Anda di halaman 1dari 19

Critical Book Review

ILMU ALAMIAH DASAR


KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA

DOSEN PENGAMPU
Dra.Mariaty Sipayung M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5


Ramot Kasih Sinaga (2192411029)
Vita Rosari Sinurat (2193111036)
Arroyo Tita Angraini (2193111035)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunianya, rahmatnya dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan CBR ini dengan
harapan dapat bermanfaat di mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar.

Dalam penulisan CBR ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari
semua pihak. Untuk itu saya berterimakasih kepada ibu Dra. Mariaty Sipayung, M.Si. selaku
dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang telah membantu dan memberi
pengarahan kepada kami sehingga CBR ini dapat selesai tepat waktu. Semoga CBR ini
didapatkan pengetahuan atau wawasan mengenai jurnal yang dikritik dan juga dalam pembuatan
CBR berikutnya akan lebih baik lagi.

Medan, Oktober 2020

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................
A.Rasionalisasi Pentingnya CBR..............................................................................................................
B.Tujuan Penulisan CBR...........................................................................................................................
C.Manfaat CBR.........................................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................................
RINGKASAN ISI..........................................................................................................................................
A.RINGKASAN BUKU 1..............................................................................................................................

B. RINGKASAN BUKU 2.............................................................................................................................

C. RINGKASAN BUKU 3............................................................................................................................

BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................................................................
KELEBIHAN BUKU................................................................................................................................
KELEMAHAM BUKU.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam meringkas dan
menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain,
mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.

B.Tujuan Penulisan CBR

Critical Book Report ini bertujuan :

Mengkritisi sebuah buku “Kemampuan Membaca” untuk mengetahui kelebihan dan


kekurangan dari sebuah buku. Dengan begitu, akan melatih kemampuan kita dalam mengkritik
sebuah buku dan juga meningkatkan minat dalam membaca buku.

C.Manfaat Penulisan CBR

1. Melatih kemampuan mengkritik buku.

2. Menambah wawasan terkait dengan kemampuan membaca.

3. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan
ringkasan buku , pembahasan  isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. Identitas Buku 1

Judul : Ilmu Kealaman Dasar

Penulis : Ir. Sudjatinah, M.Si.

Penerbit : Semarang University Press

Tahun : 2010

ISNB : 978-979-3948-92-8

Ringkasan Isi Buku 1

A. Biosfer

Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai, dan lautan
pada kira-kira2250 juta lalu, terbentuklah wahana bakal biosfer, yaitu suatu tempat tinggal
tempat makhluk hidup melangsungkan kehidupan. Dalam kehidupan makhluk hidup terbentuk
sistem hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi mengelilinginya.
Tempat dan sistem itulah yang disebut biosfer. Di bawah ada beberapa teori darimana dan
bagaimana makhluk hidup bisa menghuni bumi.

1. Teori Cosmozoa,

Teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup datang di Bumi dari bagian lain alam semesta ini.
Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda hidup itu
merupakan suatu partikel-partikel kecil.

2. Teori Pfluger,
Teori yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari
bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa
tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein
pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

3. Teori Moore,

Teori yang menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan
anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.

4. Teori Alien,

Teori yang menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon.
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan membentuk zat-zat yang
difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

5. Teori Transendental,

Teori atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara relegi bahwa benda hidup itu diciptakan
oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa di luar jangkauan Sains.

B. Evolusi Kehidupan

Makhluk hidup yang ada di permukaan Bumi beraneka ragam, tetapi secara garis besar makhluk
hidup dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang
termasuk makhluk, secara relatif tidak dapat pindah tempat (terutama tumbuhan tingkat tinggi),
sedangkan yang berhijau daun (berchlorophyl) dapat membuat makanannya sendiri dengan
mengambil energi dari sinar Matahari (autotroph): Sebaliknya, hewan seperti kebanyakan mobil,
artinya banyak bergerak atau pindah tempat. Hewan tidak dapat membentuk makanannya
sendiri, maka ia mengambil makanan dari makhluk lain (heterotroph).
Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana
tingkatnya, yang bersel tunggal dan hidup dari bahan anorganis sehingga tergolong tumbuhan.
Dari golongan tumbuhan itu, sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi
menjadi makhluk yang beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.

