Anda di halaman 1dari 23

PERSIAPAN DALAM KEMATIAN

DAN MERAWAT JENAZAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Fiqih


Dosen pengampu : Bapak. Miftahul Haq, M.Pd

Disusun oleh:

Nama : Palen

NIM : 23041080095

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2023/2024

,
i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Shalawat
beserta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Penulis bersyukur
kepada Ilahi rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada penulis,
sehingga makalah yang telah kami tulis dapat diselesaikan. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang telah
memberi kesempatan waktu untuk penyelesaian makalah ini dan dengan limpahana
rahmat karunia allah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makaalah mata kuliah
ini. Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan pada para pembaca dapat
mengetahui terhadap tentang “ Konsep Dasar Makro Ekonomi Islam” serta dapat
menjadi pengembangan wawasan dan mengerti akan beberapa referensi-referensi
dari beberapa sumber. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan atau kekeliruan dan kekhilafan. Oleh karna itu, kepada para pembaca
dan para pakar, penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang kami susun bermanfaat bagi
para pembaca dan menambah ilmu pengetahuan.

Palembang, 11 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latara Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kematian ................................................................................................... 2
1. Pengertisan Kematian Menurut Islam ................................................. 3
2. Hal-Hal Yang Harus Persiapkan .......................................................... 4
3. Mengenal Kehidupan Setelah Kematian ............................................. 6
B. Jenazah ...................................................................................................... 10
1. Pengertian Jenazah dalam Islam ........................................................ 10
2. Tatacara Pengurusan Jenazah ............................................................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian merupakan suatu peristiwa gaib yang mutlak. Pengetahuan
akan kematian hanya akan diketahui oleh manusia ketika mengalaminya
secara langsung. Informasi mengenai kematian hanya diketahui oleh Allah
saja. Kematian suatu makhluk tidak dapat terungkap sama sekali. Dalam
Surah Luqman ayat 34, Allah berfirman bahwa tidak ada satupun jiwa yang
mengetahui di mana kematiannya.
Persiapan kematian dan merawat jenazah adalah karena kematian
merupakan hal yang pasti terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa,
termasuk manusia. Dalam agama Islam, mengurus jenazah merupakan
kewajiban bagi yang masih hidup. Syariat Islam mengajarkan bahwa
manusia pasti akan mati, namun tidak akan pernah diketahui kapan
kematian itu tiba. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi kematian dan merawat jenazah, termasuk memandikan
jenazah, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah. Hal ini juga
diatur dalam syariat Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kematian dalam arti Islam?
2. Apa saja kehidupan yang terjadi setelah kematian?
3. Apa itu jenazah dalam arti Islam?
4. Apa saja tatacara dalam kepengurusan jenazah itu?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti kematian dalam Islam
2. Mengetahui bagaimana kehidupan terjadi setelah kematian
3. Mengetahui arti jenazah dalam Islam
4. Mengetahui tatacara dalam kepengurusan jenazah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEMATIAN
Kematian merupakan suatu peristiwa gaib yang mutlak. Pengetahuan akan
kematian hanya akan diketahui oleh manusia ketika mengalaminya secara
langsung. 1 Informasi mengenai kematian hanya diketahui oleh Allah saja.
Kematian suatu makhluk tidak dapat terungkap sama sekali. 2 Dalam Surah
Luqman ayat 34, Allah berfirman bahwa tidak ada satupun jiwa yang
mengetahui di mana kematiannya.3
Dalam salah satu hadis Arbain Nawawi disebutkan bahwa waktu kematian
merupakan salah satu dari empat perkara yang ditetapkan sejak manusia
memperoleh kehidupannya dari Allah. Masa pemberian ini ketika manusia
masih di dalam kandungan dan telah berusia 120 hari. Catatan kematian ini
diberikan oleh Allah kepada malaikat bersama dengan ketentuan rezeki, amal,
dan nasib. Malaikat yang bertugas untuk mencabut nyawa adalah Malakul
Maut. Nama ini diberikan langsung oleh Allah dan disebutkan dalam Surah As-
Sajdah ayat 11. Sedangkan nama Izrail yang umum digunakan merupakan
penyebutan-penyebutan tentang Malakul Maut di dalam kisah Israiliyat.
Manusia pertama yang merasakan kematian adalah putra Nabi Adam yang
bernama Habil. Ia mati dibunuh oleh saudaranya yang bernama Qabil.
Kematian Habil juga menjadi awal dari dimulainya penguburan jenazah.

