Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

USHUL FIQH

SUMBER HUKUM ISLAM ( AL’QURAN DAN HADITS )


Dosen pengampu : Fahrizal Zulfani, M.pd

Disusun Oleh:

 Jibrel A Suwasono 2017191110017

PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SABILUL MUTTAQIN


MOJOKERTO
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah “Sumber
Hukum Islam” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan makalah ini.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan dan
membahas sumber-sumber hukum yang dijadikan pedoman dan landasan oleh umat Islam.
Dengan makalah ini diharapkan baik penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki
pengetahuan yang lebih luas mengenai sumber hukum Islam.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
kami sendiri khususnya.

Mojokerto, 3 Mei 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
2.1 Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam ............................................................ 2
2.1.1 Pengertian Al-Qur’an .................................................................................. 2
2.1.2 Kedudukan Al-qur’an .................................................................................. 3
2.1.3 Fungsi Al-Qur’an.......................................................................................... 3
2.1.4 Sistematika Al-Qur’an ............................................................................... 11
2.2 Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam ............................................................... 15
2.2.1 Pengertian Hadits ........................................................................................ 15
2.2.2 Kedudukan Hadits ...................................................................................... 16
2.2.3 Fungsi Hadits ............................................................................................... 17
2.2.4 Sistematika Al-Hadits ................................................................................. 21
BAB III ............................................................................................................................. 22
PENUTUP ........................................................................................................................ 22
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam berkembang sangat pesat ke seluruh penjuru dunia dengan kecepatan yang menakjubkan, yang
sangat menarik dan perlu diketahui bahwa Dinul Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah
suatu agama yang sekaligus menjadi pandangan atau pedoman hidup. Banyak sumber-sumber ajaran Islam
yang digunakan mulai zaman muncul pertama kalinya Islam pada masa rasulullah sampai pada zaman
modern sekarang ini. Sumber-sumber yang berasal dari agama Islam merupakan sumber ajaran yang sudah
dibuktikan kebenarannya yaitu bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia, sumber-sumber ajaran Islam
merupakan sumber ajaran yang sangat luas dalam mengatasi berbagai permasalahan seperti bidang
akhidah, sosial, ekonomi, sains, teknologi dan sebagainya.
Islam sangat mendukung umatnya untuk mempelajari ilmu pengetahuan, terutama yang bersumber
dari sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an, Sunah, Ijma’, Qiyas dan juga ijtihad. Begitu sempurna dan
lengkapnya sumber-sumber ajaran Islam. Namun permasalahan disini adalah banyak umat Islam yang
belum mengetahui betapa luas dan lengkapnya sumber-sumber ajaran Islam guna mendukung umat
Islam untuk maju dalam bidang pengetahuan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:

a. Untuk memenuhi tugas Makalah Sumber Hukum Islam mata kuliah Ushul Fiqh
b. Untuk membahas Sumber Hukum Islam,sehingga pembaca pada umumnya dan khususnya penulis
bisa lebih memahami tentang sumber-sumber hukum yang dijadikan landasan umat Islam.

1.3 Rumusan Masalah


a. Pengertian Sumber Hukum Islam ( Al’Quran dan Hadits)
b. Kedudukan Sumber Hukum Islam ( AL-Qur’an dan Hadits )
c. Fungsi Sumber Hukum Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )
d. Sistematika Sumber Hukum Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Al-Qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam

2.1.1 Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi menurut Al-lihyani, salah seorang ahli Bahasa (Wafat 215) berpendapat bahwa kata
Al-Qur’an merupakan kata benda (mashdar) dari kata kerja (fi’il) ‫قرأنا‬-‫قرأة‬-‫يقرأ‬-‫ قرأ‬yang berarti membaca atau
bacaan. Kata ‫ قرأنا‬yang berwazan ‫ فعالن‬bermakna ‫ مفعول‬yakni ‫ مقروء‬yang berarti yang dibaca. Sedangkan
menurut Az-zajjaj, kata al-qur’an berasal dari kata ‫ القرأ‬yang memiliki arti himpunan. Asy’ari al-qur’an berasal
dari ‫ قرن‬yang berarti menggabungkan.

Menurut Subhi As-salih, dari berbagai pendapat di atas, pendapat Al-Lihyani lah yang didukung oleh
jumhur ulama karena dipandang paling kuat. Dengan dasar bahwa al-qur’an sendiri juga menggunakan kata
‫ قرأن‬tanpa ‫ ال‬dengan arti bacaan. Misalnya firman Allah SWT di dalam QS. Al-Walqiah: 77

ٍ ‫( فِي ِكتَا‬77) ,‫إِنَّهُ لَقُ ْرآنٌ ك َِري ٌم‬


ٍ ُ‫ب َم ْكن‬
(78)‫ون‬

“Sesungguhnya Al-Qur’an adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara
(LauhilMahfudz)”.[1]

Pengertian Al-Qur’an dari segi terminologinya dapat dipahami dari pandangan beberapa ulama,
bahwa:
1. Muhammad Salim Muhsin dalam bukunya “Tarikh Al-Qur’an al-Karim” menyatakan bahwa Al-Qur’an
adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang ditulis dalam mushaf-mushf
dan dinukilkan/ diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang ibadah
serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya) ataupun surat terpendek.
2. Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT yang diturunkan melalui Roh
al-Amin (Jibril) kepada nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa arab, isinya dijamin kebenarannya, dan
sebagai hujah kerasulannya, undang-undang bagi seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah serta
dipandang ibadah dalam membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah
dan diakhiri surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir.

1
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Study Al-Qur’an, Hal.1-2

2
3. Menurut Al-zarqoni“Al-Qur’an adalah kalam yang mengandung mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Tertulis dalam mushaf, dinukil dengan cara mutawattir, dan membacanya bernilai
ibadah”.[2]
4. Muhammad abduh mendefinisikan Al-Qur’an sbagai kalam mulia yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada nabi yang paling smpurna (Muhammad SAW) ajarannya mencakup keseluruhan
ilmu pengetahuan, ia merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang
yang berjiwa suci daan berakal cerdas.

2.1.2 Kedudukan Al-qur’an


Kedudukan Al-Qur’an dalam islam adalah sebagai sumber hukum umat islam. dari segala sumber
hukum yang ada dibumi. sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 59:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa’ : 59)
Dari ayat tersebut jelas bahwa kedudukan Al-Quran adalah sebagai sumber hukum islam yang paling utama
yang dapat dijadikan pedoman hidup dan petunjuk bagi umat manusia. Yang tidak ada keraguan sedikitpun
padanya. Dan apabila orang tersebut berpegang teguh kepada Al-Qur’an, maka tidak akan tersesat selama-
lamanya.

2.1.3 Fungsi Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah dokumen untuk umat manusia. Bahkan kita ini sendiri menamakan dirinya petunjuk
bagi manusia.[3] Allah SWT berfirman Dalam QS: Al-Baqarah [2]: 185 & 2:

2
Ibid, hal-3
3
Fazlur Rahman, tema pokok Al-Qur’an, pustaka, bandung, 1983. H.1
3
﴾۲﴿ َ‫ْب فِي ِه ُهدًى ِل ْل ُمت َّ ِقيْن‬ ُ َ ‫ذَ ِل َك ْال ِكت‬
َ ‫اب الَ َري‬
“kitab[4] (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan pada isinya, petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa[5]”. (QS: Al-Baqarah [2]: 2).[6]

ُ‫ص ْمه‬ ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬َّ ‫ش ِهدَ ِم ْن ُك ُم ال‬َ ‫ان فَ َم ْن‬ ِ َ‫اس َوبَ ِِّينَات ِمنَ ا ْل ُهدَى َو ْالفُ ْرق‬ ِ َّ‫آن ُهدًى ِللن‬ ُ ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُ ْر‬
َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
َّ ُ ‫سفَرفَ ِعدَّة ِم ْن أَيَّام أُخ ََر ي ُِريد‬
‫َللاُ ِب ُك ُم ْاليُس َْر َوال ي ُِريد ُ ِب ُك ُم ْالعُس َْر َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َك‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ضا أ َ ْو‬ ً ‫َو َم ْن َكانَ َم ِري‬
﴾۱٨۵﴿ َ‫ع َلى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َّ ‫ِب ُِّروا‬
َ َ‫َللا‬
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS: Al-Baqarah [2]: 185).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang didesain sedemikian rupa
sehingga jelas bagi umat manusia dengan petunjuk itu manusia bisa membedakan mana yang hak dan bathil.
Inilah sesungguhnya fungsi Al-Qur’an, yaitu sebagai pedoman hidup umat manusia. Karena itu bila Al-Qur’an
dipelajari dengan benar dan sungguh-sungguh maka isi kandungannya akan membantu Kita menemukan nilai-
nilai yang dapat dijadikan pedoman untuk menyelesaikan berbagai problem hidup.[7]
Adapun fungsi Al-Qur’an yang lainnya adalah:
1. Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT.
2. Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan.
3. Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu.
4. Sebagai Obat penawar (syifa’) bagi segala macam penyakit, baik penyakit rohani maupun jasmani. Seperti
Firman Allah SWT dalam QS. Yunus: 57, Al-Isra’: 82, dan Fushilat: 44.

