Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Islamic worldview

Konsep Manusia, Alam dan Agama


Dosen pengampu : Maya Wiyantiningsih M.pd

Disusun Oleh:

 Jibrel A Suwasono 2017191110017

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILUL MUTTAQIN


MOJOKERTO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah “Islamic
Worldview” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Islamic Worldview. Untuk kali ini akan Konsep Manusia, Alam
dan Agama

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.

Mojokerto, 22 Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Maksud dan Tujuan................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. KONSEP ALAM .................................................................................................... 3
1. Pengertian Alam.................................................................................................. 3
2. Alam Dalam Pandangan Islam ................................................................................ 3
B. KONSEP MANUSIA ............................................................................................. 4
1. Pengertian Manusia dalam Al-Qur’an ................................................................ 4
2. Tujuan Diciptakan Manusia ................................................................................ 5
3. Fungsi Dan Kedudukan Manusia ........................................................................ 6
C. KONSEP AGAMA ................................................................................................. 6
1. Definisi Agama ................................................................................................... 6
2. Pembagian/macam agama ................................................................................... 7
3. Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia .......................................................... 8
BAB III ............................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang tampak
(syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak
bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasayang
dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah dari mana asal usul
alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan sendirinya? Atau ada yang
menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para ilmuan (sainitis) untuk melakukan penelitian
hingga melahirkan berbagai teori. Namun teori yang berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa
alam semesta mempunyai ukuran yang tak terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk
selama-lamanya.
Manusia adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan
dibandingkan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang
membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian manusia, dalam Al-Qur’an (QS.
Al-Hijr (15) : 28-29) diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanya hingga menjadi hidup.
Banyak ahli ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun kemampuan yang sederhana
kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi manusia seperti sekarang ini. Di lain
pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia tersebut. Khususnya
agama Islam yang meyakini bahwa manusia pertama adalah Nabi Adam a.s. disusul Siti Hawa
dan kemudian keturunan-keturunannya hingga menjadi banyak seperti sekarang ini. Hal ini
didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang terdapat pada kitab suci masing-
masing agama yang mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama.
Manusia sebagai makhluk paling sempurna di antara makhluk-makhluk lain mampu
mewujudkan segala keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Di
samping itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk mencari sesuatu yang mampu
menjawab segala pertanyaan yang ada dalam benaknya. Segala keingintahuan itu akan
menjadikan manusia gelisah dan kemudian mencari pelampiasan dengan timbulnya tindakan
irrasionalitas. Munculnya pemujaan terhadap benda-benda merupakan bukti adanya
keingintahuan manusia yang diliputi oleh rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya.

1
Kepercayaan manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat
yang tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan
manusia apabila hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang, maka hilang
pulalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui serta memahami dan mendalami proses penciptaan alam semesta.


2. Mengetahui serta memahami dan mendalami penciptaan manusia dan kehidupannya
3. Mengetahui serta memahami dan mendalami agama dan kebutuhan manusia
terhadapnya

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pandangan Islam tentang Alam ?
2. Bagaimana Pandangan Islam Tentang Manusia ?
3. Bagaimana Pandangan Islam tentang Agama ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP ALAM

1. Pengertian Alam
Berbicara tentang alam, pandangan manusia terbagi menjadi dua yang saling
kontradiktif. Pertama, alam terjadi secara kebetulan, tanpa ada yang menciptakan.
Kedua, alam semesta ini ada bukan secara kebetulan, bukan hasil dari ciptaan gejala fisika,
dan bukan pula tercipta dengan sendirinya.Namun, Allah dengan kekuasaan-Nya telah
menciptakannya dari tidak ada menjadi ada.[1]
Pengembaraan tentang pemikiran alam yang dianggap sebagai Tuhan pernah dialami oleh
Nabi Ibrahim. Sebelum menemukan Tuhan yang sebenarnya , ibrahim mula-mula memandang
alam sebagai sesuatu yang dianggapnya Tuhan hingga sampai pada suatu saat ia harus
membebaskan pandangan atau pikirannya yang keliru itu untuk menggantinya dengan ajaran
tauhid. Ikrar peneguhan keyakinannya dinukilkan dalam Al-Qur’an dengan kalimat yang
pendek namun maknanya mengandung pembebasan terhadap pensakralan atau penuhanan
alam. Aslamtu lirabbil alamin (QS Al-Baqarah (2): 131 ) artinya aku telah ber-islam kepada
Tuhan semesta alam, itulah ikrar Nabi Ibrahim.Dengan kata lain aku (ibrahim) telah
menemukan Tuhan yang sebenarnya yaitu Allah Swt,Tuhan yang menciptakan alam , oleh
karena itu aku (ibrahim) harus membebaskan diri dari mensakralkan dan menuhankan alam.
Islam adalah agama tauhid yakni agama yang meng-Esakan Allah secara mutlak. Formulasi
dasar ajaran islam itu tertuang dalam syahadat/persaksian “la ilaha illa allah” artinya “tidak ada
Tuhan kecuali Allah”

