Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i


ABSTRAK .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

PEMBAHASAN ......................................................................................... 1
A. Hakikat Ayat-Ayat Allah ..................................................................... 1
1. Pengertian ayat qauliyah dan kauniyah ........................................... 1
2. Fungsi Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah ..................................... 2
B. Kesatuan Antara Ayat Qauliyah Dan Kauniyah ................................. 5
C. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah Dan Kauniyah ...... 7
1. Hati sebagai pusat tubuh .................................................................. 7
2. Sperma ............................................................................................. 8
3. Bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita ......................... 10
4. Hukum gravitasi ............................................................................... 11
5. Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari
sama dengan 50.000 tahun ............................................ 12
6. Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan
berasal dari asap/gas ........................................................................ 13
7. Bentuk alam semesta ....................................................................... 14

KESIMPULAN ........................................................................................... 17
SARAN ....................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
PEMBAHASAN
INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGEAHUAN

A. Hakikat Ayat-Ayat Allah


Allah dalam menampakan keberadaan-Nya berbeda dengan makhlukNya.
Allah tidaklah menampakan wujud dzat-Nya pada kita saat di dunia ini.
Namun, meskipun wujud dzat-Nya tidak Ia tampakan, kita sebagai hambaNya
harus meyakini tentang kebenaran adanya, karena Allah memang benarbenar
ada. Lalu bagaimana kita dapat meyakini kebenaran ada-Nya dan tiada sekutu
bagi-Nya? Dan bagiamana cara kita mengenal-Nya?
1. Pengertian ayat qauliyah dan kauniyah
Allah telah memberikan bukti-bukti keberadaan-Nya kepada kita
melalui ayat-ayat yang Allah ciptakan. Ayat-ayat yang Allah ciptakan itu
ada yang melalui perantara malaikat jibril (ayat qauliyah) dan ada yang
tanpa melalui malaikat jibril (ayat kauniyah). a. Ayat Qauliyah
Ayat qauliyah merupakan ayat-ayat yang Allah firmankan dalam
1
kitab-kitab-Nya. Ayat qualiyah ini diturunkan melalui perantara
malaikat jibril. Ayat-ayat qauliyah ini mencangkup berbagi aspek
termasuk cara mengenal Allah, cara beribadah kepada-Nya, cara
bersosialisi, cara bagaimana seharusnya bertindak terhadap alam dan
berbagai aspek lainnya.
b. Ayat Kauniyah
Ayat kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) Allah yang
berupa segala bentuk ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala
isinya. Mulai dari yang berukuran paling kecil sampai yang paling besar
bahkan diri kita sendiri merupakan ayat kauniyah. Segala peristiwa,
fenoma, kejadian, dan segala yang terjadi di alam semesta ini
merupakan ayat-ayat kauniyah.