﴾۵۷﴿ َ‫ُور َو ُهدًى َو َر ْح َمة ِل ْل ُمؤْ ِمنِين‬


ِ ‫صد‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫اس قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم َم ْو ِع‬
ُّ ‫ظة ِم ْن َر ِِّب ُك ْم َو ِشفَاء ِل َما فِي ال‬
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yunus [10]: 57).

4
Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan
untuk ditulis.
5
Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-
larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
6
Bachtiar Surin. Terjemah dan Tafsir Al-Qur’an 30 juz huruf arab dan latin, Fa Sumatra, Bandung, hal.4
7
Prof. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, 2000, h.13
4
﴾٨۲﴿ ‫ارا‬
ً ‫س‬ َّ ‫آن َما ُه َو ِشفَاء َو َر ْح َمة ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ َوال َي ِزيد ُ ا‬
َ ‫لظا ِل ِمينَ ِإال َخ‬ ِ ‫َونُن ِ َِّز ُل ِمنَ ْالقُ ْر‬
Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan
(Al-Quran itu) tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra' [17]: 82).

‫ع َربِي قُ ْل ُه َو ِللَّذِينَ آ َمنُوا ُهدًى َو ِشفَاء َوالَّذِينَ َال‬


َ ‫ت آيَاتُهُ أَأ َ ْع َج ِمي َو‬ ِّ ِ ُ‫َولَ ْو َجعَ ْلنَاهُ قُ ْرآنًا أ َ ْع َج ِميًّا لَقَالُوا لَ ْوال ف‬
ْ َ‫صل‬
﴾٤٤﴿ ‫علَ ْي ِه ْم َع ًمى أُولَ ِئ َك يُنَادَ ْونَ ِم ْن َم َكان َب ِعيد‬ َ ‫يُؤْ ِمنُونَ ِفي آذَا ِن ِه ْم َو ْقر َو ُه َو‬
“Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur’an itu suatu bacaan dalam bahasa lain selain bahasa Arab tentulah
Mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”. Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa
asing sedang (rasul adalah orang) Arab?. Katakanlah: “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi
orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga Mereka ada sumbatan, sedang
Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi Mereka[8]. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari
tempat yang jauh.” (QS. Fushshilat [41]: 44).
5. Sebagai pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, yakni Taurat, Zabur, dan Injil. Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam QS. Fathir: 31 dan Al-Maidah: 48.

َ ‫ب ُه َو ْال َح ُّق ُم‬


َّ ‫ص ِدِّقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه إِ َّن‬
ِ َ‫َللاَ بِ ِعبَا ِد ِه لَ َخ ِبير ب‬
﴾۳۱﴿ ‫صير‬ ِ ‫َوالَّذِي أ َ ْو َح ْينَا إِلَي َْك ِمنَ ْال ِكتَا‬
“Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) adalah Al-Kitab (Al Qur’an) itulah yang
benar, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya.” (QS. Fathir: 31).

‫َللاُ َوال تَت َّ ِب ْع أ َ ْه‬


َّ ‫اح ُك ْم بَ ْينَ ُه ْم ِب َما أ َ ْنزَ َل‬
ْ َ‫علَ ْي ِه ف‬ ِ ‫ص ِدِّقًا ِل َما بَيْنَ يَدَ ْي ِه ِمنَ ْال ِكتَا‬
َ ‫ب َو ُم َهي ِْمنًا‬ َ ‫ق ُم‬ ِ ِّ ‫اب ِب ْال َح‬
َ َ ‫َوأ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَي َْك ْال ِكت‬
ِ ‫َللاُ َل َج َعلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
‫احدَة ً َو َل ِك ْن ِل َي ْبلُ َو ُك ْم فِي َم‬ َ ‫ع َّما َجا َء َك ِمنَ ْال َح ِقِّ ِل ُك ِّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِش ْر‬
َّ ‫عةً َو ِم ْن َها ًجا َولَ ْو شَا َء‬ َ ‫َوا َء ُه ْم‬
ِ ‫ا آتَا ُك ْم فَا ْستَبِقُوا ْال َخي َْرا‬
َّ ‫ت إِلَى‬
﴾٤٨﴿ َ‫َللاِ َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِميعًافَيُ َنبِِّئ ُ ُك ْم بِ َما ُك ْنت ُ ْم فِي ِه تَ ْخت َ ِلفُون‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-
Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al-Ma’idah: 48).
6. Sebagai pelajaran dan penerangan. Seperti dalam firman Allah SWT dalam QS. Yasin: 69.
ِّ ِ ‫علَّ ْمنَاهُ ال‬
﴾٦۹﴿ ‫ش ْع َر َو َما َي ْن َب ِغي لَهُ ِإ ْن ُه َو ِإال ِذ ْكر َوقُ ْرآن ُم ِبين‬ َ ‫َو َما‬
“Al Quran itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.” (QS. Yaa Siin: 69).

8
Yang dimaksud “suatu kegelapan bagi mereka” ialah tidak memberi petunjuk kepada mereka.
5
7. Sebagai pembimbing yang lurus. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Kahfi: 1-2, Al-An’am: 126 & 153,
Al-Isra’: 9, dan Al-Baqarah: 2.

َ‫ش َر ْال ُمؤْ ِمنِين‬


ِّ ِ َ‫شدِيدًا ِم ْن لَد ُ ْنهُ َويُب‬ ً ْ ‫﴾ َق ِيِّ ًما ِليُ ْنذ َِر بَأ‬۱﴿ ‫اب َولَ ْم َي ْج َع ْل لَهُ ِع َو َجا‬
َ ‫سا‬ َ َ ‫ع ْب ِد ِه ْال ِكت‬ َ ‫ْال َح ْمد ُ ِ ََّلِلِ الَّذِي أ َ ْنزَ َل‬
َ ‫علَى‬
َ ‫ت أ َ َّن لَ ُه ْم أ َ ْج ًرا َح‬
﴾۲﴿ ‫سنًا‬ َّ ‫الَّذِينَ يَ ْع َملُونَ ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak
mengadakan kebengkokan[9] di dalamnya {1}; Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan
siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman,
yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik {2}.” (QS. Al-Kahfi: 1-
2).

ِ ‫ص ْلنَا اآليَا‬
﴾۱۲٦﴿ َ‫ت ِلقَ ْوم يَذَّ َّك ُرون‬ ُ ‫ص َرا‬
َّ َ‫ط َربِ َِّك ُم ْست َ ِقي ًما قَ ْد ف‬ ِ ‫َو َهذَا‬
“Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami)
kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.” (QS. Al-An’am: 126).

۱۵۳﴿ َ‫صا ُك ْم ِب ِه َل َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َّ ‫س ِبي ِل ِه ذَ ِل ُك ْم َو‬ ُّ ‫اطي ُم ْستَ ِقي ًما فَات َّ ِبعُوهُ َوال تَت َّ ِبعُوا ال‬
َ ‫سبُ َل فَتَفَ َّرقَ ِب ُك ْم‬
َ ‫ع ْن‬ ِ ‫َوأ َ َّن َهذَا‬
ِ ‫ص َر‬

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah
kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)[10], karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-An’am: 153).

ً ‫ت أ َ َّن لَ ُه ْم أ َ ْج ًرا َك ِب‬


﴾۹﴿ ‫يرا‬ َّ ‫ش ُر ْال ُمؤْ ِمنِينَ الَّذِينَ َي ْع َملُونَ ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫ِإ َّن َهذَا ْالقُ ْرآنَ َي ْهدِي ِللَّتِي ِه‬
ِّ ِ ‫ي أ َ ْق َو ُم َويُ َب‬
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar
gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal sholih, bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar.” (QS. Al-Isra’: 9).

﴾۲﴿ َ‫ْب فِي ِه ُهدًى ِل ْل ُمت َّ ِقيْن‬ ُ َ ‫ذَ ِل َك ْال ِكت‬


َ ‫اب الَ َري‬
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah
[2]: 2).
8. Sebagai pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi yang meyakininya. Seperti Firman Allah SWT
dalam QS. Al Jatsiyah: 20, Ibrahim: 1, Al-hadid: 9, Al-thalaq: 10-11, Al-Maidah: 15-16, dan Al-Ankabut: 51.

َ ‫َهذَا َب‬
ِ َّ‫صائِ ُر ِللن‬
﴾۲٠﴿ َ‫اس َو ُهدًى َو َر ْح َمة ِل َق ْوم يُوقِنُون‬
“Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya.” (QS. Al
Jatsiyah: 20).

9
Maksudnya: tidak ada dalam Al-Qur’an itu makna-makna yang berlawanan dan tiada penyimpangan dari kebenaran
10
Maksudnya: Janganlah kamu mengikuti agama-agama yang ada kepercayaan yang lain dari Islam. Mujahid mengartikan “al-
subul” dengan macam bid’ah dan jalan-jalan yang tidak benar.
6
﴾۱﴿ ‫يز ْال َح ِمي ِد‬
ِ ‫اط ْال َع ِز‬ ِ ‫ور ِبإ ِ ْذ ِن َر ِِّب ِه ْم ِإلَى‬
ِ ‫ص َر‬ ِ ‫الظلُ َما‬
ِ ُّ‫ت ِإلَى الن‬ َ َّ‫الر ِكتَاب أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِإلَي َْك ِلت ُ ْخ ِر َج الن‬
ُّ َ‫اس ِمن‬
“Alif laam raa[11]. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia
dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).

﴾۹﴿ ‫َللا ِب ُك ْم لَ َر ُءوف َر ِحيم‬ ِ ُّ‫ت إِلَى الن‬


َ َّ ‫ور َو ِإ َّن‬ ُّ َ‫علَى َع ْب ِد ِه آيَات َبيِِّنَات ِلي ُْخ ِر َج ُك ْم ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬ َ ‫ُه َو الَّذِي يُن ِ َِّز ُل‬
“Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al Qur'an) supaya Dia mengeluarkan
kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang terhadapmu.”(QS. Al-Hadid: 9).

َ ‫سوال َيتْلُو‬
‫علَ ْي ُك ْم‬ َّ ‫ب الَّذِينَ آ َمنُوا قَ ْد أ َ ْنزَ َل‬
ُ ‫﴾ َر‬۱٠﴿ ‫َللاُ ِإلَ ْي ُك ْم ِذ ْك ًرا‬ ْ ‫َللاَ َيا أُو ِلي‬
ِ ‫األل َبا‬ َّ ‫شدِيدًا فَاتَّقُوا‬َ ‫عذَابًا‬َ ‫َللاُ لَ ُه ْم‬ َ َ‫أ‬
َّ َّ‫عد‬
‫صا ِل ًحا‬ َ ‫اَلِلِ َو َي ْع َم ْل‬ ُّ َ‫ت ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬
ِ ُّ‫ت ِإ َلى الن‬
َّ ‫ور َو َم ْن يُؤْ ِم ْن ِب‬ ِ ‫صا ِل َحا‬َّ ‫َللا ُم َب ِيِّنَات ِلي ُْخ ِر َج الَّذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ َّ ‫ت‬ ِ ‫آ َيا‬
﴾۱۱﴿ ‫َللاُ لَهُ ِر ْزقًا‬
َّ َ‫سن‬ ُ ‫يُد ِْخ ْلهُ َجنَّات تَ ْج ِري ِم ْن تَ ْح ِت َها األ ْن َه‬
َ ‫ار خَا ِلدِينَ فِي َها أ َ َبدًا قَ ْد أ َ ْح‬
“Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang
mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan
kepadamu{10}, (Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang
menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal yang saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barang siapa beriman kepada Allah
dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan
rezeki yang baik kepadanya {11}.” (QS. Al-Thalaq: 10-11).
َّ َ‫ع ْن َكثِير قَ ْد َجا َء ُك ْم ِمن‬
ِ‫َللا‬ ِ ‫يرا ِم َّما ُك ْنت ُ ْم ت ُ ْخفُونَ ِمنَ ْال ِكتَا‬
َ ‫ب َويَ ْعفُو‬ ً ‫سولُنَا يُبَيِ ُِّن لَ ُك ْم َك ِث‬ ِ ‫يَا أ َ ْه َل ْال ِكتَا‬
ُ ‫ب قَ ْد َجا َء ُك ْم َر‬
‫ور بِإ ِ ْذنِ ِه َو‬
ِ ُّ‫ت إِلَى الن‬ ُّ َ‫الم َوي ُْخ ِر ُج ُه ْم ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬ ِ ‫س‬ ُ ُ‫َللاُ َم ِن اتَّبَ َع ِرض َْوانَه‬
َّ ‫سبُ َل ال‬ َّ ‫﴾ َي ْهدِي بِ ِه‬۱۵﴿ ‫نُور َو ِكتَاب ُمبِين‬
﴾۱٦﴿ ‫ص َراط ُم ْست َ ِقيم‬ِ ‫َي ْهدِي ِه ْم ِإ َلى‬
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi
Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan (15). Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-
orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus (16).” (QS. Al-Maidah: 15-16).

﴾۵۱﴿ َ‫ع َل ْي ِه ْم ِإ َّن ِفي ذَ ِل َك لَ َر ْح َمةً َو ِذ ْك َرى ِلقَ ْوم يُؤْ ِمنُون‬ َ َ ‫علَي َْك ْال ِكت‬
َ ‫اب يُتْلَى‬ َ ‫أ َ َولَ ْم َي ْك ِف ِه ْم أَنَّا أَ ْنزَ ْلنَا‬

11
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam mim, alif laam
shaad dsb. (lebih lengkapnya lihat footnote selanjutnya nomor 12).
7
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an)
sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan
pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ankabut: 51).
9. Sebagai pengajaran. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qalam: 52, dan Ali Imran: 138.

﴾۵۲﴿ َ‫َو َما ُه َو ِإال ِذ ْكر ِل ْل َعا َل ِمين‬


“Dan tiadalah ia (Al Qur-an), melainkan pengajaran untuk semesta alam.” (QS. AI-Qalam:52).

﴾۱۳٨﴿ َ‫ظة ِل ْل ُمتَّقِين‬


َ ‫اس َو ُهدًى َو َم ْو ِع‬
ِ َّ‫َهذَا بَيَان ِللن‬
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 138).
10. Sebagai petunjuk dan kabar gembira. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Nahl: 89.

َ َ ‫علَي َْك ْال ِكت‬


‫اب ِت ْب َيانًا ِل ُك ِِّل‬ َ ‫الء َون ََّز ْلنَا‬
ِ ‫علَى َه ُؤ‬ َ ‫علَ ْي ِه ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجئْنَا بِ َك‬
َ ‫ش ِهيدًا‬ َ ‫ث فِي ُك ِِّل أ ُ َّمة‬
َ ‫ش ِهيدًا‬ ُ َ‫َو َي ْو َم نَ ْبع‬
﴾٨۹﴿ َ‫ش ْيء َو ُهدًى َو َر ْح َمةً َوبُ ْش َرى ِل ْل ُم ْس ِل ِمين‬ َ
“(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari
mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Nahl: 89).
11. Sebagai pembanding atau pembeda (Furqan) antara yang haq dan bathil. Seperti Firman Allah SWT dalam
QS. Al-Baqarah [2]: 185.

ُ‫ص ْمه‬ ُ ‫ش ْه َر فَ ْل َي‬


َّ ‫ش ِهدَ ِم ْن ُك ُم ال‬َ ‫ان فَ َم ْن‬ ِ َ‫اس َو َب ِِّينَات ِمنَ ْال ُهدَى َو ْالفُ ْرق‬ ِ َّ‫آن ُهدًى ِللن‬ ُ ‫ضانَ الَّذِي أ ُ ْن ِز َل ِفي ِه ْالقُ ْر‬
َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
َّ ُ ‫سفَرفَ ِعدَّة ِم ْن أَيَّام أُخ ََر ي ُِريد‬
‫َللاُ ِب ُك ُم ْاليُس َْر َوال ي ُِريد ُ ِب ُك ُم ْالعُس َْر َو ِلت ُ ْك ِملُوا ْال ِعدَّة َ َو ِلت ُ َك‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ضا أ َ ْو‬ ً ‫َو َم ْن َكانَ َم ِري‬
﴾۱٨۵﴿ َ‫ع َلى َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون‬ َّ ‫ِب ُِّروا‬
َ َ‫َللا‬
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
12. Sebagai pengajaran/pembentang/penjelas (tibyan) segala sesuatu akan ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia
alam dunia dan akhirat. Seperti Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran: 138, dan QS. Yusuf: 111.

8
ِ ‫صدِيقَ الَّذِي َبيْنَ َيدَ ْي ِه َوت َ ْف‬
ْ ‫صي َل ُك ِِّل ش‬
‫َي‬ ْ َ ‫ب َما َكانَ َحدِيثًا يُ ْفت َ َرى َو َل ِك ْن ت‬ ْ ‫ص ِه ْم ِعب َْرة ألو ِلي‬
ِ ‫األل َبا‬ ِ ‫ص‬َ َ‫لَقَ ْد َكانَ فِي ق‬
﴾۱۱۱﴿ َ‫ء َو ُهدًى َو َر ْح َمةً ِل َق ْوم يُؤْ ِمنُون‬
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-
Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf [12]: 111).

﴾۱۳٨﴿ َ‫ظة ِل ْل ُمتَّقِين‬


َ ‫اس َو ُهدًى َو َم ْو ِع‬
ِ َّ‫َهذَا بَيَان ِللن‬
“(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 138).
13. Sebagai tali Allah yang harus diikat kuat dan digenggam teguh dalam hati dan kehidupan, khususnya bersama-
sama agar tidak bercerai-berai. Seperti dalam Firman Allah SWT dalam QS. Al-Zukhruf: 43, dan Ali Imran:
102-103.