2. Alam Dalam Pandangan Islam


Proses penciptaan alam oleh tuhan dapat ditemukan dalam ayat-ayat al-quran yang
menunjukkan aspek-aspek tertentu penciptaan dan memberikan perincian mengenai kejadian-
kejadian secara berurutan.
Beberapa aspek dalam penciptaan alam, yakni bentuk gas sebagai bentuk pertama dari
bahan samawi serta pembatasan secara simbolis bilangan langit sampai tujuh. Hal ini

1
Hisham Thalbah (et. al), Ensiklopedia 9 Mukjizat Alquran dan Hadis-Kemukjizatan Alam Semesta, (Jakarta:
Sapta Sentosa, 2010), hal. 40

3
menunjukkan adanya proses fondamental dari pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan
penyusunan alam.
Konsep kesatuan yang berpisah menjadi beberapa bagian telah diterangkan dalam alquran
dengan menyebutkan alam ganda. Langit-langit disebutkan sebagai ganda, bukan saja dalam
bentuk kata jamakakan tetapi dengan kata simbolik yaitu kata tujuh. Angka tujuh dipakai dalam
alquran 24 kali untuk maksud bermacam-macam. Seringkali angka tujuh itu berarti banyak dan
kita tidak tahu dengan pasti sebabnya angka tujuh itu dipakai. Dalam alquran angka 7 dipakai
7 kali untuk memberikan bilangan kepada langit, angka 7 dipakai satu kali untuk menunjukkan
7 jalan di langit.[2]
Dengan demikian, alam semesta merupakan medium (sarana) untuk mengantarkan manusia
pada pemahaman komprehensif guna menemukan hakikat dari kebenaran absolute-baca
Tuhan-. Namun demikian, Al-qura’an tidak membicarakan asal mula alam secara detail, tetapi
dalam bentuk isyarat-isyarat yang menggambarkan penciptaan melalui proses bertahap dan
memerlukan waktu.[3]

B. KONSEP MANUSIA
1. Pengertian Manusia dalam Al-Qur’an

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara etimologi, manusia berasal dari
kata manu (bahasa Sanskerta), mens (bahasa Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Menurut Quraish Shihab mengutip dari Alexis
Carrel dalam “Man the Unknown” mengatakan bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk
mengetahui hakikat sebenarnya manusia karena keterbatasan-keterbatasan manusia itu sendiri.
Sedangkan menurut Al Qur’an, banyak istilah-istilah yang digunakan untuk menunjukkan
pengertian manusia. Mulai dari istilah basyar, al-insan,an-nas, dan bani adam.
Kata basyar disebut dalam Al Qur’an sebanyak 27 kali.Sesuai dengan QS. Ali ‘Imran
[3]:47, kata basyar merujuk pada pengertian manusia sebagai makhluk biologis yang memberi
pengertian kepada sifat biologis manusia yaitu makan, minum, hubungan seksual, dan lain-
lain.[4]
Kata al-insan disebut dalam Al Qur’an sebanyak kurang lebih 65 kali yang diklasifikasikan
dalam tiga kategori.Pertama,al-insan dihubungkan dengan khalifah sebagai penanggung

2
Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras), 2010, hlm. 142 -146
3
Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2013, hlm. 19.
4
Didiek Ahmad Supadie – Sarjuni, Pengantar Studi Islam (Edisi Revisi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). hal.
137