2. Fungsi Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah


Gelar jagad raya yang demikian hebat serta serba teratur ini pasti ada
penciptanya, penalaran otak yang primitif pun dengan mudah dapat
1 Yantigobel. Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah, dimuat di Harian Fajar, https://yantigobel.
wordpress.com/tag/ayat-qauliyah/, diakses 28 september 2014 jam 20:47 WIB
2
membenarkannya. Tetapi bahwa sang pencipta tersebut berwujud berhala
atau dewa atau tuhan yang direkayasa berbentuk manusia misalnya, maka
persoalannya tidak lagi sesederhana pemikiran otak primitif tadi. Sebab
ada juga otak orang-orang modern yang percaya akan tahayul tentang
berhala atau dewa yang beranak pinak. Persoalan tidak lagi sesederhana
yang kita bayangkan justru karena dalam sistem keimanan islam adanya
kepercayaan berhala tersebut akan memasuki wilayah paling berbahaya
dan dosa tak terampunkan, yakni dosa musyrik (mempersekutukan Allah).2
Sebagai kitab agama yang berdimensi seluruh aspek kehidupan dunia
dan akhirat maka ayat-ayat Al-Qur‟an lebih mengedepankan dimensi
rohani yang bermuara kepada pengakuan kebesaran Allah. Artinya bahwa
masalah-masalah keduniaan (termasuk gelar jagad raya) tidak akan
memiliki arti sama sekali apabila tidak mampu menyentuh rasa keagamaan
kita yang benar dan hakiki, dalam arti apabila pemahaman keduniaan itu
justru menjauhkan kita dari Allah dan agama islam karena kemusyrikan,
pemujaan akal dan ilmu pengetahuan/teknologi atau kesombongan.3
Sehingga seharusnya karunia akal dan kebebasaan yang hakekatnya tak
terlepas dari bimbingan dan rahmad Allah serta sangat terbatas
dibandingkan dengan gelar semesta ini tidak menyebabkan manusia lupa
diri. Itulah karakteristik tampilan ayat-ayat Al-Qur‟an, yakni bahwa
penyampaian berbagai tampilan duniawi adalah bertujuan untuk
memperoleh hikmah atau rahasia-rahasia tersirat dari Al-Qur‟an besar
(ayat kauniyah) yakni alam semesta, dibalik yang tersurat dalam ayat-ayat
Al-Qur‟an kecil (ayat qauliyah) yang selama ini sudah kita kenal. Oleh
karena itu sistematika Al-Qur‟an dengan 114 surat dan 6.236 ayat yang
ada di dalamnya juga dapat bercampur dan berisi masalah kehidupan umat
manusia secara acak berdasarkan urgensi ajaran akhlak, hukum dan tauhid
sehingga penyampaian masalah-masalah dunia lebih merupakan tamsil
untuk mencapai ajaran akhlak, hukum dan pengakuan terhadap kebesaran
Allah yang dimaksud.
Tetapi sebaliknya umat manusia wajib bersyukur diberi kesempatan
oleh Allah untuk mencicipi hidup di dunia. Sebab berbeda dengan

2 Ranusemito, Machmud. Memahami Peta Kandungan Al-Qur‟an, Cetakan Pertama. (Tangerang


: Hikmah Mahligai Pilihan, 2000), hlm. 129 3 Ibid., hlm. 136
2
kehidupan akhirat maka dengan hidup di dunia yang dibekali pula oleh
Allah dengan akal dan kebebasan azazi maka umat manusia dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupannya di dunia. Pesan-pesan dan
tamsil yang disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur‟an misalnya dapat
diserap dan dikembangkan oleh umat manusia kedalam ilmu pengetahuan
dan teknologi di satu sisi sedangkan di sisi lain dapat pula diserap hal-hal
yang lebih filosofis bahkan lebih hakiki. Dari pesan-pesan Al-Qur‟an
dimaksud misalnya dapat ditransenderkan oleh manusia dari hal-hal yang
bersifat duniawi (syari‟ah) menjadi hal-hal yang lebih bersifat hakekat dan
bahkan makrifat dalam mencari pendekatan kepada Allah.
Tetapi apabila kita mampu menangkap secara harfiah dan ilmiah atas
pesan dan tamsil Al-Qur‟an barangkali sudah sangat memadai dalam
peningkatan kualitas hidup sekaligus lebih memantapkan pengenalan
terhadap Allah.3
Dalam banyak ayatnya, kitab suci Al-Qur‟an mengajak orang arif,
orang yang berfikir, dan orang yang waspada/ingat untuk merenungkan
secara mendalam, dunia ini dan keajaiban-keajaiban dan bahkan untuk
merenungkan peristiwa-peristiwa alamiah wajar dan sebab-sebabnya agar
dapat mengetahui pengetahuan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu,
Yang Maha Arif dan Pencipta Yang Maha Pengasih. Ayat-ayat ini
sebagian besar dimaksudkan untuk menyadarkan manusia dan menarik
perhatian manusia pada isu-isu yang muncul setelah eksistensi penciptaan
seperti tak bersekutu, pengetahuan dan kekuasaan tak terbatas, kearifan
,kemurahan hati, dan sifat-sifat lain, khususnya kekuasaan untuk
membangkitkan kembali manusia dari kematiaannya, kemudian memberi
manusia kehidupan abadi dan selama kehidupan inilah manusia akan
mendapat pahala atau hukuman selaras dengan kehidupan yang
dijalaninnya di bumi.
Namun, dalam semua ayat Al-Qur‟an ini, untuk dapat menyadari
realitas-realitas metafisika, manusia diminta untuk memperhatikan dengan
seksama segala sesuatu di dunia dan untuk membuat kesimpulan tentang
tanda-tanda ini melalui penerapan presepsi-presespsi batiniah intuitif dan

