Oleh :
Kelompok 7
Lestari ( 2022021 )
Nor Azmi ( 2022037 )
Nurhasanah ( 2022039 )
Sayida Nafisa ( 2022048 )
Zahratul Jannah ( 2022056 )
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT , karena limpahan rahmat
dan karunia-Nya lah , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Asal Mula
Kehidupan Di Bumi Serta Perkembangannya” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang di
berikan oleh Dosen mata kuliah Imu Alamiah Dasar. Makalah ini di tulis dari hasil
gabungan data-data yang penyusunnya peroleh dari rangkuman mata kuliah Ilmu
Alamiah Dasar dan buku panduan. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada
pengajar mata kuliah imu alamiah dasar atas bimbingan dan arahannya untuk penulisan
makalah ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, sekiranya dapat memberi
manfaat bagi kita semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai alam sekitar,
khususnya bagi mahasiswa/i STIA Amuntai.
Karena makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, untuk perbaikan makalah agar menjadi
lebih baik. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui awal kehidupan menurut pandangan IPA, termasuk sel sebagai
suatu unit kehidupan.
2) Mengetahui perbedaan makhluk hidup dan benda mati.
3) Mengetahui tentang teori evolusi.
4) Mengetahui keanekaragaman makhluk hidup.
5) Mengetahui bahwa sel sebagai suatu unit kehidupan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akan terjadi pembusukan. Lalu Ia menarik kesimpulan bahwa adanya telur harus ada
jasad hidup terlebih dahulu. Kemudian muncul teori "Omne Ovo Ex Vivo" atau telur
itu berasal dari makhluk hidup.
5. Omne Vivum Ex Vivo
Seorang sarjana kimia bernama Perancis Louis Pasteur(1822-1895)
melanjutkan percobaan Spallanzani dengan berbagai mikroorganisme. Ia menarik
kesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya, agar tumbuh kehidupan yang
baru atau disebut "omne vivum ex vivo" teori ini juga disebut teori biogenesis.
Dengan teori ini kemudian teori abiogenesis ditinggalkan.
6. Teori Urey
Seorang ahli kimia dari Amerika Serikat bernama Harold Urey(1893)
mengemukakan bahwa atmosfer bumi awal mulanya kaya akan gas-gas
metana(CH4), amoniak(NH3), hidrogen(H2) dan air(H2O). Semua zat tersebut
merupakan unsur penting dalam tubuh makhluk hidup. Karena adanya energi dari
aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos sehingga reaksi-reaksi kimia
membentuk zat-zat hidup.
7. Teori Oparin-Haldane
Seorang ahli biologi bangsa Rusia bernama A.I.Oparin(1924) mengemukakan
pendapatnya tentang "asal mula kehidupan" tetapi tidak mendapat sambutan.
Adapun seorang ahli biologi bangsa Inggris bernama J.B.S Haldane, secara terpisah
juga memiliki pendapat serupa seperti Oparin. Pendapat mereka dikenal dengan teori
pembentukan senyawa organik secara abiotik.
Oparin dan Haldane menyatakan bahwa atmosfer primitif berisi gas metana,
amonia, hidrogen, dan air. Molekul anorganik sederhana dapat bereaksi dengan
energi dari petir atau matahari untuk membentuk asam amino. Asam amino akan
terakumulasi di lautan sehingga disebut sup primordial.
Jasad hidup pertama disebut “protobiont" diperkirakan hidup di dalam laut
kira-kira 5 sampai 10 m di bawah permukaan laut. Di daratan saat itu tidak mungkin
ada kehidupan karena sinar ultraviolet yang mematikan. Kemudian setelah jasad
hidup itu berkembang menjadi lebih sempurna dan mampu memproduksi oksigen,
4
sehingga kemudian lapisan pelindung berupa ozon terdapat di atmosfer bumi, lalu
kehidupan mulai terdapat di pantai- pantai dan pada akhirnya memenuhi daratan.
