Anda di halaman 1dari 17

HAKIKAT ALAM GAIB

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Erwan Komara, S.Ag., M.Ag

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 ANDRIAN NURDIANSYAH (2114211013)


DENI SERFIYAN (2114221005)
RANI RIZQIANI (2114221018)
DEDI RAMLI (2114221012)
M. SYAHRUL RIZZAQI (2114221013)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala, karena atas limpahan berkah, rahmat, serta hidayah-Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul ”Hakikat Alam Gaib” Ini.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas pada matakuliah
Pendidikan Agama Islam di Uniersitas Sangga Buana YPKP. Dengan segala
keterbatasan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata bahasa
atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi
dan saran sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat
kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini ke depannnya.

Akhirnya kata, saya mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi saya sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca dapa umumnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1

C. TUJUAN...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian alam gaib dalam berbagai kebudayaan dan agama di dunia.. .3

B. Pengertian Gaib dan Macamnya................................................................3

C. Makhluk Gaib dan Karakteristiknya.........................................................5

D. Sikap Muslimin Terhadap Makhluk Gaib.................................................9

E. cara manusia dapat mengakses alam gaib dan apakah ada metode yang
dapat digunakan untuk membuktikan keberadaannya........................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................12

B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR FUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan yang maha esa sebagai tempat
hidup bagi makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Dunia yang ditepati manusia dan
makhluk hidup lainnya ini bisa disebut alam fisik atau alam nyata. Dikatakan
demikian karena semua yang ada di dunia ini bisa ditangkap oleh indera kita.
Namun, tentunya kita juga mengenal dunia yang berbeda dengan dunia kita.
Dunia atau alam itu disebut dengan alam metafisik, alam supranatural atau alam
gaib. Al-Qur’an sebagai sumber utama bagi ajaran islam dengan jelas
menyebutkan bahwa yakin pada yang gaib merupakan salah satu ciri orang yang
beriman. Dalam firman Allah (QS. An-Naml:65)
‫ُقْل اَّل َيْع َلُم َم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض اْلَغْيَب ِااَّل ُهّٰللا َۗو َم ا َيْش ُعُرْو َن َاَّياَن ُيْبَع ُثْو َن‬
Yang artinya “Katakanlah (Muhammad), tidak ada sesuatu pun di langit dan bumi
yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui
kapan mereka akan dibangkitkan”. Dalam penggalan ayat diatas menandakan
bahwasannya kita sebagai penghuni bumi tidak sendirian, ada dunia lain yang
berdampingan dengan kita yaitu alam gaib dan makhluk selain kita yaitu jin/roh.
Hanya sayangnya, informasi tentang alam gaib ini tidak semuanya benar.
Karena fenomena gaib ini sesuatu yang abstrak, ketidak benarannya jarang
diketahui dengan pasti. Begitupun fenomena yang benarnya. Semuanya masih
tanda tanya. Mana informasi yang benar dan yang salah belum bisa dipastikan,
semuanya masih samar-samar.
Walaupun demikian, islam tetap memerintahkan untuk percaya kepada
yang gaib. Salah satu kriteria dan ciri orang yang bertakwa adalah percaya kepada
yang gaib.hilanglah sifat takwa dalam diri seorang muslim apabila tidak
mempercayai hal-hal yang gaib. (Q.S Al-Baqarah [2] ayat 1-2) hanya sesuatu
yang gaibnya harus benar. Percaya kepada fenomena gaib yang salah bisa
merusak keimanan, bahkan biasa jatuh kedalam kemusyrikan. Informasi yang
benar dan pasti tentunya datang dari Allah SWT yang gaib. Hanya dialah yang

3
mengetahui secara pasti tentang hal gaib. Untuk manusia, Allah SWT telah
menginformasikan tentang hal-hal gaib ini dalam Al-Qur’an supaya manusia tidak
salah memahaminya.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai hakikat
alam gaib, agar pembaca bisa lebih memahami dan mengenal bahwasannya kita
sebagai manusia akan selalu berdampingan dengan alam gaib.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana menurut pandangan islam terhadap alam gaib?
2. Apa yang dimaksud Hakikat alam gaib?
3. Apa itu alam gaib dan bagaimana konsep ini dijelaskan dalam
berbagai kebudayaan dan agama di dunia?
4. Bagaimana sikap seorang muslim terhadap makhluk gaib?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan ini berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pandangan islam terhadap alam gaib.