3 Ibid., hlm. 137


2
penilaian sehingga dengan demikian manusia memperoleh pengetahuan
yang bermanfaat dan andal tentang dunia di luar panca indra.4
Jika seluruh alam semesta dan setiap bagiannya, dari atom sampai
galaksi dan dari mineral sampai manusia, merupakan tanda-tanda jelas
yang menunjukkan, kearifan, kekuasaan, berkehendak, keesaan, pengasih,
dan sifat-sifat lain pencipta alam semesta, apakah tidak berarti bahwa alam
semesta ini juga merupakan suatu bukti yang jelas dan tidak terbantahkan
tentang eksistensi pencipta itu sendiri?
Jika jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah “Ya”, harus kita
simpulkan bahwa meskipun Al-Qur‟an tidak mengemukakan
argumenargumen terus terang untuk membuktikan eksistensi Allah karena
atmosfer intelektual masyarakat pada zaman itu, tetapi Al-Qur‟an
menggunakan suatu metode yang dapat pula bermanfaat untuk meneliti
eksistensi Tuhan dan untuk mendapatkan pengetahuan yang jelas dan pasti
tentang isu fundamental eksistensi-Nya. Yang menjadi sandaran argumen-
argumen
Al-Qur‟an ini adalah bahwa setiap ciptaan yang kita jumpai di dunia ini
membutuhkan, pada akhirnya , satu pencipta yang mandiri yang memiliki
kearifan dan kemampuan untuk menciptakan sedemikian banyak makhluk
yang berbeda. Kebutuhan dan kebergantungan fitri segenap makhluk ini
dengan jelas menunjukan sangat perlunya eksistensi wujud Maha Mandiri,
dan kefanaan segenap makhluk ini menunjukan sangat perlunya eksistensi
suatu realitas yang mandiri dan tidak berubah, realitas yang menjadi dasar
bagi mereka, Barangkali, ayat 15 sampai 17 surat Fathir berkaitan dengan
kebutuhan kompleks manusia akan Allah dan kesimpualan yang harus
dibuat darinya:5

“Hai manusia,kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah,


Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

4 Beheshti, Sayyid Muhammad Husaini. Metafisika Al-Qur‟an Menangkap Intisari Tauhid,


Cetakan Pertama. (Bandung : Diterjemahkan Oleh Penerbit Arasy, 2003), hlm. 44
5 Ibid., hlm. 45
2
Jika Dia menghendaki niscahya Dia memusnahkan kamu dan
mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang
demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah”

B. Kesatuan antara Ayat Qauliyah dan Kauniyah


Antara ayat qauliyah dan ayat kauniyah mempunyai kaitan yang erat
sekali karena memang satu sama lain adalah satu kesatuan. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa ayat-ayat kauniyah berupa ayat-ayat dalam
bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang ada
didalamnya. Secara umum cara memahami ayat qauliyah adalah dengan cara
didengar dan dibaca, sedangkan ayat kauniyah dengan cara dilihat. Ayat
kauniyah sebagai pembuktian kebenaran dari ayat qauliyah, sedangkan ayat
qauliyah merupakan isyarat bagi manusia agar meneliti ayat kauniyah. Ayat
kauniyah dan ayat qauliyah memiliki hubungan yang sangat erat karena
kedua-duanya berasal dari Allah, dijamin kemutlakannya dan kedua-duanya
6
tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainya. Kalau kita
memperhatikan ayat qauliyah yakni Al-Qur‟an, kita akan mendapati banyak
perintah dan anjuran untuk memperhatikan ayat-ayat kauniyah. Salah satu
diantara sekian banyak perintah tersebut adalah firman Allah dalam Q.S. Adz-
Dzariyat [51] ayat : 20-21

“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang


yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri, Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?”
Dalam ayat diatas, jelas-jelas Allah mengajukan sebuah kalimat retoris:
“Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Kalimat yang bernada bertanya
ini tidak lain adalah perintah agar kita memperhatikan ayat-ayat-Nya yang
berupa segala yang ada di bumi dan juga yang ada pada diri kita
masingmasing.