ِ ‫علَى‬
﴾٤۳﴿ ‫ص َراط ُم ْست َ ِقيم‬ َ ‫ي ِإلَي َْك ِإنَّ َك‬ ِ ُ ‫ِك ِبالَّذِي أ‬
َ ‫وح‬ ْ ‫فَا ْست َ ْمس‬
“Maka berpeganglah teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu
berada di atas jalan yang lurus.” (QS. Al-Zukhruf [43]: 43).

ِ َ ‫﴾ َوا ْعت‬۱٠۲﴿ َ‫َللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن ِإال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َّ ‫ص ُموا بِ َح ْب ِل‬
‫َللاِ َج ِميعًا َوال‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫شفَا ُح ْف َرة‬
َ ‫علَى‬ ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُو ِب ُك ْم فَأ‬
َ ‫ص َب ْحت ُ ْم ِبنِ ْع َمتِ ِه ِإ ْخ َوانًا َو ُك ْنت ُ ْم‬ َ َّ‫علَ ْي ُك ْمإ ِ ْذ ُك ْنت ُ ْم أ َ ْعدَا ًء فَأَل‬ ِ َّ َ‫تَفَ َّرقُوا َوا ْذ ُك ُروا ِن ْع َمة‬
َ ‫َللا‬
﴾۱٠۳﴿ َ‫َللاُ لَ ُك ْم آ َيا ِت ِه لَ َعلَّ ُك ْمتَ ْهتَدُون‬
َّ ‫ار فَأ َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها َكذَ ِل َك يُ َب ِي ُِّن‬
ِ َّ‫ِمنَ الن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (102). Dan berpeganglah kamu
semuanya kepadatali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (103).” (QS. Ali Imran: 102-103).
14. Sebagai tadzkirah (peringatan) bagi orang-orang yang takut kepada Allah dan terhadap kepemimpinan Al-Qur’an. Seperti
Firman Allah SWT dalam QS. Thaha: 1-4 & 123-124.

﴾۲﴿ ‫علَي َْك ْالقُ ْرآنَ ِلت َ ْشقَى‬


َ ‫َما أ َ ْنزَ ْلنَا‬ ﴾۱﴿ ‫طه‬
﴾٤﴿ َ‫ت ْالعُال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ض َوال‬ ْ َ‫﴾ تَ ْن ِزيال ِم َّم ْن َخلَق‬۳﴿ ‫ِإ َّال ت َ ْذ ِك َرة ً ِل َم ْن َي ْخشَى‬
َ ‫األر‬

9
“Thaahaa[12]{1}. Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah {2}; tetapi
sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) {3}. Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan
bumi dan langit yang tinggi {4}.” (QS. Thaha: 1-4).
ْ َ ِ‫قَا َل ا ْهب‬
﴾۱۲۳﴿ ‫ض ُّل َوال يَ ْش َقى‬ َ َ‫عدُو فَإ ِ َّما يَأ ِتيَنَّ ُك ْم ِم ِِّني ُهدًى َف َم ِن اتَّبَ َع ُهد‬
ِ َ‫اي فَال ي‬ َ ‫ض ُك ْم ِلبَ ْعض‬
ُ ‫طا ِم ْن َها َج ِميعًا َب ْع‬
﴾۱۲٤﴿ ‫ش ُرهُ يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة أ َ ْع َمى‬ َ ً ‫شة‬
ُ ‫ض ْن ًكا َون َْح‬ َ ‫ع ْن ِذ ْك ِري َفإ ِ َّن لَهُ َم ِعي‬ َ ‫َو َم ْن أَع َْر‬
َ ‫ض‬
“Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi
sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka (123).” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-
Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta (124).” (QS. Thaha: 123-124).
15. Sebagai pengawas (Muhaiminun) dan penjaga atas kitab-kitab samawi lainnya, tidak hanya membenarkan
masalah aqidah, akan tetapi masalah syariat alamiyah juga. Al-Qur’an juga menetapkan sebagian hukum-
hukum dari kitab sebelumnya dan mengganti serta mengubah sebagian lainnya.[13] Seperti Firman Allah SWT
dalam QS. Al-Maidah: 48.

‫َللاُ َو َال تَت َّ ِب ْع‬َّ ‫اح ُك ْم َب ْي َن ُه ْم ِب َما أ َ ْنزَ َل‬


ْ ‫ع َل ْي ِه َف‬ ِ ‫ص ِدِّقًا ِل َما َبيْنَ َيدَ ْي ِه ِمنَ ْال ِكتَا‬
َ ‫ب َو ُم َهي ِْمنًا‬ َ ‫ق ُم‬ ِ ِّ ‫اب ِب ْال َح‬
َ َ ‫َوأ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَي َْك ْال ِكت‬
ِ ‫َللاُ لَ َج َعلَ ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
‫احدَة ً َو َل ِك ْن ِل َي ْبلُ َو ُك ْم‬ َّ ‫عةً َو ِم ْن َها ًجا َولَ ْو شَا َء‬ َ ‫ق ِل ُك ِّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك ْم ِش ْر‬
ِ ِّ ‫ع َّما َجا َء َك ِمنَ ْال َح‬ َ ‫أ َ ْه َوا َء ُه ْم‬
ِ ‫فِي َما آَتَا ُك ْم فَا ْست َ ِبقُوا ْال َخي َْرا‬
َّ ‫ت ِإلَى‬
﴾٤٨﴿ َ‫َللاِ َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِميعًا فَيُنَ ِبِّئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم فِي ِه تَ ْخت َ ِلفُون‬
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[14] terhadap kitab-kitab yang
lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu,[15] Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-
Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”. (QS. Al-Maidah: 48).

12
Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al-Qur’an seperti: alif laam raa, alif laam shaad
dsb. Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-
ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. Golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai
nama surat dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik para pendengar supaya
memperhatikan Al-Qur’an itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang tersusun dari
huruf-huruf abjad. Kalau mereka tidak percaya bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad SAW,
maka cobalah mereka buat semacam Al-Qur’an itu.
13
M. Husain Zahabi. Israiliyat dalam Tafsir dan Hadits, tr oleh Didin Hafidhuddin, Litera Antar-Nusa, Jakarta; 1993, hal.2
14
Maksudnya: Al Qur'an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab
sebelumnya.
15
Maksudnya: umat Nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya.
10
16. Sebagai Mukjizat bagi Rasulullah SAW yang bertujuan untuk melemahkan musuh-musuh Allah dan Rasul-
Nya yang meragukan kenabian dan kerasulan-Nya.
Selain itu fungsi Al-Qur’an yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW,
dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Sebagai bukti kedua fungsinya yang terakhir
paling tidak ada dua aspek dalam Al-Qur’an itu sendiri: 1) Isi/kandungannya yang sangat lengkap dan
sempurna; 2) Keindahan bahasa dan ketelitian redaksinya: 3) Kebenaran berita-berita ghaibnya; dan 4)
Isyarat-isyarat ilmiahnya.

2.1.4 Sistematika Al-Qur’an


2.2.2.1 Pengertian Sistematika al-Quran
Sistematika Al-Qur’an berarti pengetahuan mengenai klasifikasi penempatan dan penamaan baik surat
maupun ayat dalam Al-Qur’an.Sistematika al-Qur’an disini adalah pengetahuan mengenai pengelompokan al-
Qur’an kepada surah, ayat, juz, hizb, nifsu, rubu’, dan sejarah-sejarah penemuannya.
Al-Qur’an diturunkan dengan berbagai macam cara serta waktu yang tidak terangkum dalam satu kitab
yang utuh. Oleh karena itu sistematika surat-surat dalam mushaf sekarang berbeda dengan sistematika
turunnya. Pembentukan susunan Al-Qur’an seperti sekarang inipun merupakan proses kondisi atas fisik Al-
Qur’an yang berserakan menjadi satu korpus tunggal pun tidak hanya melibatkan dimensi waktu, sejarah,
tetapi juga tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya.[16]
2. Daftar Penyusunan Sistematika al-Qur’an[17]
1. Peyusunan surah-surah dalam al-Qur’an merupakan ijtihad sahabat, mengingat adanya perbedaan tertib
surah dalam mushaf para sahabat. Seperti mushaf Ali disusun menurut tertib nuzul, dimulai dari Iqra’, al-
Muddatsir, Nuh, dan seterusnya. Dalam mushaf Ibnu Mas’ud surah pertama adalah al-Baqarah, an-Nisa’,
dan kemudian Ali Imran. Menurut Suyuti ini merupakan pendapat jumhur ulama. Imam Malik dan al-
Qadhi Abu Bakar juga mendukung pendapat ini.
2. Tertib surah dalam al-Qur’an adalah tauqifi seperti tertib ayat dengan petunjuk dari rasul dengan wahyu
yang diterimanya. Hal ini diperkuat dengan riwayat yang menyebutkan tertib bacaan nabi dan ijma para
sahabat dengan mushaf Usman.
3. Sebagian surah disusun secara tauqifi dan sebagian lain disusun berdasarkan ijtihad sahabat. Dalam
sebuah hadist riwayat Sa’id bin Khalid dikatakan :“Rasul membacakan tujuh surah-surah yang panjang
dalam satu rakaat.