5
7. Tumbuh dan mempunyai daur hidup
Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan mempunyai daur
hidup artinya melalui proses kelahiran, tumbuh dewasa dan mati. Benda mati
membesar karena pengaruh luar seperti halnya dengan kristal.
Ketujuh pasal itu adalah perbedaan yang umum terdapat antara makhluk hidup
dengan benda mati. Untuk menetapkan sesuatu itu makhluk hidup hanya diperlukan 3
pasal saja yaitu:
1. Mampu mengadakan metabolisme termasuk respirasi (bernafas).
2. Mampu mengadakan reaksi terhadap rangsangan dengan tujuan defensi atau
mempertahankan diri.
3. Mampu mengadakan pertumbuhan dan reproduksi.
6
Berikut ini dicantumkan beberapa gejala adaptasi :
a. Homolog
Dua organ (alat tubuh) dikatakan homolog jika mereka mempunyai asal
(secara embriologik) yang sama. Misalnya alat gerak (ekstremitas) ikan paus dan
kuda adalah homolog. Homologi ini dipakai sebagai ukuran kekerabatan makhluk
hidup.
b. Analogi
Dua organ dikatakan analog bila mereka menunjukkan fungsi yang sama.
Misalnya, insang ikan dan paru-paru kadal, fungsinya sama yaitu sebagai alat
bernafas. Dua organ ini dikatakan analog.
Ada satu kaidah evolusi yang mengatakan bahwa kesamaan struktur dari
makhluk hidup yang bukan bersumber dari satu nenek moyang memiliki persamaan
fungsi. Secara singkat dapat dikatakan “persamaan struktur, persamaan fungsi”.
c. Homoplasi
Dua organ dikatakan homoplasi bila mereka memiliki persamaan bentuk
walaupun asalnya berbeda (tidak homolog). Gejala homoplastik adalah hasil (akibat)
dari adaptasi terhadap lingkungan hidupnya. Misalnya kaki belakang belalang dan
kaki belakang kuda.
d. Transformasi
Dua organ atau lebih dikatakan menunjukkan gejala transformasi bila mereka
adalah homolog tetapi bentuk dan fungsinya berbeda. Misalnya, sirip depan ikan
paus (untuk berenang dan berbentuk dayung).
e. Konvergensi
Dua atau lebih makhluk hidup dikatakan berkonvergensi bila mereka berbeda
dalam jenis, tetapi struktur atau bentuk badannya sangat mirip. Persamaan struktur
ini adalah akibat dari adaptasi dengan lingkungan hidupnya. Misalnya, amati dan
bandingkan semua hewan laut, yang bersama-sama hidup di suatu lautan.
7
2.4 Keanekaragaman Makhluk Hidup
1. Pengertian
Keanekaragaman makhluk hidup/hayati/biodiversitas adalah keseluruhan variasi
berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk
hidup. Orang juga sering menyebut keanekaragaman hayati adalah kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kekayaan berbagai kehidupan di bumi ini, mulai organisme bersel
tunggal (satu) sampai tingkat tinggi. Selain itu keanekaragaman hayati dapat dipakai
sebagai ukuran kesehatan biologis.
Sebagai gambaran yang mudah adalah kalau kita sedang ada di pekarangan ada
tanaman pisang, mangga, jambu air, nangka, ada rumput bayam, luntas dan lain-lain.
Lalu hewannya ada semut, belalang, kupu-kupu, kambing, sapi, ayam, itik, rayap dan
sebagainya. Di laut ada rumput laut dan jenis tumbuhan lain yang hidup di laut. Ini
menunjukkan adanya keanekaragaman tumbuhan dan hewan.
2. Nomenklatur dan Klasifikasi
Dunia makhluk hidup, keanekaragaman makhluk hidup terjadi karena adanya
mekanisme evolusi. Evolusi adalah perubahan secara perlahan dan berlangsung terus.