6 Rezalatica. Materi Agama Iman Kepada Qada Dan Qadar , http://bujang-anakbaik.blogspot.


com/2010/10/materi-agama-iman-kepada-qada-dan-qadar.html, diakses 4 desember 2014, jam
15.30 WIB
2
Jadi, kewajiban kita terhadap ayat kauniyah adalah tafakkur, yakni
memperhatikan, merenungi, dan mempelajarinya dengan seksama. Allah
SWT. Berfirman dalam Q.S. Al-„Alaq [30] ayat : 1-5

“Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia


telah menciptakan manusia dari „alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Dan mengenai kewajiban tafakkur, Allah menjadikannya sebagai salah
satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab yaitu orang yang
menggunakan pikiran, akal, dan nalar untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menggunakan hati untuk menggunakan dan mengarahkan
ilmu pengetahuan tersebut pada tujuan peningkatan akidah, ketekunan
beribadah dan ketinggian akhlak yang mulia7). Seperti dalam Q.S. Ali „Imran
[3] : 190 – 191

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang
penciptaan langit dan bumi (lalu berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.”

7 Abbudin Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy). (Jakarta: PT. Raja
Graindo Persada, 2002), hlm.166
2
C. Interkoneksitas dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ayat qauliyah secara
singkat dapat diartikan sebagai ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan
ayat-ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) yang terdapat di alam
yang dapat menunjukkan kebenaran keberadaan-Nya. Dari pengertian
tersebut dapat kita pahami bahwa ayat qauliyah dan kauniyah tersebut
memiliki suatu interkoneksitas (keterkaitan), yaitu ayat-ayat kauniyah mampu
membuktikan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah.
Pembuktian kebenaran ayat-ayat qauliyah oleh ayat-ayat kauniyah antara
lain dapat dapat dicontohkan sebagai berikut :
1. Hati sebagai pusat tubuh
Nabi Muhammad Saw bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam
tubuh manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka
baiklah tubuh manusia itu, akan tetapi bila daging itu rusak maka rusak
pula tubuh manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging
itu adalah hati.”(HR. Bukhari-Muslim)
Hati dalam hadis ini memiliki dua buah makna, yaitu :
a. Hati dalam pengertian sebenarnya
Hati atau jantung apabila telah terserang penyakit, maka hati atau
jantung tersebut akan rusak dan akhirnya akan merusak seluruh tubuh
yang lain. Hal ini dibuktikan dalam bidang medis oleh Ibnu An-Nafis
dengan menemukan sirkulasi darah kecil pada abad ke-7 H (abad ke-13
M).8 Pada penemuannya, Ibnu An-Nafis menunjukkan bahwa jantung
berfungsi untuk memompa darah yang merupakan salah satu
mekanisme sirkulasi darah. Darah berfungsi untuk membawa zat-zat
makanan dan O2 ke seluruh sel hidup di dalam tubuh. Maka jika jantung
rusak akan mengganggu kinerja dari sel tubuh yang membutuhkan
zatzat makanan dan O2 dari darah yang dipompa oleh jantung.
b. Hati dalam pengertian tidak sebenarnya (maknawi)
Hati secara maknawi bukanlah merupakan sebuah organ vital yang
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Akan tetapi, lebih sebagai
sesuatu yang berkaitan dengan perasaan, nalar, pemikiran, pemahaman,
8 An-Najjar, Zaghlul. Pembuktian Sains Dalam Sunah, Buku 1. (Jakarta : Amzah, 2006), hlm.61
2
keyakinan, pilar-pilar akhlak, dan rambu-rambu perilaku.9 Apabila
pusat emosi, nalar, pemikiran, pemahaman, keyakinan, dan pilar-pilar
moral serta rambu-rambu etika baik, maka akan baik pula hakikat diri
manusia sebagai makhluk yang mengetahui dan memahami.
Sebaliknya, jika ia bobrok, maka semuanya menjadi bobrok.