4
amanah (QS.Al Ahzab [33]:72), kedua al-insandihubungkan dengan sifat negatif dalam diri
manusia seperti sifat kikir, iri (QS. Al Ma’arij [70]:19-21), dan ketiga al-insan dihubungkan
dengan proses penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan nonmateri (QS. Al Hijr
[15]:28-29). Semua konteks al-insan menunjuk pada sifat psikologis dan spiritual manusia[5]
Kata an-nas disebutkan dalam Al Qur’an sebanyak 240 kali yang memberi pengertian
manusia sebagai makhluk sosial yang bergantung kepada makhluk yang lain.[6]
Sedangkan kata bani adam mempunyai pengertian manusia dengan keturunannya.
Kata bani adam disebut dalam Al Qur’an sebanyak 8 kali.

2. Tujuan Diciptakan Manusia


Jika manusia sudah diciptakan, lantas muncul pertanyaan “Untuk apa manusia
diciptakan?”.Al Qur’an menjawab dalam QS. Adz Dzariyat [51]:56 yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku”.
Di sini sudah jelas bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah/mengabdi
kepada Allah.Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut
masyarakat pada umumnya, seperti syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji, tetapi seluas
pengertian melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya seperti belajar, bekerja,
tidak mencuri, dan lain-lain.
Hakikat penciptaan Manusia Adalah sebagai berikut :
1. Manusia sebagai hamba Allah
Tujuan Allah mengadakan dan menjadikan manusia di muka bumi ini ialah agar
manusia itu mengabdi kepada Allah atau menjadi pengabdi Allah SWT. Mengabdi
kepada Allah berarti menurut apa saja yang dikehendaki oleh Allah. Apa saja yang
dikehendaki oleh Allah, maka itu pula yang dikehendaki oleh pengabdi Allah, dan apa
saja yang dibenci oleh Allah, maka itu pula yang dibenci oleh pengabdi Allah.
2. Manusia sebagai makhluk yang mulia
Allah menciptakan manusia sebagai penerima dan pelaksana ajarannya dan karena itu
manusia ditempatkan pada kedudukan yang mulia baik dilihat dari biologis maupun
dari segi psikologisnya. Disamping itu manusia diciptakan dengan bentuk fisik yang
harmonis dan bagus.

5
Ibid.
6
Ibid. hal. 138

5
Agar manusia dapat mempertahankan kedudukan manusia yang mulia, maka allah
membekali dan melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan
manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam suatu proses kependidikan,
kemudian membudayakan ilmu yang dimilikinya tersebut.[7]
3. Manusia sebagai pemelihara dan pemanfaat kelestarian alam
Allah telah memberikan kelengkapan bagi manusia berupa potensi-potensi rokhani
yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain terutama akal. Oleh karena itu, manusia
diberi tugas untuk memelihara, melestarikan, dan memanfaatkan alam sekitar. Itulah
tugas manusia sebagai penguasa di bumi ini untuk mengurus, memelihara dan
mengelola alam semesta ini.[8]

3. Fungsi Dan Kedudukan Manusia


Allah telah berfirman dalam QS. Al Baqarah [2]:30 yang artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”.
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi khalifah di
muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi pemimpin yang mengatur dan memakmurkan apa-apa yang ada di bumi, seperti
tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan
manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya.
Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan
manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut,
terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.

C. KONSEP AGAMA
1. Definisi Agama

7
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Perss), 2007, hlm.
27-29
8
Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Perss), 2007, hlm.
39