3. Daftar Sistematika al-Qur’an

16
http://ilhamwarisman.blogspot.com/2013/03/makalah-kronologi-dan-sistematika-al.html
17
http://faqqihna.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
11
1. Al Alaq......................Surah (QS) 96..............total 19 ayat
2. Al Qalam..............Surah (QS) 68..............total 52 ayat
3. Al Muzzammil ...........Surah (QS) 73..............total 20 ayat
4. Al Muddatstsir........... Surah (QS) 74..............total 56 ayat
5. Al Faatihah............... Surah (QS) 1................total 7 ayat
6. Al Lahab................... Surah (QS) 111............total 5 ayat
7. At Takwir.................. Surah (QS) 81..............total 29 ayat
8. Al A'laa..................... Surah (QS) 87..............total 19 ayat
9. Al Lail....................... Surah (QS) 92..............total 21 ayat
10. Al Fajr...................... Surah (QS) 89..............total 30 ayat
11. Adh Dhuhaa.............. Surah (QS) 93..............total 11 ayat
12. Asy Syu'araa'........... Surah (QS) 94..............total 8 ayat
13. Al 'Ashr................... Surah (QS) 103..............total 3 ayat
14. Al 'Aadiyaat............. Surah (QS) 100..............total 11 ayat
15. Al Kautsar............... Surah (QS) 108..............total 3 ayat
16. Al Takaatsur............ Surah (QS) 102..............total 8 ayat
17. Al Maa'uun............... Surah (QS) 107..............total 7 ayat
18. Al Kaafiruun............. Surah (QS) 109..............total 6 ayat
19. Al Fiil........................ Surah (QS) 105..............total 5 ayat
20. Al Falaq.....................Surah (QS) 113..............total 5 ayat
21. An Naas................... Surah (QS) 114..............total 6 ayat
22. Al Ikhlas................... Surah (QS) 112..............total 4 ayat
23. An Najm................... Surah (QS) 53..............total 62 ayat
24. Abasa....................... Surah (QS) 80..............total 42 ayat
25. Al Qadr..................... Surah (QS) 97..............total 5 ayat
26. Asy Syams............... Surah (QS) 91..............total 15 ayat
27. Al Buruuj................. Surah (QS) 85..............total 22 ayat
28. At Tiin..................... Surah (QS) 95..............total 8 ayat
29. Quraisy................... Surah (QS) 106..............total 4 ayat
30. Al Qaari'ah.............. Surah (QS) 101..............total 11 ayat
31. Al Qiyaamah.............Surah (QS) 75..............total 40 ayat
32. Al Humazah............. Surah (QS) 104..............total 9 ayat
33. Al Mursalaat............ Surah (QS) 77..............total 50 ayat
34. Qaaf....................... Surah (QS) 50..............total 45 ayat
35. Al Balad...................Surah (QS) 90..............total 20 ayat

12
36. Ath Thaariq..............Surah (QS) 86..............total 17 ayat
37. Al Qamar.................Surah (QS) 54..............total 55 ayat
38. Shaad.....................Surah (QS) 38..............total 88 ayat
39. Al A'raaf..................Surah (QS) 7..............total 75 ayat
40. Al Jin.......................Surah (QS) 72..............total 28 ayat
41. Yaa siin....................Surah (QS) 36..............total 83 ayat
42. Al-Furqaan...............Surah (QS) 25..............total 77 ayat
43. Faathir......................Surah (QS) 35..............total 45 ayat
44. Maryam....................Surah (QS) 19..............total 98 ayat
45. Thaahaa....................Surah (QS) 20..............total 135 ayat
46. Al Waaqi'ah..............Surah (QS) 56..............total 96 ayat
47. Asir Syu'araa'............Surah (QS) 26..............total 227 ayat
48. An Nam!...................Surah (QS) 27..............total 93 ayat
49. Al Qashash................Surah (QS) 28..............total 88 ayat
50. Al lsraa'.....................Surah (QS) 17..............total 111 ayat
51. Yunus........................Surah (QS) 10..............total 109 ayat
52. Huud.........................Surah (QS) 11..............total 123 ayat
53. Yusuf........................Surah (QS) 12..............total 111 ayat
54. Al Hijr.......................Surah (QS) 15..............total 99 ayat
55. AI An'aam.................Surah (QS) 6..............total 165 ayat
56. Ash Shaaffaat............Surah (QS) 37..............total 182 ayat
57. Luqman.....................Surah (QS) 31..............total 34 ayat
58. Saba'..........................Surah (QS) 34..............total 54 ayat
59. Az Zumar...................Surah (QS) 39..............total 75 ayat
60. Al Mu'min..................Surah (QS) 40..............total 85 ayat
61. Fush shilat..................Surah (QS) 41..............total 54 ayat
62. Asy Syuura.................Surah (QS) 42..............total 53 ayat
63. Az Zukhruf.................Surah (QS) 43..............total 89 ayat
64. Ad Dukhaan...............Surah (QS) 44..............total 59 ayat
65. Al Jaatsiyah................Surah (QS) 45..............total 37 ayat
66. Al Ahqaof …..............Surah (QS) 46..............total 35 ayat
67. Adz Dzaariyaat… .......Surah (QS) 51..............total 60 ayat
68. Al Ghaasyiyah….........Surah (QS) 88..............total 26 ayat
69. Al Kahfi.......................Surah (QS) 18..............total 110 ayat
70. An Nahl.......................Surah (QS) 16..............total 128 ayat

13
71. Nuh..............................Surah (QS) 71..............total 28 ayat
72. Ibrahim........................Surah (QS) 14..............total 52 ayat
73. Al Anbiyaa'..................Surah (QS) 21..............total 112 ayat
74. Al Mu'minuun..............Surah (QS) 23..............total 118 ayat
75. As Sajdah.....................Surah (QS) 32..............total 30 ayat
76. Ath Thuur.....................Surah (QS) 52..............total 49 ayat
77. Al Mulk........................Surah (QS) 67..............total 30 ayat
78. Al Haaqqah...................Surah (QS) 69..............total 52 ayat
79. Al Ma'aarij…................Surah (QS) 70..............total 44 ayat
80. An Naba'.......................Surah (QS) 78..............total 40 ayat
81. An Naazi'aat..................Surah (QS) 79..............total 46 ayat
82. Al Infithaar....................Surah (QS) 82..............total 19 ayat
83. Al Insyiqaaq……..........Surah (QS) 84..............total 25 ayat
84. Ar Ruum........................Surah (QS) 30..............total 60 ayat
85. Al 'Ankabuut..................Surah (QS) 29..............total 69 ayat
86. Al Muthaffifiin...............Surah (QS) 83..............total 36 ayat
87. Al Baqarah……..............Surah (QS) 2...............total 286 ayat
88. Al Anfaal……................Surah (QS) 8…............total 75 ayat
89. Ali'Imran.........................Surah (QS) 3................total 200 ayat
90. Al Ahzab.........................Surah (QS) 33..............total 73 ayat
91. Al Mumtahanah..............Surah (QS) 60...............total 13 ayat
92. An Nisaa'.........................Surah (QS) 4................total 176 ayat
93. Az Zalzalah…….............Surah (QS) 99..............total 8 ayat
94. Al Hadiid.........................Surah (QS) 57..............total 29 ayat
95. Muhammad......................Surah (QS) 47..............total 38 ayat
96. Ar Raid.............................Surah (QS) 13..............total 43 ayat
97. Ar Rahmaan......................Surah (QS) 55..............total 78 ayat
98. Al Insaan...........................Surah (QS) 76..............total 31 ayat
99. Ath Thalaaq.......................Surah (QS) 65..............total 12 ayat
100. Al Bayyinah.................Surah (QS) 98..............total 8 ayat
101. Al Hasyr.......................Surah (QS) 59..............total 24 ayat
102. An Nuur.......................Surah (QS) 24..............total 64 ayat
103. Al Hajj..........................Surah (QS) 22..............total 78 ayat
104. Al Munaatiquun…........Surah (QS) 63..............total 11 ayat
105. Al Mujaadilah……........Surah (QS) 58..............total 22 ayat

14
106. Al Hujuraat....................Surah (QS) 49..............total 18 ayat
107. AtTahriim......................Surah (QS) 66..............total 12 ayat
108. At Taghaabun................Surah (QS) 64..............total 18 ayat
109. Ash Shaft.......................Surah (QS) 61..............total 14 ayat
110. Al Jumu'ah.....................Surah (QS) 62..............total 11 ayat
111. Al Fath...........................Surah (QS) 48..............total 29 ayat
112. Al Maidah......................Surah (QS) 5................total 120 ayat
113. At Taubah......................Surah (QS) 9...............total 129 ayat
114. An Nashr........................Surah (QS) 110...........total 3 ayat

2.2 Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam

2.2.1 Pengertian Hadits

Hadits merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad saw baik berupa pernyataan, pengamalan,
pengakuan maupun ketetapan (taqrir) yang beredar pada masa itu hingga beliau wafat dan disepakati sebagai
sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.[18] Allah swt telah mewajibkan untuk menaati hukum-
hukum dan perbuatan-perbuatan yang disampaikan oleh nabi Muhammad sawdalam haditsnya
Hal ini sejalan dengan firman Allah swt:

