerah yang terdapat dimeja sortis,kemudian udang ditimbang

sebelum dikemas
3. Setelah itu udang dimasukkan ke bak fiber yang sudah diberi es yang ditata secara

berlapis-lapis.
4. Setelah itu barulah udang dikemas dengan benar.

3.5. Analisa Usaha dan Tata Niaga

Investasi atau Modal Usaha

Modal utama yang diperlukan untuk menyediakan alat dan perlengkapan yang

diperlukan untuk usaha bersifat tidak habis bila dipakai satu kali proses produksi sehingga

digunakan dalam jangka waktu yang lama. Adapun tebel investasi yang digunakan di

Tambak Paingan Binaan SUPM Negeri Pariaman.

Tabel 6. Biaya Investasi

Input atau Biaya

Secara umum input adalah sesuatu sejumlah uang yang dikeluarkan atau

dikorbankan untuk mencapai suatu tujuan. Secara khusus biaya terbagi dua,yaitu:
A. Fixed cost (FC) atau biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh tingkat operasi pada periode wktu tertentu.,biaya ini harus diekluarkan sesuai

kebutuhan walau sedang tidak broperasi. Adapun tebel biaya teteap yaitu sebagai

berikut.
Tabel 7. Biaya tetap (fixed cost)

No. Komponen Jumlah Satuan Harga satuan Total biaya


1. Gaji teknisi 1 4 bulan 1.000.000 4.000.000
2. Gaji asisten teknisi 1 4 bulan 2.500.000 10.000.000
3. Gaji anak kolam 2 4 bulan 2.000.000 8.000.000
Jumlah 5.500.000 22.000.000

B. Variable cost / biaya tidak tetap


Variable cost yaitu baiay yang besarnya bervariasi mengikuti produksi yang

dilakukan. Biaya variable cost adalah biaya yang habis dalam satu periode

pemeliharaan. Adapun tabel biaya tidak tetap yaitu sebagai berikut:


Tabel 8. Biaya tidak tetap

No. Komponen Jumlah Satuan Harga satuan Total biaya


1. Benur 600.000 Ekor 72 43.000.000
2. Obat-obatan 1 Unit 9.000.000 9.000.000
3. Biaya jemput 2 Orang 750.000 1.500.000

benur
4. Pakan 11.000 Kg 14.750 162.000.000
5. Biaya listrik 4 Bulan 1.500.000 60.000.000
6. Sewa genset 1 Unit 500.000 2.000.000
7. Biaya konsumsi 1 Unit 5.000.000 20.000.000
8. Biaya tak terduga 1 Unit 2.000.000 8.000.000
9. Air gallon 240 Buah 4.000 960.000
10. Kapur dan dedak 1 Unit 5.000.000 5.000.000
Jumlah 23.768.822 311.660.000

Output (Hasil)
Output merupakan keseluruhan hasil budidaya atau hasil pemeliharaan yang

diperoleh dan dijual sehingga mendapat nilai harga dalam bentuk rupiah.Adapun hasil

panen yang didapatkan oleh penulis.

Tabel 9. Output

No Komponen Satuan Total harga

1. Udang kg 487.000.000
Jumlah 487.000.000

Keuntungan

Yaitu hasil output-input,adapunkeuntungan yang dilakukan penulis sebagai

berikut :

Keuntungan = output-input (fc+vc)

=487.000.000 - (22.000.000 + 311.660.000)

=487.000.000– 333.660.000

=153.340.000

Aliran Kas (cash flow)

Aliran kas adalah sejumlah uang yang dikeluarkan masuk sebagai akibat dari

aktivitas prusahaan,dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam

perusahaan dan aliran kas keluar. Aliran kas yang penulis lakukan adalah

Aliran kas = Keuntungan + Penyusutan


= 153.340.000 + 124.557.000

= 277.897.000

Titik Impas atau Break Even Point

Titik impas adalah analisa usaha untuk mengetahui titik aliran atau batas suatu

usaha mengalami keuntungan dan kerugian. Dengan menggunakan analisa BEP,usaha akan

layak apabila BEP lebih kecil dan estiasi peluang pasar yang tersedia semakin

besar,kpasitas pasar yang tersedia akan semakin menguntungkan. Adapun perhitungan

BEP/titik impas yang penulis lakukan.

