PROPOSAL
Oleh :
TREE SUSELLO
16091116
YAYASAN AL-FATAH
AKADEMI FARMASI
BENGKULU
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan keharidat Allah Yang Maha Esa, karena berkat
dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
f. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan memberikan doa
terbaiknya.
g. Sahabat-sahabat terbaikku.
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan proposal, oleh
ii
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
positif untuk perbaikan proposal karya tulis ilmiah ini. Semoga proposal
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2 Kerangka Konsep ....................................................................................................... 25
v
BAB 1
PENDAHULUAN
dan memiliki kekayaan spesies laut tertinggi. Sekitar 45% spesies rumput laut dunia
ada di Indonesia. Dikutip dari laporan ekspedisi Siboga, terdapat sekitar 782 spesies
rumput laut di Indonesia dengan 196 spesies alga hijau, 134 spesies alga coklat, dan
2015).
berombak besar. Rumput laut ini mengandung agarose, vitamin B12, asam
1
2
lama mengekspor rumput laut ini ke Jepang karena memiliki nilai ekspor yang
besar yaitu US$ 32,5 juta pada tahun 2006 (Fanny Pranata Basuki, 2009).
terbesar di dunia yang memiliki total luas perairan Nusantara seluas 2,8 juta
Km2, dan laut teritorial seluas 0,3 juta mm2 (Kusumastanto, 2011). Salah satu
sumber daya alam yang terdapat di laut dan dapat dimanfaatkan adalah alga
merah. Alga baik yang liar maupun yang telah dibudidayakan secara tradisional
karena kaya akan protein, lipid, vitamin dan mineral yang sangat penting bagi
(Khazanda, dkk., 2007), antitumor (Zandi, dkk., 2010) dan antioksidan (Lestario,
dkk., 2008). Manfaat lain dari rumput laut yaitu sebagai sumber antioksidan
(2014). Review metode serta proses ekstraksi fitokimia dari bahan alami (tumbuh-
tumbuhan dan mikroalga) telah dilakukan oleh Agustina (2015). Review potensi
mikroalga sebagai bahan kimia telah dilakukan oleh Agustina dan Herman (2016).
sebagai bahan tambahan dan bahan aktif untuk produk kosmetik, serta
biomekanismenya.
mikroalga atau ekstrak dari mikroalga memiliki potensi permintaan yang tinggi,
apalagi jika dikombinasikan dengan antioksidan atau bahan kimia bioaktif, serta
dengan pengembangan produk untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar
(Laminaria dicampur tanaman herbal lainnya) untuk mencegah penyakit dan juga
untuk menghaluskan kulit. Makroalga juga telah digunakan pada pembuatan sabun,
shampoo, bedak, krim, dan lainnya. Makroalga dapat meningkatkan kualitas kulit
kulit dalam menangkas paparan sinar UV, radiasi dan toksin; menangkal radikal
membuat “Formulasi Lulur Krim dari Ekstrak Agarosa (Gelidium sp) Sebagai
Antioksidan Yang Diuji Dengan Metode DPPH” Diharapkan dari penelitian ini
kental.
F2 5,00%, F3 5,00%.
DPPH.
krim ?
DPPH ?
1.4 Tujuan
Gelidium sp dapat dibuat menjadi sebuah formulasi lulur krim serta untuk
Gelidium sp.
TINJAUAN PUSTAKA
Gelidium sp memiliki panjang kurang lebih 20 cm dan lebar 1,5 mm. Batang
belah sisi thallus, tetraspora membelah krusiat atau tetrahedral (Aslan, 1991).
6
7
sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Bangsa : Gelidiales
Suku : Gelidiaceae
Marga : Gelidium
Spesies : Gelidium sp
atau vegetable gum), protein, lemak, dan abu yang merupakan mineral. Selain itu
b, pikosianin r) yang terkandung dalam dinding selnya (Yunizal 2002). Selain itu
sterol, protein sebagai antikoagulan dan ektrak lipid larut air sebagai anti-
inflamatory.
lain dimanfaatkan sebagai bahan baku pabrik agar-agar dalam negeri dan sebagai
lemak, 16,1-22,5 gram protein, 10,5-13,5 gram serat, dan 3,5-8,5 gram mineral
8
(Reine & Trono, 2002). Gelidium sp yang memiliki arti “gelatin”, banyak
digunakan secara komersial dalam pembuatan agar, bahan makanan, dan industri
farmasi, khususnya sebagai medium kultur dalam penelitian (Littler dkk., 1989).
Katekin adalah antioksidan yang kuat, lebih kuat dari pada vitamin E, C, dan
sebagai antioksidan dan antibakteri (Miller, 1996). Katekin bersifat asam lemah,
sukar larut dalam air, dan sangat tidak stabil di udara terbuka. Bersifat mudah
teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9) dan lebih stabil pada pH lebih rendah
(2,8 dan 6,9). Katekin juga mudah terurai oleh cahaya dengan laju reaksi lebih besar
2.1.2 Agar-agar/Agarosa
1990). Agarophyte yang paling penting adalah jenis Gelidium sp, Gracilaria sp,
Chapman 1980). Agar berkualitas tinggi dihasilkan dari rumput laut Gelidium
karena tingginya kekuatan gel dan rendahnya kandungan sulfat (Sharon dan
berat molekul 120.000 dalton, tersusun dari beberapa jenis polisakarida, antara lain
(Araki 1966 dalam Istini S dkk. 2001). Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat
dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong
kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer
Agar-agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan, yang
tidak larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas dan membentuk gel (Sri
Istini dkk. 1985 dalam Deptan 1991), dengan kemurnian tinggi agar-agar larut
dalam air panas, etanol amida dan formida (Winarno 1990). Agar-agar pada suhu
32-390C berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair pada suhu di bawah 850C
Agar-agar merupakan agen pembentuk gel terefektif yang pernah diketahui. Gel
agar-agar dapat terbentuk dalam larutan yang sangat encer, yaitu fraksi agar-agar
sebesar 1%. Gel agar-agar bersifat reversibel terhadap suhu, yaitu pada suhu di atas
titik leleh maka fase gel akan berubah menjadi fase sol dan sebaliknya, tetapi fase
transisi dari gel ke sol atau sebaliknya tidak berada pada suhu yang sama
(Glicksman 1983). Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-
agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai
Karakteristik gel agar-agar bersifat rigid, rapuh, mudah dibentuk dan memiliki titik
semakin menurun kekuatan gel agar-agar semakin lemah sampai dengan pH 2,5.
Kandungan gula menghasilkan gel yang lebih keras tetapi menghasilkan tekstur
adalah sebagai berikut, tiga buah atom hidrogen pada residu 3,6-anhidro-L-
pada struktur heliks, dari sinilah gel mulai terbentuk. Perlakuan alkali dapat
mengkonversi grup sulfat yang ada pada posisi C-6 menjadi 3,6-anhidro-L-
galaktosa sehingga dapat memberikan kekuatan gel yang lebih tinggi (Glicksman
1983).
2.1.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan penyari (Voigt, 1994). Menurut
1. Maserasi
yang digunakan pada suhu ruangan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi
2. Perkolasi
proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah
3. Sokletasi
karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini
4. Destilasi uap
Proses destilasi uap banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan
pada suhu cukup tinggi, yang tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan untuk
minyak atsiri.
5. Pengempasan
bahan yang akan diekstrak dengan alat pengepres. Metode ini banyak digunakan
12
dalam proses industri seperti pada isolasi senyawa dari buah kelapa sawit dan
isolasi katekin dari daun gambir. Proses ini tidak menggunakan pelarut.
2.1.5 Kulit
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira 16% berat
badan.Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive,
bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada
lokasi tubuh (Tortora, 2009). Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai
perlindung, pengantar haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan. Warna
kulit berbedabeda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah
muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada
genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan
tebalnya, kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan
preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.
Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala
2.1.6 Lulur
Lulur adalah sediaan kosmetik tradisional yang diresepkan dari turun temurun
(Tranggono, 2007: 8). Lulur badan (body scrub) terbagi beberapa bentuk sediaan
yaitu lulur bubuk, lulur krim, ataupun lulur kocok atau cair. Luluran adalah aktivitas
menghilangkan kotoran, minyak atau sel kulit mati yang dilakukan dengan pijatan
diseluruh badan. Hasilnya dapat langsung terlihat, kulit lebih halus, kencang,
13
harum, dan sehat bercahaya (Fauzi dkk., 2012: 129). Lulur badan (body scrub)
menggunakan berbagai ramuan, seperti herbal lulur badan. Tujuan penggunaan dari
lulur badan (body scrub) adalah untuk mengangkat sel kulit mati, kotoran, dan
membuka pori-pori sehingga pertukaran udara bebas dan kulit menjadi lebih cerah
dan putih.
Meskipun termasuk masih baru di dunia barat, scrub tubuh ini sudah
tubuh apabila anda merasa perlu melakukan pembersihan secara mendalam untuk
sel-sel kulit mati dan digantikan pula dengan sel -sel kulit baru (Baliaromaticspa,
2008).
kulit dan membuang sel kulit mati. Namun mandi saja tak cukup membersihkan
semua sel kulit mati, yang akhirnya menumpuk dan menyebabkan kulit kusam.
b. Menyehatkan kulit
14
Dengan membersihkan lapisan sel kulit mati, berarti kulit menjadi lebih
sehat. Kulit yang bersih akan merangsang tumbuhnya sel kulit baru, yang akan
c. Menghaluskan kulit
Body scrub bekerja seperti mengampelas kulit, sehingga kulit kasar akan
hilang. Sesudah memakai body scrub, kulit tubuh akan terasa lebih licin dan halus.
Manjakan kulit dengan melakukan scrub minimal 2 minggu sekali, dan hal ini bias
Sediaan krim yang baik harus memilki stabilitas fisik yang baik, karena
tidak dapat kembali ke dua tahap terpisah. Ada dua jenis dasar emulsi. Pertama
minyak dalam air (M/A) dan kedua air dalam minyak (A/M). Pemilihan dasar tipe
emulsi adalah sesuai dengan tujuan dan jenis agen. Adapun keterbatasan hal
mengacu pada produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air (M/A) dan untuk
kosmetik dengan estetika, dan tidak lengket, mudah tersebar di permukaan tubuh,
bahkan krim pembersih untuk kulit yang sangat kotor pun tidak sanggup untuk
mengangkat sel-sel yang sudah mati dipermukaan kulit itu. Sel-sel kulit mati itu
tidak dapat terlepas dari epidermis karena kosmetik pembersih terlalu halus atau
licin. Karena itu diperlukan bahan yang agak kasar untuk dapat melepaskannya dari
kulit, seperti batu apung, handuk kasar atau kosmetik pengampelas atau penipis
Sesuai fungsi utama lulur yang mengangkat sel-sel kulit mati, lulur yang
baik mempunyai butiran sehingga ketika dipegang dan dioleskan terasa kasar
sehingga semua kotoran yang menempel pada kulit dapat terangkat. Lulur
mempunyai aroma yang tidak terlalu wangi dan warna tidak mencolok, sebab jika
terlalu wangi dan terlalu mencolok dikhawatirkan pewangi dan pewarna itu berasal
dari pewangi dan pewarna buatan, seperti pewarna tekstil. Untuk aroma dan warna
lulur dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan saat pembuatan lulur (Fauzi
Bahan-bahan dasar lulur krim sama dengan krim pembersih kulit pada
umumnya yang mengandung lemak dan penyegar, lulur krim dimasuki buiran-
butiran kasar yang bersifat pengampelas (abrasiver) agar bisa mengangkat sel-sel
kulit mati dari epidermis. Bermacam-macam bahan yang pernah dicoba sebagai
butiran pengampelas mulai dari butiran pasir, biji keras tanaman, sampai butiran
abrasive sintetis.Butiran itu tidak boleh terlalu kasar supaya tidak melukai kulit,
Dalam membuat formulasi suatu sediaan lulur krim yang baik perlu
sifat antara bahan aktif dengan bahan aktif dengan bahan pembawanya (basis). Suau
krim terdiri atas bahan aktif dan bahan dasar (basis) krim. Bahan dasar terdiri dari
fase minyak dan fase air yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi
Agar diperoleh suatu basis yang baik maka pemakaian bahan pengemulsi sangat
pada formula standar sering kali ditentukan dengan trial anderror (Budirman, 2008:
20-21). Profil dari bahan-bahan yang digunakan dalam formula lulur krim
a. Peeling
kasar pada permukaan kulit, bahan yang biasa digunakan oryza sativa, zea mays
(Szava, 2013) sedangkan dalam formulasi ini menggunakan ampas kelapa dengan
proses pengangkatan sel kulit mati yang terdapat pada lapisan tanduk sehingga
seluruh tubuh bersih dari sel-sel kulit mati (Fauzi, dkk, 2012: 130).
b. Asam stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari
lemak. Merupakan zat padat, keras mengkilat, menunjukkan susunan hablur, putih
atau kuning pucat, mirip lemak lilin, praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20
bagian etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P, suhu lebur tidak kurang dari
54ºC. Asam stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagai bahan pengemulsi.
alkali. Kombinasi agen pengemulsi digunakan untuk meningkatkan sifat fisik dan
toksik dan tidak mengiritasi. Konsentrasi asam stearat pada formulasi topikal 1-
c. Paraffin cair
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa, praktis tidak
larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P, dan ester
d. Trietanolamin
anionik untuk menghasilkan produk emulsi minyak dalam air yang homogen dan
stabil. Trietanolamin ketika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat,
asam oleat akan membentuk bahan pengemulsi anionik yang stabil. Konsentrasi
yang biasanya digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4% (Sweetman, 2009: 65).
e. Metil paraben
air. Digunakan sebagai pengawet pada kosmetik, makanan, dan sediaan farmasetik.
Dapat digunakan sendiri, kombinasi dengan pengawet paraben lain atau dengan
antimikroba lainnya. Lebih efektif terhadap gram negatif daripada gram positif.
18
Aktif pada pH, mempunyai titik lebur 125-128oC. Aktivitas pengawet ini memiliki
rentang pH 4-8 dalam sediaan topikal konsentrasi yang umum digunakan 0,02-0,3%
f. Propil paraben
antimikroba. Kelarutan yang sangat larut dalam aseton dan eter, mudah larut dalam
etanol dan metanol, sangat sedikit larut dalam air. Titik didih propil paraben 2950C
g. Propilenglikol
sediaan farmasi dan kosmetik, khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak
dapat larut dalam air. Propilenglikol adalah cairan bening, tidak berwarna, kental,
hampir tidak berbau. Dalam kondisi biasa, propilenglikol stabil dalam wadah yang
tertutup baik dan juga merupakan suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan
pertumbuhan jamur.
Larut dalam air, dan metanol, sukar larut dalam minyak biji kapas.Polisorbat
digunakan sebagai agent pelarut untuk berbagai substansi termasuk minyak esensial
dan tween 80 merupakan cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam
lemak, khas, mudah vitamin larut minyak. Polisorbat merupakan derivate sorbiton,
dapat digunakan sebagai surfaktan dalam sediaan topikal (Raymond, 2009: 550).
tidak larut tetapi terdispersi dalam air dan propilenglikol, tercampur dalam alcohol
dan metanol, satu bagian span larut dalam 100 bagian minyak biji kapas, sedikit
larut dalam etil asetat. Memiliki bobot jenis 1,01 g/ml dan HLB 4,3. Dalam dunia
Sorbitan stabil terhadap asam dan basa lemah. Disimpan dalam wadah tertutup
rapat, tempat sejuk, dan kering (Dirjen POM, 1979: 567; Raymond, 2009: 679).
