Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN


BERBAGAI KAJIAN ISLAM

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Luvita Anggela Sari 23250049


2. Dela Aprilla 23250030
3. Dwi Putri Anggraiyani 23250018
4. Inggrid Dwi Oktrapina 23250040
5. Alisa Leksari 23250046
6. Riffa Untiyah 23250041
7. Sunali Florentina 23250035
8. Iful Okta Pratama 23250003

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU


TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan

inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sesuaiwaktu yang telah

ditentukan.Makalah dengan judul

“ Konsep Tuhan Yang Maha Esa Dan Ketuhanan Berbagai Kajian Islam “

kami susun dalamrangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di

Politeknik HarapanBersama.Dalam penulisan makalah ini, kami banyak menerima bantuan baik

berupa bimbinganmaupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini,

kamimengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnnya Dan seluruh teman-teman seperjuangan

di Politeknik Harapan Bersama.Besar harapan kami agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi

seluruh umat Islamdi dunia, Khususnya mahasiswa Universitas Dehasen Bengkulu. Kami

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Seperti peribahasa Tak ada gading

yang takretak. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah

ini.

Bengkulu 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN,
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Ketuhanan Yang Maha Esa ..................................................
2.2 Filsafat Ketuhanan Islam ...................................................................4
2.3 Sejarah Pemikiran Manusia Manusia Tentang Tuhan .......................5
2.4 Dalil Pembuktian Adanya Tuhan .......................................................8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ...........................................................................................11
2. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia secara fitrah, disadari maupun tidak selalu memiliki naluri ketuhanan.Manusia
menganggap keberadaan diri mereka juga keberadaan alam semesta yang sudahada ketika mereka
terlahir ke dunia adalah sebagai suatu pertanda bahwa ada kekuatan Maha dahsyat, di luar nalar
dan kemampuan manusia, yang sudah menciptakan
dunia beserta isinya. Pemilik kekuatan Maha dahsyat yang tidak pernah manusia lihat bentuknya
tetapi begitu nyata keberadaannya, seringkali membuat rasa penasaran dalamdiri manusia muncul
untuk menguak misteri dan menemukan jawaban siapa Penciptamereka, yang juga menciptakan
seluruh alam semesta, mengatur peredaran planet-planet, bintang, bulan, matahari pada garis
edarnya tanpa bertubrukan, menguasai apa-apa yangada di langit, di bumi, dan diantara keduanya
(langit dan bumi).

Dalam agama Islam, Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak sebelum lahir itumerupakan
potensi dasar yang harus dipelihara dan dikembangkan agar manusia
tetap berada dalam keislamannya. Konsep Ketuhanan menurut Islam perlu dipelajari lebihlanjut
karena banyaknya konsep Ketuhanan yang ada di dalam kehidupan manusia.Pengalaman-
pengalaman dan cara berpikir manusia yang semakin kompleks membuatmanusia mempunyai
konsep-
konsep sendiri tentang ‘
ketuhanan’
yang mereka yakini.Padahal dalam Islam, konsep ketuhanan yang benar hanyalah yang
berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah, bukan konsep ketuhanan yang dibuat oleh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud filsafat ketuhanan (teologi)?
2.Bagaimana konsep ketuhanan dalam Islam?
3.Apa yang membuktikan keberadaan Tuhan ?

1
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang konsep ketuhanan dalam Islam sehingga tidak jatuh padakekufuran

dan kemusyrikan

2. Memahami berbagai macam kekuasaan Allah sehingga dapat lebih mengimani

dan meningkatkan ketaqwaan serta dapat mengimpilikasikan dalam kehidupan sehari hari.

3. Dapat berpikir Kritis, bahwasanya hanya Allah yang Maha Esa pencipta seluruh alam

yang patut disembah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang

menjadipenggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang

yangmematuhinya di sebut abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya

adadua kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi

ilah(tuhan). Benda-benda seperti : patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan

sebagai ilah.

Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid(monoteisme).

Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang

mereka cetuskan, baik dalam do‘a maupun

acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikankhutbah nikah Nabi Muhammad dengan

Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunya Al-Quran) ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah.

(Lihat Al-Wasith,hal 29). Adanya namaAbdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan

masyarakat Arab sebelum turunnyaAl-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran

Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan

apakah konsep ketuhanan yangdibawakan Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi

Muhammad dalammendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari kalangan

masyarakat. Jikakonsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang

merekayakini tentu tidak demikian kejadiannya.

3
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berartiorang itu beriman

dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan bertuhankepada Allah jika ia telah

memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu intikonsep ketuhanan Yang Maha Esa

dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan

berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan jugapengatur alam semesta.Pernyataan lugas dan

sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimanadinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat

syahadat adalah pernyataan lain sebagai jawabanatas perintah yang dijaukan pada surat Al-Ikhlas

tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harusterbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah

adalah disamping Allah sebagaiZat, juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai Uswah

hasanah.

