Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA


MENURUT AL-QURAN DAN SAINS

DI SUSUN OLEH:
ELFA SHO’IMATUZ ZAHRO
NIM:2022.06.10.002

DOSEN PENGAMPU:

LILIS SETIAWATI,M.Pd

NIDN:

PENDIDIKANGURUMADRASAHIBTIDAIYAH(PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,“PROSES
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA MENURUT ALQURAN DAN SAINS”
dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini
dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun
melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen mata kuliah kami, Ibu Lilis Setiawati M.Pd., dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

Lubuklinggau, 01 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .............................................................................................. 2
A. Tujuan makalah................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
A. Pengertian alam semesta ...................................................................................... 3
B. Proses terbentuknya alam semesta menurut Al-Quran.......................................... 3
C. Proses terbentuknya alam semesta menurut Sains ................................................ 5
D. Dalil
Al-
Quran
tentang
terbentu
knya
alam .................................................................................................................... 7
1. Qs.al-anbiya ayat 30 ...................................................................................... 7
2. Qs.adz-zariyat ayat 47 ................................................................................... 7
3. Qs.fussilat ayat 9-12 ...................................................................................... 8
4. Hud ayat 7 ..................................................................................................... 9
5. Al-an’am ayat 73 ........................................................................................... 9
6. Al-a’raf ayat 54 ............................................................................................. 9
7. Ibrahim ayat 48.............................................................................................. 9
E. Tujuan diciptakan alam semesta .......................................................................... 10

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................. 12


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta perlu dibahas karena Alam begitu istimewa, dan banyak yang bisa di
pelajari didalam-Nya. Semakin jauh manusia mengungkap alam semesta beserta skala ruang
dan waktunya yang luas serta keanekaragaman objeknya yang tak terkira, semakin mereka
sadar bahwa manusia sama sekali tidak istimewa dan hanya merupakan sebutir debu dalam
lingkup semesta. Alam dalam bukunya Osman Bakar yang berjudul Tauhid dan Sains
mengatakan bahwa alam adalah sumber berbagai jenis pengetahuan, matematika, fisika,
metafisika, ilmiah dan spiritual, kualitatif dan kuantitatif, praktik dan estesis. Alam semesta
merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja
yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari
bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta, akan tetapi
menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan oleh
manusia.
Banyak pandangan-pandangan tentang alam semesta menurut beberapa para ahli
dan filsuf. Allah juga telah banyak menerangkannya di kitab Al-Quran. Namun terjadinya
alam semesta hanya Allah SWT yang tahu. Bagi manusia alam semesta masih merupakan
misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh rahasia. Meskipun demikian, para
ahli ilmu pengetahuan alam masih terus mengadakan penelitian-penelitian untuk
mengungkapkan misteri tersebut. Alam semesta adalah ciptaan Allah Swt yang
diperuntukkan kepada manusia yang kemudian diamanahkan sebagai khalifah untuk menjaga
dan memelihara alam semesta ini, selain itu alam semesta juga merupakan mediasi bagi
manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang terproses melalui pendidikan. Artikel ini
membahas tentang Hakikat alam semesta menurut Filsuf Islam, yang berisi tentang
pengertian alam, proses pembentukan Alam Semesta menurut Al-Quran dan Sains.
Artikel ini menggunakan studi literatur untuk mengumpulkan data yang dilakukan
dengan penggunaan literasi kepustakaan. Metode pengumpulan data menggunakan berbagai
referensi teori dalam bidang Islam yang berkaitan dengan penelitian. Adapun sumber data
dalam penelitian ini berupa buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situssitus di internet.
Output dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan perumusan
masalah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Alam semesta?
2. Bagaimana proses pembentukan alam semesta menurut Al-Quran?
3. Bagaimana proses pembentukan alam semesta menurut sains?
4. Bagaimana dalil Al-Quran yang memuat tentang alam?
5. Apakah tujuan diciptakannya Alam semesta?

