Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Dengan Gangguan


Sistem Musculoskeletal
(Fraktur)”
Disusun oleh kelompok 1 :
Dewi Azmawiyah (1902012785)
Dimas Febrian (1902012790)
Dzakirotun Nafi’ah (1902012789)
Elfiani Suharlindah (1902012787)
Evi Jihan Sulistiyo Rini (1902012788)
Ira Nurul Laili (1902012784)
Wanda Aprilyasari (1902012783)
Definisi
 Fraktur adalah terputusnya kesatuan struktur tulang atau kontinuitas
tulang yang bisa berupa retak, remah, maupun bagian korteks pecah
(Salmon, Warwick & Nayagam, 2010).
 Fraktur merupakan terjadinya kerusakan kontinuitas dari struktur
tulang, tulang rawan serta lempeng pertumbuhan yang disebabkan karena
trauma dan non trauma. Bukan hanya keretakan atau terpisahnya
korteks, fraktur cenderung lebih banyak mengakibatkan kerusakan yang
komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang relatif rapuh, tapi
mempunyai kelenturan dan kekuatan untuk menahan tekanan. Penyebab
fraktur dapat berupa cidera, stress yang berulang, kelemahan tulang
yang abnormal atau disebut sebagai fraktur patologis (Solomon et al.,
2010).
Etiologi
 Cedera Traumatic
1. Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur
demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
2. Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat
terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur
hantaran vektor kekerasan.

 Cedera patologik : Kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma
minor bisa menyebabkan fraktur
1. Tumor tulang (jinak atau ganas)
2. Infeksi seperti mosteomyelitis
3. Rakhitis, suatu penyakit tulang yang disebabkan karena defisiensi vitamin D
4. Stress tulang misalnya pada penyakit polio
Patofisiolog
i
Faktor yang mempengaruhi patofisilogi
1. Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang
tergantung terhadap besar, waktu, dan arah tekanan yang
dapat menyebabkan fraktur.
2. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan
daya tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi
dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau
kekerasan tulang.
Klasifikasi fraktur  Berdasarkan jumlah garis patah
1. Komunitif
 Berdasarkan sifat fraktur (luka yang 2. Segmenal
ditimbulkan). 3. Multiple
1. Faktur Tertutup (Closed)
2. Fraktur Terbuka (Open/Compound)

 Berdasarkan komplit atau


ketidakklomplitan fraktur.
1. Fraktur komplit
2. Fraktur inkomplit

 Berdasarkan bentuk garis patah dan


hubbungannya dengan mekanisme
trauma
1. Transversal
2. Obli
3. Spiral
4. Kompresi
5. Avulsi
Manifestasi klinik
Mendiagnosis fraktur harus berdasarkan manifestasi klinis klien,
riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis. Menurut Black
dan Hawks (2014) Tanda dan gejala terjadinya fraktur antara lain:
1. Deformitas
2. Pembengkakan
3. Memar spasme otot
4. Nyeri
5. Ketegangan
6. Kehilangan fungsi
Tes diagnostik

1. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/luasnya


fraktur/luasnyatrauma, skan tulang, temogram, scan CI: memperlihatkan
fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan
lunak.
2. Hitung darah lengkap : HB mungkin meningkat/menurun.
3. Peningkatan jumlal sop adalah respons stress normal setelah trauma.
4. Kreatinin : traumaa otot meningkatkan beban kreatinin untuk ginjal.
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
transfusi multiple, atau cederah hati.
Penatalaksanaan medik

1. Fraktur terbuka merupakan kasus emergensi karena dapat


terjadi kontaminasi oleh bakteri dan disertai perdarahan yang
hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period). Kuman belum terlalu
jauh meresap dilakukan
2. Seluruh fraktur : rekoknisis, reduksi, retensi,
rehabilitasi
Proses penyembuhan tulang
Ada 5 stadium penyembuhan tulang
1. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
2. Stadium Dua-Proliferasi Seluler
3. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
4. Stadium Empat-Konsolidasi
5. Stadium Lima-Remodelling
komplika
si
1. Komplikasi awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndroms
c. Fat Embolism Syndrom
d. Infeksi
e. Avaskuler nekrosis
f. Shock
2. Komplikasi dalam waktu lama
a. Delayed union
b. Nonunion
c. Malunion

Anda mungkin juga menyukai