2.2 FILSAFAT KETUHANAN ISLAM

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophosyang berarti

ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atauhikmah. Terhadap

pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlahhikmah itu sendiri, melainkan

cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya,memusatkan perhatian padanya dan

menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya iamenambahkan bahwa filsafat dapat pula

berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkansebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan

pengalaman-pengalaman manusia. (AhmadHanafi, Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan

Bintang, Jakarta, 1990, Hlm. 45)Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian

filsafat telahmengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang

dikenalsebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan

diatas dapat diketahui bahwa pengertian filsafat dari segi kebahasan atau semantik adalah

cintaterhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatanatau

4
aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.Keimanan

dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harusdilaksanakan secara

intensif. Keimanan kepada Allah SWT, kecintaan, pengharapan, ikhlas,kekhawatiran, tidak dalam

ridho-Nya, tawakkal nilai yang harus ditumbuhkan secara suburdalam pribadi muslim yang tidak

terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.Muslim yang baik memiliki kecerdasan

intelektual sekaligus kecerdasan spiritual (QS.Ali Imran: 190-191) sehingga sikap

keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi tetapididukung kecerdasan pikir atau ulul albab.

Terpadunya dua hal tersebut insya Allah menujudan berada pada agama yang fitrah. (QS.Ar-

Rum: 30).

2.3 SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN

1. Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep
yangdidasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah,
baik yangbersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama,
dikenalteori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang
amatsederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-
muladikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson
Smith,Lubbock dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut
teorievolusionisme adalah sebagai berikut:

a. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatanyang

berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukanpada benda.

Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positifdan ada pula yang

berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan namayang berbeda-beda, seperti mana

(Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India)

5
b. Animisme

Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanyatelah

mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasasenang

apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkenaefek negatif

dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajianyang sesuai dengan

saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

c. Politeisme

Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,

karenaterlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain

kemudiandisebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

Adadewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yangmembidangi

angin dan lain sebagainya.

d. Henoteisme

Politeisme tidak memberikan kepuasan, terutama terhadap kaum cendekiawan. Olehkarena

itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyaikekuatan yang

sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif(tertentu). Satu bangsa

hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namunmanusia masih mengakui tuhan (ilah) bangsa

lain. Kepercayaan satu tuhan untuk satu bangsadisebut dengan Henoteisme (Tuhan Tingkat

Nasional).

6
e. Monoteisme

Kepercayaan dalam bentuk Henoteisme melangkah menjadi Monoteisme.

DalamMonoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat

internasional.Bentuk Monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu:

deisme,panteisme, dan teisme.

Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh

MaxMuller dan EB. Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan

adanyamonoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang

yangberbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Merekamempunyai

kepercayaan pada wujud yang agung dan sifat-sifat yang khas terhadap tuhanmereka, yang tidak

mereka berikan kepada wujud yang lain.

Dengan lahirnya pendapat Andrew Lang, maka berangsur-angsur golonganevolusionisme

menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana agama terutama di Eropa Baratmulai menantang

evolusionisme dan memperkenalkan teori baru untuk memahami sejarahagama. Mereka

menyatakan bahwa ide tentang Tuhan tidak datang secara evolusi, tetapidengan relevansi atau

wahyu. Kesimpulan tersebut diambil berdasarkan pada penyelidikanbermacam-macam kepercayaan

yang dimiliki oleh kebanyakan masyarakat primitif. Dalampenyelidikan didapatkan bukti-bukti

bahwa asal-usul kepercayaan masyarakat primitif adalahmonoteisme dan monoteisme adalah

berasal dari ajaran wahyu Tuhan (Zaglul Yusuf, 1993 :26-27).

7
2.4 DALIL PEMBUKTIAN ADANYA TUHAN

1. Dalil Ontologis Tuhan ada dalam pikiran manusia. Karena mereka berfikir, tak ada manusia

yang sempurna, yang sempurna hanyalahTuhan. Atas dasar itu , Bapak menasehati Jika

kamu membenci seseorang, cintai dia alakadarnya.

2. Dalil Kosmologis/ Kausalitas/ Sebab-AkibatTuhan ada karena ada bukti penciptaanNya.

3. Dalil Teleologis ( pendekatan tentang keteraturan)Alam ini sangat teratur. Logikanya, jika

sesuatu tercipta karena kebetulan, maka tidakakan ada keteraturan. Alaam ini dibuat

Teratur untuk sarana bagi manusia.

4. Dalil Moral Manusia tidak mungkin memberikan kode moral sebaik- baiknya, seadli

adlinya,susuai fitrah manusia, dan bersifat absolut untuk manusia lainnya kecuali datangnya

dari Allah.contoh : anak tidak boleh menikahi ibunya. Sebab, sebelum Al -Quran turun, istri

seorang priaitu akan diwariskan kepada anak laki lakinya.

5. Dalil Al- QuranAl Ankabut(29): 61 Dan jika engkau bertanya kepada mereka ‖ Siapakah yang

menciptakan langit dan bumi dan menundukan matahari dan bulan?‖ Pasti mereka akan

menjawab ―Allah‖. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran Al Kahfi(18):

84 Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, danKami telah

Memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu.Ath Thur(52) : 35 Atau

apakah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka yagnmenceptakan (diri mereka

8
sendiri)?Al Hijr (15): 21 Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kami

lahkhazanahnya; Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.