C. Tujuan makalah
1. Menjelaskan pengertian dari Alam semesta.
2. Menjelaskan proses terbentuknya Alam semesta menurut Al-Quran.
3. Menjelaskan proses terbentuknya Alam semesta menurut Sains.
4. Menguraikan dalil Al-Quran tentang Alam semesta.
5. Menjelaskan tujuan di ciptakannya Alam semesta.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Semesta Alam


Alam merupakan segala sesuatu selain Allah yang ada di langit dan di bumi. Secara
filosofis, alam itu kumpulan substansi yang tersusun dari materi dan bentuk yang ada di
langit dan bumi. Alam dalam pengertian ini adalah alam Jagad raya, yang dalam bahasa
Inggris disebut Universe. Menurut Muhamad Abdu, orang Arab sepakat bahwa kata “alamin”
tidak digunakan untuk merujuk kepada segala sesuatu yang ada, seperti alam, batu dan tanah,
tetapi mereka memakai kata alamin untuk merujuk kepada semua makhluk Tuhan, yang
berakal, seperti alam manusia, hewan dan tumbuhan. Sirajuddin Zar merujuk alam dalam
pengertian alam semesta itu menggunakan "assamaawaat wa al-ardh wa maa baynahumaa"
yang disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 20 kali. Kata ini mengacu kepada dua alam yaitu
alam fisik seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan alam non fisik atau alam gaib, seperti
alam malaikat, alam jin dan alam ruh.

Menurut Abu Al-’Ainain menyebut alam semesta dalam filsafat dengan istilah al-
kaun yang berarti segala sesuatu yang diciptakan Allah, yang mencakup nama segala jenis
makhluk, baik yang dapat dihitung maupun yang dapat dideskripsikan saja. Al-kaun sebagai
makhluk Allah dapat dibagi menjadi dua kategori, ‘alam al-syahadah (yang dapat dikenali
melalui Panca Indera seperti langit dan bumi), dan alam al-ghoib (yang hanya dapat dikenali
melalui wahyu ilahi, seperti alam malaikat dan jin).

Di dalam Al-Quran kata yang berkaitan dengan alam adalah kata kerja “Khalaqa”
untuk menciptakan dan kata benda “Kholaq” untuk ciptaan, kata itu disebut sebanyak 253
kali, menunjukkan tindakan penciptaan sebagai kata kerja lebih banyak dari pada penciptaan
sebagai kata benda. Menurut Hasan Hanafi, alam adalah bukan sebagai benda tetapi
merupakan sebuah persepsi kebudayaan yang menentukan sikap manusia terhadap alam.
Aristoteles juga berpendapat, alam ini terbagi ke dalam dua bagian: alam langit dan alam
bumi. Seluruh alam ini bagaikan bulatan (bola) raksasa, berpusat pada bumi dan sekitarnya
hingga ke orbit bulan, yang merupakan batas alam bumi. Sedangkan apa yang berada di atas
bulan sampai ke bulatan langit pertama adalah alam langit. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
alam semesta bermakna sesuatu selain Allah Swt, maka apa-apa yang terdapat di dalamnya
baik dalam bentuk konkret (nyata) maupun dalam bentuk abstrak (ghaib) merupakan bagian
dari alam semesta berkaitan satu dengan lainnya.

B. Proses terbentuknya alam semesta menurut Al-Quran

Mengenai proses penciptaan alam semesta, Al-Quran telah menyebutkan secara gamblang
mengenai hal tersebut, dan dapat dipahami bahwa proses penciptaan alam semesta
menurut Al-Quran adalah secara bertahap. Hal ini dapat diketahui melalui firman Allah Swt.
dalam Surat Al-Anbiya ayat 30:

3
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
yang beriman?”

Pemisahan langit dan bumi dari suatu keadaan yang padu terjadi dengan serta merta (kun
fayakun) atas perintah Allah SWT sesuai keterangan pada Surat An’am ayat 73:
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika dia berkata “Jadilah!”
maka jadilah sesuatu itu Firmanya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada
waktu sangkakala ditiup. Dan Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha
bijaksana, Maha teliti.” Penciptaan alam semesta juga berarti mengikuti proses yang telah
ditentukan oleh Allah Swt. yaitu selama enam masa sesuai dengan Surat Al-A’raf ayat 54:
“Sungguh Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu
Dia bersemayam diatas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, bintang-bintang tunduk kepada perintah-
Nya.Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah Tuhan seluruh
alam.”