Perkembangan Kehidupan di Bumi

1. Periode Kuaner

2. Periode Tersier

3. Kreta (kapur)

4. Yura

5. Trias

6. Perm

7. Pennsylvania

8. Missisippi

9. Devon

10. Silur

11. Ordovicium

12. Kambrium

C. Evolusi Manusia

Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk
yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan masyarakat
ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan
persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Namun demikian, marilah kita
tinjau manusia dari segi biologi dan dari segi evolusi saja. Kekuatan utama yang mengarahkan
evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya mempergunakan bahasa dengan segala
macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh manusia. Bukti-bukti tentang adanya
evolusi manusia sebagai berikut.

1. Sifat-sifat dari Ordo Primata

2. Kera Manusia dan Afrika

3. Homo Erectus

4. Manusia Neanderthal

5. Manusia Modern

B. Identitas Buku 2

Judul : Ilmu Almiah Dasar

Penulis : Nelly Wedyawati, S.Si

ISSN :-

Download : https://www.academia.edu/8352579/Ilmu_Alamiah_Dasar

Jumlah Halaman : 52

Tahun : 2010

BAB 5

KEANEKARAGAMAN MAHKLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA

Pada awalnya, Bumi masih belum mengandung air; yang ada di luar hanya lithosfer dan
atmosfer.

Atmosfer semakin lama semakin dingin, dan akhirnya terbentuklah air (H2O) yang masih
berbentuk gas yang kemudian bentuk uap, dan akhirnya, setelah suhu cukup rendah dan
diperkirakan 100° C, terbentuklah embun dan hujan. Mulai saat itu, terbentuk sungai, danau, dan
lautan, tetapi belum terdapat kehidupan.

A. Biosfer

Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan terbentuknya benua, danau, sungai, dan
lautan pada kira-kira 2250 juta lalu, terbentuklah wahana bakal biosfer, yaitu suatu tempat
tinggal tempat makhluk hidup melangsungkan kehidupan. Dalam kehidupan makhluk hidup
terbentuk sistem hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi
mengelilinginya. Tempat dan sistem itulah yang disebut biosfer.

Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup atau makhluk Jika memiliki ciri-ciri (1)
melakukan pertukaran zat atau metabolisme; artinya adanya zat yang masuk dan keluar: (2)
tumbuh, artinya bertambah besar karena pertambahan dari dalam dan bergerak; (3) melakukan
reproduksi atau kembang biak, (4) memiliki irritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan
memberikan reaksi terhadap rangsangan itu; serta (5) memiliki kemampuan mengadakan
adaptasi terhadap lingkungan.

Sebelum makhluk hidup muncul di permukaan Bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu
lingkungan fisis saja. Oleh karena itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaimana makhluk
hidup itu menghuni bumi itu? Untuk menjawab pertanyaan itu terdapat beberapa teori, yaitu
antara lain:

1. Teori Cosmozoa

Teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup datang di Bumi dari bagian lain alam
semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup dan benda
hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil.

2. Teori Pfluger

Teori yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat
protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.

3. Teori Moore

Teori yang menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan
anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah hidup.
4. Teori Alien

Teori yang menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon.
hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan membentuk zat-zat yang
difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

5. Teori Transendental

Teori atau dari ciptaan yang merupakan jawaban secara relegi bahwa benda hidup itu
diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha kuasa di luar jangkauan Sains.

6. Konsep atau Teori Modern

Beberapa ahli Ilmu Alamiah dari Aristoteles sampai beberapa abad kemudian berpendapat
bahwa berdasarkan pengamatannya, benda-benda hidup itu mungkin dapat timbul dari benda
tidak hidup. Sebagai contoh, dinyatakan bahwa cacing berasal dari lumpur; ulat berasal dari
daging yang membusuk; kutu pakaian berasal dari kotak-kotak penyimpanan pakaian; tikus
berasal dari pakaian-pakaian bekas yang tersimpan lama. Pendapat demikian disebut abiogenesis
atau generatio spontanea.