1
El-Shafa, Ahmad Zacky (2012). Jangan Takut Mati Bila Khusnul Khatimah . MedPress Digital.
hlm. 14..
2
Albar, D., dkk. (2020). Zulaiha, E., dan Rahman, M. T., ed. Penciptaan dan Pemeliharaan
Alam dalam Perspektif Al- Qur‘an (PDF). Bandung: Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. hlm. 18.
3
Baswedan, Sufyan bin Fuad (2013). Andai Si Mati Bisa BIcara. Jakarta Timur: Jakarta Timur.
hlm. 2.

2
1. Kematian Menurut islam
Kematian menurut Islam adalah suatu ketentuan yang dikehendaki
oleh Allah atas tiap makhluk, termasuk manusia. Ayat-ayat Al-Qur'an
menjelaskan bahwa kematian merupakan sebuah keniscayaan bagi makhluk
yang bernyawa. Penyebab kematian dapat karena tidak terpenuhinya
kebutuhan jasmani atau kesehatan tubuh yang melemah. Sementara Allah
mustahil mengalami kematian.
Kematian merupakan siklus yang berulang dengan kehidupan bagi
setiap makhluk. Prosesnya meliputi peralihan antara roh dan jiwa. Masa
kejadian kematian menurut Islam hanya diketahui oleh Allah sebagai
ketetapan-Nya. Ketetapan Allah atas kematian makhluk khususnya manusia
pada usia kandungan 120 hari. Kematian pertama yang tercatatan dalam Al-
Qur'an adalah kematian Habil oleh saudaranya Qabil.
Tanda kematian adalah terjadinya kondisi sekarat. Rasa sakit saat
kematian akan terjadi lebih sakit dibandingkan dengan bagian tubuh yang
terpisah-pisah. Kematian merupakan bentuk cobaan bagi kehidupan
manusia dan batas untuk melakukan pertobatan dalam Islam. Setelah
kematian terjadi, catatan amal manusia berakhir dan segala akad yang
ditetapkannya semasa hidupnya juga diakhiri. Persiapan utama dalam
menghadapi kematian dalam Islam adalah memperbanyak ibadah.
Dalam Islam, terdapat 4 kondisi yang menyebabkan seseorang mati
dalam keadaan syahid, yaitu pembelaan terhadap harta, keluarga, agama dan
nyawa. Sementara kematian dalam keadaan buruk terjadik ketika masa
sekarat, manusia masih memikirkan dunia dan mengingkari Islam sebagai
kebenaran.
Anjuran dalam Islam mengenai kematian adalah melakukan ziarah
kubur dan takziah. Tujuannya untuk mengingatkan diri akan kematian.
Terdapat pula larangan mengenai kematian, yaitu larangan mengharapkan
kematian, mempercepat kematian, meratapi kematian dan menyiarkan
kematian. Manusia yang telah mengalami kematian akan berpindah dari

3
alam dunia menuju ke alam barzakh dan alam akhirat. Ilmu yang berkaitan
dengan kematian adalah hukum waris.4
2. Hal-Hal yang harus dipersiapkan
a. Tingkatkan Iman
Salah satu kewajiban utama umat beragama yaitu selalu
meningkatkan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, hal ini akan menjadi
bekal untuk dapat masuk surga.
Meningkatkan iman dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana,
seperti meningkatkan amal ibadan, bersedekah, atau berpuasa sunnah di
hari-hari tertentu. Selain itu, iman juga dapat Anda tingkatkan dengan
selalu membaca kitab suci dan mengamalkan apa yang ada di dalam
kitab suci tersebut.
b. Jangan Menunda Kewajiban
Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berinteraksi antara
satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, tidak heran jika ada
serangkaian tanggung jawab atau kewajiban yang harus diselesaikan,
misalnya pekerjaan, janji, maupun hutang.
Jika Anda merasa memiliki kewajiban tersebut pada seseorang,
pastikan Anda sudah menyelesaikan kewajiban tersebut. Entah pada
kerabat maupun keluarga sebelum hari itu tiba. Kewajiban sendiri tentu
saja tidak terbatas pada manusia saja. Seorang umat beragama tentu juga
memiliki kewajiban kepada Tuhan mereka. Dalam Islam, solat, puasa,
maupun sedekah merupakan beberapa contoh kewajiban yang harus
Anda lakukan dan diselesaikan selama di kehidupan dunia.
Tidak hanya menuntaskan kewajiban, Anda juga dapat bertaubat
untuk membayar kesalahan yang Anda lakukan di masa lalu. Mulai dari
curang, perzinahan, berbohong, mencelakakan orang, dan lain
sebagainya.
c. Wasiat Keluarga