Enam masa penciptaan langit dan bumi terdiri atas penciptaan langit dan penciptaan bumi
sendiri dilakukan secara bertahap selama dua masa seperti diterangkan dalam Surat Fushilat
ayat 9 dan 12, sedangkan penciptaan makhluk di muka bumi dilakukan empat masa seperti
diterangkan dalam surat Fusilat ayat 10. Tahapan masa kehidupan perkembangan makhluk di
bumi di jelaskan lebih rinci pada pembahasan pada penciptaan makhluk di bumi. Langit yang
diciptakan oleh Allah dibangun dengan kekuasaan-Nya dan diperluas secara terus menerus
sesuai dengan keterangan pada surat Adz-Dzariyat ayat 47:
“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya.”

Keterangan ayat tersebut didukung oleh data pengamatan yang dilakukan oleh ahli astronomi
dari Amerika yang mengumpulkan dan menginterpretasikan data hasil observasi dengan
menggunakan teleskopnya pada tahun 1929, bernama Edwin Huble. Ia menemukan bahwa
bintang dan galaksi ternyata bergerak saling menjauh satu sama lain dengan menginterpretasi
spektrum galaksi yang bergerak ke arah warna merah. Namun meluasnya alam ternyata
terjadi semakin cepat.

Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya alam semesta menurut sains
modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Quran tidak dapat disangkal
lagi kebenarannya. Ayat-ayat di atas Allah menganjurkan kepada hamba-Nya untuk melihat
dan memikirkan fenomena alam, dan dengan melihat keteraturan dan koordinasi di dalam
sistem penciptaan dan koordinasi di dalam sistem penciptaan dan keajaiban-keajaibannya
akan lebih mendekatkan kepada-Nya. Diharapkan melalui pengetahuan tentang alam, akan
melihat kebesaran Allah sebagai pencipta.Pengakuan ini diikuti dengan mematuhi perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya agar manusia tidak melakukan kerusakan di muka bumi.

4
C. Proses Terbentuknya Alam Semesta menurut Sains
Alam semesta merupakan ruang kosong maha luas tanpa batas, tanpa sinar terang, tanpa
gaya apapun, tanpa gravitasi apapun, tidak ada pengertian atas dan bawah, juga tidak ada
pengertian utara-selatan, timur dan barat, yang di dalamnya berisi 1 miliar galaksi dan tiap-
tiap galaksi terdiri dari 100 miliar bintang, dimana tiap-tiap bintang adalah matahari dengan
tata suryanya sendiri-sendiri.

Pandangan mengenai asal-usul alam mulai dapat dikoreksi dari berbagai pemikiran para
saintis berabad-abad yang lalu. Dalam era fisika klasik (abad XVII-XVIII), Isaac Newton
menggagas bahwa alam semesta ini bersifat statis. Tidak berubah status totalitasnya dari
waktu tidak terhingga lamanya yang telah lampau, sampai waktu tidak terhingga lamanya
yang akan datang. Gagasan tentang alam tersebut secara tidak langsung menggambarkan
bahwa alam tidak berawal dan tidak berakhir, atau dengan kata lain, alam ada tanpa adanya
proses penciptaan.

Pandangan klasik Newton ini didasarkan pada pengalaman para fisikawan di


laboratorium, bahwa materi itu bersifat kekal. Pandangan ini kemudian dikukuhkan oleh
Lavoisier pada akhir abad XVIII dengan “Hukum Kekekalan Materi”. Pandangan bahwa
alam ini kekal, kemudian dikenal sebagai Pandangan Klasik Newtonian.

Awal abad XX, muncullah Albert Einstein, yang berusaha melukiskan bahwa alam
benarbenar statis dalam bentuk rumus matematika yang rumit.Namun, Friedman menyatakan
bahwa rumusan Einstein itu justru menggambarkan bahwa alam ini dinamis dan hal inilah
yang tepat sehingga dikenal sebagai Model Friedman tentang alam.

Dari gagasan-gagasan di atas, maka lahirlah konsepsi, bahwa sekitar 15 miliar tahun
yang lampau di dalam ruang kosong luas tanpa batas terdapat sebongkah besar inti atom
padat meledak sangat dahsyat melepaskan zat hidrogen ke segala arah menjadi galaksi-
galaksi bintang, dengan proses pembentukan atom yang lebih berat, sehingga di bumi kita ini
terdapat 106 unsur atom. Dan kini sisa energi ledakan itu mengakibatkan materi alam
(galaksi-galaksi) saling menjauh. Gagasan mengenai asal-usul alam ini kemudian dikenal
sebagai Teori Big Bang.