ِ ‫شدِيدُ ْال ِعقَا‬


‫ب‬ َّ ‫َللاَ ِإ َّن‬
َ َ‫َللا‬ َ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم‬
َّ ‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُهوا َواتَّقُوا‬ َّ ‫َو َما آَت َا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬

Artinya:
” … Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah, …” (QS Al Hasyr : 7)
Perintah meneladani Rasulullah sawini disebabkan seluruh perilaku Nabi Muhammad sawmengandung
nilai-nilai luhur dan merupakan cerminan akhlak mulia. Apabila seseorang bisa meneladaninya maka akan
mulia pula sikap dan perbutannya. Hal tersebut dikarenakan Rasulullah sawmemilki akhlak dan budi pekerti
yang sangat mulia. Hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua, juga dinyatakan oleh Rasulullah saw:

ُ ‫سنَّةَ َر‬
‫س ْو ِل ِه‬ َّ ‫َضلُّ ْوا َما ت َ َم‬
َ ‫ ِكت‬: ‫س ْكت ُ ْم بِ ِه َما‬
ُ ‫َاب للاِ َو‬ ِ ‫ت ََر ْكتُ فِ ْي ُك ْم أ َ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬

Artinya:

18
Dr. H. Erfan Soebahar, M.Ag, Menguak Fakta Keabsahan Al – Sunnah( Jakarta Timur; Prenada media,2003 ) hal 3
15
“Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan sesat selama kalian berpegangan kepada
keduanya, yaitu kitab Allah dan sunah Rasulnya”. (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi,
Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah,
hlm. 12-13).

2.2.2 Kedudukan Hadits

Iman Asy-Syathibi menerangkan dalam karyanya Al-Muwafaqat bahwa sunnah dibawah derajat Al-Quran
dengan alasan :
1. As-sunnah menjadi bayan (keterangan) Al-Qur’an.
2. As-sunnah menerangkan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an, bukan Al-Qur’an menerangkan
hukum sunnah.
3. As-sunnah menguatkan kemutlakan Al-Qur’an, mengkhususkan keumuman Al-Qur’an dan
mengihtimalkan lahirnya Al-Qur’an.[19]
Dalam hal mengishtinbatkan hukum, maka sunnah mempunyai batas-batas :
1. Sunnah mensyari’atkan apa-apa yang disyari’atkan oleh Allah SWT agar diikuti dan dilaksanakan.[20]
2. Sunnah Nabi menerangkan apa-apa yang disyari’atkan oleh Al-Qur’an dalam hal menjelaskan ayat-ayat
yang umum, mentabyinkan ayat-ayat yang muhtamil dan mentaqyidkan ayat-ayat yang mutlak.
3. Sunnah berwenang membuat berbagai macam hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Untuk
hal ini, Nabi saw berpedoman kepada ilham dan petunjuk dari Allah dan ada pula yang berdasarkan ijtihad
Rasulullah sendiri.
Imam Syafi’i menguraikan kedudukan sunnah terhadap Al-Qur’an sebagai berikut:
1. Sunnah itu bayanut tafshil, keterangan yang menjelaskan ayat-ayat yang mujmal.
2. Sunnah itu bayanut takhsis yaitu keterangan yang mentakhsiskan segala keumuman Al-Qur’an.
3. Sunnah itu bayanut ta’yin yaitu keterangan yang menentukan mana yang dimaksud dari dua kata atau tiga
macam persoalan yang semuanya mungkin untuk dijelaskan secara terang.
4. Sunnah itu bayanut ta’kid yaitu keterangan sunnah yang bersesuaian benar dengan petunjuk Al-Qur’an
dari segala jurusan dan ia menguatkan apa yang dipaparkan ayat-ayat Al-Qur’an.
5. Sunnah itu bayanut tafsir yaitu keterangan sesuatu hukum dari Al-Qur’an, yang menerangkan apa yang
dimaksud oleh ayat-ayat yang tersebut dalam Al-Qur’an.
6. Sunnah itu bayanut tasyri yaitu keterangan sesuatu hukum yang tidak diterangkan dalam Al-Qur’an.
Dalam menyampaikan Al Qur’an, Rasulullah SAW hanya meneruskan apa yang diwahyukan kepada
beliau, tanpa hak untuk menambah, mengurangi atau mengubah satu patah katapun. Sedangkan dalam

19
Sebagaimana hal ini tersebut dalam kitab-kitab usul fiqih
20
Seperti dalam Al-Qur’an perintah untuk mendirikan shalat, mengerjakan haji dan lain- lain
16
mendakwahkan petunjuk selain beliau menyampaikannya dengan ucapan, dalam hal itu kata-kata dan
susunannya berasal dari Muhammad SAW sendiri. Hadits Qudsi, walaupun dimulai dengan
pernyataan: “Allah berfirman”, kalimatnya tetap dari Rasul. Beliau hanya menerangkan firman Allah yang
beliau terima sebagai ilham. Pada waktu lain beliau mengemukakan petunjuk Allah itu dengan perbuatan,
termasuk dengan berdiam diri ketika melihat perbuatan seseorang. Berdiam diri itu merupakan taqrir atau ijin
bagi yang hendak melakukan perbuatan tersebut. Muhammad SAW meskipun menjadi Nabi yang menerima
wahyu, sekaligus seorang Rasul, utusan yang bertugas menyampaikan wahyu dan petunjuk lain yang
diilhamkan kepada beliau, tetap manusia biasa yang mempunyai keinginan, pikiran dan pendapat.
Maka dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menunaikan tugasnya, beliau juga ber-
ijtihad dengan menggunakan akalnya. Ketika menyampaikan ijtihad-nya Muhammad dapat dibantah, bahkan
bersedia mengubah ketetapannya bila ternyata ada ijtihad lain yang lebih baik. Tetapi tatkala melaksanakan
petunjuk Allah, tidak ada siapapun yang boleh turut campur apa lagi mengoreksinya.

2.2.3 Fungsi Hadits

Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam, antara satu
dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan, Al Qur’an sebagai sumber
pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global.
Banyak ayat Al Qur’an dan Hadits yang memberikan pengertian bahwa Hadits itu merupakan sumber
hukum Islam selain Al Qur’an yang wajib diikuiti, baik dalam bentuk perintah maupun larangannya.[21]
Hadits sebagai bayan (penjelas) dalam ajaran Islam berfungsi sebagai memperkokoh apa yang
terkandung dalam al-Qur’an (bayan taqrir), sebagai penjelas ayat yang mujmal (bayan tafsir), mengadakan
suatu hukum yang belum ada dalam al-Qur’an (bayan tasyri’), dan juga sebagai mengganti suatu hukum atau
menghapus suatu hukum (bayan nasakh).[22]

Fungsi Hadits sebagai penjelas (bayan) terhadap al-qur’an ada 4 macam, yaitu:

1. Bayan At-Taqrir
Bayan at-Taqrir disebut juga dengan bayan al-taklid dan bayan al-itsbat. Yang dimaksut dengan bayan ini,
ialah menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan di dalam Al Qur’an. Fungsi Hadits dalam hal
ini hanya memperkokoh isi kandungan Al Qur’an. Suatu contoh Hadits yang diriwayatkan Muslim dari Ibnu
Umar, yang berbunyi sebagai berikut :

21
Erfan Soenahar,Hadits Nabi,(Semarang:FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG,2012),hlm,1-3

22
Nurrudin ‘itr,’Ulum Al-Hadits,(Bandung:Remaja Rosdakarya,1994),hlm,1-2
17
) ‫ارأَت ُ ُم ْوهُ فَا َ ْف ِط ُر ْوا (رواه مسلم‬ ُ َ‫ارا َ ْيت ُ ُه ْم ْال ِه َاللَف‬
َ َ‫ص ْو ُم ْو َاواِذ‬ َ َ‫فَ ِاذ‬

“Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu
berbukalah”. (H.R Muslim)
Hadits ini datang men-taqrir ayat Al Qur’an dibawah ini :

ُ َ‫ش ْه َر فَ ْلي‬
) 2: ‫ص ْمهُ )البقره‬ َّ ‫ش ِهدَ ِمن ُك ُم ال‬
َ ‫فَ َمن‬

Contoh lain, Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, yang berbunyi sebagai berikut :

)‫ضأ َ ( رواه البخارى‬ َ َ‫ص َالة ُ َم ْن أَحْ د‬


َ ‫ث َحتِّى َيت ََو‬ َ ‫سلَّ َم َالت ُ ْقبَ ُل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫صلَى‬
َ ُ‫َللا‬ ِّ ‫س ْو ُل‬
َ ِ‫َللا‬ ُ ‫قا َل َر‬

“Rasul saw telah bersabda : tidak diterima shalat seseotang yang berhadats sebelum ia berwudhu”. ( HR
Bukhari )
Hadits ini mentaqrir Q.S Al Maidah : 6 mengenai keharusan berwudhu ketika seseorang akan mendirikan
shalat. Ayat dimaksut berbunyi