4
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kematian_menurut_Islam

4
Beralih dari hal yang bersifat spiritual, ada beberapa hal duniawi
yang perlu Anda persiapkan sebelum hari kematian datang, salah
satunya adalah surat wasiat. Surat wasiat merupakan akta yang di
dalamnya berisi serangkaian pernyataan seseorang tentang apa yang dia
inginkan jika nantinya sudah meninggal. Hal-hal yang diatur dalam
surat wasiat dapat berupa harta, hutang, keinginan spesifik, maupun
rahasia tertentu yang mungkin baru bisa terungkap ketika seseorang
sudah meninggal dunia. Pihak yang menerima hutang maupun harta ini
biasanya memiliki sebutan ahli waris.
d. Asuransi Kecelakaan
Tujuan utama Anda harus memiliki asuransi kecelakaan adalah
agar keluarga dapat terjamin masa depannya. Kedukaan tentu juga tidak
mengenal kondisi keuangan, asuransi tentu akan memberikan santunan
tertentu jika hal yang tidak diinginkan terjadi.
Meski tidak bisa mengembalikan orang yang telah tiada, namun
adanya asuransi ini bisa membuat beban pihak keluarga menjadi lebih
ringan dari segi ekonomi (finansial).
e. Proteksi Pemakaman
Selain asuransi kecelakaan, salah satu hal yang cukup penting
untuk Anda persiapkan yaitu proteksi pemakaman. Sistem dari proteksi
pemakaman sama seperti asuransi, hanya saja ini lebih berfokus pada
kedukaan dengan sebab apapun.
Sebagai salah satu penyedia proteksi pemakaman terbaik di
Indonesia yaitu jasa on demand service pemakaman Kamboja yang
membantu Anda untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan
kedukaan. Entah itu jasa pemakaman, rumah duka, kendaraan jenazah,
bahkan uang santunan sekalipun, semuanya akan ditangani oleh
Kamboja dengan baik.
f. Menghargai Saat-Saat Kebersamaan
Selama hidup di dunia, manusia selalu bertemu dengan teman-
teman maupun keluarga yang baik kepadanya. Jika ingin menghargai

5
orang-orang ini, Anda dapat bersilaturahmi di waktu luang. Hubungan
silaturahmi yang baik nantinya akan berdampak baik jika kedukaan
datang menjemput.
Pasalnya, doa dari orang-orang yang dekat dapat membantu
Anda untuk masuk surga nantinya. Kebersamaan ini harus Anda hargai
karena hanya dapat Anda rasakan ketika masih hidup.
3. Mengenal Kehidupa Setelah Kematian
Salah satu rukun iman yang wajib umat Muslim yakini adalah
iman kepada hari akhir. Tiap-tiap hamba Allah wajib untuk percaya akan
adanya kehidupan setelah kematian. Kehidupan setelah kematian
mengacu pada keyakinan atau gagasan, bahwa ada bentuk eksistensi
atau kesadaran yang berlanjut setelah kematian fisik seseorang. Dalam
Islam, tahapan kehidupan setelah kematian berfungsi sebagai pengingat
untuk menjalani kehidupan yang benar dan mempersiapkan kehidupan
akhirat.
Kehidupan setelah kematian juga dijelaskan dalam banyak
agama, bahwa jiwa atau roh manusia akan melanjutkan perjalanan
setelah kematian. Beberapa keyakinan mencakup ide seperti surga,
neraka, reinkarnasi, atau mencapai pembebasan spiritual.

Ada beberapa tahapan setelah kematian yaitu:

a) Barzakh
Tahap pertama kehidupan setelah kematian disebut Barzakh,
yaitu periode antara kematian seseorang dan Hari Pembalasan. Pada
tahap ini, jiwa dipisahkan dari tubuh dan memasuki alam
keberadaan baru, di mana ia menunggu penghakiman. Menurut
kepercayaan Islam, jiwa yang saleh akan dihibur dan merasakan
surga,
sedangkan jiwa orang fasik akan menderita dan merasakan rasa
neraka.
Surat Al-Mu’minun Ayat 99-100