Semua massa atau benda-benda yang akan membentuk alam semesta seperti: galaksi,
bintang, semua nebula, gas Matahari, seluruh planet, satelit maupun zat-zat kosmos lainya,
berkumpul menjadi satu di bawah tekanan yang paling tinggi dan sangat kuat. Sehingga
menyebabkan pecah dan runtuh berantakan, jadi berkeping-keping. Kepingan tersebut
akhirnya menjadi bintang-bintang, matahari, planet, satelit, galaksi nebula dan benda-benda
semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong.

Teori Big Bang juga menjelaskan bahwa alam semesta berkembang dengan sangat cepat
dalam beberapa mikrodetik yang pertama. Dimulai dengan kabut hidrogen yang berputar
melanda dan alam semesta berkembang dari suatu materi yang terdiri atas proton, elektron
dan neutron yang berada dalam lautan radiasi dengan suhu yang sangat tinggi.

5
Ketika alam mengembang,suhu materi semakin turun sehingga terbentuk banyak helium,
deuterium, dan unsur ringan lainya dialam semesta. Kondisi ini sesuai dengan kenyataan
yang terjadi di jagat raya. Alam dengan asap yang melimpah, yang merupakan 90% dari
semua materi kosmos ini. Dengan gerak acak awan seperti itu, atom-atom kadang bergabung
secara kebetulan untuk membentuk kantong-kantong gas yang padat. Dari peristiwa ini
muncul bintang-bintang, demikianlah secara perlahan setelah melalui kira-kira dua puluh
miliar tahun, akhirnya terbentuklah galaksi-galaksi yang terus berkembang, juga bintang-
bintang, matahari serta planet-planet yang mengitari bumi yang dihuni manusia. Inilah
sebuah sistem planet dengan matahari sebagai pusatnya yang disebut tata surya. Permulaan
alam seperti ini dalam filsafat Islam disebut gerak transuptansial yaitu gerak alam yang
bukan horizontal, melainkan vertikal ke arah yang lebih sempurna.

Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan Edwin
Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount
Wilson tahun 1924. Ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop
raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut. Menurut
teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi
tempat observasi cenderung mendekati warna merah. Pengamatan tersebut memberi
kesimpualan bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu
kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau
dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.

Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einstein yang menyimpulkan bahwa alam semesta
dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada mulanya
terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula matematisnya dan
berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan
bahwa alam itu dinamis.

Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan
ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam semesta, radiasi tersebut dinamai
radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965
keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan
bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.

Keempat, adanya jumlah unsur hidrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan
perhitungan konsentrasi hidrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut.
Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hidrogen di alam semesta telah habis berubah
menjadi helium.Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang
saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh Jagad raya.

Ahli Fisika George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan tersebut seperti sebuah
balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka
seluruh bintik itu akan terlihat saling me njauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu bukan
hanya sekedar “teori”, tetapi sudah menjadi “keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu, dapat
diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/detik untuk

6
setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta
dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.

D. Dalil Al-Quran Tentang Terbentuknya Alam Semesta

1. Qs.Al-anbiya ayat 30

َْْْ‫لْيُؤ ِمنُون‬ َّْ ُ‫ضْكَانَت َاْ َرتقًاْفَفَت َق ٰن ُه َماْْ َو َجعَلنَاْمِنَْْال َم ۤاءِْْك‬


ْ َ َ‫لْشَيءْْ َحيْْْاَف‬ َْ ‫تْ َواْلَر‬ َّْ َ ‫اَ َولَمْْيَ َْرْالَّذِينَْْ َكف َُر ْٓواْا‬
ِْ ‫نْالسَّمٰ ٰو‬

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?”. QS. Al-Anbiya’: 30.
Secara umum ayat ini membahas tentang keesaan Allah Swt., yang terdapat pada penciptaan
langit dan bumi. Allah mencela orang-orang musyrik yang menyembah tuhan-tuhan
selainNya karena tidak memikirkan tanda-tanda ke-Esaan-Nya yang dipancangkan di dalam
alam. Kemudian, Allah mengarahkan perhatian mereka, bahwa mereka tidak patut
menyembah berhala dan patung, karena Tuhan yang Kuasa atas seluruh makhluk ini Dialah
yang berhak disembah, bukan batu atau pohon yang tidak dapat mengelakkan kemudaratan,
tidak pula kuasa mendatangkan manfaat.
Sesuai dengan ayat pertama yang artinya;“Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa dahulu langit dan bumi itu berpadu dan saling berhubungan, kemudian Kami
memisahkan keduanya dan menghilangkan kesatuannya”. Ahli astronomi dewasa ini juga
mengatakan hal yang sama. Mereka menetapkan bahwa matahari adalah bola api yang
berotasi (berputar pada sumbunya) selama jutaan tahun. Ditengah-tengah perjalanannya yang
cepat, planet kita (bumi) dan planet-planet lain dari garis khatulistiwa matahari terpisah dari
padanya dan menjauh. Hingga kini bumi kita tetap berotasi dan berevolusi menurut sistem
tertentu, sesuai dengan hukum daya tarik.

Selanjutnya, dikatakan bahwa segala kehidupan itu berasal dari air. Tiga ahli kosmologi dan
astronomi, yaitu Georges Lamaitre, George Gamow, dan Stephen Hawking menjelaskan
bahwa atom-atom yang tebentuk sejak peristiwa Big Bang adalah atom Hidrogen (H) dan
Helium (He). Adapun air terdiri dari atom hidrogen dan oksigen (H2O), artinya, sejak tahun
1400 tahun silam Alquran telah menyebutkannya jauh sebelum tiga pakar tersebut
mengemukakan teorinya.

2. QS.Adz-Zariyat ayat 47

َ َّ ‫ىدْْْواِنا‬
(47) ‫ْلمْو ِس ُعْون‬ َّ ٰ َ‫س َم ۤاْ َءْبَن‬
َ‫ْين َهاِْْباْي‬ َّ ‫ْْْ َوال‬

ْ ْ

7
Artinya: “Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami
benar-benar meluaskannya”. QS. Adz-Zariyat: 47.

Lamusi’un berasal dari kata Al-Wus’u yang berarti tenaga. Secara umum, setelah Allah
Swt., memasukkan terjadinya penghimpunan dan memberikan dalil-dalil yang menunjukkan
bahwa penghimpunan itu pasti terjadi tanpa diragukan lagi, maka Allah Swt., menunjukkan
keesaan dan kebesaran kekuasaan-Nya.

Diterangkan bahwa Allah Swt., telah menciptakan langit tanpa tiang, dan menghamparkan
serta membentangkan bumi ini supaya bisa didiami oleh manusia maupun binatang, dan Dia
telah menciptakan pula masing-masing jenis binatang sejodoh-sejodoh,jantan atau betina,
supaya keberadaan segala jenis binatang tetap berlangsung sampai dengan kebinasaan alam
ini, sesuai dengan yang dikehendaki Allah Swt.

Dan sesungguhnya Allah Swt., telah membangun langit dengan kemampuan-Nya yang
mengagumkan dan kekuasaan Yang Maha Besar. Dan sesungguhnya Allah Swt., benar-benar
Maha kuasa untuk melakukan hal itu tanpa mengalami keletihan maupun kepayahan.
Pernyataan ini merupakan sindiran terhadap kaum Yahudi yang mengatakan bahwa Allah
Swt., menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Lalu beristirahat pada hari ketujuh
dengan berbaring di atas ‘Arsy.

