Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BIOGEOGRAFI

PAUS ORCA
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biogeografi yang
diampu oleh :
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.
Drs. Jupri, M. T.

Disusun oleh :

Hafshah Apriliyan
2001297

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini
adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biogeografi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya ucapkan terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.
dan Drs. Jupri, M. T. serta semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini. Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras saya
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Saya sangat menyadari
bahwa makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya menerima
dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar makalah ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Dan saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.

Bandung, 27 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………3
1.4 Manfaat………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Paus Orca………………………………………………………………4
2.2 Klasifikasi Paus Orca..…………………………………………………5
2.3 Ciri Khas Anatomi Paus Orca………………………………………….5
2.4 Ekolokasi komunikasi dan bahasa Paus Orca…….…………………...10
2.5 Cara Berburu Paus Orca………………………………………………12
2.6 Perilaku Paus Orca……………………………………………………17
2.6 Konservasi Cetacea di Indonesia……………………………………..21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………...23
3.2 Saran………………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...25

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1………………………………………………………………………1
Gambar 2.1.1………………………………………………………………………4
Gambar 2.3.1………………………………………………………………………5
Gambar 2.3.2………………………………………………………………………6
Gambar 2.3.3………………………………………………………………………7
Gambar 2.3.4………………………………………………………………………8
Gambar 2.3.5………………………………………………………………………8
Gambar 2.3.6………………………………………………………………………9
Gambar 2.3.7……………………………………………………………………..10
Gambar 2.4.1……………………………………………………………………..10
Gambar 2.4.2……………………………………………………………………..11
Gambar 2.4.3……………………………………………………………………..12
Gambar 2.5.1……………………………………………………………………..13
Gambar 2.5.2……………………………………………………………………..13
Gambar 2.5.3……………………………………………………………………..14
Gambar 2.5.4……………………………………………………………………..15
Gambar 2.5.5……………………………………………………………………..15
Gambar 2.5.6……………………………………………………………………..16
Gambar 2.5.7……………………………………………………………………..17
Gambar 2.6.1……………………………………………………………………..18
Gambar 2.6.2……………………………………………………………………..18
Gambar 2.6.3……………………………………………………………………..19
Gambar 2.6.4……………………………………………………………………..19
Gambar 2.6.5……………………………………………………………………..20
Gambar 2.6.6……………………………………………………………………..21
Gambar 2.6.7……………………………………………………………………..21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paus merupakan hewan mamalia berukuran besar yang tinggal di lautan,
adapun awal mula penyebutan nama paus itu sendiri yaitu diberikan pada hewan
berordo Cetacea yang memiliki ukuran tubuh besar. Walaupun tinggal dilautan
paus bukanlah ikan melainkan mamalia, paus juga memiliki beberapa
karakterisik yang sama dengan hewan mamalia lainnya yang hidup di daratan,
adapun ciri-ciri nya sebagai berikut :
1. Berdarah panas
2. Bernapas dengan paru-paru
3. Mempunyai jantung dengan empat ruang
4. Mempunyai kelenjar susu
5. Mempunyai rambut (terdapat pada moncongnya)
Adapun perbedaan paus dengan mamalia lainnya yang hidup di daratan yaitu
pada saat melahirkan, anak-anak paus tersebut dapat langsung berenang dan
langsung menyusu kepada induknya. Dan pada saat lahir anak paus akan terlahir
dengan bagian ekornya terlebih dahulu.

Gambar 1.1.1
Paus Biru atau Blue Whale

1
Paus mampu menahan napas di dalam air dalam waktu 5-15 menit dan
kemudian mereka akan kembali ke permukaan untuk mengambil napas, hewan
ini juga mempunyai suara yang keras dan lantang. Paus termasuk hewan yang
rakus, dan hasil penelitian meninjukan bahwa paus banyak menghabiskan
waktunya untuk bersosialisasi dan beristirahat, serta makan yang sebagian besar
dilakukan sepanjang malam hari. memiliki beragam jenis nya baik itu paus yang
memiliki gigi (Odontoceti) dan paus yang tidak bergigi (Mysticeti). Adapun
jenis-jenis paus lainya yaitu Paus Minke, Paus Sei, Paus Bryde, Paus Biru, Biru
Kerdil, Paus Omura, Paus Sirip, Paus Bungkuk, Paus Kepala Melon, Paus
Sperma, Paus Pembunuh, dan lain-lain.
Paus pembunuh atau biasa disebut juga dengan killer whale ataupun paus
orca merupakan paus yang termasuk dalam kelompok lumba-lumba. Paus ini
memiliki tubuh berwarna hitam dibagian punggungnya dan berwarna putih di
bagian sampingnya, serta memiliki warna belang di bagian belakang mata nya.
Paus ini tersebar di samudera seluruh dunia baik itu di perairan yang
mempunyai suhu dingin hingga perairan yang mempunyai suhu hangat.
Belakangan ini banyak sekali kabar mengenai terancamnya populasi paus ini,
walaupun paus orca ini merupakan paus pembunuh, mereka juga bisa terbunuh
dengan hal-hal lain seperti karena terdampar, adanya penangkapan illegal, dan
karena tercemarnya habitat tempat tinggalnya. Oleh karena itu kita harus
melakukan upaya agar populasi paus tersebut tidak punah. Karena paus sendiri
mempunyai manfaat bagi ekosistem laut, yaitu paus menyebarkan nutrisi dan
mikroorganisme dari semburan napas di permukaan laut. Selain iu selama paus
bermigrasi unuk kawin, paus tersebut membawa nutrisi dan plasena paus
berguna sebagai sumber bahan baku untuk organisme lain. Bahkan kotoran paus
pun mengandung zat besi dan nitrogen yang merupakan pupuk efektif untuk
plankton. Karena paus mempunyai peran yang sangat penting pada ekosistem
lautan untuk itu konservasi paus pun diperlukan untuk memonitoring populasi
paus, serta mencegah ancaman punahnya hewan tersebut. Untuk itu hari
konservasi paus sedunia telah diperangati sejak 2 Desember 1946 ditandai
dengan dimulainya penandatanganan International Convention for The
Regulation of Whaling (ICRW).

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka pokok
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu Paus Orca?
2. Bagaimana klasifikasi Paus Orca?
3. Bagaimana ciri khas anatomi Paus Orca?
4. Bagaimana ekolokasi komunikasi dan bahasa Paus Orca?
5. Bagaimana cara berburu Paus Orca?
6. Bagaimana perilaku Paus Orca?
7. Apa itu konservasi Cetacea di Indonesia?

1.3 Tujuan
Berdasarkan keenam rumusan masalah tersebut, maka dibuatnya makalah ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa itu Paus Orca.
2. Mengetahui klasifikasi Paus Orca.
3. Mengetahui ciri khas anatomi Paus Orca.
4. Mengetahui ekolokasi komunikasi dan bahasa Paus Orca.
5. Mengetahui cara berburu Paus Orca.
6. Mengetahui perilaku Paus Orca.
7. Mengetahui konservasi Cetacea di Indonesia.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai kondisi paus saat
ini. Selain itu dengan dibuatnya makalah ini dapat memiliki manfaat sebagai
wadah untuk mengembangkan pengetahuan dan kreativitas mahasiswa
mengenai kasus paus orca ini.
2. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menjadi bahan refernsi, sumber literatur, yang dapat
menambah pengetahuan mengenai paus orca ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Paus Orca

Gambar 2.1.1
Paus Pembunuh (Killer Whale) atau Paus Orca

Paus pembunuh (Killer Whale) atau biasa dikenal dengan nama Paus Orca
mempunyai nama lain yaitu Orcinus orca. Hewan ini hidup di lautan dan tersebar
di seluruh samudera di dunia, baik itu pada perairan yang mempunyai karakteristik
air bersuhu dingin seperti di daerah arktik dan antartika hingga perairan yang
memiliki karakteristik suhu hangat seperti perairan pada daerah tropis. Walaupun
hidup di air paus orca bukan tergolong sebagai ikan, melainkan mamalia. Hal itu
karena paus orca ini memiliki ciri-ciri seperti mamalia pada umumnya yang tinggal
di daratan. Selain itu paus orca ini juga termasuk dalam golongan lumba-lumba,
tetapi karena memiliki ukuran tubuh yang besar banyak orang menyebutnya sebagai
paus, padahal sebenarnya ia termasuk dalam kelompok lumba-lumba. Paus orca ini
merupakan hewan karnivora, ia merupakan predator atau pemangsa paling puncak
dilautan, mereka memangsa ikan, penyu, peguin, anjing laut, singa laut, walrus,
lumba-lumba, hingga paus besar dan hiu putih raksasa sebagai makananya. Ketika
sedang mencari mangsa untuk dimakan paus orca ini akan berburu secara
berkelompok, dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri hingga 50 ekor baik
itu dengan paus orca dewasa lainnya, ataupun dengan anak mereka yang juga

4
sedang belajar berburu untuk mencari makanan. Jika mereka kesulitan
mendapatkan makanan di habitatnya, paus ini akan berenang bermigrasi untuk
mencari makan hingga dapat mencapai 2000 KM lebih. Walaupun hidup secara
berkelompok pada saat berenang bersama jarak antar paus ini bisa mencapai 100 m
antar anggota kelompok nya. Karena jarak yang begitu jauh, agar tidak tersesat
ataupun terpisah dati rombongannya pada saat berenang paus ini selalu
berkomunikasi dengan sesamanya. Tiap kelompok paus ini mempunyai bahasa
yang berbeda dalam berkomunikasi agar dapat membedakannya dengan kelompok
Paus Orca lainnya.

2.2 Klasifikasi Paus Orca


Berdasarkan sistem taksonomi nya paus orca ini diklasifikasikan sebagai berikut,
yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Cetacea
Famili : Delphinidae
Genus : Orcinus
Spesies : Orcinus Orca

2.3 Ciri Khas Anatomi Paus Orca

Gambar 2.3.1
Ukuran antara paus orca jantan dan betina

5
Paus Orca dapat tumbuh hingga sekitar 8-10 m atau 27-33 kaki, beratnya
dapat mencapai mulai dari 3.600 – 5.400 kg atau 3,6 hingga 5,4 ton bahkan lebih.
Paus Orca jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada betina nya.
Paus Orca jantan yang terbesar yang pernah tercatat memiliki Panjang 9,8 m dengan
berat tubuhnya 10.000 kg atau 10 ton, sementara paus orca betina terbesar yang
pernah tercatat yaitu memiliki Panjang 8,5 m dan memiliki berat tubuh sekitar 7.700
kg atau 7,7 ton.

Gambar 2.3.2
Pada bagian mata Paus Orca terdapat lingkaran berwarna putih

Paus ini memiliki warna khas yang dapat mudah membedakan dengan paus
lainnya, mereka memiliki warna hitam dibagian atas tubuhnya dan warna putih di
bagian tubuhnya, serta pada belakang matanya terdapat lingkaran berwarna putih
yang jika terlihat dari kejauhan tampak jelas seperti bagian bola matanya. Ukuran
mata orca ini hampir memiliki ukuran yang sama dengan besar mata sapi. Letak
persis mata nya tepat berada di belakang dan diatas sudut mulutnya. Orca ini
memiliki kemampuan melihat yang sangat baik, baik itu pada saat mereka di dalam
air ataupun pada saat di atas permukaan air. Pada bagian mata paus orca terdapat
kelenjar yang dapat mengeluarkan lender berminyak seperti jelly, yang berguna
untuk membersihkan kotoran pada mata, melumasi mata, dan juga membantu
merampingkan mata pada saat mereka berenang, serta melindungi mata dari
organisme penyebab infeksi. Adapun tanda putih pada sepasang mata paus orca ini
berguna sebagai mata palsu untuk mengalihkan serangan mangsa terhadap posisi
asli kedua matanya, karena pada umumnya hewan mangsa akan menyerang mata

6
predatornya. Disisi lain tanda putih pada mata paus ini juga berguna untuk
membantu ora lain mengenali orientasi tubuh di air laut yang gelap dan keruh.

Gambar 2.3.3
Paus Orca memahami bahasa isyarat dari manusia

Hewan yang termasuk ke dalam kelompok lumba-lumba ini termasuk


hewan yang yang cerdas, dengan memiliki otak berbentuk oval yang ukurannya
empat kali lebih besar dari pada otak manusia. Otak paus orca ini merupakan otak
terbesar kedua diantara hewan mamalia laut di dunia. Karena otak menjadi slah satu
instrument yang paling penting dan paling sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, banyak penelitian menunjukan bahwa paus orca ini memiliki memori
yang luar biasa, mencakup mengenai pemikiran serta respons emosional lebih besar
dari pada hewan lain. Di dalam otak paus orca ini terdapat lobus, yang merupakan
jaringan ekstra tepat di sebelah sistem limbik dan neokorteks yang disebut lobs
paranlik, yang dimana tidak dimiliki manusia. Sisitem limbik tersebut berperan
untuk memproses semua emosi, sedangkan lobus parambilik merupakan hasil dari
area otak yang dikenali untuk mengontrol komunikasi dan emosi sosial pada semua
mamalia, itu berarti paus ini juga memiliki persaaan emosional seperti layaknya
manusia. Kemampuan otak paus orca yang luar bias aini mampu memahami isyarat
tangan, vokal, bahkan angka-angka. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa
meraka dapat mengenali dirinya melalui cermin.

7
Gambar 2.3.4
Sirip Paus Orca

Selain itu mereka juga memiliki sirip pada bagian punggungnya, Sirip pada
orca jantan mempunyai ukuran yang lebih tinggi (dapat mencapai 2 meter, lebarnya
1,2 m) dan tegak, sedangkan sirip punggung pada orca betina (dapat mencapai 1,2
m, dan lebarnya 90 cm). Sirip tersebut berguna pada saat mereka berenang. Sirip
ini dapat berfungsi sebagai pengendali arah, pada saat berbelok, dan juga ketika
berhenti. Ketika menggunakan sirip nya paus ini akan mensinkornkan dengan
ekornya. Sementara iu sirkulasi darah yang ada pada sirip berfungsi untuk
menyesuaikan suhu tubuhnya.

Gambar 2.3.5
Ekor Pus Orca

Ekor paus orca berupa jaringan yang sangat keras dan padat serta memiliki
serat yang sangat rapat tanpa ada sedikitpun kerangka tulang ataupun tulang rawan.

8
Dari 50 hingga 54 tulang belakang yang dimiliki mamalia laut ini, taka da yang
terhubung ke dua sirip ekornya. Itu sebabnya jika pada saat hewan ini melompat ke
atas permukaan air dan berbalik turun, tubuhnya tampak melengkung dan begitu
elastis.

Gambar 2.3.6
Paus Orca melompat di atas pemukaan air

Pergerakan pada ekor hewan ini dibantu oleh otot-otot longitudinal pada sepertiga
bagian punggung tubuhnya yang membuat bilah-bilah ekor beegrak ke atas dan ke
bawah sama dengan siripnya. Ukuran ekor paus orca ini dapat mencapai 2, 75 m
dari ujung ke ujung nya.
Orca juga memiliki lapisan lemak Blubber seperti halnya pada mamalia laut
lainnya, lapisan kemaj ini berada di bagian bawah lapisan kulitnya, ketebalann nya
dapat berkisar antara 7,5 cm-10 cm. Pada lapisan lemak ini erkandung kolagen dan
serat-serat elastis. Adapun manfaat dari lapisan lemak blubeer ini yaitu untuk
membantu tubunya pada saat kehilangan panas tubuh dan juga menyimpan energi
yang dibutuhkan saat makanan melimpah, serta lapisan ini juga berperan penting
dalam membantu fungsi termoregulasi tubuh paus orca ini.

9
Gambar 2.3.7
Lubang sembur Paus Orca

Sistem pernapasan yang dimiliki oleh orca sama dengan manusia, mereka
memiliki paru-paru yang digunakan untuk mendapatkan oksigen yang mereka
butuhkan untuk bernapas. Namun paus orca ini tidak menghirup udara melalui
mulut, melainkan melalui sebuah lubang sembur yang berada di bagian atas
tubuhnya. Paus orca biasanya mengambil napas dengan cara mengangkat seluruh
kepala mereka ke permukaan air dalam kurun waktu sekitar 20 detik beturut-turut
sekitar 3 atau 4 kali, setelah itu mereka akan kembali ke dalam air. Saat paus ini
berenang dengan cepat merka akan bernapas dengan frekuensi yang lebih sering
dan dengan interval waktu yang lebih pendek. Sedangkan ketika istirahat mereka
mengambil napas dengan interval waktu yang pendek dan dengan diikuti interval
waktu yang lebh lama sekitar 3 menit. Dan kemudian merka dapat menahan
napasnya selama 12 menit pada saat di dalam air.

2.4 Ekolokasi Komunikasi dan Bahasa Paus Orca

10
Gambar 2.4.1
Ekolokasi Orca

Ekolokasi adalah sonar biologis atau sistem navigasi yang dimiliki hewan
mamalia laut. Termasuk orca ini, mereka memiliki kemampuan ekololasi yang
berguna untuk berkomunikasi satu sama lain dan juga pada saat berburu mencari
makanan. Ekolokasi pada hewan ini membantu dalam mengidentidikasi objek,
seperti mangsa mereka, terutama pada saat penglihatan merka terbatas di
kedalaman laut. Ekolokasi paus bekerja dengan cara yang sangat sederhana, yaitu
paus akan mengeluarkan suara yang dipancarkan melalui organ berlemak di dahi
yang disebut dengan melon, dimana akan menghasilkan sebuah gelombang gerakan
di bawah air.Ketika gelombang tersebut mengenai suatu objek, gelombang ini akan
terpantul kembali kepada paus orca, dimana paus orca ini akan memahami arti
bahwa memantulnya gelombang tersebut memberikan indikasi mengenai infomasi
tentang ukuran, bentuk dan objek yang terkena pantulan gelombang tersebut.
Hewan ini juga dapat mengatur suara yang mereka keluarkan, umumnya paus ini
akan mereduksi suara saat berburu, terutama ketika mangsa nya sudah terdeteksi,
hal itu dimaksudkan agar kehadirannya tidak diketahui oleh mangsanya.

Gambar 2.4.2
Sekelompok Paus Orca

Dalam berkomunikasi dengan sesame orca lainnya, hewan ini memiliki


bahasa dan dialek yang sangat beragam dan kompleks. Bahkan tiap kelompok yang
berbeda memiliki ciri khas bahasa yang berbeda pula, sedangkan ketika mereka

11
akan berkomunikasi antar kelompok, merka akan menggunakan bahasa khas yang
lebih bersifat komunal atau umum. Hewan ini juga memiliki ciri khas panggilan
pribadi yang dilakukan dalam jarak dekat dan juga panggilan khusus untuk
berkommunikasi pada jarak jauh.

Gambar 2.4.3
Induk dan anak Paus Orca

Induk paus ini juga memiliki ciri khas panggilan serta bahasanya sendiri pada saat
berkomunikasi dengan anaknya, atau biasa disebut dengan “baby talk”, dan anak
orca umumnya membutuhkan waktu sedikitnya 2 tahun untuk berlatih bersama
induknya agar dapat merekam semua repertoar suara. Lubang sembur yang terdapat
di atas kepala merka tidak hanya berfungsi sebagai organ pernapasan saja, tetapi
juga dapat digunakan untuk berkomunikasi antar sesamanya. Selain itu mereka
memiliki bibir phonic yaitu lipatan halus kulit yang terdapat di dalam lubang
semburan, yang dapat menciptakan suara yang beragam. Suara paus kadang juga
disebut sebagai suara peluit, yang dihasilkan oleh laring dan dapat mengmbuat lebih
banyak suara dalam waktu tertentu.

2.5 Cara Berburu Paus Orca


Paus orca ini merupakan hewan karnivora, ia merupakan predator atau
pemangsa paling puncak dilautan, setiap ecotype orca memiliki makanan
kesukaannya masing-masing, tetapi pada umumnya mereka sering memangsa ikan,
penyu, peguin, cumi-cumi, burung laut, anjing laut, singa laut, walrus, lumba-
lumba, hingga paus besar dan hiu putih raksasa sebagai makananya. Diketahui

12
bahwa mereka dapat menyelam hingga kedalaman 300 m untuk mencari maka, dan
mereka dapat mengkonsumsi makanan hingga 10% dari berat badan mereka per
harinya. Selain itu mereka dapat menjelajah hingga 160 km/hari nya hanya untuk
mencari makan. Ketika sedang mencari mkan merka akan melakukannya dengan
cara berkelompok dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri hingga 50 ekor
baik itu dengan paus orca dewasa lainnya, ataupun dengan anak mereka yang juga
sedang belajar berburu untuk mencari makanan.

Gambar 2.5.1
Paus Orca sedang memakan mangsanya.

Pada saat berburu hewan ini melakukannya secara kooperatif dalam sebuah
kelompok, dan selalu berkoordinasi serta berkomunikasi satu sama lainnya. Mereka
juga memiliki beragam metode dalam hal berburu, metode yang digunakan tersebut
tergantung mangsa yang sedang mereka incar. Adapun beberapa metode berburu
tersebut antara lain, yaitu :
1. Metode Berburu “Karate Chop” (pada saat berburu Hiu)

Gambar 2.5.2
Ikan Hiu

13
Dr. Ingrid Visser yang merupakan pakar paus telah mempelajari bergam perilaku
paus orca ini selama lebih dari 17 tahun. Dan ia mengatakan bahwa metode berburu
yang digunakan oleh hewan ini yang paling mengesankan adalah metode Karate
Chop, yang merupakan metode paus pada saat berburu ikan hiu. Dengan kecerdikan
yang dimilikinya paus ini akan menggiring hiu melalui ekornya yang akan
menghasilkan pusaran air yang kuat sehingga hiu terdorong ke permukaan, hal
tersebut akan membuat hiu ksulitan untuk melawan balik dan akan terdorong ke
permukaan, dan hanya dalam hitungan detik, dengan berbelok sedikit merka akan
mengangkat ekornya tinggi-tinggi ke udara dan menghantam kan ke kepala hiu
tersebut. Ketika hiu kehilangan kesadarannya dengan segera paus ini akan langsung
menyantapnya secara bersama-sama.

2. Metode “Wave Wash” (pada saat berburu anjing laut)

Gambar 2.5.3
Anjing Laut

Paus Orca populasinya tersebar di tiap perairan di dunia, salah satunya di perairan
dingin seperti antartika dan arktik. Untuk mendapatkan makanan pada wilayah
seperti ini yang dimana perairan seringkali tertutup oleh bongkahan es, mereka akan
memakan anjing laut yang sering berada di atas bongkahan-bongkahan es tersebut.
Untuk menangkapnya dengan mudah, sekelompok paus ini akan menciptakan
gelombang yang besar dan akan menggoyangkan bongkahan es tersebut sehingga
anjing laut yang terdapat di atasnya akan tercebur ke dalam lautan. Ketika anjing
laut tersebut masuk ke dalam laut maka saatnya para paus tersebut memakannya.

14
3. Metode “Pod Pin” (pada saat berburu Paus Narwhal)

Gambar 2.5.4
Paus Narwhal

Dalam berburu hewan seperti paus narwhal ini ditambah lagi di wilayah es kutub
utara tentu agak meyulitkan. Namun karena kecerdikannya paus orca ini akan
menggiring nahwhal secara berkelompok hingga paus narwhal ini terperangkap ke
wilayah perairan yang dangkal, dan selanjutnya paus orca akan dengan mudah
memakan paus narwhal yang terperangkap tersebut.