6
‫صا ِل ًحا فِي َما ت ََر ْكتُ كَل إِنَّ َها‬ َ ‫ون لَعَ ِلي أ َ ْع َم ُل‬ ِ ُ‫ار ِجع‬ ْ ‫ب‬ِ ‫َحتَّى إِذَا َجا َء أ َ َحدَهُ ُم ْال َم ْوتُ قَا َل َر‬
َ‫َك ِل َمة ه َُو قَائِلُ َها َومِ ْن َو َرائِ ِه ْم بَ ْرزَ خ إِلَى يَ ْو ِم يُ ْبعَثُون‬
Artinya: Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku
tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai
hari mereka dibangkitkan.5
b) Hari Kebangkitan
Tahap kedua kehidupan setelah kematian adalah
Kebangkitan, juga dikenal sebagai Al-Ba'ath. Ini adalah saat Allah
(Tuhan) akan membangkitkan semua orang mati dari kubur mereka
dan menghidupkan mereka kembali. Peristiwa ini akan didahului
oleh gempa bumi yang hebat, dan semua ciptaan akan mengalami
kekacauan.
Surat Az-Zumar Ayat 68
‫ٱّللُ ۖ ث ُ َّم نُ ِف َخ فِي ِه‬ ِ ‫ت َو َمن فِى ْٱْل َ ْر‬
َ ‫ض ِإ َّّل َمن‬
َّ ‫شا ٓ َء‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ َ َ‫ور ف‬
َّ ‫صعِقَ َمن فِى ٱل‬ ِ ‫ص‬ُّ ‫َونُ ِف َخ فِى ٱل‬
َ‫ظ ُرون‬ُ ‫أ ُ ْخ َر َٰى فَإِذَا هُ ْم قِيَام يَن‬
Artinya: Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di
langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian
ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri
menunggu (putusannya masing-masing).6
c) Hari Pengadilan
Tahap ketiga kehidupan setelah kematian adalah Hari
Pengadilan, juga dikenal sebagai Yawm Al-Qiyamah. Inilah saatnya
Allah akan menghakimi seluruh umat manusia atas tindakan mereka
dalam hidup ini. Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban

5
Silvia Estefina S. (2023). Mengenal Kehidupan Setelah Kematian dalam Islam yang Wajib
Disimak. https://www.liputan6.com/hot/read/5298726/mengenal-kehidupan-setelah-
kematian-dalam-islam-yang-wajib-disimak?page=3
6
Ibid.

7
atas perbuatannya, dan nasibnya akan ditentukan berdasarkan
apakah dia menjalani kehidupan yang benar atau kehidupan yang
penuh dosa.
Surat Al-Anbiya Ayat 47

‫شيْـًٔا ۖ َوإِن َكانَ مِ ثْقَا َل َحبَّة ِم ْن خ َْردَل أَتَ ْينَا‬ ْ ُ ‫ط ِليَ ْو ِم ْٱل ِق َٰيَ َم ِة فَ َل ت‬
َ ‫ظلَ ُم نَ ْفس‬ َ ‫ض ُع ْٱل َم َٰ َو ِزينَ ْٱل ِق ْس‬
َ َ‫َون‬
َ‫بِ َها ۗ َو َكف ََٰى بِنَا َٰ َح ِس ِبين‬

Artinya: Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari


kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan
jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami
mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat
perhitungan.
d) Hisab
Tahap keempat kehidupan setelah kematian adalah hisab atau
perhitungan, juga dikenal sebagai Al-Hisab. Ini adalah saat setiap
orang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka dan
akan ditanyai tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu
mereka di bumi. Orang benar akan diberi upah dan orang jahat akan
dihukum.
Surat az-Zalzalah Ayat 7-8

ُ‫ َو َم ْن يَ ْع َم ْل مِ ثْقَا َل ذَ َّرة ش ًَّرا يَ َره‬°ُ‫فَ َم ْن يَ ْع َم ْل مِ ثْقَا َل ذَ َّرة َخي ًْرا يَ َره‬

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah,


niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.
e) Jembatan
Tahap kelima kehidupan setelah kematian adalah Jembatan,
juga dikenal sebagai As-Sirat. Ini adalah jembatan yang harus

8
dilintasi setiap jiwa untuk mencapai Surga. Orang benar akan
menyeberangi jembatan dengan mudah, sedangkan orang jahat akan
jatuh ke Neraka.
Surat Al-Baqarah Ayat 111

‫ص َر َٰى ۗ ت ِْلكَ أ َ َمانِيُّ ُه ْم ۗ قُ ْل هَاتُوا ب ُْر َٰ َهنَ ُك ْم إِن ُكنت ُ ْم‬


َ َٰ َ‫َوقَالُوا لَن يَدْ ُخ َل ْٱل َجنَّةَ إِ َّّل َمن َكانَ هُودًا أ َ ْو ن‬
َ َٰ
َ‫ص ِدقِين‬

Artinya: Dan Kami akan mengambil dari setiap bangsa seorang


saksi dan berkata, 'Tunjukkan buktimu,' dan mereka akan
mengetahui bahwa kebenaran adalah milik Allah, dan kehilangan
dari mereka adalah apa yang biasa mereka buat.
f) Surga Atau Neraka
Tahap akhir kehidupan setelah kematian adalah Neraka atau
Neraka. Di sinilah nasib akhir setiap orang akan ditentukan. Orang
benar akan masuk surga, di mana mereka akan mengalami
kebahagiaan abadi, sedangkan orang jahat akan masuk neraka, di
mana mereka akan mengalami hukuman kekal.

Surat At-Tur Ayat 17

‫إِ َّن ْٱل ُمتَّقِينَ فِى َج َٰنَّت َونَعِيم‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam


surga dan kenikmatan.

Surat Az-Zumar Ayat 71

‫ت أَب َٰ َْوبُ َها َوقَا َل لَ ُه ْم خَزَ نَت ُ َها ٓ أَلَ ْم‬ْ ‫َوسِيقَ ٱلَّذِينَ َكف َُر ٓوا إِلَ َٰى َج َهنَّ َم ُز َم ًرا ۖ َحت َّ َٰ ٓى إِذَا َجا ٓ ُءوهَا فُتِ َح‬
‫ت َربِ ُك ْم َويُنذ ُِرونَ ُك ْم ِلقَا ٓ َء يَ ْومِ ُك ْم َٰ َهذَا ۚ قَالُوا بَ َل َٰى َو َٰ َلك ِْن‬ َ َ‫سل ِمن ُك ْم يَتْلُون‬
ِ َ‫علَ ْي ُك ْم َءا َٰي‬ ُ ‫يَأْتِ ُك ْم ُر‬
َ‫علَى ْٱل َٰ َكف ِِرين‬ َ ‫ب‬ ِ ‫ت َك ِل َمةُ ْٱل َعذَا‬ ْ َّ‫َحق‬

9
Artinya: “Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam
berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka
itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu
rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat
Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan
hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah
pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir”.7

B. JENAZAH
1. Pengertian Jenazah Dalam Islam
Kata jenazah dari kata janzun (‫ )جنز‬yang bermakna mengumpulkan atau
mempersiapkan. Attajniz (‫ )تحنيز‬atau tajhiz (‫)تجهيز‬, persiapan, perabot,
peralatan. Maka, berbeda dengan bahasa Indonesia, bahwa janazah adalah
mayat (orang yang meninggal), sedangkan dalam bahasa Arab jenazah adalah
orang yang telah meninggal dunia yang berada di dalam peti, di atas ranjang
atau dipan. Sebagaimana dalam Syawahid

َ ‫ فَلَهُ ق‬،ً‫ “ َم ْن تَبِ َع َجنَازَ ة‬: ‫ ومن شواهده حديث‬. ‫الجنازة اسم للميت في النعش‬
1323 : ‫” البخاري‬. ‫ِيراط‬

Jenazah adalah nama dari orang yang mati berada di atas keranda atau
ranjang. Sebagaimana dalam hadis Nabi, “Barangsiapa yang mengikuti
jenazah, maka mendapatkan pahala satu qirath” (HR: Bukhari 1323).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata jenazah
adalah mayat. Jenazah memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda
sehingga jenazah dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan.

7
Silvia Estefina S. (2023). Mengenal Kehidupan Setelah Kematian dalam Islam yang Wajib
Disimak. https://www.liputan6.com/hot/read/5298726/mengenal-kehidupan-setelah-
kematian-dalam-islam-yang-wajib-disimak?page=3

10
Dalam bahasa Arab terdapat dua kata yang sering digunakan, ada jenazah
(‫ ) َجنازَ ة‬dan jinazah (‫)جنازَ ة‬.
ِ Menurut Ibnu Mandhur, kebanyakan para ulama
berpendapat bahwa janazah bermakna al-mayyit ala al-sarir (orang yang mati
yang berada di atas dipan atau ranjang), jika di atas di pan tidak ada mayat,
maka dinamakan sarir (dipan, ranjang) dan na’syun (keranda). Maka, jenazah
itu adalah orang yang meninggal dunia yang berada di atas ranjang atua dipan.
Hal ini, juga disampaikan oleh Al-Farisi:

‫قال الفارسي ّل يسمى ِجنَازة حتى يكون عليه ميت و ِإّل فهو سرير أَو نعش‬

“Dinamakan dengan jenazah, apabila di atas ranjang terdapat mayat, bila


tidak ada mayatnya maka dinamakan ranjang atau dipan”.