۟ ‫س ُح‬
‫وا بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن‬ ِ ِ‫وا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ْٱل َم َراف‬
َ ‫ق َوٱ ْم‬ َّ ‫ ٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى ٱل‬. (6:‫(المائدة‬
۟ ُ‫صلَ ٰوةِ فَٱ ْغ ِسل‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki...”
2. Bayan al Tafsir
Yang dimaksut bayan al-tafsir adalah bahwa kehadiran hadits berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran
terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan persyaratan/batasan (taqyid)
ayat-ayat Al Qur’an yang bersifat mutlak, dan mengkhusukan (takhsis) terhadap ayat-ayat Al Qur’an yang
masih bersifat umum. Di antara contoh tentang ayat-ayat Al Qur’an yang masih mujmal adalah perintah
mengerjakan shalat, pusa, zakat, disyari’atkannya jual beli, nukah, qhisas, hudu, dan sebagainya. Ayat-ayat
Al Qur’an tentang masalah ini masih bersifat mujmal, baik mengenai cara mengerjakan, sebab-sebab, syarat-
syarat, halangan-halangannya. Oleh karena itulah Rasulullah saw melalui Hadits nya menafsirkan dan
menjelaskan masalah-masalahtersebut. Contoh Hadits yang berfungsi sebagai bayan al-tafsir

َ ُ ‫ارأ َ ْيت ُ ُم ْونِي أ‬


)‫صلِّى(رواه البخارى‬ َ ‫صلُّ ْوا َك َم‬
َ

“Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat” (HR Bukhori)


Hadits ini menjelaskan bagaimana mendirikan shalat. Sebab dalam Al Qur’an tidak menjelaskan secara rinci.
Shalah satu ayat yang memerintahkan shalat adalah

18
)43:‫البقره‬ َ‫ٱلر ِكعِين‬ ۟ ُ‫ٱر َكع‬
َّ ٰ ‫وا َم َع‬ ۟ ُ ‫صلَ ٰوة َ َو َءات‬
َّ ‫وا‬
ْ ‫ٱلزك َٰوة َ َو‬ ۟ ‫) َوأ َ ِقي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬

“Dan kerjakanlah shalat, tunaikan zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang ruku’.” (Q.S Al Baqarah :
43 )
Sedangkan contoh Hadits yang membatasi (taqyid) ayat-ayat Al Qura’an yang bersifat mutlak, antara lain
seperti sabda Rasulullkah saw. :

‫َف‬ َ ‫ط َع يَدَهُ ِم ْن ِم ْف‬


َّ ‫ص ِل الك‬ َ َ‫ارق فَق‬
ِ ‫س‬َ ِ‫سلَّ َم ب‬
َ ‫َللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
ِّ ‫س ْو ُل‬
ُ ‫ي َر‬ ُ
َ ِ‫أت‬

“Rasulullah mendatangi sesorang dnegan membawa pencuri, maka Beliau memotong tangan pencuri dari
pergelangan tangan”.
Hadits ini men-taqyid Q.S Al-Maidah :38 yang berbunyi :

ٌ ‫َّللاُ َع ِز‬
‫يز َح ِكي ٌم‬ ً ‫طعُوا أ َ ْي ِديَ ُه َما َجزَ ا ًء ِب َما َك َس َبا نَك‬
ِ َّ َ‫َاًل ِمن‬
َّ ‫َّللا ۗ َو‬ َ ‫َّارقَةُ فَا ْق‬
ِ ‫َّار ُق َوالس‬
ِ ‫َوالس‬

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri , potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan
bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.” (QS Al Maidah:38)
Sedangkan contoh Hadits yang berfungsi untuk men-takhshish keumuman ayat-ayat Al Qur’an adalah :

ُ‫ث َمات ََر ْكنَاه‬ ِ َ‫نَحْ نُ َمعَا ِش َراأل َ ْنبِي‬


ُ ‫اءالَنُ ِر‬
“Kami para Nabi tidak meninggalkan harta warisan.”

ُ ‫سلِّ َم الَ َي ِر‬


)‫ث ال ُم ْس ِل ُم الكَافِ ُر َوالَالكَافِ ُرال ُم ْس ِل َم (رواه البخارى‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َللا‬ ُّ ‫قَا َل النِّب‬
َ ‫ي‬

Nabi Muhammad bersabda: “Tidaklah orang Muslim mewarisi dari orang kafir, begitu juga Kafir tidak
mewarisi dari orang Muslim” (HR Bukhori)
Kedua Hadits tersebut men-takhsis keumuman ayat :

ِّ ِ ‫َللاُ فِي أ َ ْوال ِد ُك ْم ِللذَّك َِر ِمثْ ُل َح‬


‫ظ األ ْنث َ َيي ِْن‬ َّ ‫ُوصي ُك ُم‬
ِ ‫ي‬

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka) untuk anak-anakmu. Yaitu: kebahagiaan anak
laki-laki sama dengan kebahagiaan anak perempuan...” (Q.S An-Nisa : 11)

3. Bayan at-Tasyri’
Yang dimaksut dengan bayan at-tasyri’ adalah mewujudakn suatu hukum atau ajaran-ajaran yang
tidak didapati dalam Al Qur’an, atau dalam Al Qur’an hanya terdapat pokok-pokoknya saja.

19
Hadits-hadits Rasul saw yang termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya, diantarnya hadits tentang
penetapan haramnya mengumpulkan dua wanita bersaudara (antara istri dan bibinya), hukum merajam pezina
wanita yang masih perawan, dan hukum tentang hak waris bagi seorang anak. Suatu contoh hadits tentang
zakat fitrah, sebagai berikut :

َ‫ش ِعيْر َعلَى ُك َّل ُح ًّر ْأو َعبْدذَكَرأ َ ْوأ ُ ْنثى ِمن‬ َ ‫ًام ْن ت َْمرأَ ْو‬
َ ‫صاعًا ِم ْن‬ ِ ‫صا ع‬ ِ َّ‫ضانَ َعلَى الن‬
َ ‫اس‬ ْ ‫ض زَ كَاة َ ال ِف‬
َ ‫ط ِر ِم ْن َر َم‬ َ ‫سلَّ َم فَ َر‬ ِّ ‫صلَّى‬
َ ‫َللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َللا‬
ِّ ‫س ْو َل‬
ُ ‫َر‬
‫ال ُم ْس ِل ِمينَ (رواه مسلم‬

“Bahwasanya Rasul saw, telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satu sukat
(sha’) kurma atau gandum untuk setiap orang, baik merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan
Muslim”. (HR Muslim)
Hadits Rasul saw yang termasuk bayan at-Tsyri’ ini wajib diamalkan, sebagaimana kewajiban mengamalkan
hadits-hadits lainnya.

4. Bayan An-Nasakh
Bayan jenis keempat ini, terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengakui dan menerima fungsi hadits
sebagai nasikh terhadap sebagian hukum Al Qur’an dan ada juga yang menolaknya.
Kata nasakh secara bahasa berarti ibthal (memindahkan), dan taghyir (mengubah). Paraulama mengartikan
bayan an-nasakh ini banyak yang melalui pendekatan bahasa, sehingga diantara mereka terjadi perbedaan
pendapat dalam menta’rifkannay. Termasuk perbedaan pendapat ulama mutaakhirin dan ulama mutakadimin.
Menurut pendapat ulama mutakaddimin, bahwa terjadi nasakh karena adanya dalil syara’ yang mengubah
suatu hukum (ketentuan) meskipun jelas, karena telah berakhir masa keberlakuannya serta tidak bisa
diamalkan lagi , dan Syari’ (pembuat syari’at) menurunkan ayat tersebut tidak diberlakukan untuk selama-
lamanya.
Ketentuan yang datang kemudian, menghapus ketentuan yang datang terdahulu , karena yang terakhir
dipandang lebih luas dan lebih cocok dengan nuansanya. Ketidakberlakuan suatu hukum (nask wa al-
mansukh)harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan terutama syarat ketentuan adanya nask wa mansukh.
Pada akhirmya Hadits yang sebagai ketentuan yang datang kemudian daripada Al Qur’an dapat menghapus
ketentuan dan isi kandungan Al Qur’an
Salah satu contoh yang biasa yang biasa diajukan oleh para ulama ialah hadits yang berbunyi :

‫صيَّةَ ِل َو ِارث‬
ِ ‫الَ َو‬

“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”


Hadits ini menurut mereka menasakh isi firman Allah SWT :

20
َ‫وف ۖ َحقًّا َعلَى ْٱل ُمتَّقِين‬
ِ ‫ص َّيةُ ِل ْل ٰ َو ِلدَي ِْن َو ْٱأل َ ْق َر ِبينَ ِب ْٱل َم ْع ُر‬
ِ ‫ض َر أ َ َحدَ ُك ُم ْٱل َم ْوتُ ِإن ت ََركَ َخي ًْرا ْٱل َو‬
َ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم ِإذَا َح‬
َ ‫ُك ِت‬

“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf (ini adalah)
kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa”. (QS Al-Baqarah : 180 ).[23]

2.2.4 Sistematika Al-Hadits

Penulisan kitab-kitab Hadits selalu berkembang dan mempunyai cara dan corak yang berbeda-beda,
terutama dalam sistematikanya. Para pengkaji dan peneliti Hadits yang datang kemudian telah
mengelompokkan kitab-kitab Hadits yang bervariasi tersebut ke dalam beberapa kelompok. Secara garis
besar sebagai berikut.[24]

1. Kitab-kitab Hadits yang Disusun Berdasarkan Bab (al-Asnaf)

Teknik penyusunan kitab jenis ini adalah mengumpulkan Hadits-hadits yang memiliki tema yang sama
menjadi satu judul umum yang mencakupnya; seperti Kitāb as-Salāh, Kitāb az-Zakāh, dan Kitāb al-Buyū’.
Kemudian Hadits-haditsnya dibagi-bagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab mencakup satu atau
beberapa Hadits yang berisi masalah juz’iyyah. Setiap bab diberi judul yang menunjukkan temanya, seperti
bab Miftāh as-Salāh at-Tahūr.