2. Sperma
Nabi Muhammad Saw bersabda : “(Manusia diciptakan) dari segala
yang diciptakan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan.(HR. Imam
Ahmad)
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Mu‟minun [23] : 12-14

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.”
Sebelum adanya ilmu pengetahuan yang meneliti tentang embriologi,
dari ayat di atas sudah dijelaskan bahwa asal mula manusia berasal dari
sari pati tanah, dan sari pati tanah inilah dijadikan air mani yang
merupakan awal/syarat terbentuknya manusia.

9 Ibid., hlm. 63
2
Berdasarkan fakta ilmiah Sejarah sperma ditemukan pertama kali oleh
peneliti asal Belanda bernama Anthonie van Leeuwenhoek pada tahun
1677.10 Leeuwenhoek berhasil menggambarkan struktur sel sperma mirip
aslinya. Struktur sel sperma terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Pada
kepala, layaknya tentara hendak berperang, sel sperma dibekali helm
akrosom, lapisan pelindung luar yang akan membantu sperma saat
menembus membran sel telur. Kebutuhan energi dipasok dari mitokondria,
di bagian badan ekor yang berfungsi sebagai depot bahan bakar selama
perjalanan. Bagian penting lainnya adalah ekor, yang memungkinkan
sperma melakukan manuver saat berenang menuju sel telur. Dari awal
sperma sudah dibekali sebagai „pejuang‟ sempurna. Tidak ada akrosom,
maka mustahil sperma bisa menembus membran sel telur. Ada
mitokondria tetapi tidak ada ekor, mustahil sperma bisa sampai ke sel
telur, begitu juga sebaliknya.
Dan diantara jutaan sperma yang keluar bersamaan, hanya terdapat
kurang dari 500 sperma yang merupakan intisarinya, kemudian dari 500

10 Adityas, Nicholas. Sejak Awal Kita Telah Ditentukan Sebagai Pemenang, http://nicholasadityas
blogspot.com/2012/07/sejak-awal-kita-telah-ditentukan.html, diakses 10 Oktober 2014, jam
15.56 WIB.
2
itu hanya ada 1 yang mampu menembus ovum lalu terjadilah pembuahan
dan terbentuklah calon manusia. Maha Suci Allah, pencipta alam beserta
detilnya dengan segala kehendak dan kuasa-Nya.

3. Bulan sebagai cahaya dan matahari sebagai pelita


Ketika orang masih menganggap masing-masing matahari dan bulan
sebagai sumber cahaya maka Al-Qur‟an telah memberikan teka-teki bahwa
matahari bersinar dan bulan bercahaya11, seperti yang terdapat dalam QS.
Yunus [10] : 5

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan


ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.”
Serta dalam QS. Nuh [71]: 16

“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan


matahari sebagai pelita?”
10 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Secara empiris, matahari selalu tampak bundar dan kehadirannya


menyebabkan siang yang terang benderang. Berbeda dengan bulan yang
tak selalu bundar, tetapi berevolusi dari melengkung dan condong yang
makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih sampai ketika
bundar penuh yang dikenal sebagai „bulan purnama‟.12

11 Ranusemito, Machmud, op.cit. hlm. 138.


Dan sekitar tahun 500-428 SM Anaksagoras, seorang peneliti asal
yunani mengemukakan bahwa “bulan tidak bersinar karena cahayanya
13
sendiri, melainkan memantulkan cahaya matahari”. Penelitian
Anaksagoras inilah yang membuat sebuah terobosan atau pelopor dalam
bidang astronomi, yang hingga saat ini benar-benar terbukti bahwa
matahari memiliki energi dan mampu memancarkan cahayanya sendiri
sedangkan bulan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri melainkan
hanya memantulkan cahaya yang berasal dari matahari.