Berbeda dengan Ibnu Sidah, kata Janazah menunjuk pada mayyit (orang
meninggal), sedangkan jinazah adalah keranda atau dipannya. Al-Asma’i
juga berpendapat demikian, Al-jinazah artinya mayat itu sendiri, sedangkan
kebanyakan orang Arab mengartikan dengan ranjang.8

2. Tata Cara Pengurusan Jenazah


Tata cara pengurusan jenazah dari mulai memandikan hingga
menguburkan sesuai sunnah sangat penting diketahui dan dipahami tiap
Muslim. Mengurus jenazah dengan baik merupakan salah satu cara
memuliakan orang yang sudah meninggal. Jika memang memungkinkan
perlu melakukan dengan cara yang sesempurna mungkin.
Sutomo Abu Nashir Lc dalam bukunya Pengantar Fiqih Jenazah
menjelaskan, merawat atau memulasara jenazah hukumnya adalah fardu
kifayah. Artinya, kewajiban tersebut gugur jika telah ada orang lain yang
telah mengurusnya.

8
Hidayatullah, 2022, Mengungkap Kata Jenazah dalam Bahas Arab.
https://hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/2022/02/23/225519/mengungkap-kata-
jenazah-dalam-bahasa-arab.html

11
Dalil mengenai pengurusan jenazah yakni diriwayatkan oleh Abu
Hurairah ra bahwa yang mengatakan Rasulullah SAW telah bersabda :
"Lima hal yang wajib dilakukan seorang muslim terhadap saudaranya; yaitu
menjawab salam, mendoakan orang bersin, menghadiri undangannya,
mengunjungi orang sakit, dan mengantarkan jenazahnya". (HR. Muslim)9
− Tata cara mengurus jenazah ada 5 hal yaitu sebagai berikut
1) Memandikan
Tata cara mengurus jenazah yang pertama adalah memandikan
jenazah. Hal ini sebagai tindakan untuk memuliakan dan
membersihkan tubuh orang yang sudah meninggal dunia. Adapun
tata cara memandikan jenzah dalam Islam yang benar adalah sebagai
berikut:
a. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat
yang disediakan. Pastikan orang yang memandikan
jenazah memakai sarung tangan.
b. Setelah itu, ambil kain penutup dari jenazah dan ganti
dengan kain basahan agar auratnya tidak terlihat.
Bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah
ketiaknya, celah jari tangan, dan kaki serta rambutnya.
c. Langkah berikutnya, bersihkan kotoran jenazah baik
yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih
dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa
yang ada di dalamnya keluar. Kemudian siram atau
basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
d. Setelah itu, siram dengan air yang bersih sambil berniat
sesuai jenis kelamin jenazah.
Niat memandikan jenazah laki-laki:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa

9
Kastolani Marzuki, 2022. Tata cara mengurus jenazah dalam islam mulai dari memandikan
hingga menguburkan, https://www.merdeka.com/jateng/tata-cara-mengurus-jenazah-
dalam-islam-umat-muslim-wajib-tahu-kln.html

12
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi
kewajiban dari jenazah (pria) ini karena Allah Ta'ala."
Niat memandikan jenazah perempuan:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi
ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi
kewajiban dari jenazah (wanita) ini karena Allah Ta'ala."
e. Setelah membaca niat, miringkan jenazah ke kanan,
basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang. Setalah
itu, siram dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki
dan siram lagi dengan air kapur barus.
f. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang
berwudhu sebelum sholat. Perlakukan jenazah dengan
lembut saat membalik dan menggosok anggota
tubuhnya.
g. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan
mengenai badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi.
Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu
diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang
najis tersebut.
h. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas
dan dibiarkan terurai ke belakang. Setelah disiram dan
dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan
dengan handuk sehingga tidak membasahi kain
kafannya.
i. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian
yang tidak mengandung alkohol sebelum dikafani.
Biasanya menggunakan air kapur barus.