Pada abad ke-17 Francisco Redi menyatakan bahwa daging yang dibebaskan dari
pencemaran lalat tidak menghasilkan ulat (larva). Kemudian antara tahun 1859-1861 Louis
Pasteur menunjukkan bahwa penguraian (pembusukan) bahan cairan kaldu dan peragian perasan
cair dari buah anggur disebabkan oleh mikro-organisme yang terbawa oleh udara. Hal ini sebagai
penegasan pendapat dari Spalanzani yang dikemukakan satu abad sebelumnya. Percobaan Louis
Pasteur menunjukkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lainnya. Dan terkenal
ucapannya Omne Vivo Ex Ovo, Omne Ovo Ex Vivo. Namun, pendapat ini tidak dapat menjawab
pertanyaan bagaimana asal-usul benda hidup yang pertama.

B. Evolusi Kehidupan

Makhluk hidup yang ada di permukaan Bumi beraneka ragam, tetapi secara garis besar
makhluk hidup dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
yang termasuk makhluk, secara relatif tidak dapat pindah tempat (terutama tumbuhan tingkat
tinggi), sedangkan yang berhijau daun (berchlorophyl) dapat membuat makanannya sendiri
dengan mengambil energi dari sinar Matahari (autotroph): Sebaliknya, hewan seperti
kebanyakan mobil, artinya banyak bergerak atau pindah tempat. Hewan tidak dapat membentuk
makanannya sendiri, maka ia mengambil makanan dari makhluk lain (heterotroph).

Mutasi yang berarti pindah, yaitu pindah jenis. dapat maju dan dapat mundur. Mutasi
mundur terjadi tetapi jenis yang lebih mundur atau lebih buruk akan mengakibatkan
kepunahannya sendiri. Mutasi maju hanya kadang-kadang ada dan ini mengakibatkan perubahan
ke arah kemajuan.

Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari: (1) geologi dan palaentologi; (2) morfologi dan
anatomi perbandingan; (3) reaksi fisiologis perbandingan; (4) penyebaran mahluk di muka bumi;
dan (5) embriologi.

Pada era Archeozoik, mulai muncul mahluk pertama seperti yang telah diuraikan diawal
bab ini. Pada era Proterozoik, mahluk yang pertama itu mengalami evolusi menjadi mahluk
bersel tunggal (Bakteri, Alga dan Protozoa). Pada era Palaeozoik, dalam periode Kambrium
muncul Trilobita, Brachiopoda; dalam periode Ordovici muncul hewan Chephalopada dan ikan;
dalam periode Silur muncul hewan Scorpio, Crinoidea, dan Karang; pada periode Devon muncul
ikan, permulaan hutan, dan Amphibia; pada periode Karbon bawah muncul tumbuhan kormofita
dan pada periode Karbon atas muncul Reptilia dan Insekta pertama; dan pada periode Perm
muncul beberapa jenis Reptilia. Pada era Mesowik dalam periode Trias muncul bangsa
Dinosaurus; alam periode Yura mulai muncul burung pertama, dalam periode Kreta merupakan
titik puncak Reptilia, muncul Anthofita. Pada era Cenozoik, dalam periode Tersier mucul
manusia primitive dan hewan mamalia lainnya.

C. Evolusi Manusia

Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari
makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan
masyarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan-persamaan dengan kera,
sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Namun demikian,
marilah kita tinjau manusia dari segi biologi dan dari segi evolusi saja.

Kekuatan utama yang mengarahkan evolusi manusia adalah inteligensinya, kemampuannya


mempergunakan bahasa dengan segala macam simbolnya dan kebudayaan yang dibina oleh
manusia. Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia sebagai berikut.