Titik impas

BEP 22.000.000

-1 311.660.000
487.000.000

= 22.000.000
1- 0,6399

= 22.000.000
0,3601

=61.094.140

Waktu Pengembalian (pay back periode)

Pay back periode adalah pengembalian modal dimana merupakan suatu periode

yang diperlukan untuk memutuskan kembali pengeluaran suatu investasi dengan

menggunakanaliran kas masuk yang diperoleh layak atau tidaknya suatu peluang usaha

tergantung berapa lama periode pengembalian modal.


=3.02

= 3 tahun

B/C Ratio

B/C ratio merupakan ratio perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran

dimana jika nilainya ≥ 1 maka usaha tersebut diaggap layak untuk dilanjutkan. Adapun

perhitungan B/C Ratio penulis,yaitu.

=output
input

= 1.45

Pemasaran hasil

Pembeli biasanya berasal dari Pariaman dan Pekanbaru yang biasanya mereka

menjual udang tersebut masih di lokal yaitu masih di daerah Sumatera Barat dan

Pekanbaru. Biasanya pembeli langsung datang ke tambak untuk melihat hasil panen dan

cara penanganan hasil panen .Udang yang telah di kemas lalu diangkat keatas mobil

setelah itu udang siap untuk dipasarkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan berfungsi untuk menyiapkan lahan yang konduktif bagi

biota yang dibudidaya. Persiapan lahan yang dilakukan di tambak Paingan Binaan SUPM
Negeri Pariaman yaitu dimulai dari pengeringan lahan,pembersihan lahan,penambalan

plastic,pengisian air dan pemasangan kincir.

Pengeringan Lahan

Pengeringan lahan fungsinya untuk menguras air setelah air ditambak kering,maka

dilakukan proses penjemuran dibawah terik matahari ± 7 hari,cepat lambat proses

penjemuran tergantung pada cuaca. Pengeringan bertujuan untuk membunuhham.a dan

penyakit yang terdapat dalam tambak tersebut.

Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan ini bertujuan untuk menghilangkan kotran dan bahan organik

yang tertinggal pada siklus sebelumnya. Dalam teknis budidaya yang baik bagi kolam

tanah dilakukan pengapuran. Pengapuran adalah upaya untuk menaikkan pH dasar

tanah,kapur yang diberikan pada olam tanah adalah kapur pupuk organic yang bertujuan

untuk memperbaiki stuktur tanah dipermukaan dasar tambak sehingga tanah menjadi suatu

koloid yang lebih stabil.

Pengisian Air

Pengisian air dilakukan setelah kegiatan pengeringan lahan,pembersiahan kolam.

Pengisian air berasal dari air laut yang disedot oleh pompa 8 inch salurannya yaitu

memakai pipa 8 dan disambung pipa 6 keseluruh petakan tambak. Pada ujung pipa

dipasang saringan yang berfungsi untuk menyaring kotoran maupun makhuk hidup lainnya

yang tidak termasuk dalam komoditi. Tinggi air yang digunakan pada tambak mencapai

100 cm dadpat dilihat dari alat tinggi air.


Pemasangan Kincir

Kincir sangat berfungsi dalam kegiatan budidaya udang karena kincir ini berguna

untuk pemasok oksigen terlarut. Kincir juga berfungsi sebagai mempercepat proses

pengumpulan kotoran yng terdapat didalam tambak. Satu kincir dengan daya 2Hp masih

mampu mendukung menghasilkan biomassa mencapai230-320 Kg . pemasangan kincir

harus memperhatikan pola arus yang dihasilkan dari pergerakan kincir untuk

memaksimalkan terkumpulnya kotoran sehingga memudahkan dalam proses penyiponan.