6. Dalil Cosmologi.Bukti-bukti adanya Tuhan dapat diketahui dengan menggunakan dasar-

dasar cosmologi, sebagaimana diisayaratkan Al-Qur‘an Al- Qur‘an surat Al Baqarah

;164Tuhan menyuruh manusia mempelajari cosmos dan kekuatannya yang

merupakan kumpulan alam semesta yang menggambarkan adanya kesatuan di balik

penampilan yangberagam sehingga dapat dipergunakan sebai-baiknya dalam

menyimpulkan adanya TuhanYang Maha Pencipta dan Maha Pengatur.Untuk

memudahkan manusia menarik kesimpulan,maka Al-Qur‘an mengungkapkannya

dengancara yang komunikatif dan dialogis. PerhatikanQS.Asy-syura;23-24 dan an-naml;60

Al-Qur‘an memberikan dasar -dasar dan membimbing dasar-dasar dan membimbingmetode

berpikir. Dalam usaha berpikir untuk mendapatkan kepastian kebenaran Tuhan,khusunya di

bidang cosmologi adalah menyelediki sebab (causa) terjadinya kosmos yangmengharuskan

akal kita mengambil keputusan, bahwa pasti ada penyebab yang menyebabkan terjadinya cosmos

itu.

7. Dalil Astronomi Tuhan memperkenalkan diri-Nya bahwa Dia ada dengan cara menunjuk

planet-planetyang terdiri atas bintang, bulan dan matahari yang masing-masing beredar tetap

pada garisorbitnya. Tidak mungkin yang satu akan melampui yang lainnya dan tidak akan

keluar puladari garis ukuran yang telah ditentukan untuknya. Semua itu sebagai bukti

adanyaperhitungan yang sangat rapi.Sebagaimana ditemukan Taufiq al-Hakim (intelektual

terkemuka) tentang teori al-Ta‘adduliyah (keserasian), bahwa ‖bumi merupakan bola (globe)

yang hidup denganseimbang dan tawazun dengan bola terbesar di alam ini, yaitu matahari‖

9
(Yusuf Qardlawi,1995,143). Fenomena tersebut sebagai hasil dan kecermatan ciptaan-Nya.

DalamQS Ath-tahriq;1-3 dan asy-syams;1 dan 2 Allah menegaskan:Semua penegasan

tersebut mendapat jawaban yang jelas dan selaras dengan teori-teori ilmupengetahuan dan

prinsip-prinsip kebenaran yang berdasarkan pada logika yaitu bahwa alamyang luas dan

indah ini pasti ada pengaturnya yang memiliki kepandaian agung, danpenjaganya mestilah

Maha Kuat dan Maha Kuasa yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan.

8. Dalil antropologiKeistimewaan manusia sebagai khalifah di muka bumi adalah terletak pada

akal, ilmupengetahuan dan ruhnya. Bukti antropologi ini dibuktikan dalam Al- Qur‘an surat

at-thariq;5-7 dan ar-rum;20 berikut ini:Manusia itu sebagai makhluk berkemauan, karena

Allah menghendakinya. Inilah realisasidari makna la- haula walaa quwwata illa billah, atau,

manusia itu mempunyai daya dankekuatan untuk mengambil manfaat dan menolak bahaya.

Namun daya dan kekuatannya itubukan dari diri dan dengan dirinya sendiri, melainkan

dengan dan dari Allah (YusufQardlawi, 1995;63

9. Dalil PsikologiDibandingkan makhluk lain , manusia memiliki dua keistimewaan. Pertama,

bentuk tubuh yang indah, sempurna dan praktis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, jiwayang memiliki perasaan dan kepandaian, untuk menyelesaikan persoalan yang

dihadapkan kepadanya dengan berpikir dan memelihara ketahanan mental (sabar).

QS.Ar-Rum;21

10
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa konsep Ketuhanan

dapatdiartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh

manusiaterhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Filsafat Ketuhanan dalam

Islammerupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus dilaksanakan secara

intensif.Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh

manusiasedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Dalam

ajaran Islamdiajarkan kalimat la illaha illa Allah Susunan kalimat tersebut dimulai dengan

peniadaan.Yaitu tidak ada Tuhan kemudian baru diikuti dengan penegasan melainkan Allah

Halini berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan

terlebihdahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.

2. SARAN

Sebagai pemula di bangku perkulihan, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat membangun

Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk lebih memperbaiki atau

memperdalam kajian ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soepriatno, Agung Soedrajat (2008). Konsep Ketuhanan Dalam Islam.


[Online].Tersedia:http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-
islam, 1 Oktober 2018, pukul 09.30 WIB.Widyanto, Arif, Rahmat Basuki (2011). "
Konsep Tuhan Yang Maha Esa Dan Ketuhanan Berbagai Kajian Agama ".
erlapramana.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html,1Oktober 2018, pukul 09.30
WIB.Yandi, Nur (2012).Filsafat Ketuhanan Dalam Islam. [Online]. Tersedia:http://nuryandi-
cakrawalailmupengetahuan.blogspot.com/2012/06/filsafat-ketuhanan-dalam-islam.html, 1 Oktober
2018, pukul 09.30 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai