Anda di halaman 1dari 17

 

 MAKALAH IKAN HIAS


IKAN MOLLY (POECILIA.SP)

DISUSUN OLEH :
NAMA : REMORA LUDI APRILIA
KELAS : IX F
ABSEN : 26

MTs N 2 BREBES
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena Allahlah yang telah
memudahkan kami dalam menyelesaikan laporan pratikum “PEMBENIHAN &
TINGKAH LAKU IKAN”, kemudian selawat beriringkan salam kepangkuan
alam Nabi besar Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari alam
kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.

            Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen yang membimbing kami dalam proses belajar pada mata kuliah Praktek
pembenihan dan tingkah laku ikan serta para asistenya yang telah membimbing
dalam pratikum. Tujuan tugas ini yaitu agar kami dapat berperan aktif dalam
proses belajar mengajar.

            Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya
baik disaat diskusi maupun diluar diskusi dan bisa di gunakan dalam kehidupan
sehari-hari khususnya untuk belajar.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………….... i


DAFTAR ISI  …………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang  ……………………..…………………….. 1
1.2 Tujuan  ………………….……………………….. 1
1.3 Manfaat  ………………………..…………………. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..… 3


BAB III METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat ………………………………..…………. 4
3.2 Alat dan bahan ……………………………………...…… 4
3.3 Prosedur kerja ……………………………….…………. 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


          4.1 Hasil ……………………..………………….. 6
          4.2 Pembahasan …………………………………………
6

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………. 13
5.2 Saran …………………………..…………….. 13

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium.
Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus
meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Ikan Molly (Poecilia
sphenops) adalah salah satu komoditi ikan hias air tawar di Indonesia. Ikan
Molly termasuk dalam jenis ikan “live brearer” (melahirkan). Ikan ini bersifat
omnivore. Ukuran tubuhnya relatif cukup besar, maksimal sekitar 12 cm. Hingga
kini sudah banyak varietas yang beredar di pasaran dengan warna dan bentuk
tubuh yang beragam akibat persilangan dan mutasi. Molly balon, misalnya, yang
bertubuh seperti bola akan tampak sangat bagus seperti maskoki mini bila
ukurannya sudah besar.
Akuakultur merupakan usaha produksi biota akuatik di dalam
lingkungan terkontrol untuk tujuan komersial. Akuakultur dikelompokkan ke
dalam 2 (dua) bagian besar, yaitu pembenihan dan pembesaran. Produk utama
dari pembenihan yaitu benih siap tebar untuk kegiatan pembesaran. Sedangkan
kegiatan pembesaran menghasilkan biomassa ikan yang siap konsumsi. Dalam
kegiatan pembenihan terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya yaitu
pemijahan ikan. Pembenihan merupakan faktor penentu sehingga tidak kesulitan
dalam penyediaan benih. Pembenihan ikan air tawar baik ikan konsumsi maupun
ikan hias memberikan peluang usaha yang sangat potensial dikarenakan telah
merambah ke pasar ekspor.

1.2  Tujuan
1) Mengetahui teknik pembenihan ikan hias air tawar seperti ikan molly
2) Untuk dapat mengetahui secara langsung kegiatan pembenihan ikan molly

1
3) Untuk  dapat mengenal bentuk dan fungsi wadah, bahan dan peralatan yang
digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan molly
4) Mahasiswa dapat membedakan induk jantan dan betina yang matang gonad.

1.3  Manfaat
Manfaat praktikum ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa
secara langsung mengenai teknik pembenihan ikan Molly serta dapat
diaplikasikan secara langsung dalam prakteknya ke depan. 

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem reproduksi ikan jantan terdiri atas sepasang testis, saluran


reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris
(pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi ikan betina
terdiri atas sepasang ovarium dan saluran reproduksi. Pada mamlia yang
dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya
melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat
melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal) (Pratiwi,1996).
            Pada mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah,
untuk kemudian mereka harus bertemu atau bersama-sama pada masa kawin
(reproduksi). Reproduksi seksual pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
reproduksi secara internal dan reproduksi secara eksternal. Pada reproduksi
seksual secara internal, sperma individu jantan membuahi sel telur di dalam tubuh
individu betina. Sedangkan pada reproduksi secara eksternal. sperma dilepaskan
ke perairan bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan telur-
telurnya  (hutomo,et.al., 2001).
Klasifikasi ikan Molly menurut Lingga dan Susanto (1997) adalah
sebagai berikut :
Kingdom                  : Animalia Genus                   : Poecilia
Phylum                     : Chordata Species                     : Poecilia
sphenops
Classis                      : Pisces
Sub Classis               : Teleostei
Ordo                         : Cyprinodontaidei
Sub Ordo                 : Poecilioidei

3
Familia                     : Poecillidae

BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pembenihan ikan
Molly di akuarium ialah pada hari Kamis 22 maret 2014 sampai selesai, di
Laboratorium terpadu Fakultas Kelautan dan Prikanan, Universitas Syiah
Kuala.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
No Alat dan Bahan Jumlah
1. Akuarium 2 buah
2. Toples 1 buah
3. Perlengkapan aerator 1 buah
4. Selang siphon 1 buah
5. Alat tulis selengkapnya
6. Ikan sampel (jantan dan betina) 8 ekor
7. Buku catatan 1 buah
8. Pakan (alami dan buatan) Secukupnya
9. Tumbuhan air Secukupnya
           
3.3   Prosedur kerja
1. Persiapan wadah
 Dibersihkan wadah pemijahan dari kotoran yang melekat pada dinding
aquarium.
 Didiamkan hingga kering

4
 Dimasukkan media air tawar pada akuarium (wadah pemijahan ikan
molly) setinggi 10-15 cm
 Diberi aerasi.

2. Seleksi Induk
 Dicari induk ikan molly yang telah matang gonad atau yang siap memijah
dengan mengurut pada bagian perutnya, jika yang  keluar telur (betina)
dan jika keluar sperma (jantan).
 Diperhatikan kondisi tubuhnya yakni tidak cacat dan gerakannya lincah
(sehat).

3. Persiapan pemijahan
 Disiapkan induk ikan molly yang telah matang gonad masing-masing  1-2
pasang induk (jantan dan betina)
  Dimasukkan ke dalam wadah pemijahan yang telah di siapkan dengan
perbandingan jantan dan betina sebanyak 3:1.
 Diberi pakan berupa pellet dan jentik nyamuk
 Deberi aerator sebagai penyetok oksigen dalam akuarium.
 Ditunggu ikan hingga berlangsungnya pemijahan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum kami adalah sebagai berikut:
No. Tanggal Jumlah menetas Jumlah larva
1. 28 maret 2014 12 ekor 11 ekor
2. 29 maret 2014 23 ekor 23 ekor
3. 1 april 2014 27 ekor 20 ekor

4.2 Pembahasan
4.2.1 Habitat
Di habitat aslinya, molly menghendaki suhu perairan 25 - 28°C
dengan pH 8 dan kekerasan sekitar 14-20°dH. Namun, karena sudah
lama dipelihara di daerah dengan pH netral (sekitar 7) maka saat ini
tampaknya pembudidayaan di daerah ber-pH netral pun sudah tidak ada
masalah. Hanya saja jenis ikan ini kurang toleransinya terhadap
perubahan atau goncangan suhu yang tinggi.
Ikan Molly sesungguhnya adalah ikan air tawar, tetapi juga
sering dijumpai pada perairan payau untuk mencari makan. Biasanya
para pehobis menambahkan satu sendok garam laut untuk satu galon air
dalam akuarium untuk mengoptimalkan kesehatan ikan ini. Ikan molly
akan lebih senang jika akuarium ditambahkan tanaman air dalam
jumlah banyak, sebagai tempat bersembunyi bagi anak-anak ikan dan
pakan alami dari lumut-lumut yang tumbuh pada dedaunannya. Di alam
liar, ikan molly adalah omnivora dan akan memakan segala jenis
makanan ikan yang diberikan dalam akuarium, tetapi makanan utama

6
ikan ini adalah lumut-lumutan sehingga pemberian makanan ikan
berbahan dasar daging (protein).
4.2.2 Reproduksi ikan
Ovarium pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan
memiliki ukuran telur berbeda, ada yang besar dan ada yang kecil.
Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor
induk. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning
telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluangnya untuk
bertahan hidup.
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan
dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti
kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel
spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan
mulai membesar pada saat musim memijah dan saat terjadi perkawinan,
dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang
urogenital.
Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut ikan jenis
ovipar. Ikan jenis ovipar ini mengeluarkan telur dari dalam tubuhnya
untuk dibuahi oleh “si jantan”. Proses pembuahan sel telur (oosit) oleh
sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma memasuki sel
telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan mikrofil. Umumnya
hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam sebuah sel telur. Oosit
yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut zigot.
Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan didalam disebut
ikan jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara
melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal
fertilization). Embrio berkembang di dalam induk betina, kemudian
melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan induknya. Ikan
yang berbiak secara ovovivipar adalah ikan dari famili Poecilidae,
seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan hidup anakan memang
baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan setiap kelahiran tidak dapat

7
banyak karena daya dukung induk terbatas. Proses kawinnya ikan molly
didahului dengan pematangan sel – sel telur pada betina dan sel – sel
sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya proses kawin atau
spawning pada ikan ini berlangsung secara alamiah (natural), artinya
ikan itu mencari pasangan masing-masing.

4.2.3 Teknik pemijahan


Menurut Effendi (2004), Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan
induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih.
a. Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan
mematangkan gonad (sel telur dan sperma). Penumbuhan dan
pematangan ikan dapat dipacu melalui pendekatan lingkungan,
pakan serta hormonal. Pada pendekatan lingkungan media hidup
dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan biota budidaya
tinggi didalam wadah pemeliharaan. Pakan yang diberikan pada
induk memiliki kualitas yang baik terutama kandungan asam amino
(protein, asam lemak, karbohidrat, mineral dan jumlah dan rasio
yang sesuai).
b. Pemijahan induk
Pemijahan induk adalah proses pembuahan telur oleh sperma.
Induk yang telah matang gonad berarti telah siap melakukan
pemijahan. Proses pemijahan dapat berlangsung secara alami dan
buatan, sehingga masing-masing disebut pemijahan alami dan
pemijahan buatan. Dalam pemijahan alami, telur dibuahi oleh
sperma didalam air setelah dikeluarkan oleh induk betina, proses
ini biasanya didahului oleh aktifitas percumbuan oleh kedua induk
tersebut. Pada pemijahan buatan, pembuahan telur oleh sperma
dilakukan oleh bantuan manusia. Telur dipaksa keluar dari tubuh
induk betina. Pemijahan dapat berlangsung setelah melalui proses

8
perangsangan. Perangsangan pemijahan dapat dilakukan dengan
mengatur lingkungan dan pemberian hormon.

c. Pemeliharaan larva dan benih


Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling
menentukan keberhasilan suatu pembenihan, hal ini disebabkan
sifat larva yang merupakan paling kritis dalam siklus hidup biota
budidaya, sehingga pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang
paling sulit. Pemeliharaan larva dan benih meliputi persiapan
wadah, penebaran larva, pemberian pakan dan pengelolaan air.
4.2.4 Tahap pemberian makanan
Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur
kurang dari 5 hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur
kurang dari 5 hari tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang
dihasilkan oleh kuning telur yang melindunginya. jadi mulai umur 5-10
hari anakan baru mulai diberi makanan berupa: roteria, infusaria,
kuning telur mentah. Setelah tahap kedua terlewati dengan lancar,
masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari,
anakan diberi makanan berupa: Kutu air yang disaring. Dan tahap
terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, diberi makanan
berupa Kutu air, Cuk, Cacing sutra.
Pakan untuk ikan hias yang diberikan biasanya adalah pakan
alami dan pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu
infusoria, kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, artemia, serangga,
kodok, ikan hidup/mati. Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang
bahan dasarnya juga berasal dari pakan alami. Pakan buatan umumnya
berbentuk pellet yang kadar proteinnya dapat diatur sesuai kebutuhan
pertumbuhan ikan.

4.2.5 Kelangsungan hidup

9
 Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan,
karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4-5 hari
anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah
disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
 Setelah mencapai ukuran medium (2-3 cm) dapat diberikan
makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5-7
cm) dapat diberi makanan cuk.
 Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan
berupa cacing kering, agar-agar dll.
 Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan
berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat
meerusak kualitas air.
 Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena
dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan
setiap 2-3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada
waktu penyiphonan sebanyak 10-20% dapat diganti dengan air
yang baru.

4.2.6 Pertumbuhan
Ikan Molly termasuk ikan yang cukup mudah dipelihara dan
tidak memerlukan properti yang bermacam-macam. Cukup dipelihara
di akuarium, ember plastik,bak semen atau media lainnya. Untuk
memelihara ikan ini tidak perlu perawatan yang intensif karena ikan
ini memiliki kekebalan tubuh yang tinggi. Ikan Molly tidak mudah
terserang penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup baik
dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Saat praktikum Ikan jantan pertumbuhannya agak lambat, pada
umur yang sama ukurannya hanya mencapai setengah ikan betina.
Meskipun demikian, pertumbuhan sirip-siripnya lebih panjang dan
lebar dari betina. Ikan jantan berbadan ramping dengan sirip lebih
panjang. Penampilannya menarik, gerakannya lincah dan gesit, serta

10
memiliki alat kelamin yang disebut gonopodium. Sebaliknya, ikan
betina berbadan gemuk, sirip normal, alat kelamin hanya berupa
lubang dan di belakang sirip perut berupa sirip halus.

4.2.7 Penyakit ikan


Adapun penyakit yang dapat menyerang ikan Molly adalah:
1.   White spot
Penyakit ini sering disebut juga penyakit ich yang
disebabkan oleh ichtyopthirius multifilis. Parasit ini menyerang
ikan pada bagian sirip punggung dan sisiknya. Ikan yang
terserang parasit ini terdapat bintik bintik putih pada bagian sisik
dan siripnya. Gejalanya adalah banyak mengeluarkan lendir dan
sering terdapat pada permukaan air. Penanggulangannya dengan
cara perendaman dalam NaCl 25% selama 10-15 menit,formalin
25 mg/L ditambah malachite green 0,2 mg selama 24 jam, atau
dapat juga dengan mahkota dewa dengan dosis 50 iris/direbus
dengan 3 gelas air (600 cc) sampai tersisa 1 gelas. Dimasukkan
ramuan kedalam akuarium setiap kali air diganti.
2.   Gyrodactilus sp
Gyrodactilus merupakan protozoa yang menyerang ikan
molly pada bagian kulitnya. Ikan ini akan menggerogoti kulit
hingga terluka dan mengeluarkan darah. Gejalanya nafsu makan
berkurang, banyak lendir pada bagian kulit luar.
Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam formalin 2,5
ml dalam 10 menit, diberikan ekstrak daun sirih, 20 lembar daun
sirih direbus dalam 3 gelas air hingga dapat 1 gelas air, dinginkan
lalu dimasukkan dalam akuarium.
3.   Saprolegnia
Saprolegnia merupakan jamur yang tumbuh di tubuh ikan
molly. Gejalanya adalah ikan akan menggesekkan tubuhnya pada
benda yang ada disekitar, terlihat tumpukan benang-benang halus

11
jamur yang terdapat pada badan ikan yang sudah terluka.
Penanggulangannya dengan cara perendaman dalam larutan
malachite green 1:200.000 ml selama 1 ,5 jam.

4.   Lernea sp
Lernea merupakan sejenis cacing yang menyerang pada
bagian kulit dan daging ikan. Pada tubuh ikan akan terlihat
benang yang menancap seperti panah. Penanggulangannya
dengan cara perendaman dalam NaCl 20% selama 15 menit
KMnO4 20 ppm selama 120 menit.
5.   Argulus
Argulus ini merupakan kutu ikan. Kutu ini akan
menghisap darah ikan dan menggunakan ikan sebagai induk dari
telur-telurnya. Gejalanya terjadi pendarahan pada bekas gigitan,
pada kulit dan insang terdapat kutu yang menempel kuat.
Penanggulangannya dengan cara perendaman garam dapur
sebanyak 10-15 kg/m3 atau 10-15 g/L.

4.2.8 Gaya renang


          Ikan Molly memiliki daya renang yang sederhana. Suka
berenang bergerombol. Pada saat praktikum ikan ini lebih suka
bermain di akar kiambang.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembenihan ikan molly berhasil dilakukan karena dicirikan dengan
lahirnya larva-larva ikan tersebut.

5.2 Saran
Ketelitian dan pengetahuan dari setiap praktikan sangat
dibutuhkanm,agar praktikum pebenihan dapat berjalan dengan lancar dan
dapat mengurangi tingkat kematian induk maupun larva ikan .

13
DAFTAR PUSTAKA

Effendi. 2004. Kumpulan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta . Penebar Swadaya.


Hutomo. 2001. Zoologi. Jakarta. Erlangga.
Lingga, P dan Susanto, H. 1995. Ikan Hias Air Tawar. Jakarta. Penebar Swadaya.
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Erlangga. Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan
Biologi UM

14

Anda mungkin juga menyukai