4. Hukum gravitasi

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : 74

11 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir
sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah
lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang

12 Irawan, Muhammad Bagus.Bulan Dalam Al Qur‟an, http://green.kompasiana.com/iklim/2012/


05/28/bulan-dalam-al-quran-460420.html, diakses 04 Oktober 2014, jam 11.55 WIB.
13 Wospakrik, Hans J.Dari Atomos Hingga Quark, Cetakan Pertama. (Jakarta : Universitas Atma
Jaya, 2005), hlm. 10.
meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak
lengah dari apa yang kamu kerjakan.”
Bukankah dari ayat tersebut yang menerangkan bahwa batu yang
meluncur jatuh menyiratkan adanya gaya gravitasi?
Jauh setelah turun-nya ayat tersebut Tentang gravitasi pernah dituliskan
oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya yang dipublikasikan pada tahun
1687, yaitu Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica. Karya ini
menjelaskan tentang hukum gravitasi dan tiga asas (hukum) pergerakan,
yang mengubah pandangan orang terhadap hukum fisika alam selama tiga
abad ke depan dan menjadi dasar dari ilmu pengetahuan modern.15
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari
mengakibatkan benda-benda langit berada pada orbit masing-masing dalam
mengitari matahari. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang
sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik

Ilustrasi adanya gravitasi

5. Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari
Ilmu Pengetahuan

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam


10

sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.”


Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang
ditempuh malaikat
-malaikat untuk mengh
adap Allah hanya dengan jarak
Integrasi Islam
Wikipedia.Issac Newton
, diakses 28 November

benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda


yang ada di bumi. Gravitasi adalah kekuatan yang membuat suatu benda
selalu
bergerak jatuh ke bawah Meluncur jatuhnya
batu itu juga merupakan akibat dari gaya
gravitasi.

sama dengan 50.000 tahun


Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'aarij[70] : 4

15

2014, jam 19.55 WIB


penjelasan ini tersirat sebuah pertanyaan, seberapa cepatkah malaikat untuk
menghadap kepada Allah?
Dan jauh setelah turunnya ayat tersebut, pada tahun 1905 Albert
Einstein mencetuskan tentang teori relativitas dalam tulisannya yang
berjudul On The Electrodynamics of Moving Bodies di Annalen der Physik
17 dan menunjukkan bahwa :
a. massa itu ekivalen energi dan dapat digambarkan dengan rumus E =
mc2, serta menunjukkan tentang
b. Adanya kecepatan cahaya (c), dan kecepatan cahaya itu besarnya tetap
(c = konstan).
11
Dari penemuan Albert Einstein ini bukankah sudah membuktikan
tentang ayat-ayat di atas, bahwa dengan kecepatan cahaya yang
perbandingan jarak waktu satu hari sama dengan lima puluh ribu tahun
waktu kita di bumilah, malaikat-malaikat menghadap Allah SWT. Maha
Besar Allah atas segala ciptaan-Nya.

6. Al-Qur‟an menyebutkan bahwa alam semesta ini bermula dan berasal dari
asap/gas (QS. Fussilat [41] : 11)

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".”
Selanjutnya menggumpal bagaikan gulungan kertas (QS. Al-Anbiya [21] :
104)

“(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung


lembaranlembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan
pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti
10 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

Kami tepati, sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.”


Selanjutnya dipisahkan bumi dengan benda angkasa lainnya (QS.
AlAnbiya[21] : 30)
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Tentu dengan peristiwa ledakan panas yang tiada tara, mengingat masa
material yang demikian besar. Bukankah hal ini merupakan cara Allah
untuk menyampaikan teori tentang Big Bang (Ledakan Besar)14, yang
menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu titik yang
mengalami pengembangan hingga pada akhirnya titik tersebut mengalami
dentuman dahsyat sehingga terpisah dan membentuk alam semesta ini.

