DOSEN PEMBIMBING:
FAKULTAS KESEHATAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Definisi ayat
qauliyah dan kauniyah kesatuan antar keduanya ”. Penulisan makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah AIK IV. Dalam Penulisan makalah ini kami
merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini yang
bersifat membangun dalam penyempurnaan dalam penulisan maupun materi. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada pihak -pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
3.1. Kesimpulan....................................................................................................
3.2. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai ayat-ayat kauliyah dan
ayat qauniyah yang Allah berikan kepada manusia secara indrawi atau lewat penelitian
dan observasi (al-mubasyiyah) untuk mengungkap gejala-gejala/fenomena kauniyah.
PEMBAHASAN
Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta
kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi
memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang
tabu dan yang mengikat pikiran mereka. Manusia harus memikirkan bagaimana ia
menjadi ada, apa tujuan hidupnya, mengapa ia suatu saat akan mati dan apa yang
terjadi setelah kematian. Ia hendaknya mempertanyakan bagaimana dirinya dan
seluruh alam semesta menjadi ada dan bagaimana keduanya tersu-menerus ada.
Ketika melakukan hal ini, ia harus membebaskan dirinya dari segala ikatan dan
prasangka. Dengan berpikir menggunakan akal dan nurani yang terbebaskan dari
segala ikatan sosial, ideologis dan psikologis; seseorang pada akhirnya akan
merasakan bahwa seluruh alam semesta termasuk dirinya telah diciptakan oleh sebuah
kekuatan Yang Maha Tinggi. Bahkan ketika ia mengamati tubuhnya sendiri atau
segala sesuatu di alam ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan dan
kebijaksanaan dalam perancangannya.
Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam
Al-Qur'an Allah memberitahu kepada kita apa yang hendaknya kita renungkan dan
amati. Dengan cara perenungan yang diajarkan dalam Al-Qur'an, seseorang yang
memiliki keimanan kepada Allah akan merasakan secara lebih baik kesempurnaan,
hikmah abadi, ilmu dan kekuasaan Allah dalam ciptaan-Nya. Ketika orang yang
beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari
bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni dan kekuasaan
Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta
kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian yang khas dan unik
serta menunjukkan pesanpesan dari sang pembuatnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda ( kekuasaan Allah) bagi
kaum yang memikirkan’’.
13 ‘’dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di
bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran’’.
( neraka)”.
b. Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian,
peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini
hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan
peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan
Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam raya dan
fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut sering di
sebut ayat-ayat kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegas
menguraikan hal-hal diatas. jumlah ini tidak termaksud ayatayat yang
menyinggungnya secara tersirat.
Eksplorasi terhadap ayat kauniyah inilah yang kita kenal sebagai sains,
yang kemudian dalam aplikasinya disebut teknologi. Sains dan teknologi
(saintek) ini adalah implementasi dari tugas manusia sebagai khalifah fil
ardhi untukmemakmurkan bumi. Karenanya bagi seorang muslim, saintek
adalah sarana hidup untuk mengelola bumi, bukan membuat kerusakan.
Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah
(Al-Qur’an) maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan
tidak mungkin bertentangan, karena keduanya berasal dari Allah. Pada
faktanya sains yang telah ”proven” (qath’i) selaras dengan Al Qur’an
seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi pada orbitnya.
Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan dengan yang
termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusipada manusia. Allah swt.
menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan
dua jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu
dalam jalur wahyu melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya,
yang disebut juga dengan ayat-ayat qauliyah. Kedua, dengan aththariqah
ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada
makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang
mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui
perantaraan malaikat Jibril, maka bisa disebut jalan langsung
(mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga dengan ayat-ayat
kauniyah.
Dalam sejarah peradaban Islam, para ilmuwan adalah juga ahli dalam
agama karena memahami kedudukan saintek dalam Islam. Mereka belajar
ayat qouliyah dan juga belajar ayat kauniyah. Kontribusi ilmu pengetahuan
para ilmuwan muslim menjadi tonggak kemajuan iptek di barat.
Berangkat dari kesadaran tentang realitas atas tangkapan indra dan hati, yang
kemudian diproses oleh akal untuk menentukan sikap mana yang benar dan mana
yang salah terhadap suatu obyek atau relitas. Cara seperti ini bisa disebut sebagai
proses rasionalitas dalam ilmu. Sedangkan proses rasionalitas itu mampu
mengantarkan seseorang untuk memahami metarsional sehingga muncul suatu
kesadaran baru tentang realitas metafisika, yakni apa yang terjadi di balik obyek
rasional yang bersifat fisik itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.
Firman Allah (QS. Al-Imran : 191), yang artinya : “( Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa api neraka “
b. penguapan/evaporasi.
c. infiltrasi dan perkolasi (peresapan).
d. lipahan permukaann (surface run off) dan limpasan iar tanah
( subsurface rzrn off )
Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-Nur
(24) ayat 43, yaitu:
Artinya :
Pada ayat diatas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung
dan merupakan bagian dari proses “siklus hidrologi.”Kedua proses itu, yaitu
proses penguapan ( evaparasi)yang ditunjukkan dengan kata “awan”dan proses
hujan (presipitasi)yang berupa keluarnya air dan butiran es dari awan.
Dengan demikian, pada pasal ini akan dijelaskan dan diberikan contoh
hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan
isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan
mencocokkan terhadap ayat Kauniyah. Banyak sekali contoh yang dapat
dikemukakan, akan tetapi karena keterbatasan ruang, maka dalam hal ini akan
dikemukakan dua contoh saja yang amat terkenal yaitu “Siklus Hidrologi” dan
“Konsep Tentang Alam Semesta”.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari,
sehingga air yang dilaut, sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan
mengalami penguapan ke udara
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah swt. di dalam Al-
Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk tentang cara mengenal Allah.
Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh
Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang
ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah
dengan segala sistem dan peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan
keagungan Penciptanya.
Hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan isyarat global
tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat
Kauniyah.
3.2 . Saran
Materi yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah “Kesatuan Antara Ayat
Qauliyah dan Ayat Kauniyah ”. Meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
dapat mengambil manfaat dan ilmu dari materi ini. Masih banyak kesalahan dari
penulisan yang saya tuliskan, karena saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah
dan dosa, dan saya juga butuh saran dan kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa
depan yang lebih baik dan memperbaiki makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini kami berharap dapat mendekatkan diri kepada Allah
SWT sebagai rasa syukur kita terhadap belas kasihnya yang telah mengutus orang
pilihan-Nya kepada kita, dan tak lupa kami sebagai manusia yang tak luput dari salah
tentunya meminta maaf atas ketidak sempurnaan penyusunan makalah ini karena kami
sadar kita masih dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf Qardhawi. 1998. Al-Quran Berbicara Tentang Akal Dan Ilmu Pengetahuan, (terj).
Abdul Hayyie Al-Kattani. Jakarta: Gema Isani.
http://Id.harunyahya.com/id/Artikel/4510/kemampuan-memahami-ayat-ayat-allah
http://iismim.blogspot.com/2010/03/keserasian-ayat-ayat-qauliyah-dan.html