1. Sifat-sifat dari Ordo Primata

Bila kita bandingkan sifat-sifat (fenotipe) yang dipunyai oleh familia kera (Poiigidae)
dengan manusia, maka dengan mudah akan terlihat persamaan-persamaan tertentu di samping
perbedaan yang ada. Kebanyakan primata hidup di hutan dan memanjat. Manusia telah
kehilangan sifat yang demikian itu. Kebanyakan primata mempergunakan tangan dan kakinya
untuk memegang sesuatu. Manusia tidak lagi mempergunakan kakinya untuk memegang sesuatu
karena kaki dikhususkan untuk berjalan. Gigi primata adalah gigi pemakan segala, seperti halnya
gigi manusia. Pada mamalia, mata terletak di kedua belah samping kepala yang memungkinkan
pandangan dengan sudut yang luas karena ke dua mata tertuju ke depan.
Di samping persamaan-persamaan tersebut, banyak sifat yang membedakan manusia dari
kera. Salah satu di antaranya yang terpenting adalah volume otaknya. Familia kera yang terbesar,
gorila misalnya, volume tengkoraknya hanya sekitar 609 cc, sedangkan volume tengkorak
manusia modern yang terkecil lebih dari 900 cc. Rata-rata volume otak manusia modem ialah
1230 cc. Tulang dahi di atas mata dari kera sangat menonjol, sedangkan pada manusia modem
tidak demikian. Dahi manusia membentuk sudut yang tegak, sedangkan dahi kera membentuk
sudut yang tajam. Rahang bawah manusia membentuk dagu yang tajam, sedangkan rahang
bawah kera tidak demikian. Tangan kera lebih panjang dari pada tangan manusia.

2. Kera Manusia dan Afrika

Pada tahun 1924, Raymond Dart, seorang ahli anatomi yang mengaiar di Johanesburg,
menemukan sebuah fosil tengkorak dari pertambangan batu kapur Taung, Afrika Selatan. la
menamakan marga baru yang ditemukannya itu Australopithecus, makhluk berjalan tegak,
otaknya lebih besar daripada otak gorila, giginya lebih mendekati gigi manusia daripada gigi
kera.

Setelah itu, banyak fosil-fosil yang lebih lengkap ditemukan oleh Broom, Robinson, dan
rekan-rekannya. Para ahli belum mempunyai kesepakatan mengenai kedudukan Australopithecus
di antara primata. Ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut adalah kera yang aneh dan
tidak ada hubungannya dengan manusia. Para ahli yang lain berpendapat bahwa makhluk
tersebut tergolong subfamilia Autralopithecinae yang tidak lagi didapati kerabat yang hidup yang
mempunyai sifat-sifat campuran antara familia manusia (Hominidae) dan familia kera
(Pongidae).

Para ahli evolusi yang terdahulu seringkali menyebut-nyebut adanya mata rantai yang
hilang (Missing Link) yang menghubungkan manusia dengan kera. Beberapa ahli berpendapat,
sifat-sifat dari mata rantai yang hilang itu adalah antara kera dan manusia. Tengkorak
Australopithecus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau gorila; volume otaknya
diperkirakan kurang lebih 600 cc, separo dari volume otak manusia. Dahinya lebih menyerupai
dahi manusia. Bentuk rahang dan giginya seperti gigi manusia. Kemungkinan bahwa
Australopithecus merupakan nenek moyang dari manusia telah banyak dipikirkan oleh para ahli,
tetapi hal tersebut hanyalah merupakan suatu kemungkinan, setidaktidaknya sampai saat
sekarang juga.

Mary Leaky kemudian menemukan spesimen yang umurnya sekitar 3,5 juta tahun yang
oleh Johanson dan Smith diberi nama Australopithecus afarensis (Afar adalah suatu tempat di
Ethiopia tempat ditemukannya fosil tersebut). Afarensis inilah yang sekarang dianggap telah
berevolusi menjadi manusia karena umurnya lebih tua dari Australopithecus africanus. Jadi, jika
dijajarkan menurut usianya dapat diperoleh gambaran sebagai berikut: A. afarensis, A. Africanus,
A. Robustus, A. Bossei, lalu Homo habilis.

3. Homo Erectus
Pada tahun 1941, von Koningswald seorang ahli antropologi berbangsa Jerman, di Trinil
dekat Surakarta menemukan fosil yang ukurannya lebih besar dan dinamakan Megantropus.
Menurut Mary, nama yang lebih sesuai untuk Pithecantropus erectus adalah Homo erectus,
karena memang Homo (manusia). Penemuan di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black, guru
besar anatomi berkebangsaan Kanada yang pada saat itu mengajar di perguruan tinggi di Peking.
Dengan bantuan yayasan Rockefeller, Black melakukan penggalian di gua Chou Kou Tien, dekat
Peking yang dimulainya pada tahun 1927. Akhimya, Black menemukan fosil-fosil yang serupa
dengan yang telah diuraikan oleh Dubois dengan bagian-bagian yang lebih lengkap. Volume
otaknya kurang lebih 1000 cc (temuan Dubois volume otaknya kurang lebih 914 cc), yang
menunjukkan bahwa makhluk itu bukan kera, melainkan manusia.