7. Bentuk alam semesta


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an Surat Qaaf [50] : 20

“Dan kami tiup di dalam terompet. Itulah hari yang dijanjikan.”


Dari semua kitab tafsir, tiupan sangkakala (terompet) pada kedua ayat di
atas selalu diartikan sebagai peristiwa di hari kiamat. 15Jika kita cermati ayat
Al-Qur‟an di atas, bahwa tiupan tersebut terjadi “di dalam” terompet
( ). Mengapa di dalam terompet? Apakah mungkin ayat-ayat
Al-Qur‟an ini mempunyai arti bahwa bentuk alam semesta ini berbentuk
sangkakala/terompet.
Bentuk terompet alam semesta ini dibuktikan secara ilmiah oleh Frank
Steiner, seorang ilmuan University of Ulm Germany. Dia mengamati pola
11 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

titik-titik panas dan dingin radiasi microwave kosmik, yang bisa


menggambarkan bentuk alam semesta 380.000 tahun setelah Big Bang.
Projek Wilkinson Microwave Anisotropy Probe dari NASA membuat peta
titik-titik tadi secara mendetail pada 2003. Hasilnya ialah pola itu
cenderung memudar, yakni tidak ada titik panas dan dingin yang tampak
melebihi jarak rentang 60º. Ini menyimpulkan bahwa ketika mengembang,

14 Ranusemito, Machmud, loc. cit.


alam semesta terulur panjang. Sempit di awal dan kemudian semakin lebar
seperti corong. Mirip seperti bentuk terompet pada abad pertengahan.

Ilustrasi bentuk alam semesta


Jadi, itulah makna firman Allah ( ) yang artinya “kami tiup di
dalam terompet”, yakni kelak di tiupkan getaran dahsyat yang mematikan
“di dalam” alam semeta yang berbentuk terompet tadi.

Interkoneksitas dalam memahami ayat-ayat ini, yaitu sebagai


pembuktian bahwa pernyataan tentang ilmu pengetahuan dalam Al-Qur‟an
dan hadits sudah ada sebelum terkuaknya ilmu pengetahuan itu sendiri oleh
manusia, hal itu menunjukan bahwa keterangan dalam Al-Qur‟an dan
hadits adalah benar, dan menunjukan pula bahwa pasti ada zat yang maha
hebat yang mampu menciptakan suatu karya yang begitu menakjubkan itu
10 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan

yaitu Tuhan semesta alam, Allah SWT, karena tidak mungkin seorang
manusia bahkan kumpulan manusia yang cendikia yang sangat banyak
jumlahnya sekali pun mampu menciptakannya. serta Al-Qur‟an dan hadits
itu merupakan petunjuk bagi manusia untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan karena di dalamnya telah disediakan signal-signal ilmu

15 Pranggono, Bambang. Mukjizat Sains Dalam Al-Qur‟an Menggali Inspirasi Ilmiah. (Bandung :
Ide Islami, 2006), hlm. 25.
pengetahuan dan di dalamnya juga terdapat perintah untuk menggali ilmu
pengetahuan dan juga pastilah Al-Qur‟an dan hadits itu adalah pedoman
hidup di dunia.

11
KESIMPULAN

Allah telah memberikan bukti-bukti keberadaan-Nya kepada kita melalui ayat-


ayat yang Allah ciptakan. Ayat-ayat yang Allah ciptakan itu ada yang melalui
perantara malaikat jibril (ayat qauliyah) dan ada yang tanpa melalui perantara
malaikat jibril (ayat kauniyah). Ayat qauliyah merupakan ayat yang terdapat pada
Al-Qur‟an dan Ayat kauniyah merupakan ayat-ayat (tanda-tanda) Allah yang
berupa segala bentuk ciptaan-Nya yang ada di alam semesta dan segala isinya.
Ayat-ayat tersebut antara lain bertujuan untuk membuktikan kebenaran
keberadaan Allah, kebesaran-Nya, tak bersekutu, serta pengetahuan dan
kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Selain terdapat banyak ayat qauliyah yang mengajak manusia untuk merenungkan
secara mendalam tentang ayat kauniyah untuk dapat mengetahui pengetahuan
Allah., Sebenarnya ayat qauliyah dan ayat kauniyah juga memiliki sudut
interkoneksitas lainnya yaitu ayat kauniyah mampu membuktian secara ilmiah
maupun secara nyata langsung hal-hal alamiah yang terdapat pada ayat qauliyah,
sehingga dengan pembuktian tersebut maka, akan lebih meyakinkan kembali
tentang kebenaran dan betapa menakjubkannya ayat-ayat qauliyah dan selanjutnya
akan lebih memperkokoh rasa keimanan kita kepada Allah SWT.