2. Untuk mengetahui apa itu Hakikat alam gaib.

3. Untuk mengetahui menurut pandangan budaya dan agama terhadap


alam gaib.

4. Untuk mengetahui bagaimana menyikapi alam gaib sebagai


seorang muslim.

Setelah mengetahui tujuan dari penulisan ini, maka diharapkan


mempunyai manfaat yaitu memberikan informasi mengenai hakikat alam gaib.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian alam gaib dalam berbagai kebudayaan dan agama di
dunia
Alam gaib (atau juga disebut dunia gaib) adalah suatu konsep yang
merujuk pada dunia atau dimensi yang tidak dapat dilihat atau dijangkau oleh
panca indera manusia atau melalui alat pengukuran ilmiah yang ada. Alam gaib
biasanya dikaitkan dengan keberadaan entitas atau kekuatan supranatural seperti
roh, jin, hantu, dewa, dan sejenisnya.
Konsep alam ghaib ada dalam berbagai kebudayaan dan agama di dunia.
Dalam kepercayaan Hindu, alam gaib dipahami sebagai dimensi yang dihuni
oleh berbagai dewa dan makhluk gaib seperti rakshasa dan asura. Sementara
dalam kepercayaan Buddha, alam ghaib disebut dengan nama "samsara" dan
dipahami sebagai siklus kelahiran dan kematian yang terus menerus.
Dalam agama Islam, alam ghaib dianggap sebagai dimensi yang tidak
dapat dijangkau oleh akal manusia dan hanya dapat diketahui melalui wahyu
yang diberikan oleh Allah. Dalam al-Quran disebutkan bahwa alam gaib dihuni
oleh berbagai makhluk seperti jin dan malaikat.
Dalam kepercayaan tradisional Cina, alam gaib dipahami sebagai dunia
yang dihuni oleh roh-roh yang memiliki kekuatan gaib. Konsep ini juga
ditemukan dalam kepercayaan Shinto di Jepang, di mana alam gaib dipercayai
sebagai tempat tinggal para dewa dan roh nenek moyang terdahulu.
Secara umum, konsep alam gaib mencerminkan keyakinan manusia akan
adanya atau kekuatan supernatural yang melebihi kemampuan panca indera dan
pengetahuan manusia. Meskipun tidak dapat dipahami secara rasional atau
ilmiah, keberadaan alam ghaib seringkali menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari sistem kepercayaan dan praktik keagamaan di berbagai budaya dan agama
di dunia.

5
B. Pengertian Gaib dan Macamnya
A. Pengertian

Secara bahasa, kata gaib berasal dari bahasa Arab yaitu ghaib artinya yang
tidak hadir. yang tersembunyi atau tertutup. (AlMunawwir, 1984: 1.101) Secara
istilah gaib berarti segala sesuatu yang tidak dapat dipandang oleh indera
penglihatan dan tak terjangkau oleh akal manusia. (Hamid, 2002: 55) Dari
pengertian-pengertian tersebut, arti gaib sudah sangat jelas bahwa segala sesuatu
yang tidak dapat terlihat, apakah karena tidak hadir di sekitar kita atau karena
tersembunyi dan tertutup.
Oleh karena itu, istilah gaib bukan hanya ditujukan kepada makhluk halus
yang tidak terlihat, seperti malaikat atau jin. Kita juga dapat mengatakan gaib
kepada orang yang tidak hadir di kelas pada saat kuliah. Ketidak hadirannya
mengakibatkan dia tidak terlihat dan dikatakan gaib. Begitu juga semua hal yang
berada di luar kelas, semuanya dapat dikatakan gaib karena terhalang oleh
tembok dan tidak dapat terlihat. Jadi, kata gaib bersifat luas dan umum.