Setelah meninggal pada tahun 1933, pekerjaan penggalian fosil dilanjutkan oleh Frans
Weidenreich. Banyak fosil ditemukan, termasuk fosil rusa dan hewan lain. Penemuan-penemuan
di gua-gua Chou Kou Tien dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun dugaan tentang hal-
ihwal Homo erectus. Weidenreich menamakan temuannya tersebut sebagai Sinanthropus
pekinensis atau manusia Peking, sedangkan menurut Mary, nama Homo erectus pekinensis lebih
sesuai daripada S. pekinensis. Usianya diperkirakan sekitar 500.000 tahun.

4. Manusia Neanderthal

Fosil-fosil manusia Neanderthal, ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di lembah
Neanderthal dekat Dusseldorf, Jerman. Manusia Neanderthal yang mempunyai ciri-ciri. agak
modern ditemukan pertama kali di gunung Carmel, Israel. Salah satu ciri yang sangat berbeda
dengan manusia Neanderthal sebelumnya ialah tulang keningnya yang tidak terlalu menonjol,
sedangkan bagian belakang kepalanya berbentuk lebih membulat.

Pada tahun 1957, di gua Sanidar, Irak, ditemukan suatu kerangka manusia yang utuh, yang
diperkirakan usianya sekitar 45.000 tahun. Tubuhnya lebih pendek daripada tubuh orang
Neanderthal, tonjolan alisnya tidak setajam tonjolan kening orang Neanderthal yang telah
ditemukan lebih dahulu. Penggalian-penggalian selanjutnya memberikan fakta bahwa mereka
tidak lagi mirip dengan manusia Neanderthal, tetapi lebih mendekati manusia Cro-Magnon.

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai makanannya ialah mereka makan hewan kecil,
seperti tikus sampai hewan-hewan besar seperti marmut. Dari jenis-jenis peralatan yang
ditemukan pada lapisan tanah tertentu, para ilmuwan ada yang berkesimpulan bahwa perbedaan
peralatan tersebut berhubungan dengan kebiasaan hidup mereka dari waktu ke waktu yang lain.
Mereka sudah mengenal api, mempergunakannya, dan jika perlu membuatnya juga.

Di samping menghuni gua, mereka sudah dapat membuat rumah tempat berteduh. Tanda-
tanda ke arah seniman dan penganut suatu kepercayaan pun dijumpai pada mereka. Tulang-
tulang mulai digores-gores dengan bentuk gambar tertentu. Mereka telah mengubur keluarganya
atau sesama mereka yang meninggal, suatu hal yang ada hubungannya dengan kepercayaan
tertentu. Dengan demikian, rupanya manusia Neanderthal telah mempergunakan akalnya,
inteligensinya, dan perasaannya sebagaimana halnya manusia modern. Oleh sebab itu, mereka
dianggap sebagai Homo sapiens yang paling purba.

5. Manusia Modern

Lebih kurang 75.000 tahun yang lalu, ketika benua Eropa berada di zaman es terakhir dan
dari peninggalan-peninggalan yang ditemukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok
Neanderthal diganti oleh manusia lain yang menyerupai manusia modern, Homo sapiens.

Manusia pengganti manusia Neanderthal itu disebut manusia Cro-Magnon, sesuai dengan
nama tempat ditemukannya fosil tersebut, di Francis pada tahun 1868. Dari tulang-tulangnya,
manusia Cro-Magnon diperkirakan lebih pendek daripada manusia modern, kepalanya lebih
besar, dagu menonjol, hidung mancung, gigi kecil-kecil dan rata, dan mukanya lebar kuat. Maka,
manusia ini lebih menyerupai orang Eropa sekarang. Diduga manusia Cromagnon adalah leluhur
orang Eropa, tetapi untuk ini diperlukan bukti-bukti yang lebih lengkap.