j. Setil alcohol
Dalam sediaan topikal losio, krim, dan salep, setil alkohol digunakan karena
sifatnya emolien, daya absorpsinya terhadap air, dan sebagai bahan pengemulsi.
konsistensi. Praktis tidak larut dalam air, larut 1:10 alkohol, dapat bercampur
dengan minyak dan lemak tertentu seperti paraffin cair, paraffin padat, ketika dalam
k. a-tokoferol
binder. Tokoferol adalah produk farmasi yang berbasis lemak dan biasanya
l. Aquadest
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan. Air
murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis, atau
21
dengan cara yang sesuai. Air murni lebih bebas kotoran maupun mikroba.Air murni
karena semakin tinggi viskositas maka semakin besar tahanannya untuk mengalir.
c. Kriming
lapisan pada permukaan atau dasar dari suatu emulsi. Kriming terjadi karena
pengaruh gravitasi bumi dan naik atau turunnya tetesan tergantung pada rapat jenis
kedua fase. Bila kriming terjadi pada penggabungan, maka emulsi dapat
memahami proses kriming. Persamaan ini berdasarkan pada partikel yang terbentuk
bola yang berukuran sama dan dipisahkan oleh jarak yang menyebabkan gerakan
partikel yang satu tidak tergantung pada partikel lain. Persamaan ini
memperlihatkan fungsi dari tetesan kuadrat. Jadi partikel yang lebih besar akan
Mikroskop yang memberikan nilai rata-rata tergantung pada jumlah tetes untuk
e. Inversi fase
perubahan dari bentuk emulsi M/A menjadi A/M, atau sebaliknya. Inversi kadang-
kadang dapat disebabkan oleh penambahan elektrolit atau perubahan rasio fase
volume. Sebagai contoh suatu emulsi M/A yang mengandung natrium stearate
yang dapat membentuk fase M/A. Inversi fase dapat terlihat ketika suatu emulsi
yang dibuat melalui proses pemanasan dan pencampuran dua fase didinginkan
2.1.7 Antioksidan
sebagai senyawa yang apabila dalam konsentrasi rendah berada bersama substrat
yang dapat teroksidasi, dapat menunda atau menghambat oksidasi senyawa tersebut
(Sunardi, 2007).
memiliki dua jaul reaksi. Jalur pertama merupakan jalur transfer atom hidrogen
elektron tunggal sangat dipengaruhi oleh kestablilan pelarut pada muatan tertentu
sering digunakan untuk menguji senyawa yang berperan sebagai free radical
DPPH dapat digunakan untuk sampel yang berupa padatan maupun cairan (Prakash,
warna ungu. Warna DPPH akan berubah dari ungu menjadi kuning seiring
dengan hidrogen dari antioksidan. Hasil dekolorisasi oleh antioksidan setara dengan
Rumput laut
merah kering
Gelidium sp
Serbuk rumput
laut
kering
Filtrasi
Filtrat Residu
porasi
Evaporasi
Perhitungan rendemen
Ekstrak etanol Uji kadar air
Gelidium sp Analisis fitokimia
Uji aktivitas antioksidan
Lulur krim
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu. Penelitian ini berlangsung dari bulan Janurari
Verifikasi ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan bahan
utama yang akan digunakan. Verifikasi ini akan dilakukan di Fakultas Matematika dan
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu, timbangan analitik, perasan
jeruk, gelas ukur, batang pengaduk, erlemeyer, pipet volum, timbangan analitik,
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu, Alga merah Gelidium sp,
FeCl3 1%, etanol 96%, MgSO4, HCl, natrium karbonat, asam galat, reagen
26
27
kecil lalu dikeringkan sampai kadar airnya berkurang setelah kering alga
sebanyak 500 gram. Ekstraksi dilakukan dengan cara dingin yaitu metode
etanol 96% (3750 ml) dalam botol gelap selama 5 hari sambil dikocok.
Konsentrasi (%)
Cahyono,2010).
diolah secara manual dan di dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabel dan
grafik