4.2 Penebaran Benur

Persyaratan Benur

Adapun beberpa ciri-ciri benur yang baik atau berkaulitas agar pertumbuhan benur

berlangsung dengan baik. Dibawah ini merupakan ciri-ciri benur yang baik :

 Benur memiliki sertifikat SPF (Spesifikasi Pathogen free) atau SPR

(Spesifikasi Pathogen resistant) yang erasal dari unit pembenihan benur

tersebut.
 Ukuran benur yang seragam. Ukuran benur yang ditebar pada ukuran PL-7
 Benur berenang dengan gerakan aktif melawan arus
 Memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan
 Benur bergerak aktif

Waktu Penebaran dan Aklimatisasi

Penebaran benur lebih baik dilaksanakan pada pagi dan sore hari karena pada

waktu itu suhu stabil. Sebelum benur ditebar dilakukan aklimatisasi sekitar 30 menit yang

bertujuan agar benur dapat beradaptasi dengan keadaan atau lingkungan baru dan tidak

mengakibatkan benur menjadi stress hingga mengalami kematian. Kepadatan penebaran


benur pada tambak T4 yaitu 172.400 ekor yang berasal dari Bali dengan luas kolam 1.147

M2.

Adapun langkah-langkah aklimatisasi,yaitu:

 Untuk aklimatisasi suhu,kantong pembungkus benur diapungkan

diatas air sampai mengembun sekitar 30-40 menit.


 Setelah itu pengikat kantung benur dibuka dan pelastik digulung

mendekatui air media atau permukaan air kemudian cipratkan atau

masukkan air tambak kedalam kantung sampai penuh air kolam

didalam plastic.
 Setelah penuh rendam kantung benur dan lihat apakah benur sudah

mulai keluar dari kantong,apabila benur sudah mulai keluar dari

kantong,berarti benur siap untuk ditebar. Apabila benur belum mau

keluar,lakukan pencipratan air kedalam kantong benur sampai 50% -

75% air kolam ada didalam kantong.

Pemeliharaan Benur

Pemeliharaan benur merupakan yang paling penting dalam kegiatan pembesaran

udang,karena dalam kegiatan pemeliharaan berpengaruh terhadap udang yang dihasilkan

kegiatan yang dilakukan. Pada saat pemeliharaan yang sangat diperhatikan adalah

pemberian pakan,kontrol kualitas air,pengendalian dan pencegahan hama dan penyakit.

4.3 Pemberian Pakan


Pengelolaan Pakan

Program pemberian pakan pada awal penebaran benur umur 1-45 hari dengan

program blind feeding (pakan buta). Benur berumur 45 hari sampai panen penambahan

dosis sesuai dengan hasil pengamatan anco dan sampling.

Waktu Pemberian Pakan

Waktu pemberian pakan sangat menentukan efektifikasi pakan yang dimakan dalam

1 hari. Pengamatan (anco) dilakukan hanya 4 kali kecuali pada jam 21.00.

Tabel Waktu pemberian pakan

No Jam
1. 07.00 WIB

2. 10.30 WIB

3. 14.00 WIB

4. 17.30 WIB

5. 21.00 WIB

Jenis Pakan yang Digunakan

Setiap stadia atau umur pemeliharaan udang,pakan yang diberikan mempunyai

jenis dan ukuran yang berbeda-beda. Tujuannya yaitu supaya pakan yang diberikan dapat

dimakan oleh ud ang.

Table Jenis Pakan yang digunakan

No Kode Pakan Jenis Keterangan


1. 01 Bubuk Pakan pada udang berumur
2. 01-02 Bubuk – Butiran Pakan pada udang berumur
3. 02-2A Butiran – Kasar Pakan pada udang berumur
4. 2A-2B Kasar – Pelet Pakan pada udang berumur
5. 2B Pelet Pakan pada udang berumur

4.4 Pengelolaan Kualitas Air

Pengapuran

Tujuan melakukan pengapuran pada kegiatan pembesaran udang Vaname ini adalah

unuk menetralkan pH air dan juga dapat mempercepat pengerasan kulit udang yang sedang

molting (ganti kulit). Jenis kapur yang digunakan adalah kapur dolomite,capstan, dan

kapur aktif. Biasanya kapur diberikan pada saat pH tinggi,saat kapur telah ditebar pH akan

stabil.

Pergantian Air

Kualitas air tambak sangat menentukan kesehatan dan pertumbuhan udang. Ketika

umur udang telah mencapai 20 hari,biasanya mulai adanya plankton mati dan mengumpul

disalah satu sudut tambak. Pergantian air biasanya dilakukan 2x seminggu. Jumlah air yang

dikurangi antara 10-15 atau tergantung kejernihan air tambak.

Penyiponan

Penyiponan dilakukan ketika udang berumur 45 hari karena pada saat itu udang

mulai besar,sehingga tidak terlalu banyak tersedot pada saat penyiponan. Pada umur 45

hari kotoran yang ada didalam tambak itu sudah mulai banyak,biasanya kototan itu berasal

dari sisa pakan,kotoran udang itu sendiri termasuk kulit yang telah copot(sisa molting) dan

plankton yang sudah mati. Penyiponan biasanya menggunakan cara grafitasi,yaitu

membuat pipa pembuangan air ketempat yang lebih rendah dari petakan tambak. Proses
penyiponan yaitu menenggelamkan seluruh badan selang spiral sehingga selang itu berisi

air,lalu diujung tempat keluar air dipasang saringan yang berfungsi untuk mengetahui

apakah udang ikut tersedot atau tidak. Biasanya penyiponan dilakukan pada pag

hari,karena pada saat itu suhu stabil dan udang tidak terlalu aktif beraktifitas.

Monitoring Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan setiap hari yaitu pada waktu pagi hari pada pukul

07.50 dan pada sore hari pada pukul 17.00. Tujuan melakukan pengamatan kualitas air

yaitu untuk mengetahi kondisi air dan pengaruhnya terhadap udang yang dibudidayakan.

Parameter kualitas air yang diukur adalah pH,salinitas,suhu,DO.

Potensial Of Hydrogen

Nilai pH melanjutkan derajat keasaman perairan. Biasanya air dinyatakan normal

apabila pH pada pagi hari 7,0-7,9 dan pada sore hari 8.0-8,8. Dinamika pH air berpengaruh

nyata terhadap nafsu makan udang dan pelarut usur-unsur hara. Menurut Supriadi (1998)

pH air yang terlalu tinggi atau rendah akan mempersulit pelarutan beberapa unsur untuk

pertumbuhan plankton.

Salinitas

Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam didalam kolam. Umumnya

salinitas diukur dengan satuan ppt (part per thousand) yaitu garam material terlanjut

perliter air,salinitas untuk udidaya udang air payau berkisaran 15-25 ppt. alat yang

digunakan untuk mengukur salinitas adalah refaktometer.

Oksigen Terlarut atau DO (Dissolvet Oxygen)


DO adalah salah satu tolak ukur untuk mengetahui kualitas air atau oksigen yang

terdapat pada tambak udang. Semakin besar nilai DO,menunjukkan oksigen semakin baik

pula. Jika kadar pksigen dikolam tidak diperhatikan udang akan mati. Jika DO di kolam

kecil nilainya maka oksigen yang terdapat dikolam semakin sedikit,maka dilakukanlah

panen persial. Rata-rata tingkat oksigen terlarut yang dibutuhkan udang adalah 4-7’5 Mg/L

Sampling

Sampling merupakan kegiatan yang dilakukan pada (DOC) 45 hari. Selama

melakukan penelitian sampling dilakukan sebanyak 7 kali. Fungsinya untuk mengetahui

ABW (Average Body Weight),size,FCR (Food Conversation

Ratio),SR<Populasi,biomassa,food/day (F/D),serta untuk mengetahui jumlah oakan yang

dibutuhkan untuk kedepannya dan membantu dalam melakukan pemanenan. Berikut ini

adalah alat-alat sampling.