3. QS Fussilat ayat 9-12

{)9(ْ َ‫ْربُّ ْالعَالَمِين‬ َ َ‫ْوت َجعَلُونَ ْلَهُْأَندَادًاْذَلِك‬ َ ‫ضْفِيْيَو َمي ِن‬ َ ‫قُلْأَئِنَّكُمْلَت َكفُ ُرونَ ْبِالَّذِيْ َخلَقَ ْاألر‬
ْ‫)ْث ُ َّمْاست ََوى‬10(ْ َ‫سائِلِين‬ َّْ ‫اْوقَد ََّرْفِي َهاْأَق َوات َ َهاْفِيْأَر َبعَةِْأَيَّامْسَ َوا ًءْلِل‬ َ ‫اركَ ْفِي َه‬ َ ‫ِيْمِنْفَوقِ َه‬
َ َ‫اْوب‬ َ ‫اْر َواس‬ َ ‫ْ َو َجعَلَ ْفِي َه‬
ْ‫سب َع‬
َ ْ َّ
‫ُن‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ض‬
َ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ْ) 11 (ْ ‫ع‬
َ‫ِين‬ ‫ئ‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ط‬ ْ‫َا‬ ‫ن‬‫ي‬َ ْ
‫ت‬َ ‫أ‬ْ‫َا‬ ‫ت‬َ ‫ل‬‫ا‬َ ‫ق‬ْ‫ًا‬‫ه‬ ‫َر‬
‫ك‬ ْ ‫و‬ َ ‫أ‬ ْ‫ا‬‫ع‬ً ‫و‬ َ
‫ط‬ ْ‫ا‬‫ي‬َ ‫ت‬
ِ ‫ِئ‬ ‫ا‬ْ ‫ض‬
ِ ‫ِألر‬ ‫ل‬‫اْو‬
َ َ‫ه‬ َ ‫ل‬ْ ‫ل‬
َ ‫ا‬َ ‫ق‬َ ‫ف‬ْ ٌ
‫ن‬ ‫َا‬ ‫خ‬ ُ ‫د‬ ْ ‫ِي‬
َ ‫ْو‬
‫ه‬ َّ ‫ِإلَىْال‬
َ ِ‫س َماء‬
ْ ‫يزْالعَل ِِيم‬ِ ‫ِيرْالعَ ِز‬ ً
ُْ ‫ْوحِ فظاْذَلِكَ ْت َقد‬ َ ‫صابِي َح‬ َ ‫س َما َءْالدُّنيَاْبِ َم‬ َّ ‫َاْوزَ يَّنَّاْال‬ َ
َ ‫س َماءْأم َره‬ َ ْ‫ْوأو َحىْفِيْكُ ِل‬ َ َ ‫س َم َواتْفِيْيَو َمي ِن‬ َ
َ
1({َْ‫ْربُّ ْالعَالمِين‬ َ َ َ
َ َ‫ْوت َجعَلونَ ْلهُْأندَْادًاْذلِك‬ ُ َ ‫ْضْفِيْيَو َمي ِن‬ َّ
َ ‫قُلْأئِنكمْلت َكف ُرونَ ْبِالذِيْ َخلقَ ْاألر‬
َ ُ َ ُ َّ َ

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya (yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)Nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. keduanya menjawab “Kami datang dengan
suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang
Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”. (QS. Al-Fussilat ayat 9-12)

Setelah Allah Swt., menyuruh Rasul-Nya agar berkata kepada orang-orang musyrik:
Sesungguhnya apa yang aku terima lewat wahyu ialah, bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan

8
Yang Maha Esa, maka murnikanlah untuk-Nya ibadahmu, lalu dilanjutkan dengan
keterangan yang menunjukkan atas kesempurnaan kekuasaan dan hikmah-Nya dalam
menciptakan langit dan bumi pada tahapan-tahapan yang berbeda-beda secara berurut-urut,
dan Bahwa Dia telah menyempurnakan bagi masing-masing langit itu hal-hal yang mereka
siap melaksanakannya, dan Dia menghiasi langit dengan bintang-bintang dan planet-planet,
baik yang tetap maupun yang berlayar. Dan itu tidak mengherankan, karena itu semua adalah
ketentuan dari Tuhan Yang Maha Perkasa, Yang Maha Menang atas urusan-Nya, lagi Maha
Mengetahui atas segala sesuatu yang ada dilangit maupun dibumi, tidak ada sesuatu pun pada
keduanya yang tersembunyi bagi Allah Swt. Maka, kamu mudah saja menganggap patung-
patung dan berhalaberhala sebagai sekutu-sekutu Allah Swt., padahal patung-patung dan
berhala-berhala itu tidak mempunyai satu andil pun dalam menciptakan dan menakdirkan
langit dan bumi.