6
Secara bahasa, agama berasal dari bahasa sanskerta, yaitu ‘Gam’ yang mendapatkan awalan
dan akhiran ‘a’ sehingga menjadi ‘a-gam-a’ yang berarti peraturan, tata cara upacara hubungan
manusia dengan raja. Jika diucapkan dalam berbagai bahasa asing, maka agama diucapkan
menjadi beberapa istilah dibawah ini :
a. Religie (religion) menurut pujangga kristen, Sainagustinus, berasal dari kata ‘re
dan eligare’ yang berarti ‘memilih kembali dari jalan sesat ke jalan Tuhsn’.
b. Religie, menurut Lactantus, berasal dari kata ‘Re dan Ligare’ yang artinya
menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus.
c. Religie berasal dari kata ‘Re dan Ligere’, artinya meembaca berulang-ulang bacaan
suci dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya, demikian
pendapat Cicero.
Sedangkan menurut istilah, agama diartikan sebagai peraturan ilahi yang mendorong
manusia berakal untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Dalam sudut pandang masyarakat tentang islam meliputi:
1. Islam sebagai agama yang benar
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi”
[QS Ali `Imran (3): 85]
2. Islam sebagai Diin
“Sesunggunya Ad-Diin ( keyakinan/keimanan ) di sisi Allah hanyalah Islam. Dan tidaklah
berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali adanya kedengkan di antara mereka
setela mereka mendapatkan pengetahuan”
[QS Ali `Imran (3): 19]
3. Islam sebagai agama sempurna dan diridhai
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu… Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu…
Dan Aku ridhai Islam menjadi agamamu…”
[QS Al Maidah (5):3]

2. Pembagian/macam agama
a. Agama samawi atau kitabi, yaitu agama yang memiliki kitab suci wahyu Ilahi
yang turun dari langit membawa petunjuk atau hidayah Allah bagi manusia,
seperti Yahudi, dengan kitabnya Tauret yang diturunkan kepada Nabi Musa,
Nasrani dengan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa dan agama islam
dengan kitabnya Al Qur’an yang ditutunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

7
b. Agama paganis (Watsaniyyah) atau agama positif (Wadhiyyah) yaitu agama
yang dihubungkan kepada bumi bukan dihubungkan kepada langit,
dihubungkan kepada manusia bukan kepada Allah seperti agama Budha, Hindu,
Majusi, Konghucu, dan lainnya.

3. Agama sebagai fitrah/kebutuhan manusia


a. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar
(keberadaan manusia di dunia).
b. Kebutuhan fitrah manusia akan agama
c. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kesehatan rohani.
d. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.
e. Kebutuhan masyarakat terhadap solidaritas dan soliditas.

Hal ini sesuai dengan firman Allah :


“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS, Ar-Rum : 30).
Demikianlah alam semesta, manusia dan agama merupakan tiga hal yang saling berpautan
satu dengan yang lainnya, keberadaan hal yang satu merupakan akibat adanya hal yang lainnya.
Dan hal yang lain merupakan sebab dari adanya hal selanjutnya. Bila manusia ingin memahami
dan menyelaraskan hidupnya dengan alam semesta, maka hiduplah dengan (Islam) karena itu
adalah firahnya.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara kebetulan,
melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh Allah Swt, melalui
proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta
yang seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan. Serta
manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus menjaga demi kelangsungan hidup
yang baik serta hidup yang selalu di berkahi Allah Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka
bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.

Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan
terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi
akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut
sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam
keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).

Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk
hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari
nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci
sebagai dasar (termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh
para ilmuan yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan
hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang
paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara
teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

Terdapat tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu,
fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Berdasarkan hal-
hal tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar lebih besar
daripada kebutuhannya akan unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air,
makanan dan udara. Dan tidak ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini
kecuali pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak perlu didengar
alasan-alasannya. Manusia beragama karena memerlukan sesuatu dari agama yaitu
memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.

9
DAFTAR PUSTAKA
 Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.
 Muhammad Ramdan, dkk. (2003). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,
Garut :
 Ensikklopedia Islam, Jakarta : Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, Cet. 3.
 Modul Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter, Jakarta : Penerbit PT
RajaGrafindo Persada Syafe’i Imam, Ruswanto, Rodliyah nunung dkk, 2012.
 ibid
 Amrullah Abdul Malik Karim, Djumransjah, Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang
Perss,2007.
 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
Riyadi, Ahmad Ali, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras,2010.
 Syukur, Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: Pustaka Nuun, 2010.
 Supadie, Didiek Ahmad – Sarjuni, Pengantar Studi Islam (Edisi Revisi), (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011).
 Thalbah, Hisham(et. al), Ensiklopedia 9 Mukjizat Alquran dan Hadis-Kemukjizatan
Alam Semesta, (Jakarta: Sapta Sentosa, 2010)

10

Anda mungkin juga menyukai