 Jala sampling
 Kantong jaring
 Timbangn digital
 Ember
 Sterofom
 Alat tulis

Adapun langkah-langkah melakukan sampling,yaitu sebagai berikut,

 Menyiapkan alat untuk sampling yaitu seperti yang tertera diatas.


 Dilemparkan jala pada sau titik petakan tambak,kemudian ditarik

perlahan,lalu diangkat dan masukkan udang dijala kedalam sterofoam.


 Masukkan udang kedalam kantong waring,kemudian air yang terdapat

dikantong dikeringkan.
 Setelah itu ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.
 Lalu keluarkan udang yang ada didalam kantong waring tersebut,kemudian

timbang kantong waring untuk menentukan berat bersih.

Berikut ini rumus-rumus sampling


1. ABW (Average Body Weight)
Berat rata-rata 1 ekor udang

2. ADG (Average Deily Growth)

Pertumbuhan rata-rata harian

3. Biomassa

Berat semua udang 1 tambak

4. Populasi
Jumlah semua udang dalam 1 tambak

5. SR (Survival Rate)
Tingkat ketahanan tubuh atau hidup

6. FR (Feeding Rate)
Tingkat pemberian pakan
7. FCR (Food Conversion Ratio)
Jumlah pakan yang digunakan untuk menghasilkan berat udang selama waktu
pemeliharaan

8. Size
Jumlah udang dalam 1 Kg

9. F/D (feed / Day)


Jumlah pakan harian
F/D = biomassa × FR
F/D = 12.07 414.25

Tabel Hasil sampling

No Tanggal Sampling Berat Udang Jumlah Berat rata-rata

1. 18 Maret 2019 422 gr 100 ekor 4,22

2. 2 April 2019 320 gr 50 ekor 6,4

3. 9 Maret 2019 435 gr 52 ekor 8,36

4. 16 April 2019 642 gr 60 ekor 10,7

5. 22 April 2019 608 gr 50 ekor 12,16

6. 27 April 2019 538 gr 40 ekor 13,45

7. 1 Mei 2019 832 gr 55 ekor 15,12

8. 9 Mei 2019 688 gr 40 ekor 17,20

9. 14 Mei 2019 727 gr 37 ekor 19,64


10 18 Mei 2019 954 gr 45 ekor 21,20

4.5. Pengontrolan Anco

Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan cara pengontrolan anco. Anco

merupakan alat berbentuk persegi dan terbuat dari besin dan waring hijau. Fungsi anco

adaah ntuk mengontrol konsumsi pakan,kesehatan udang serta nafsu makan udang.

Sehingga jika ditemukan kondisiyang tidak normal maka dapat melakukan pencegahan.

Cara pemberian anco adalah tebar pakan ke dalam anco,lalu anco diturunkan perlahan-

lahan agar pakan yang didalam anco tidak bertumbuk dan tidak keluar dari anco.

Pengontrolan anco dilakukan stelah 1-2 jam dari waktu pemberian pakan.

4.6. Pencegahan Hama dan Penyakit

Selama melaksanakan penelitian, penulis tidak menenmkan penyakit yang

meneyerang udang vaname (Litopenaeus Vannamei). Penulis hanya menemukan hama

yang masuk kedalam tambak seperti katak,kepiting,ular dan kerang. Pencegahan untuk

mengatasi hama tersebut supaya tidak masuk ke dalam kolam atau tambak yaitu

melakukan pemasangan biosecurity yaitu membuat pagar dengan waring.

4.7. Panen

Dalam kegiatan pembesaran udang Vanname pemanenan merupakan kegiatan akhir

dalam pemeliharaan. Panen yang dilakukan di tambak Paingan binaan SUPM Negeri

Pariaman dilakukan dengan 2 cara.

Panen Persial
Dilakukan hanya sebagian pada saat udang berumur 80 hari. Tujuannya yaitu

mengurangi kepadatan udang yang ada didalam tambak dan juga permintaan pasar. Panen

persial dilakukan dengan menggunakan jala tanpa melakukan pengurangan air

Berikut cara panen persial.