13
2) Mengkafani
Tata cara mengurus jenazah berikutnya yaitu mengafani
jenazah. Ada beberapa perbedaan cara mengafani pemakaman laki-
laki dan perempuan. Adapun tata cara mengafani jenazah
perempuan adalah sebagai berikut:

Cara Mengafani Jenazah Perempuan

1. Langkah pertama, bentangkan dua lembar kain kafan


yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. letakkan
kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua
lututnya. Setelah itu, persiapkan baju gamis dan
kerudung di tempatnya.
2. Selanjutnya, sediakan 3–5 tali dan letakkan di paling
bawah kain kafan. Sediakan juga kapas yang telah
diberikan wangi-wangian, yang kemudian dibaringkan
pada anggota badan tertentu. Jika kain kafan sudah siap,
angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
3. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke
tempat anggota tubuh seperti pada jenazah laki-laki.
Kemudian, selimutkan kain sarung pada badan jenazah,
antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan baju gamis
berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang
bisa dikepang menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju
gamis di bagian dada.
4. Terakhir, selimutkan kedua kain kafan lembaran demi
lembaran mulai dari lapisan atas sampai paling bawah.
Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang telah
disediakan.

Cara Mengafani Jenazah Laki-laki:

14
1. Pertama, siapkan tali-tali untuk mengikat kafan
secukupnya. Kemudian, letakkan secara vertikal tepat di
bawah kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
Bentangan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong
sesuai ukuran jenazah.
2. Langkah berikutnya, beri wewangian pada kain kafan
lapis pertama. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis
kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.Beri
wewangian pada kain kafan lapis kedua.
3. Setelah itu, bentangkan kain kafan lapis ketiga yang
sudah dipotong sesuai ukuran jenazah. Beri wewangian
pada kain kafan lapis ketiga dan letakkan jenazah di
tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
4. Tutup dengan kain lapis ketiga dari kiri ke kanan,
kemudian kain dari sisi kanan ke kiri. Kemudian tutup
dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian
kain dari sisi kanan ke kiri.
5. Selanjutnya tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri
ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri dan Ikat
dengan tali pengikat yang telah disediakan.
3) Menyolatkan Jenazah
Setelah selesai memandikan dan mengafani jenazah, tata cara
mengurus jenazah berikutnya menyolatkan jenazah. Adapun tata
cara menyolatkan jenazah adalah seperti berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku' dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat "allahumma sholli 'ala
Muhammad"
6. Setelah takbir ketiga, bacalah doa untuk jenazah sebagai berikut:

15
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa 'aafi-hi wa'fu 'an-hu wa
akrim nuzula-hu, wa wassi' madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i
wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal khothoyaa kamaa
naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron
khoirom min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan
khoirom min zawji-hi, wa ad-khilkul jannata, wa a'idz-hu min
'adzabil qobri wa' adzabin naar. Artinya:
Ya Allah, ampunilah dia (mayat) berilah rahmat
kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak
disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia
(Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan
air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau
membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang
lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau istri
di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri
(atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya),
dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan
Neraka." (HR.Muslim no.963)
7. Takbir keempat bacaan doa sebagai berikut:
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba'da-hu
waghfir lanaa wa la-hu Artinya:
Ya Allah, jangan menghalangi kami untuk tidak
memperoleh pahalanya dan jangan sesatkan kami
sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia.
Untuk jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam10
4) Menguburkan Jenazah
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam rangka mengubur
mayat adalah sebagai berikut:

10
Ibid

16
a. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau si
mayat dan tidak dapat dimakan oleh burung atau binatang
pemahan bangkai.
b. Cara menaruh mayat di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang
sebelah kiblat kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang
semacamnya dengan posisi agak condong agar tidak langsung
tertimpa tanah ketika mayat ditimbuni tanah.
c. Cara memasukkan mayat ke kubur yang terbaik adalah dengan
mendahulukan memasukkan kepala mayat dari arah kaki kubur.
d. Mayat diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat
dengan menyandarkan tubuh sebelah kiri ke dinding kubur
supaya tidak terlentang kembali.
e. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi
mayat sebelah kanan setelah dibukakan kain kafannya dari pipi
itu dan ditempelkan langsung ke tanah. Simpul tali yang
mengikat kain kafan supaya dilepas.
f. Waktu memasukkan mayat ke liang kubur dan meletakkannya
dianjurkan membaca doa seperti:
ِ‫سو ِل للا‬ ُ /‫علَى مِ لَّ ِة‬
ُ ‫سنَّ ِة َر‬ َ ‫بِس ِْم للاِ َو‬
Artinya: "Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah" (HR.
at-Tirmidzi dan Abu Daud).
g. Untuk mayat perempuan, dianjurkan membentangkan kain di
atas kuburnya pada waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang
untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
h. Orang yang turun ke lobang kubur mayit perempuan untuk
mengurusnya sebaiknya orang-orang yang semalamnya tidak
mensetubuhi isteri mereka.
i. Setelah mayat sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk
mencurahinya dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah
kepala mayit lalu ditimbuni tanah.

17
j. Di atas kubur boleh dipasang nisan sebagai tanda. Yang
dianjurkan, nisan ini tidak perlu ditulisi.
k. Setelah selesai mengubur, dianjurkan untuk mendoakan mayat
agar diampuni dosanya dan diteguhkan dalam menghadapi
pertanyaan malaikat. 12. Waktu menguburkan boleh siang dan
boleh malam, asal tidak pas waktu matahari terbit, matahari
terbenam, atau matahari tepat di atas kita (tengah hari)11

11
Nizar Aldi, 2022. Tata cara melakukan fadhu kifayah ke jenazah menurut islam,
detikSumur, https://www.detik.com/sumut/berita/d-6160497/tata-cara-melakukan-fardhu-
kifayah.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persiapan kematian dalam Islam meliputi mengurus jenazah yang
terdiri dari tahapan empat, yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan
menguburkan jenazah. Persiapan kematian dan merawat jenazah merupakan
kewajiban bagi setiap muslim. Berikut adalah kesimpulan dari persiapan
kematian. Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan
mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Islam
sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Mengurus
jenazah merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap muslim.
Ada tahapan empat dalam tata cara mengurus jenazah secara Islami,
yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah.
Setiap tahapan memiliki prosedur yang harus diikuti dengan benar.
Mengurus jenazah secara Islami terdiri dari empat tahapan, yaitu
memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah. Setiap
tahapan memiliki prosedur yang harus diikuti dengan benar. Persiapan
kematian dan merawat jenazah merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Persiapan kematian dan merawat jenazah merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Persiapan kematian dan merawat jenazah meliputi menyiapkan
tempat yang sesuai, menyiapkan perlengkapan, mendapatkan izin dan
koordinasi, menyiapkan waktu, membaca niat, menghormati jenazah, dan
menguburkan jenazah dengan posisi menghadap kiblat. Merawat jenazah
harus dilakukan dengan lembut dan penuh hormat.
B. Saran
Sebagai seorang muslim kita harus selalu mengingat kematian, dan kita
harus selalu mengingat Allah SWT. Karna segala sesuatu hanya milik Allah
SWT. Seperti apa yang kita punya sekarang itu semua adalah milik Allah
SWT. Dan semua akan kembali kepadanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

El-Shafa, Zacky Ahmad (2012). Jangan Takut Mati Bila Khusnul Khatimah.

MedPress Digital.

Albar, D., dkk. (2020). Zulaiha, E., dan Rahman, M. T., ed. Penciptaan dan

Pemeliharaan Alam dalam Perspektif Al- Qur‘an. Bandung: Prodi S2


Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Baswedan, Sufyan bin Fuad (2013). Andai Si Mati Bisa BIcara. Jakarta Timur:

Jakarta Timur.

Estefina Silvia S. (2023). Mengenal Kehidupan Setelah Kematian dalam Islam

yang Wajib Disimak.


https://www.liputan6.com/hot/read/5298726/mengenal-kehidupan-

setelah-kematian-dalam-islam-yang-wajib-disimak?page=3

Hidayatullah, 2022, Mengungkap Kata Jenazah dalam Bahas Arab.

https://hidayatullah.com/spesial/hidcompedia/2022/02/23/225519/me

ngungkap-kata-jenazah-dalam-bahasa-arab.html

Marzuki Kastolani, 2022. Tata cara mengurus jenazah dalam islam mulai dari

memandikan hingga menguburkan.


https://www.merdeka.com/jateng/tata-cara-mengurus-jenazah-

dalam-islam-umat-muslim-wajib-tahu-kln.html

Aldi Nizar, 2022. Tata cara melakukan fadhu kifayah ke jenazah menurut

islam, detikSumur, https://www.detik.com/sumut/berita/d-

6160497/tata-cara-melakukan-fardhu-kifayah

20

Anda mungkin juga menyukai