2. Kitab-kitabHadits yang disusun berdasarkan urutan nama-nama sahabat

Teknik penyusunan Hadits ini sangat membantu dalam mengetahui jumlah dan jenisHaditsyang
diriwayatkan oleh para sahabat dari Nabi saw. Dan mempermudah pengecekannya. Dan keberadaan kitab
seperti ini sangat berfaidah bagi pencarian sumberHaditsyang telah diketahui nama sahabat yang
meriwayatkannya.

3. Al-Ma‘ājim

Al-Ma‘ājim menurut para muhaddisin adalah kitab Hadits yang disusun berdasarkan susunan guru-guru
penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah (alfabetis). Beberapa kitab mu’jam
yang terkenal ada tiga buah yaitu kitab mu’jam karya Al-Muhaddis al-Hafizh al-Kabir Abu Al-Qasim

23
Munzeir Suparta,Ilmu Hadits,(Jakarta:PT Raja Grafindo,2003),hlm,58-67

24
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/12/macam-macam-kitab-hadis- -makalah.html
21
Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H). Ketiga kitab mu’jam itu adalah: al-Mu’jam al-Sagīr, al-Mu’jam
al-Ausat, dan al-Mu’jam Al-Kabīr.

4. . Kitab-kitab yang disusun berdasarkan urutan awal Hadits

Yaitu kitab-kitab Hadits yang menyebutkan beberapa kata awal setiap Hadits yang disusun berdasarkan
urutan mu’jam. Jadi dimulai dengan Hadits yang diawali dengan huruf alif, lalu Hadits yang diawali dengan
huruf ba’, dan seterusnya. Kitab seperti ini memberikan banyak kemudahan bagi orang yang menelaahnya.
Akan tetapi, terlebih dahulu harus diketahui dengan pasti huruf awal setiapHadits yang dicari sumbernya itu.

5. Kitab-kitab Himpunan Hadits

Yaitu kitab-kitab yang disusun untuk menghimpun Hadits dari sejumlah kitab sumber Hadits.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Al-qur’an sebagai sumber hukum Islam yang pertama yaitu Al-qu’an berisi tentang semua kehidupan
yang ada di alam, perintah, akidah dan kepercayaan, akhlak yang murni, mengenai syari’at dan hukum dan
sebagai petunjuk umat Islam. Sedangkan Hadits itu sebagai sumber hukum islam ke dua karena dalam Dalil
al-qur’an mengajarkan kita untuk mempercayai dan menerima apa yang telah disampaikan oleh Rasul untuk
dijadikan sebagai pedoman hidup. Selain itu dalam hadits juga terdapat pertnyataan bahwa berpedoman pada
hadits itu wajib, bahkan juga terdapat dalam salah satu pesan Rasulullah berkenaan menjadikan hadist sebagai
pedoman hidup setelah Al-qur’an sebagai sumber yang pertama.

Al-Hadits merupakan sumber kedua bagi ajaran Islam, dialah sumber yang paling luas, yang terinci
penjelasannya, dan paling lengkap susunannya. Sunnah memberikan perhatian yang penuh dalam menjelaskan
Al-Qur’an. Oleh sebab itu, tidaklah seharusnya dalam urusan istinbat hukum Islam, orang mencukupkan Al-
Qur’an saja, tanpa membutuhkan penjelasan dari As-Sunnah.

Menurut Mahmud Thahan ada empat cara yang bisa digunakan untuk mengetahui hadits itu shahih
atau bukan. Keempat cara tersebut adalah sebagai berikut:

22
Pertama, pengakuan dari pemalsu hadits itu sendiri. Misalnya, Abu ‘Ismah Nuh bin Abu Maryam
pernah mengaku bahwa ia permah memalsukan hadits terkait keutamaan berapa surat dalam Al-Qur’an.
Hadits palsu ini ia sandarkan kepada sahabat Ibnu Abbas RA.

Kedua, menelusuri tahun kelahiran orang yang meriwayatkan hadits dengan tahun wafat gurunya yang
disebutkan dalam silsilah sanad. Kalau perawi hadits itu lahir setelah wafat gurunya, maka hadits tersebut
bisa dikategorikan hadits palsu karena tidak mungkin keduanya bertemu.

Ketiga, melihat ideologi perawi hadits. Sebagian perawi hadits ada yang fanatik dengan aliran teologi
yang dianutnya. Misalnya, perawi hadits Rafidhah yang sangat fanatik dengan ideologinya, maka hadits-
hadits yang disampaikannya terkait keutamaan ahlul bait perlu ditelusuri kebenarannya.

Keempat, memahami kandungan muatan hadits dan rasa bahasanya. Biasanya hadits palsu secara tata
bahasa tidak bagus dan terkadang maknanya bertentangan dengan Al-Qur’an.

Maka dari itulah, jangan terlalu mudah kita mengambil suatu hukum dari Al-Qur’an tanpa melihat
terlebih dahulu apakah ada hadits yang menjelaskan tentang ayat tersebut.

Marilah kita gali potensi kemampuan kita dalam memahami Al-Qur’an dan Al-Hadits agar kita mampu
memahami agama dengan baik dan benar.

Al-qur’an dan Hadits adalah sebagi pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran dalam Islam antara satu
dengan yang lain tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, hadist adalah sumber hukum islam kedua setelah
al-quran

23
DAFTAR PUSTAKA

Afrozi,Agus Salim.2015. Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam. Tangerang: Prodi Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Pamulang
Ahmad Maulidin dkk.2013. Makalah Sumber-sumber Ajaran Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Wali Songo
docs.google.com/document/d/15g-FHTwQi9AVl13Inmn04z12vZYSyoruskn8mxrbh2o/preview?pli=1 [14
Desember 2015]
“Al-Qur’an; Pengertian, kedudukan dan Fungsi serta Sejarah Kodifikasi”, Jakarta, 2001.
As-Shalih. Subhi, Dr. 1996. “Mabahits fi Ulumil-Qur’an” diterjemahkan menjadi Membahas ilmu Al-
Qur’an oleh tim pustaka firdaus. Pustaka Firdaus, Jakarta.
Chalil Munawar. 1998. “Kelengkapan tarikh Nabi Muhammad SAW”.
Faridl, Miftah. 2004. “Pokok-pokok Ajaran Islam”.
http://opi.110mb.com/.
Jannah, Roudhotul. 2000. “Manhaj Tarbiyah Islamiyah”, e-Indonesia. Jilid I, Jakarta.
Kementerian Agama. 1974. “Terjemahan Al-Qur’an”, Jakarta: Departemen RI.
Muhammad, Syaikh, bin ’Utsmani. 1995. “Shuul Fii at-Tafsiir”, hal.9-11.
Nata, Abuddin, Drs, M.A. 1995. “Al-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah I)”. PT. RajaGrafindo Persada:
Jakarta.
Surin, Bachtiar. 1978. “Terjemah dan tafsir Al-Qur’an 30 Juz huruf Arab dan Latin”. Fa Sumatra: Bandung.
Zuri, Alam L. “Pengertian Al-Qur’an”, www.grameenfoundation.org (Di akses pada 12 September 2010).
Rahman, Zufran. 1995.”Kajian Sunnah Nabi saw Sebagai Sumber Hukum Islam”.Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya.
Aghnides, Nicolas P. 1984.”Pengantar Ilmu Hukm Islam”. Solo: Ramadhani
http://abdullah21.wordpress.com/2008/10/13/sumber-%E2%80%93-sumber-ajaran-islam/
Amin, Muhammadiyah, Ilmu Hadist, Yogyakarta: Graha Guru, 2008
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadist, Semarang : Pustaka Rizki
Putra
Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1996
Suparta, Munzier. ILMU HADITS . Jakarta : Fajar Interpratama Offset, 2003
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195510071990011-
DEDENG_ROSIDIN/MODUL_USHUL_FIQIH.pdf
Soenahar Erfan,2012.Hadits xNabi.Semarang:FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO
SEMARANG.
Nurrudin,1994.’Ulum Al-Hadits.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Munzeir Suparta,2003.Ilmu Hadits.Jakarta:PT Raja Grafindo.

24

Anda mungkin juga menyukai