4. Hud ayat 7
ۢ َ‫ْولَئِنْقُلتَ ْإِنَّكُمْ َّمبعُوثُون‬
ِْ‫ْمِنْبَعدِْٱل َموْت‬ َ ْ‫ع َم ًل‬ َ ‫علَىْٱل َمآْءِ ْ ِليَبلُ َوكُمْأَيُّكُمْأَح‬
َ ْ‫س ُن‬ َ ْ‫عرشُهُۥ‬ َ ‫ضْفِىْ ِستَّةِْأَيَّام‬
َْ ْ َ‫ْو َكان‬ َ ‫ِْوٱألَر‬ َّ ‫َوه َُوْٱلَّذِىْ َخلَقَ ْٱل‬
َ ‫س ٰ َم ٰ َوت‬
ٌْ ‫لَيَقُولَ َّنْٱلَّذِينَ ْ َكف َُر ْٓو ۟اْإِنْ ٰ َهذَآْْإِ َّْلْسِح ٌرْ ُّمبِي‬
‫ن‬

Artinya:”Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas
air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika engkau berkata
(kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang
kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata.”
5.Al-An’am ayat 73
َ ‫َو‬ ‫ا‬
ْ ُ َّ ُ َّ
َ‫مَم أب ُعوثون َِم ۢنَب أع ِدَٱلم أو ِت‬
ُْ ِ ْ
ُ ‫َٱلم ٓاءَلي أب ُلو ُك أمَأ ُّي ُك أ َ أ‬ ُ ُ َّ َّ ‫َٱلسم ََٰٰ ََٰٰو تَو أٱْل أرض َِف‬ َّ َّ ُ
‫ئَقلت َِإنك‬ ِ ‫مَأحسنَعمًلََۗول‬ ِ ِ ‫َست ِ ٌةَأي ٍامَوكانَع أرشهۥَعَل‬
ُِّ ِ ‫أ‬ َّ ٓ ِ ‫ىَخلق ٓ ۟ أ‬ َّ ‫ه ُوَٱل ِذ‬
َّ
َ ِ ‫َسح ٌرَم ِب‬
‫ئ‬ ِ ‫ليقولنَٱل ِذينَكف ُروا َِإنَه َََٰٰٰذا َِإَّل‬
.
Artinya:” Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah!”
Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu
sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha bijaksana, Maha
teliti.”

6. Al-A’raf ayat 54

ْ
Artinya:” Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah!
Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.”

7. Ibrahim ayat 48

ِ ‫لِلْال َواحِ ِْدْالقَ َّه‬


ْ‫ار‬ ْ ِ ‫ضْغَي َْرْاْلَر‬
ِْٰ ِ ْ‫ضْ َوالسَّمٰ ٰوتُْْ َوبَ َر ُزوا‬ ُْ ‫لْاْلَر‬
ُْ َّ‫يَو َْمْتُبَد‬

9
Artinya:” (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula)
langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha
Esa, Maha perkasa.

E. Tujuan Diciptakan Alam Semesta


Tujuan penciptaan alam semesta menurut perspektif Islam pada dasarnya adalah sarana untuk
menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang keberadaan dan kemahakuasaan
Allah Sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Dukhan ayat 38-39:
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-
main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan hal, tetapi kebanyakan mereka tidak
Mengetahui.”

Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan alam semesta ini adalah untuk
memperlihatkan kepada manusia akan tanda-tanda Allah Swt. Menurut Oliver Leaman, Allah
merancang alam serta seluruh ciptaan-Nya adalah untuk kepentingan kita manusia, meskipun Dia
tidak harus berbuat seperti itu, dan apa yang Dia minta sebagai tindak balasan-Nya hanyalah
menyembah dan bertakwa kepada-Nya. Keberadaaan alam semesta merupakan petunjuk yang jelas
tentang keberadaaan Allah SWT. Oleh karena itu dalam mempelajari alam semesta, manusia akan
sampai pada pengetahuan bahwa Allah Swt adalah Zat yang menciptakan alam semesta. Seperti
firman Allah dalam Surat AlFushilat ayat 53 yang artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan
pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup
bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

Ayat tersebut jelas menunjukan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Allah yang Maha Kuasa menganjurkan
kepada manusia untuk melihat dan memikirkan fenomena alam, dan dengan melihat keteraturan dan
koordinasi di dalam sistem penciptaan dan keajaiban-keajaibanya akan lebih mendekatkan diri
kepadaNya. Melalui pengetahuan tentang alam akan melihat kebesaran Allah sebagai pencipta.
Pengakuan ini diikuti dengan mematuhi perintah Allah agar manusia tidak melakukan kesalahan dan
alam semesta ini tidak mengalami kerusakan. Dalam Surat Ar-Ruum ayat 41, Allah berfirman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, Allah
swt menghendaki supaya mereeka merasakan sebagiam dari perilaku mereka supaya,mereka kembali
(Kejalan yang benar).
Ayat tersebut menunjukan bahwa kerusakan di bumi disebabkan karena ulah tangan manusia, dan
pastinya akan memberikan dampak buruk kepada manusia itu sendiri. Allah swt menyebut alam
sebagai nikmat besar yang diberikan-Nya untuk manusia agar dimanfaatkan dalam kehidupan di dunia
secara benar. Manusia akan memperoleh manfaat dan keuntungan yang amat besar apabila manusia
tersebut mampu dan mengerti dalam memanfaatkan apa saja yang terdapat di alam semesta ini secara
bijaksana.