6. Mempersiapkan alat dan bahan pemanenan seperti jala,keranjang,pakan,dan

gerobak
7. Pemberian pakan sedikit sebelum dijala
8. Jala dilempar ketambak harus berkembang supaya udang masuk kedalam jala
9. Udang yang berhasil masuk,dimasukkan kedalam keranjang
10. Lalu bawa ketempat timbangan agar bisa ditimbang.

Panen Total

Panen total dilakukan karena umur dan berat udang sudah patut untuk di

jual.biasanya pane total dilakukan saat umur udang sudah mencapai 90 hari keatas.

Berikut cara panen total.

7. Mempersiapkan alat dan bahan seperti jala,pukat,keranjang,gerobak,pakan dan

pompa.
8. Lakukan pengeringan air menggunakan pompa dan membuka saluran keluar
9. Sebelum memakai pukat,menggambil udang menggunakan jala terlebih dahulu
10. Setelah udang mulai sedikit yang masuk kejala,barulah mengguakan pukat
11. Pukat dipegang dan mulai berjalan mengelilingi tambak
12. Setelah itu naikkan pukat agar udang yang didalam pukat bisa diambil untuk

dimasukkan kekeranjang dan ditimbang,

Tabel Data Hasil Panen

N Nama Panen Size Total Harga /kg Total harga


o kolam
1. T4 Persial 87 420 kg 50.000 21.000.000
2. T4 Persial 7 415 kg 55.800 23.157.000
3. T4 Persial 56 1.043 kg 62.500 65.187.500
4. T4 Persial 43 15 kg 60.000 900.000
5. T4 Total 63 800 kg 73.500 58.800.000
Jumlah 169.044.500

4.8. Penanganan Hasil Panen

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga mutu dan kualitas udang yang telah dipanen.

Adapun cara penanganan hasil panen,yaitu.

1. Udang yang telah diperoleh dimasukkan ke bak/keranjang lalu diangkat kemeja sortir
2. Setelah itu udang disortir menurut sizenya dan membuang sampah,udang yang sudah

busuk atau memerah yang terdapat dimeja sortis,kemudian udang ditimbang sebelum

dikemas
3. Setelah itu udang dimasukkan ke bak fiber yang sudah diberi es yang ditata secara

berlapis-lapis.

Setelah itu barulah udang dikemas dengan benar.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian,penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :

1. Teknik pembesaran udang vaname (Litopenaeus Vannamei) terdiri dari

persiapan lahan,penebaran benur,pemeliharaan benur,pemberian

pakan,monitoring kualitas air,sampling,pengendalian hama dan penyakit,dan

panen.

2. Penganalisaan aspek financial (analisa usaha) pembesaran udang vaname

(Litopenaeus Vannamei) mendapat nilai B/C Ratio 1,45. Maka budidaya udang

bumestik ini layak untuk dilanjuti.

5.2. Saran
Adapun saran yang penulis ingin penulis sampaikan,sebagai beriku :

1. Pada saat melakukan sterilisasi air menggunakan kaporit agar dilengkapi alat

keselamatan seperti masker, dan baju pelindung tubuh agar tidak terjadi

kecelakaan saat sterilisasi air.

2. Pada saat monitoring kualitas air sebaiknya sarana dan prasarana mohon

dilengkapi,agar pengontrolan kualitas air lebih efektif yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan udang

3. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari kata sempurna, jadi

penulis mengharapkan saran saran yang bersifat membangun dari pembaca

Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca,terutama

mengenai budidaya udang vaname di Kabupaten Padang Pariaman


Daftar Pustaka

Latar belakang udang vaname (Litopenaeus Vannamei) (Rusmana dan Widiyanto,2006).

Klasifikasi dan morfologi (effendi,1997)

Klasifikasi dan morfologi (mujiman,2003)

Klasifikasi dan morfologi (Kordi,G.2007)

Anda mungkin juga menyukai