Disusun Oleh :
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuaiwaktu yang telah
“ Konsep Tuhan Yang Maha Esa Dan Ketuhanan Berbagai Kajian Islam “
kami susun dalamrangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di
Politeknik HarapanBersama.Dalam penulisan makalah ini, kami banyak menerima bantuan baik
berupa bimbinganmaupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini,
kamimengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya Dan seluruh teman-teman seperjuangan
di Politeknik Harapan Bersama.Besar harapan kami agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi
seluruh umat Islamdi dunia, Khususnya mahasiswa Universitas Dehasen Bengkulu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Seperti peribahasa Tak ada gading
yang takretak. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
ini.
Bengkulu 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN,
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa ..................................................
2.2 Filsafat Ketuhanan Islam ...................................................................4
2.3 Sejarah Pemikiran Manusia Manusia Tentang Tuhan .......................5
2.4 Dalil Pembuktian Adanya Tuhan .......................................................8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ...........................................................................................11
2. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia secara fitrah, disadari maupun tidak selalu memiliki naluri ketuhanan.Manusia
menganggap keberadaan diri mereka juga keberadaan alam semesta yang sudahada ketika mereka
terlahir ke dunia adalah sebagai suatu pertanda bahwa ada kekuatan Maha dahsyat, di luar nalar
dan kemampuan manusia, yang sudah menciptakan
dunia beserta isinya. Pemilik kekuatan Maha dahsyat yang tidak pernah manusia lihat bentuknya
tetapi begitu nyata keberadaannya, seringkali membuat rasa penasaran dalamdiri manusia muncul
untuk menguak misteri dan menemukan jawaban siapa Penciptamereka, yang juga menciptakan
seluruh alam semesta, mengatur peredaran planet-planet, bintang, bulan, matahari pada garis
edarnya tanpa bertubrukan, menguasai apa-apa yangada di langit, di bumi, dan diantara keduanya
(langit dan bumi).
Dalam agama Islam, Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak sebelum lahir itumerupakan
potensi dasar yang harus dipelihara dan dikembangkan agar manusia
tetap berada dalam keislamannya. Konsep Ketuhanan menurut Islam perlu dipelajari lebihlanjut
karena banyaknya konsep Ketuhanan yang ada di dalam kehidupan manusia.Pengalaman-
pengalaman dan cara berpikir manusia yang semakin kompleks membuatmanusia mempunyai
konsep-
konsep sendiri tentang ‘
ketuhanan’
yang mereka yakini.Padahal dalam Islam, konsep ketuhanan yang benar hanyalah yang
berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan konsep ketuhanan yang dibuat oleh manusia.
1
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang konsep ketuhanan dalam Islam sehingga tidak jatuh padakekufuran
dan kemusyrikan
dan meningkatkan ketaqwaan serta dapat mengimpilikasikan dalam kehidupan sehari hari.
3. Dapat berpikir Kritis, bahwasanya hanya Allah yang Maha Esa pencipta seluruh alam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang
menjadipenggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang
yangmematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya
adadua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi
ilah(tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan
sebagai ilah.
Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid(monoteisme).
Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang
acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikankhutbah nikah Nabi Muhammad dengan
(Lihat Al-Wasith,hal 29). Adanya namaAbdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan
masyarakat Arab sebelum turunnyaAl-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran
Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan
apakah konsep ketuhanan yangdibawakan Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi
masyarakat. Jikakonsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang
3
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berartiorang itu beriman
dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan bertuhankepada Allah jika ia telah
memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu intikonsep ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan
berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan jugapengatur alam semesta.Pernyataan lugas dan
sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimanadinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat
syahadat adalah pernyataan lain sebagai jawabanatas perintah yang dijaukan pada surat Al-Ikhlas
tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harusterbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah
adalah disamping Allah sebagaiZat, juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai Uswah
hasanah.
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophosyang berarti
ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atauhikmah. Terhadap
pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlahhikmah itu sendiri, melainkan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya iamenambahkan bahwa filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkansebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan
Bintang, Jakarta, 1990, Hlm. 45)Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian
dikenalsebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan
diatas dapat diketahui bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasan atau semantik adalah
cintaterhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatanatau
4
aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.Keimanan
dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harusdilaksanakan secara
intensif. Keimanan kepada Allah SWT, kecintaan, pengharapan, ikhlas,kekhawatiran, tidak dalam
ridho-Nya, tawakkal nilai yang harus ditumbuhkan secara suburdalam pribadi muslim yang tidak
terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.Muslim yang baik memiliki kecerdasan
keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi tetapididukung kecerdasan pikir atau ulul albab.
Terpadunya dua hal tersebut insya Allah menujudan berada pada agama yang fitrah. (QS.Ar-
Rum: 30).
1. Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep
yangdidasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah,
baik yangbersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenalteori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang
amatsederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-
muladikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson
Smith,Lubbock dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut
teorievolusionisme adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatanyang
berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukanpada benda.
Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positifdan ada pula yang
berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan namayang berbeda-beda, seperti mana
5
b. Animisme
Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanyatelah
mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasasenang
apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkenaefek negatif
dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajianyang sesuai dengan
saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
c. Politeisme
karenaterlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain
kemudiandisebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.
Adadewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yangmembidangi
d. Henoteisme
itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyaikekuatan yang
sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif(tertentu). Satu bangsa
hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namunmanusia masih mengakui tuhan (ilah) bangsa
lain. Kepercayaan satu tuhan untuk satu bangsadisebut dengan Henoteisme (Tuhan Tingkat
Nasional).
6
e. Monoteisme
DalamMonoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional.Bentuk Monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu:
MaxMuller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan
kepercayaan pada wujud yang agung dan sifat-sifat yang khas terhadap tuhanmereka, yang tidak
menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Baratmulai menantang
menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapidengan relevansi atau
7
2.4 DALIL PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN
1. Dalil Ontologis Tuhan ada dalam pikiran manusia. Karena mereka berfikir, tak ada manusia
yang sempurna, yang sempurna hanyalahTuhan. Atas dasar itu , Bapak menasehati Jika
3. Dalil Teleologis ( pendekatan tentang keteraturan)Alam ini sangat teratur. Logikanya, jika
sesuatu tercipta karena kebetulan, maka tidakakan ada keteraturan. Alaam ini dibuat
4. Dalil Moral Manusia tidak mungkin memberikan kode moral sebaik- baiknya, seadli
adlinya,susuai fitrah manusia, dan bersifat absolut untuk manusia lainnya kecuali datangnya
dari Allah.contoh : anak tidak boleh menikahi ibunya. Sebab, sebelum Al -Quran turun, istri
5. Dalil Al- QuranAl Ankabut(29): 61 Dan jika engkau bertanya kepada mereka ‖ Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan?‖ Pasti mereka akan
menjawab ―Allah‖. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran Al Kahfi(18):
apakah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka yagnmenceptakan (diri mereka
8
sendiri)?Al Hijr (15): 21 Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kami
akal kita mengambil keputusan, bahwa pasti ada penyebab yang menyebabkan terjadinya cosmos
itu.
7. Dalil Astronomi Tuhan memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia ada dengan cara menunjuk
planet-planetyang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang masing-masing beredar tetap
pada garisorbitnya. Tidak mungkin yang satu akan melampui yang lainnya dan tidak akan
keluar puladari garis ukuran yang telah ditentukan untuknya. Semua itu sebagai bukti
terkemuka) tentang teori al-Ta‘adduliyah (keserasian), bahwa ‖bumi merupakan bola (globe)
yang hidup denganseimbang dan tawazun dengan bola terbesar di alam ini, yaitu matahari‖
9
(Yusuf Qardlawi,1995,143). Fenomena tersebut sebagai hasil dan kecermatan ciptaan-Nya.
tersebut mendapat jawaban yang jelas dan selaras dengan teori-teori ilmupengetahuan dan
prinsip-prinsip kebenaran yang berdasarkan pada logika yaitu bahwa alamyang luas dan
indah ini pasti ada pengaturnya yang memiliki kepandaian agung, danpenjaganya mestilah
8. Dalil antropologiKeistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah terletak pada
akal, ilmupengetahuan dan ruhnya. Bukti antropologi ini dibuktikan dalam Al- Qur‘an surat
at-thariq;5-7 dan ar-rum;20 berikut ini:Manusia itu sebagai makhluk berkemauan, karena
Allah menghendakinya. Inilah realisasidari makna la- haula walaa quwwata illa billah, atau,
manusia itu mempunyai daya dankekuatan untuk mengambil manfaat dan menolak bahaya.
Namun daya dan kekuatannya itubukan dari diri dan dengan dirinya sendiri, melainkan
bentuk tubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kedua, jiwayang memiliki perasaan dan kepandaian, untuk menyelesaikan persoalan yang
QS.Ar-Rum;21
10
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
dapatdiartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh
manusiaterhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Filsafat Ketuhanan dalam
Islammerupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara
ajaran Islamdiajarkan kalimat la illaha illa Allah Susunan kalimat tersebut dimulai dengan
peniadaan.Yaitu tidak ada Tuhan kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan Allah
Halini berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan
terlebihdahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.
2. SARAN
Sebagai pemula di bangku perkulihan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun
Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk lebih memperbaiki atau
11
DAFTAR PUSTAKA
12