4. Metode “The Carousel” (pada saat berburu Ikan Herring Perak)

Gambar 2.5.5
Ikan Herring Perak

Metode Carousel atau metode komedi putar biasanya terlihat di lepas pantai
Norwegia. Paus Orca di perairan ini akan memangsa sekelompok ikan herring perak

15
yang sedang berenang dalam jumlah yang cukup banyak. Orca akan menggiring
dan mengendalikan kelompok ikan herring ini dengan mengitarinya dan digiring
kea rah permukaan hingga ikan tersebut berkumpul membentuk sebuah bola.
Antara anggota kelompok paus akan bekerjasama dengan cara, merka ada yang
bertugas menggiring ikan, kemudian ada yang bertugas untuk menyelam kebawah
kelompok ikan tersebut sambal mengeluarkan gelembung udara serta
mengeluarkan suara-suara bak komedi putar yang membuat ikan-ikan tersebut
menjadi rapat, dan membentuk bola yang semakin rapat juga. Sehingga ikan-ikan
herring tersebut akan berlompatan ke atas permukaan karena desakan dari
kelompok paus tersebut, saat semuanya telah terkendali orca akan menhantamkan
ekornya pada kumpulan ikan tersebut. Ketika ikan tersebut sudah tidak berdaya
mereka akan segera disantap oleh kawanan orca tersebut.

5. Metode The D-Day (pada saat berburu singa laut)

Gambar 2.5.6
Singa Laut

Isitilah D-Day mempunyai istilah lain yaitu “Stroming The Beach”, metode ini
digunakan untuk berburu singa laut yang sering berada di sekitar pantai. Metode ini
sangat beresiko karena pada saat menangkap singa laut yang berada di pantai, paus
orca ini bisa saja sulit untuk kembali ke perairan dalam dan akibatnya akan
terdampar di pinggir pantai. Terkadang ketika mereka kesulitan kembali ke perairan
yang dalam, orca ini akan mengepak ngepakan siripnya sambul dibantu dengan
datangnya air pasang. Adapun ketika saat berburu singa laut ini orca akan
mengincar terlaebih dahulu singaa laut tersebut, ketika ombak datang orca akan

16
langsung datang bersamaan dengan ombak tersebut menghantam dan langsung
melahap singa laut nya.

6. Metode The Blowhole Block (pada saat berburu mangsa yang lebih besar)

Gambar 2.5.7
Paus Sperma

Metode The Blowhole Block ini biasanya digunakan untuk menaklukan mangsa
yang lebih besar dari mereka seperti paus bungkuk, paus sperma, paus sirip, paus
minke, dan bahkan paus biru. Seperti metode-metode sebelumnya, dalam metode
ini juga orca akan menggiring mangsanya kemudian mengapitnya, lalu
menyerangnya. Terkdang juga mereka menenggelamkan paus-paus tersebut hingga
ke bawah permukaan, sehingga mereka kesulitan bernapas. Perburuan ini dpat
memakan waktu yang lama hingga beberapa jam, setelah korban tidak berdaya
mereka akan mulai menyantapnya, tetapi paus orca ini tidak akan memakan
mangsanya sampai habis, merka akan memakan sebagian dan sebagian lainnya kan
dibiarkan untuk dimakan oleh hewan-hewan lainnya.

2.6 Perilaku Paus Orca


Dalam hidup nya sehari-hari paus orca juga memiliki beberapa perilaku
layaknya manusia, adapun perilaku paus orca ini yaitu melompat jauh ke atas
permukaan air laut seperti hal nya mamalia laut lain seperti lumba-lumba.
Kebiasaan melompat ke atas permukaan air tersebut biasa diekanal dengan istilah
“Breaching”.

17
Gambar 2.6.1
Paus Orca melakukan breaching

Selain itu perilaku lainnya sering disebut dengan “Spyhop”, yaitu orca ini akan
muncul ke permukaan dengan mengeluarkan sebagian besar bagian kepalanya
secara vertical, terkadang juga tidak hanya mengeluarkan kepalanya saja melainkan
separuh badannya.

Gambar 2.6.2
Paus Orca melakukan Spyshop

Perilaku yang lainnya ada juga yang dikenal dengan istilah “Lob-tailing” atau
menampakan ekornya ke permukaan kemudian ngepakannya atau
menamparkannya ke permukaan air tersebut sehingga muncul semburan air. Hal ini
juga dapat dilakukan dengan maksud membangun dominasinya dalam sebuah
kelompok.

18
Gambar 2.6.3
Paus Orca melakukan Lob-tailing

Ada juga perilaku “Dorsal fin slapping” atau perilaku dimana orca berputar ke satu
sisi dan menamparkan sirip punggungnya ke permukaan air laut, kemudian perilaku
berikutnya yaitu “Pec-slapping” yaitu perilaku menamparkan sirip dadanya ke
permukaan air.

Gambar 2.6.4
Paus Orca melakukan Dorsal fin slapping

Paus Orca mempunyai kemampuan yang baik dalam berenang, mereka adalah
perenang yang cepat dan mampu melesat dengan kecepatan 56 km/jam, dengan
kemampuannya tersebut menjadikan paus orca ini sebagai lumba-lumba yang
memliki kemampuan berenang tercepat di dunia. Paus ini pada saat berenang lebih
menyukai berada di dekat permukaan air, dan mereka cenderung jarang menyelam.
Tetapi berdasarkan sebuah hasil studi menyebutkan bahwa hewan ini diketahui
pernah menyelam hingga 200 m lebih untuk mencari makan. Merka menyelam
antara 2-3 menit atau terkadang hingga 5 menit. Seperti mamalia laut lainnya ketika

19
mereka menyelam, jantungnya akan melambat. Dan deak jantung orca dapat turun
hinggan 30 detak per menit, dan 60 detakan per menit saat paus ini berada di
permukaan.

Gambar 2.6.5
Paus Orca menyelam

Layaknya hewan pada umumnya paus orca juga dapat tertidur, tetapi hewan ini
memiliki perilaku tidur yang unik. Keunikannya yaitu berada pada otaknya, dimana
ketika ia tertidur otak hewan ini separuh akan ikut tertidur atau beristirahat,
sedangkan separuh lainnya akan tetap terjaga dan waspada. Sehingga pada saat orca
ini tidur mereka tetap dapat mengatur napas nya dan juga tetap memperhatikan
lingkungan sekitar, berjaga-jaga jika ada bahaya yang mengintai. Selain pada organ
otak pada organ mata nya juga ketika tertidur hanya sebelah saja yang tertutup dan
sebelah lagi akan membuka seperti biasa, hal ini dikenal sebagai unihemispheric
sleep, yaitu keaadaan dimana hanya satu belahan otak saja yang tertidur dalam satu
waktu. Karena perilaku tidur nya tersebut yang bergantian antar bagian tubuhnya,
hewan ini tidak harus kehilangan kesadaran secara penuh. Paus orca ini biasanya
tidur selama 5-8 jam sehari dan pada saat mereka tertidur merka tetap berenang
namun sangat lambat, dan biasanya mereka akan berenang di sekitar permukaan air
laut.

20
Gambar 2.6.6
Orca sedang tertidur

Walaupun dikenal sebagai paus pembunuh, dan merupakan predator laut yang
banyak ditakuti oleh hewan laut lainnya. Orca ini tidak akan menyerang atau
memakan manusia. Oleh karena itu paus ini bukan ancaman bagi manusia, tetapi
sebaliknya manusia lah yang menjadi ancaman bagi paus orca tersebut. Paus Orca
ini dikenal sebagai hewan laut yang suka bersosialisasi dan juga mempunyai
kecerdasan di atas rata-rata hewan lainnya, hal itu menjadikan daya tarik orca bagi
manusia itu sendiri.

Gambar 2.6.7
Paus Orca berinteraksi dengan manusia

2.7 Konservasi Cetacea di Indonesia


Saat ini diperkirakan terdapat 50.000 paus orca di seluruh perairan sumdera
di dunia, dimana 2.500 diantaranya berada di wilayah perairan pasifik utara bagian
timur. Dibeberapa wilayah di belahan dunia paus orca ini banyak diburu oleh para
nelayan, hal tersebut tentu saja menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup paus