Dalam otaknya yang besar, mereka telah dapat menghasilkan kebudayaan yang banyak dan
jauh melebihi manusia Neanderthal. Lukisan-lukisan dan ukir-ukiran yang ditemukan di gua-gua
di Prancis menunjukkan buktibukti tentang adanya kebudayaan itu. Lukisan-lukisan tersebut
banyak yang berupa gambaran hewan-hewan, sedangkan dari patung-patung yang ditemukan
menunjukkan adanya pemujaan terhadap wanita. Perhiasan-perhiasan terbuat dari bahan-bahan
yang tahan akan pelapukan seperti tulang, gigi, rumah siput, dan lainlain.

Manusia primitif sekarang pun, seperti suku-suku terasing di Indonesia, Afrika, Australia,
atau Amerika Serikat banyak mengenakan perhiasan yang serupa. Mereka telah membuat senjata
untuk berburu, membuat perkakas untuk memotong, dan menjahit kulit untuk menjadi pakaian.
Di samping menghuni gua, mereka pun sudah dapat membuat rumah, kemah, dan hidup
bermasyarakat.

Meskipun demikian, yang penting ialah bahwa gagasan dan kebiasaan untuk menernakkan
hewan telah terbentuk. Tentunya mereka juga melihat bahwa tumbuhan itu tumbuh dari biji, hal
sedemikian ini mungkin dijumpainya di alam bebas. Pengamatannya itu menimbulkan
pengertian dan keinginan untuk mencoba menanam tumbuhan tertentu dari biji yang dapat
diperolehnya. Jika hal ini berhasil untuk berkebun dan beternak, mereka akan mendirikan
pemukiman yang tetap sehingga terbentuklah masyarakat yang lebih besar. Karena tanah-tanah
yang subur biasanya terletak jauh dari gua, maka mereka perlu membuat tempat berteduh atau
rumah.

Desa-desa yang pertama diketahui orang ialah di sekitar delta sungai Nil yang membentang
ke Palestina, Syria, Turki, sampai ke Iran. Demikianlah kurang lebih evolusi sebagian dari
kebudayaan manusia Cro-Magnon, meskipun hal tersebut hanya berdasarkan dugaan yang
didasarkan atas penemuan-penemuan benda purba.
C. Identitas Buku 3

Judul : Ilmu Kealaman Dasar

Penulis : Nurdiana, S.P, M.P.

Penerbit : Pustaka Lombok

Tahun : 2016

ISNB : 978-602-70165-5-2

Ringkasan Isi Buku 3

A. Asal Mula Kehidupan Menurut Sain

Teori Penciptaan Khusus (Kreasi Khas)


Teori ini didorong oleh Pastor Suarez yang menghubungkan asal kehidupan dengan kejadian
supernatural.

Teori Kosmozoan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Helmholtz, Richter, dan Arrhenius dan memercayai
bahwa kehidupan sederhana berupa spora atau biji berpindah dari bagian alam semesta ke bumi
yang tandus. Konsep ini juga dikenal sebagai teori Kosmozoan atau kosmos atau panspermia.

Teori Katastrofisme
Dikemukakan oleh Cuvier dan teori mekanistik serupa oleh Haeckel, teori ini berpendapat bahwa
Bumi mengalami sejumlah bencana dan kehidupan baru muncul dari materi anorganik yang
tersisa setelah kehancuran.

Teori Uniformitarianisme
Teori ini percaya bahwa permukaan Bumi mengalami perubahan geografik karena sedimentasi
dan siklus erosi. Lapisan sedimen tersebut akan memerangkap fosil.

Teori Gradualisme
Perubahan geologis terjadi secara lambat dan berlangsung terus-menerus. Perubahan geologis
disebabkan oleh erosi dan pembentukan lapisan sedimen atau lapisan batuan di laut.

Teori Spontan
Teori ini dikemukakan oleh filsuf Yunani seperti Empedocles, Thales, Anaximander, Aristoteles,
dan Plato. Pengikut teori ini percaya bahwa asal-usul kehidupan di Bumi muncul secara spontan
dari materi tidak hidup (abiogenesis).