Pemikiran tentang adanya evolusi kehidupan didasarkan pada temuan adanya kemiripan
antar spesies makhluk hidup. Perbedaan yang sifatnya gradual sangat mungkin
disebabkan oleh seleksi alam.
Oleh karena itu, hanya keturunan yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya
yang akan mampu bertahan. Walaupun demikian, generasi yang telah beradaptasi
dengan segala perubahan fisiknya tetap membawa sifat-sifat pokok dari induknya.
8
Berikut penjelasan tentang sel :
1) Teori tentang sel
Teori ini muncul pada tahun 1839 oleh M. Schleiden seorang ahli botani dan
T. Schwann seorang ahli zoologi yang intinya adalah bahwa: ‘semua jasad hidup
terdiri dari sel”. Adapun Virchow (1858) mengemukakan bahwa: “semua sel berasal
dari sel sebelumnya”.
2) Bentuk dan ukuran sel
Bentuk dan ukuran sel sangat bervariasi karena bentuk sel itu tergantung dari
fungsinya. Bentuk sel pada kulit adalah pipih, pada urat saraf bulat panjang, pada
darah seperti diskusi (piringan). Ukuran sel juga bervariasi. Sel sebagai bagian dari
organ hewan atau manusia ukurannya sangat kecil yaitu kira-kira bergaris tengah
0,01 mm.
3) Struktur sel
Pada hakikatnya sel terdiri dari protoplasma yang dilindungi oleh lapisan yang
disebut membran. Protoplasma terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang agak
cair disebut sitoplasma dan bagian dalam yang agak padat disebut nukleoplasma.
4) Bagian-bagian dari sel
Inti Sel Inti adalah badan yang bulat, biasanya terletak dekat pusat sel terpisah
dari sitoplasma yang dibatasi oleh membran inti.
Sitoplasma adalah protoplasma yang menyertai selai terletak di luar inti, dan di
sebelah dalam dari membran sel.
Membran sel, fungsi dari dinding sel ialah melindungi bagian dalam dari sel dan
menetapkan bentuk dan kekakuan dari sel. Sebelah dalam dari dinding sel
terdapat plasma atau membran sel. Membran sel mengatur jalannya material ke
dalam dan ke luar sel.
9
Berikut persamaan dan perbedaan antara sel hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Struktur dasar semua sel sama yaitu terdiri dari :
1. Membran sitoplasma
2. Nukleoplasma.
Sedangkan perbedaannya yaitu:
1. Membran pada tumbuhan berdinding kaku terbuat dari selulosa sedangkan pada
hewan tidak berdinding sel.
2. Dalam sitoplasma sel tumbuhan terdapat kloroplas. Sedangkan pada hewan terdapat
sentrosoma yang berfungsi dalam pembelahan sel. Sentrosoma ini tak terdapat pada
sel tumbuhan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari segala semua yang telah diterangkan diatas kami tim penulis dapat
menyimpulkan beberapa point - point penting yang dapat dipetik dari makalah tentang
asal mula kehidupan di bumi. Point - point penting tersebut adalah :
1. Bahwa asal mula kehidupan itu sampai sekarang masih diperdebatkan dan belum
diketahui dengan pasti darimana dan kapan evolusi kehidupan telah ada.
2. Kehidupan telah menciptakan peradaban baru bagimakhluk hidup.
3. Kehidupan sangat diperlukan makhluk hidup untuk melestarikan jenisnya.
4. Semua makhluk hidup mengalami evolusi dari masa ke masa.
3.2 Saran
Jagalah alam kita dari kerusakan alam seperti pembakaran hutan dan pemanasan
global. Karena sesungguhnya alam lah yang memberikan kehidupan bagi kita semua
makhluk hidup tanpa terkecuali. Apabila Alam kita hancur maka kehidupan di dunia
akan hancur pula.
11
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Darmodjo Hendro, M.A. 1985. BUKU MATERI POKOK ILMU ALAMIAH
DASAR UNT 110/2SKS/MODUL 1-3. Universitas Terbuka. Karunika Jakarta.
12