21
orca lainnya. Banyak nya penangkapan orca tersebut dilakukan untuk dijadikan
binatang atraksi, untuk tampilan dan hiburan di taman laut ataupun di akuarium.
Selain itu ancaman lain selain dari manusia juga adalah adanya kerusakan habitat
orca itu sendiri akibat pencemaran lingkungan dan juga polusi plastic di lautan.
Cetacea adalah nama lain dari ordo kelas mammalia laut. Hewan cetacea ini
meliputi semua jenis paus dan lumba-lumba, termasuk juga pesut, porpoise, dan
paus berparuh yang tinggal di perairan laut, payau, ataupun air tawar. Pada skala
global pengelolaan satwa cetacea ini diatur dalam beberapa kebijakan multilateral
seperti IWC (International Whaling Commission), CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, CBD
(Convention on Biological Diversity), dan CMS (Convention on Migratory
Species). Sedangkan di Indonesia sendiri semua spesies cetacea telah dilindungi
baik melalui undang-undang, yaitu Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 yang
kemudian diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.
Adapun ancaman kepunahan hewan cetacea ini disebabkan oleh beberapa
hal seperti kerusakan habitat, perburuan liar, dan juga perubahan iklim, selain itu
banyaknya lalu lintas kapal di lautan, hingga penurunan kualitas air karena
sedimentasi dan pencemaran pun tutr mengancam kehidupan mamalia laut tersebut.
Oleh karena itu WWF-Indonesa melakukan beberapa survey, kajian dan juga
peningkatan pengetahuan masyarakat lokal terkait populasi dan habibat mamlia
cetacea ini sejak tahun 2009. Pada tahun 2015 juga WWF-Indonesia membantu
inisiasi pencadangan KKPD atau Kawasan Konservasi Perairan Daerah di
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, untuk menunjukan bahwa daerah
tersebut adalah habitat penting untuk satwa cetacea. Selain itu terdapat juga
kegiatan Rencana Aksi Nasional Konservasi Cetacea Indonesia, dimana WWF-
Indonesia bekerjasama dengan Kementerian KKP dalam menyusun rencana aksi
nasional tersebut untuk periode 1 (2016-2020). Sejak tahun 2015 juga WWF-
Indonesia telah mendorong praktek wisata yang lebih bertanggung jawab dengan
mengeluarkan Panduan Seri Mengamati dan Berinteraksi dengan Satwa Laut. Dan
hal lain yang dilakukan yaitu pembentukan dan pelatihan dokter hewan, untuk
menangani hewan cetacea yang sering terdampar dan membutuhkan pertolongan
dokter hewan yang ahli.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paus pembunuh (Killer Whale) atau Paus Orca merupakan hewan mamalia yang
hidup di laut. Hewan ini hidup di seluruh samudera di dunia, baik itu pada perairan
yang mempunyai karakteristik air bersuhu dingin seperti di daerah arktik dan
antartika hingga perairan yang memiliki karakteristik suhu hangat seperti perairan
pada daerah tropis. Walaupun hidup di air paus orca bukan tergolong sebagai ikan,
melainkan mamalia. Hal itu karena paus orca ini memiliki ciri-ciri seperti mamalia
pada umumnya yang tinggal di daratan. Selain itu paus orca ini juga termasuk dalam
golongan lumba-lumba, tetapi karena memiliki ukuran tubuh yang besar banyak
orang menyebutnya sebagai paus, padahal sebenarnya ia termasuk dalam kelompok
lumba-lumba. Paus orca ini merupakan hewan karnivora, ia merupakan predator
atau pemangsa paling puncak dilautan, mereka memangsa ikan, penyu, peguin,
anjing laut, singa laut, walrus, lumba-lumba, hingga paus besar dan hiu putih
raksasa sebagai makananya. Ketika sedang mencari mangsa untuk dimakan paus
orca ini akan berburu secara berkelompok, dengan membentuk kelompok kecil
yang terdiri hingga 50 ekor baik itu dengan paus orca dewasa lainnya, ataupun
dengan anak mereka yang juga sedang belajar berburu untuk mencari makanan.
Pada saat berburu makanannya paus ini menggunakan metode-metode tertentu
untuk melumpuhkan mangsanya agar lebih mudah dimakan. Selain itu paus orca
ini memiliki perilaku yang unik, yang sering mereka nampakan dalam
kesehariannya, selain itu walaupun paus orca ini dikenal sebagai paus pembunuh
tetapi mereka tidak akan menyerang manusia melainkan mereka sering berinteraksi
dan bersosialisi dengan manusia. Walaupun paus ini tidak menjadi ancaman bagi
manusia, namun hal yang sebaliknya terjadi yaitu manusia lah yang menjadi
ancaman bagi paus orca ini, yaitu banyaknya manusia yang menangkap hewan ini
untuk dijadikan hewan pertunjukan dan lain sebagainya. Selain itu ancaman lain
terhadap populasi paus ini juga karena banyaknya pencemaran yang terjadi di
wilayah laut karena aktivitas manusia, yang juga turut menjadikan ancaman bagi
paus orca ini.

23
3.2 Saran
Keberlangsungan hidup paus orca kini banyak terdapat ancaman yang
mengintainya baik itu karena manusia banyak yang menangkap hewan tersebut
secara langsung, ataupun karena pencemaran habitat, perubahan iklim akibat
aktivitas atau ulah manusia secara tidak langsung. Oleh karena itu perlu adanya
kesadaran dari dalam diri terlebih dahulu, kemudian kita dapat mengurangi aktivitas
yang dapat mengakibatkan perubahan iklim, selain itu kita juga dapat membantu
mengurangi pemakaian plastic agar tidak banyak sampah plastic yang tersebar di
lautan sana yang juga dapat mengganggu kehidupan paus orca tersebut.

24
DAFTAR PUSTAKA

Global Environmental Conservation Organization - WWF Indonesia. Diakses


pada 28 March 2021, melalui https://wwf.id/spesies/mamalia-laut

Hari Paus Sedunia RAN Konservasi Cetacea 2018-2022 dan Ancaman Potensi
Cetacea di Indonesia. Diakses pada 28 March 2021, melalui https://icel.or.id/wp-
content/uploads/Hari-Paus-Sedunia-RAN-Konservasi-Cetacea-2018-2022-dan-
Ancaman-Potensi-Konservasi-Cetacea-di-Indonesia.pdf

Mira, S. (2013). Pengenalan Jenis-Jenis Mamalia Laut Indonesia.

Paus (mamalia) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2021). Diakses


pada 28 March 2021, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Paus_(mamalia)

Paus Orca, Spesies Lumba-lumba Terbesar. (2020). Diakses pada 28 March 2021,
melalui https://www.bianglalahayati.com/2020/12/paus-orca-spesies-lumba-
lumba-terbesar.html?m=1

Paus Pembunuh, Predator Penguasa Lautan Dunia | RE Tawon. (2019). Diakses


pada 28 March 2021, melalui https://www.re-tawon.com/2019/03/paus-
pembunuh-predator-penguasa-lautan.html?m=1

Paus pembunuh - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2021). Diakses


pada 28 March 2021, melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Paus_pembunuh

25

Anda mungkin juga menyukai