Teori Biogenesis
Teori ini menyebutkan bahwa asal kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. Ilmuwan yang
mendukung teori ini termasuk Fransisco Redi, Lazzaro Splanzani, dan Louis Pasteur. Ketiganya
melakukan percobaan yang berbeda-beda.

Dari ketiga percobaan tersebut, tercetuslah frasa Omne Vivum Ex Ovo (makhluk hidup dari
telur), Omne Ovum Ex Vivo (telur dari makhluk hidup), Omne Vivum Ex Vivo (makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup).
Teori Evolusi Kimia
Teori asal-usul kehidupan di Bumi selanjutnya adalah teori evolusi kimia yang dikemukakan
oleh Oparin. Ia menyebutkan bahwa kondisi Bumi yang berkembang sehingga mendukung
kehidupan makhluk hidup. Makhluk hidup sederhana di awal kehidupan berasal dari komponen-
komponen penyusun kehidupan. Makhluk hidup sederhana berevolusi menjadi makhluk hidup
yang lebih kompleks.

B. Pandangan Sains tentang Asal Usul Manusia.


Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-
usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang
disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang
hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui oleh
Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil
membuktikan bahawa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun
1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari
yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).

Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada hakikatnya
merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert Darwin
pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan
evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara
perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi
spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau
binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah
menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah
diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia beri judul The Origin of the Species by Means
of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun
1871 yang kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.
Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:
1.Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami perubahan
menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari lautan.
2.Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan anorganik
dengan energi dari halilintar membentuk senyawa makromolekul sebagai komponen-
komponen pembentuk sel.
3.Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara progresif, akibat
kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-enzim terjadi percepatan
reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta ibril internal sebagai bagian sel
primitif yang merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.
4.Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan analogi
perkembanganinvertebrata dari air ke darat.
5.Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk
sederhana menuju bentuk yang kompleks.
6.Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa mutasi gen yang
terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu populasi.

BAB III

PEMBAHASAN

Annalisis Buku 1

Kelebihan Buku

 Penulisan isi buku telah disusun secara sistematis dan terstruktur sehingga ketika ingin
membacanya, dapat lebih mudah.
 Bahasa yang digunakan lugas, jelas, dan terperinci
 Materi yang terkandung di dalam bukunya lumayan lengkap.

Kelemahan Buku

 Beberapa materi dinilai kurang lengkap dan minim penjabaran. Di telisik dari judul bab
yaitu 'Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya' tetapi yang dijelaskan
hanyalah keanekaragamannya. Sedangkan persebarannya kurang di jabarkan.

Annalisis Buku 2

Kelebihan:

1. Materi pada buku ini di jelaskan secara mendetail dengan menampilkan tabel-tabel
tentang sebuah teori dengan jelas.
Kelemahan:
1. Buku ini tidak memiliki ISSN buku.
2. Materi memiliki banyak kekurangan materi dari buku pembanding yang lain.
3. Banyak terdapat kesalahan ejaan seperti “cirri” yang seharusnya “ciri” dan juga
penggunakan tanda baca yang berlebihan “bergerak;;” yang seharusnya “ bergerak; ”

Annalisis Buku 3

Kelebihan:

1. Buku ini telah memiliki ISSN buku


2. Materi pada buku ini di jelaskan secara mendetail dengan menampilkan tabel-tabel
tentang sebuah teori dengan jelas.
Kelemahan:

1 Materi memiliki banyak kekurangan materi dari buku pembanding yang lain.
2 Banyak terdapat kesalahan ejaan seperti “cirri” yang seharusnya “ciri” dan juga
penggunakan tanda baca yang berlebihan “bergerak;;” yang seharusnya “ bergerak; ”

DAFTAR PUSTAKA

Sudjatinah. 2010. Ilmu Kealaman Dasar. ISBN: 978-979-3948-92-8. Universitas Semarang.

Wedyawati, Nelly. 2010. Ilmu Ilmiah Dasar. SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP) MELAWI.

Nurdiana. 2016 . Ilmu Alamiah Dasar. ISBN 978-602-70165-5-2. Lombok.

Anda mungkin juga menyukai