10 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan


SARAN

Allah telah memberikan signal-signal pengetahuan alamiah dalam ayat-ayat


qauliyah-Nya. Dan diantara signal-signal tesebut ada yang sudah dapat diketahui
oleh manusia dan ada yang belum dapat diketahui oleh manusia, dan semestinya
kita dapat mempelajari tentang pengetahuan tersebut dan bahkan mungkin dapat
menguak signal-signal yang belum diketahui oleh manusia itu. Karena terdapat
banyak ayat dalam Al-Qur‟an maupun hadits yang memerintahkan kita untuk
menggali pengetahuan Allah tersebut.
Setelah mengetahui betapa menakjubkannya alam semesta beserta isinya
semestinya hal tersebut dapat mengantarkan kita kepada rasa keiman yang lebih
tinggi kepada sang penciptanya, Allah SWT., dan jangan sampai justru
pemahaman tersebut membuat kita hanya terlena kepada hal-hal yang
menakjubkan tesebut dan melupakan siapa yang sebenarnya dapat menciptakan hal
menakjubkan tersebut hingga mengantarkan kepada kemusyrikan karena pemujaan
akal dan pengetahuan. Karena alam semesta ini sebenarnya merupakan suatu tanda
kebenaran adanya Allah, kebesaran-Nya, pengetahuan dan kekuasaanNya yang tak
terbatas, tiada sekutu bagi-Nya yang mampu memenyaingi-Nya dan lain
sebagainya.

11 Integrasi Islam Dan Ilmu Pengetahuan


DAFTAR PUSTAKA

Adityas, Nicholas. 2012. Sejak Awal Kita Telah Ditentukan Sebagai Pemenang,
(http://nicholasadityas.blogspot.com/2012/07/sejak-awal-kita-
telahditentukan.html, diakses 10 Oktober 2014)
An-Najjar, Zaghlul. 2006. Pembuktian Sains Dalam Sunah, Buku 1. Amzah :
Jakarta
Beheshsti, Muhammad Husaini. 2003. Metafisika Al-Quran, Menangkap Intisari
Tauhid. Arasy Mizan : Bandung
Irawan, Muhammad Bagus. 2014. Bulan Dalam Al Qur‟an, (http://green.
kompasiana.com/iklim/2012/05/28/bulan-dalam-al-quran-460420.
html, diakses 04 Oktober 2014)
Nata, Abuddin, 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy).
PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Pranggono, Bambang. 2006. Mukjizat Sains Dalam Al-Qur‟an Menggali
Inspirasi Ilmiah. Ide Islami : Bandung
Ranusemito, Machmud. 2000. Memahami Peta Kandungan Al Qur‟an, Cetakan
Pertama. Hikmah Mahligai Pilihan : Tangerang
Rezalatica, 2010. Materi Agama Iman Kepada Qada Dan Qadar,
(http://bujanganakbaik.blogspot.com/2010/10/materi-agama-iman-
kepada-qadadan-qadar.html diakses pada 4 Desember 2014)
Wikipedia, 2014. Issac Newton, (http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton,
diakses pada 28 November 2014)
Wospakrik, Hans J. 2005. Dari Atomos Hingga Quark, Cetakan Pertama.
Universitas Atma Jaya : Jakarta
Yantigobel, 2011. Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah, (https://yantigobel.
wordpress.com/tag/ayat-qauliyah/.html, diakses pada 28 septemer
2014)

Anda mungkin juga menyukai