B. Pembagian Gaib

Dari contoh-contoh gaib yang telah diutarakan di pembahasan


sebelumnya, dapat kita nyatakan bahwa gaib itu ada yang sifatnya tetap, ada juga
yang sementara. Malaikat dan jin adalah contoh gaib yang bersifat tetap.
Sedangkan seorang mahasiswa yang tidak hadir di kelas pada saat kuliah
kegaibannya bersifat sementara, karena suatu ketika dia hadir kembali di kelas,
bukan lagi dinamakan gaib. Begitu juga kejadian di luar kelas sifatnya
sementara, karena bagi orang yang di luar kelas kejadian itu tidak bersifat gaib.
Dari segi sifatnya tersebut, gaib bisa dibagi menjadi dua macam, yang
pertama gaib mutlak dan yang kedua gaib nisbi. Gaib mutlak adalah gaib yang
dirasakan oleh seluruh manusia dimanapun berada karena Allah SWT sudah
menciptakannya dalam keadaan gaib. Contoh gaib mutlak ini di antaranya
malaikat, jin, iblis, ruh, kiamat, akhirat, surga, dan neraka.
Adapun gaib nisbi adalah gaib sementara atau yang hanya dirasakan oleh
sebagian orang saja. Contoh gaib nisbi di antaranya mahasiswa yang tidak hadir
di kelas atau kejadian yang tidak bisa disaksikan langsung karena terhalang atau
tempatnya jauh. Kejadian di Iran saat ini bisa dikatakan gaib bagi orang yang

6
tidak tinggal di Iran, tapi bagi orang yang tinggal di ran terutama yang
berdekatan dengan kejadian tersebut, bukanlah suatu kegaiban. Itulah yang
dinamakan gaib nisbi.

C. Makhluk Gaib dan Karakteristiknya


Makhluk gaib yang disebutkan Allah SWT dalam Al-Ouran hanya ada
empat macam, adalah malaikat, iblis, syetan, dan jin. Sebagai Berikut.
1. Malaikat

Makhluk gaib pertama yang diciptakan oleh Allah SWT bernama


malaikat. Kata malaikat berasal dari bahasa Arab yang berbentuk jamak dari kata
dasar al- malak atau al-malak dengan memanjangkan huruf lam. (Al-Munawwir,
1.455) Dalam Al-Guran, Allah SWT menyebut malaikat sebanyak 73 kali.
menyebut malak --termasuk dengan tambahan dhamirsebanyak 13 kali, dan
dalam bentuk mutsanna (menunjukkan dua) malakain sebanyak 2 kali. (Audah,
1991: 402-404)
a. Sifat dan karakteristik malaikat
1) Malaikat diciptakan dari cahaya (nur).
2) Makhluk Allah SWT paling taat dan takut kepada-Nya.
3) Makhluk yang selalu bertasbih kepada Allah.
4) Bergerak sangat cepat
5) Makhluk Bersayap
6) Dapat Berubah Bentuk

b. Pekerjaan-pekerjaan malaikat

Ada beberapa perkerjaan malaikat yang disebutkan dalam Al-Quran yaitu :


1) Menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul
2) Membantu para Nabi dan Kaum muslimin
3) Mengeksekusi hukuman atau azab allah
4) Mencatat segala amal perbuatan manusia
5) Mendoakan dan memintakan ampun bagi manusia
6) Mencabut nyawa manusia

7
1. Iblis
Makhluk gaib kedua yang disebut dalam Al-Our an adalah Iblis Terdapat
perbedaan tentang asal kata iblis Ada yang mengatakan bahwa kata iblis
berasal dari bahasa Arab, yakni ablasa yang berarti jahat, putus harapan.
(Munawwir: 114) Raharjo (1996 285) menyebutkan bahwa kata iblis berasal
dari kata balasa yang artinya putus asa.

Ada juga yang menyebutkan bahwa kata iblis bukan dari bahasa Arab tapi
bahasa 'Ajam (luar Arab). Cirinya bukan dari bahasa Arab, kata iblis tidak
ditanwinkan (Sabig 1988 219) Disebutkan juga oleh Shihab (2002. 153) bahwa
kata ibis merupakan serapan dari bahasa Yunani diabolos yang terdit dari dua
kata dia berarti di tengah, sewaktu, dan kata baklewt berarti melontar,
mencampakkan. Penggabungan dua kata tu berarti menentang, menghalangi,
memecah belah dan menciptakan kesalahpahaman. Sedangkan Baraya (2008.
31) mengatakan bahwa kata Iblis berasal dari bahasa Persia yang berarti putus
asa dan jauh dari kebenaran (Baraya, 2008 31) Terlepas dari perbedaan asal kata
tersebut, Al-Ouran sudah menyebutkan kata Iblis sebanyak 11 kak. delapan &
antaranya berhubungan dengan peristtwa penaptaan Nabi Adam.
a. Awal Penamaan istilah Iblis
Dalam Al-Gur'an, istilah Iblis muncul pada saat ada dar golongan
malaikat yang tidak mau melaksanakan perintah Allah SWT untuk
bersujud kepada Adam Allah SWT berfiman dalam Q.S Al-Bagarah (2)
ayat 34.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat
'Sujudlah kamu kepada Adam'. Maka sujudlah mereka kecuah Iblis: ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir."

b. Sifat dan penjelasan iblis


1. Makhluk yang sombong dan termasuk golongan kafir
2. Makhluk yang terusir dari surga
3. Makhluk yang terlaknat sampai hari kiamat dan
akhirat,dijamin menjadi penghuni neraka.

4. Makhluk yang akan selalu menggoda dan menghalangi


manusia ke jalan Allah SWT dari berbagai arah kecuali dari
8
atas.

5. Makhluk yang tidak akan pernah mati,sampai hari kiamat.

2. Syetan

Syetan merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yakni syaithan


jamanya syayathin. Asal katanya syathana yang artinya menyalahi menjauhkan
mengikat dan menyimpang (Munawwr 772) Kata syetan, —baik yang berbentuk
tunggal, syaithan maupun jamak, syayathin, juga dengan tambahan
dhamirdisebut dalam Al- Aur'an sebanyak 88 kali dalam 35 surah
(Rahardjo: 284) Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1986 : 935), syetan
diartikan dengan roh jahat (yang selalu membujuk manusia supaya berbuat
jahat).
a. Hakikat Syetan
Istilah syetan disebutkan pertama kali oleh Allah Swr dalam Al
Ouran pada saat . menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw bukanlah
ahli nujum yang mengucapkan mmalan ramalan (syetan yang
terkutuk). (Rahardjo: 289) Pirman Nva'Dan temanmu (Muhammad)
itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.
Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibii di utuk yang terang.
Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan
yang ghaib. Dan Al- Guran tu bukanlah perkataan syaitan yang
terkutuk."
Dapat menyimpulkan bahwa syetan bukan sesuatu makhluk yang
mempunyai raga sebagaimana malaikat, iblis, dan jin. Syetan bisa
dikatakan segala sesuatu yang dikeluarkan oleh iblis untuk menggoda
manusia dan jin. Ada yang mengatakan syetan adalah sifatsifat jin ada
juga yang mengatakan bala tentara iblis untuk menggelincirkan manusia
dan jin. Oleh karena itu, syetan masuk ke dalam diri manusia dan jin,
mempengaruhi mereka agar maksiat kepada Allah SWT.
b. Cara Penyesatan Syetan
1. Syetan masuk kedalam aliran darah.
2. Membisikan ajaran kemaksiatan.
3. Menghiasi amal jelek dengan kebaikan.
9
3. Jin

Dalam kosa kata Arab, kata jin terdiri dani tiga huruf jim, nun dan nun
Kamus Al-Munawwir (1984: 232) menyebukan banyak arti untuk kata yann ini,
di antaranya gelap, menutupi, dan bersembunyi Senada dengan Munawwir,
Shihab (201019 menyatakan bahwa menurut para pakar bahasa, semua kata yang
terdin dari rangkaian ketiga huruf ini mengandung makna ketersembunyian dan
ketertutupan. Oleh karena itu, Rahardjo (1996:286) menyatakan bahwa jin
adalah sesuatu yang berhubungan dengan kegelapan yang pekat.
Dalam Ensiklopedi Islam (2003, Jid. Il: 318), kata jin didefinisikan
sejenis makhluk halus yang berakal dan mempunyai keinginan-keinginhan
sebagaimana manusia. Walaupun makhluk halus, tegas Shihab (2010: 29)
kehalusan m bdak harus dipahami dalam arti hakikatnya demikian. Jin itu
sebenamya makhluk kasar, tetapi karena keterbatasan mata manusia, maka
kekasaran bentuk jin tidak dapat dilihat oleh manusa Oleh karena itu, jin disebut
makhluk gaib atau makh uk halus.
c. Penanaman jin dalam Al-Quran

Kata yang dipakai Al-Ouran untuk menamakan makhluk gaib jenis jin ini
ada tiga macam, yaitu al-jin, al-jann, dan ak Jinnah. Kata al-jin dipakai 22 kali,
alyann dipakai 7 kali, dan ak Jinnah dipakai 8 kali dari 10 kata yang disebut.
(Audah: 315 321)
Secara bahasa, kata al-jin sudah disampaikan sebelum ini Adapun al-jann,
sebagaimana yang dikemukakan oleh pakar bahasa, al-Jauhari, bermakna jamak
atau banyak. Al-jann yang dimaksudkan dalam Al-Aur'an ini berarti sekelompok
jin Sedangkan alyinnah dengan tambahan ta marbuthah (4 adalah alamat tanits
(tanda/bentuk feminim) untuk menunjukkan banyak atau kelompok. Jadi kata al-
jinnah bermakna juga kelompok jin. (Shihab, 2010: 48-50).
d. Kesamaan jin dengan manusia
1. Berjenis kelamin kaji-laki dan perempuan
2. Bekerja dan bermasyarakat

10
3. Diberi kewajiban untuk beribadah
4. Ada yang taat,beriman da nada yang durhaka,kafir.
5. Ada yang masuk surga da nada yang masuk neraka

e. Kemampuan jin dan pengaruhnya terhadap manusia

Sebagaimana telah disinggung di awal, jin adalan makhluk gaib


yang jasadnya tidak bisa terlihat oleh manusia karena keterbatasan
manusia itu sendiri. Adapun jin dapat melihat manusia dan mempunyai
kemampuan untuk mengubah diri dalam bentuk yang dikehendakinya,
sebagaimana malaikat. (Ensiklopedi Islam, Jid. 2: 318)
Dalam beberapa riwayat, jin dapat mengubah dirinya menjadi
bentuk manusia seperti kita dan juga mengubah dirinya menjadi binatang,
seperti ular. (Shihab, 2010: 95-100) Namun dimungkinkan juga, karena
kegaibannya, jin bisa berubah ke bentuk-bentuk lainnya bahkan kepada
bentuk yang dihalusinasikan manusia. Misalnya bentuk-bentuk atau
gambar-gambar yang ditakutkan oleh manusia.
Selain itu, jin mampu berinteraksi dengan manusia dan
memberikan informasi-informasi gaib kepada manusia yang menghendaki
dan memintanya. Sinyalemen adanya interaksi manusia dengan jin ini ada
dalam
Q.S. Al Jin (72) ayat 6
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin,
maka jin- jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."

f. Sikap Muslimin Terhadap Makhluk Gaib


Sebagai seorang muslim, kita diperintahkan untuk percaya kepada
yang gaib. Hal itu merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.
Firman Allah dalam A.S. Al-Bagarah (2) ayat 3.

11
"(Orang yang bertakwa yaitu) mereka yang beriman kepada yang
gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rizki yang
Kami anugerahkan kepada mereka."
Percaya kepada yang gaib bukan berarti takut, taat, apalagi
meminta. Ada di antara manusia yang menyalahartikan bentuk percaya
ini atau bersikap salah terhadap yang gaib, sehingga mereka terperdaya
dengan tipu daya dan kebohongan kekuatan makhluk gaib ini. Tidak
sedikit manusia yang memanfaatkan kemampuan makhluk gaib untuk
mendapatkan kelebihankelebihan baik dalam hal kekuatan fisik.
keterampilan. atau Informasi-informasi masa lalu dan masa depan. Hal
ini terjadi bukan hanya saat ini saja. tapi jauh sebelum Nabi Muhammad
saw diutus Interaksi yang salah dengan makhluk gaib kerap dilaksanakan
oleh manusia kapanpun dan dimanapun.
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw membawa misi
meluruskan manusia dari kepercayaan-kepercayaan yang sesa dan
hubungan yang salah dengan makhluk gaib Makhluk gair yang sangat
mungkin bisa djadikan tempat berkomunikasi oleh manusia adalah jin
Adapun jin mendapat dukungan dari iblis melalui syetan-syetannya untuk
menjerumuskan manusia dengan Cara yang gaib.
Manusia yang biasa berhubungan dengan jin adalah dukun atau
kahn Dukun inilah yang meminta kepada jin kekuatan. kekuatan gaib
serta informasi-informasi yang belum diketahui oleh manusia Dukun
juga dijadikan oleh manusia lainnya untuk menjadi media pertanyaan
kepada jin.
Untuk memenuhi permintaan manusia ini, jin meminta beberapa
syarat. Syarat-syarat ini disesuaikan situasi dan kondisi. Syarat di
Indonesia mungkin berbeda dengan di Arab. Begitupun syarat di Inggris
berbeda dengan di Cina. Cara dan metodenya pun berbeda. Di Indonesia
khususnya, syarat yang biasa diminta biasanya menyediakan kembang
tujuh rupa, menyembelih ayam kampung, air kopi, bakar kemenyan, dan
sebagainya. Permintaan manusia tidak akan dilayani sebelum syarat-
syaratnya terpenuhi.

12
Di situlah benih-benih kesesatan dan kemusyrikan muncul.
Manusia dengan serta merta menuruti perintah jin itu —yang sebetulnya
sudah dimasuki syetan untuk menggelincirkan akidah manusia. Jadi
pada dasarnya, orang yang meminta kepada jin sebetulnya meminta
kepada syetan dan iblis laknatullah. Oleh karena itu, pada saat seorang
muslim datang kepada dukun. tukang ramal, atau paranormal. maka
shalatnya tidak diterima 40 hari 40 malam. Apabila dia membenarkan
serta meyakini ucapan dukun itu, dia sudah dianggap kafir. Rasul saw
bersabda:
"Barang siapa yang datang ke dukun atau paranormal lalu dia
menanyakan sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama
empat puluh hari empat puluh malam." (H.R. Muslim)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat alam gaib merupakan sesuatu yang sebenarnya terjadi dan
nyatamengenai alam gaib beserta apa yang ada didalam nya. Alam gaib
jugamerupakan dimensi atau alam yang berada sama di dunia kita.Menurut
pandangan islam bawasannya kita sebagai umat muslim cukupmengimani tentang
adanya alam gaib. Karena iman kepada alam gaib merupakansalah satu bentuk
rukun iman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 3
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat, dan
menafkahkan sebagianrezeki yang kami anugrahkan kepada mereka”.
Jadi kita wajib mengiani tentang alam gaib yang termasuk rukun iman
juga.Malaikat, iblis, dan Jin adalah mahluk penghuni dan penjaga alam gaib.Dan
sudah menjadi keharusan untuk kita mempercayai adanya mereka yang
jugamerupakan bagian mahluk ciptaan Allah swt. Mereka memiliki tugas
dankewajiban masing-masing yang sudah diperintahkan. Sebagai manusia kita
tidak boleh mempunyai pikiran bahwa kita hidup sendiri di dunia ini. Karena
merekaada namun tidak di dimensi ini.
B. Saran
Menurut pendapat penulis, tentunya kita selaku umat muslim harus
memercayai adanya alam gaib sebagai bagian dari ciptaan Allah SWT, kita hidup
di dunia ini tidak sendiri, terdapat malaikat dan jin yang bersama-sama hidup
berdampingan. Penerapan ini bisa kita amalkan sebagai bagian dari rukun iman
yang kedua, yaitu iman kepada malaikat. Tugas malaikat diantaranya adalah
mencatat amal baik dan buruk yang kita lakukan semasa menjalankan hidup
didunia, maka yang perlu kita lakukan adalah menjalankan perintah Allah dan
menjauhi segala larangan-Nya. Semua catatan yang ditulis oleh malaikat akan
langsung diberikan kepada Allah dan kita harus mempertanggung jawabkannya
diakhirat kelak.

14
Penerapan yang kedua terdapat pada rukun iman yang kelima yakni iman
kepada hari kiamat. Hari akhir merupakan bagian dari gaib masa depan yang
sudah mutlak ditetapkan oleh Allah SWT, kita tidak tahu kapan pastinya
akanterjadi.Karena manusia hidup berdampingan dengan makhluk gaib,
alangkah baiknya kita tidak mencampuri segala bentuk kehidupan makhluk gaib.
Karena pada dasarnnya kita hidup di berbeda alam dan sama-sama hidup dengan
tugasnya masing-masing.

15
DAFTAR FUSTAKA
Referensi Buku Kuliah Islam 2 kajian ilmiah nilai-nilai agama islam
panduan kehidupan mahasiswa muslim

https://www.academia.edu/41342885/

MAKALAH_HAKIKAT_ALAM_GAIB

https://www.scribd.com/document/362207535/Hakekat-Alam-Ghaib

16

Anda mungkin juga menyukai