Alam semesta diciptakan sebagai bahan dan sumber pelajaran serta pengamatan bagi manusia untuk
menggali rahasia Allah Swt dengan akal dan pengamatan untuk dapat menyumbangkan suatu

10
kebajikan dan faedah manusia seluruhnya yang pada akhirnya manusia akan memahami apa hakikat
diciptakannya alam semesta ini. Hal ini tertera dalam surat Yunus: 4
“Hanya kepada-Nyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada
Allah,Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya Kemudian mengulanginya
(menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar dia memberi pembalasan kepada orang-orang
yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan
minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.”
Alam semesta diciptakan Allah Swt untuk kepentingan manusia, keseimbangan antara alam dengan
makhluk hidup berdampak pada kesejahteraan hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan manusia
selama hidup di permukaan bumi ini. Oleh karenanya alam telah ditundukkan oleh Allah Swt untuk
mereka, sebagai tempat tinggal bagi manusia, ini dimaksudkan agar manusia mudah dalam memahami
alam semesta dan tahu bagaimana cara memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.

11
PENUTUP
A. Kesimpulan

Alam semesta oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung ada, akan tetapi melalui proses yang
sangat panjang dari masa ke masa yang melibatkan berbagai faktor dan aspek.Allah tidak
menciptakan alam ini sekaligus akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul
apa yang disebut dengan kehidupan baik bagi manusia ataupun bagi mahluk lain yang juga diberi
hidup oleh Allah.

Proses penciptaan Alam dimulai dari penyatuan antara ruang alam dan materi dari sesuatu yang padu
(Al-Anbiya’ ayat 30) kemudian terjadi pemisahan oleh Allah Swt., dengan mengalami proses transisi
membentuk dukhan. Setelah itu ruang alam melebar, meluas, dan memuai (Adz-Zariyat ayat 47).
Proses penciptaan alam berlangsung selama enam periode, dimana empat periode penciptaan bumi
dan dua periode penciptaan langit (Al-Fushilat ayat 9-12).

Penciptaan alam dalam pandangan kosmologi modern, secara kronologis alam tercipta bermula dari
ruang kosong, kemudian inti atom padat meledak, lalu menjadi galaksi, dan menjadi bintang-bintang
dengan tata suryanya sendiri-sendiri.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan isu makaalah tentang proses terbbentuknya alam semesta menurut al-
quran dan sains, penulis menyarankan penciptaan alam semesta dapat dikaji secara mendalam untuk
menambah keimanan dan ketaqwaan dengan memahami , menafsirkan, mentafakuri, dan mentadaburi
berbagai ayat al-quran, baik yang tersirat maupun yang tersurat.

Peningkatan pemahaman konsep pembaca dapat lebih ditingkatkan dengan cara mengaitkan dan
memadukan ayat quraniyah mauapun kawaniyah, serta membiasakan mengaplikasikan konsep untuk
memahami fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agus Haryo Sudarmojo, Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur’an (Bandung: Pt Mizan Pustaka,
2008)
Jenal Wisaya, Awal Mula Alam Semesta (Yogyakarta: Narasi, 2008)

Rosman Yunus, dkk., Teori Darwin dalam Pandangan Sains dan Islam (Jakarta: Gema Insani, 2006)
Sadullah, Uyoh. 2011, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfa Beta.

Sahrodi, Jamali. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Arfino Raya.

Sani, Ridwan Abdullah. 2015. Sain berbasis Al-quran, Jakarta: Bumi Aksara.

Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, Cet.
ke-4)

Sirajuddin Zar, Konsep Penciptaan Alam dalam Pemikiran Isalam, Sains dan Al-Qur’an (Jakarta: PT
Grafindo Persada, 1994)
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 20008)

13

Anda mungkin juga menyukai